=
Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi orde dua atau bukan dapat diselidiki
seperti pada reaksi tingkat satu yaitu :
1. Dengan memasukkan harga a, b, t dan x pada persamaan :
( )
( ) x b a
x a b
ln
b) t(a
1
k
2
=
Bila harga-harga k
2
tetap maka reaksi orde dua.
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
4
2. Secara grafik
( )
( )
( ) ( ) a
b
log
b a k
2,303
x b a
x a b
log
b a k
2,303
t
2 2
+
=
Bila reaksi orde dua maka grafik t terhadap log
( )
( ) x b
x a
=
Untuk konsentrasi sama :
( ) a k
1
b a k
1
t
a
1
x a
1
k
2 2
2
=
=
=
Jadi grafik
x a
1
\
|
Jika a = b = 1, persamaan diatas menjadi
| | | |
| | | |
| || |
kt
A B
A B
ln
B - A
1
0
0
0 0
=
|
|
.
|
\
|
Plot kiri dari persamaan diatas terhadap t akan merupakan garis lurus. Konstanta laju
dapat dihitung dari kemiripan dan konsentrasi awal reaktan dari intersep tersebut.
Saponifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol, dengan
menghidrolisa dengan basa, suatu lemak atau minyak.Sabun merupakan garam logam
alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan Alkali yang digunakan
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
6
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun keras adalah natrium hidroksida dan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun lunak adalah kalium hidroksida.
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat
pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan
larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa
lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
V. Alat dan Bahan
V.1. Alat
- Corong kaca
- Stopwatch
- Gelas kimia
- Erlenmeyer
- Buret
- Statif dan klem
- Gelas ukur
- Thermometer
- Pipet tets
V.2. Bahan
- Larutan etil asetat 0.02 N
- Indikator PP
- Larutan NaOH 0.02 N
- Aquades
- Larutan HCl 0.02 N
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
7
VI. Diagram Alir
125 mLEtil Asetat 0.02 N 100 mLNaOH0.02 N
Campuran Larutan
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Diletakkan di dalam thermostat untuk mencapai suhu
yang sama dengan 100 mL NaOH 0.02 N
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Diletakkan di dalam thermostat untuk mencapai suhu
yang sama dengan 125 mL etil asetat 0.02 N
125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan cepat ke dalam larutan 100 mL
NaOH 0.02 N
Dikocok dengan baik
Dijalankan stopwatch pada saat kedua larutan bercampur
10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N 10 mLHCl 0.02 N
Setelah 3 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 8 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 15 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 25 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 40 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 65 menit
bereaksi dipipet 5
mL dan
dimasukkan ke
erlenmeyer yang
berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N
Setelah 2 hari bereaksi,
Dipanaskan
Didinginkan
Dipipet 5 mL dan
dimasukkan ke erlenmeyer
yang berisi dengan 10 mL
HCl 0.02 N
V NaOH V NaOH V NaOH V NaOH V NaOH V NaOH V NaOH
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Diaduk dengan
baik
Dititrasi dengan
NaOH 0.2N
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
8
- Masing-masing dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berbeda
- Diletakkan di dalam thermostat
(sampai suhu keduanya sama)
VII. Hasil Pengamatan
No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN
- 125 mL Etil Asetat
0.02N =
larutan jernih tak
berwarna
- 100 mL NaOH 0.02N =
larutan jernih tak
berwarna
- 10 mL HCl 0.02 N =
larutan jernih tak
berwarna
- Indicator PP =
larutan jernih tak
berwarna
- NaOH 0.02 N =
larutan jernih tak
berwarna
- 125 mL Etil Asetat
0.02N + 100 mL NaOH
0.02N =
larutan jernih tak
berwarna, terbentuk
endapan putih
- 125 mL Etil Asetat
0.02N + 100 mL NaOH
0.02N + 10 mL HCl
0.02 N =
larutan jernih tak
berwarna
- 125 mL Etil Asetat
0.02N + 100 mL NaOH
0.02N + 10 mL HCl
0.02 N + Indikator PP =
larutan jernih tak
berwarna
- Dititrasi dengan
NaOH=
larutan merah muda
- Volume NaOH :
a. t=3 V= 8,1 ml
b. t=8 V= 8,5 ml
c. t=15 V= 8,6 ml
d. t=25 V= 8,8 ml
e. t=40 V= 9,1 ml
f. t=65 V= 9,4 ml
- CH
3
COOC
2
H
5
+
NaOH CH
3
COONa
+ C
2
H
5
OH
- Reaksi berorde dua
-
Reaksi
saponifikasi etil
asetat merupakan
reaksi berorde dua
Campuran Larutan
- 125 mL etil asetat 0.02 N
dicampurkan dengan cepat ke dalam
larutan 100 mL NaOH 0.02 N
- Dikocok dengan baik
- Dijalankan stopwatch pada saat
kedua larutan bercampur
125 mL
etil asetat
0,02 N
100 mL
NaOH
0,02 N
Kedua Suhu Larutan Sama
Campuran Larutan
- Setelah 3 menit dipipet 5 mL dan dimasukkan ke
Erlenmeyer yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 N
- Diulangi pengambilan pada menit 8, 15, 25, 40,
dan 65
- Diaduk dengan baik
- Ditambah indicator PP
- Dititrasi dengan NaOH 0.02 N
V NaOH
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
9
No ALUR KERJA HASIL AWAL HASIL AKHIR DUGAAN (REAKSI) KESIMPULAN
- Campuran larutan yang
disimpan selama 2 hari=
larutan keruh
- Setelah dipanaskan =
larutan jernih tak
berwarna
- Setelah didingnkan=
larutan jernih tak
berwarna
- Campuran + 10 mL HCl
0.02 N =
larutan jernih tak
berwarna
- Ditambah indicator PP =
larutan jernih tak
berwarna
- Dititrasi dengan NaOH=
larutan merah muda
- V NaOH= 9,6 ml
Campuran Larutan
- Disimpan 2 hari
- Dipanskan
- Didinginkan
- Dipipet 5 mL dan dimasukkan ke Erlenmeyer
yang bersi dengan 10 mL HCl 0.02 N
- Diaduk dengan baik
- Ditambah indicator PP
- Dititrasi dengan NaOH 0.02 N
V NaOH
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
10
VIII. Analisis dan Pembahasan
Percobaan mengenai kinetika reaksi saponifikasi etil asetat yang bertujuan untuk
memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan hidroksida adalah reaksi orde 2, dan
menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut. Langkah pertama adalah
menyiapkan 125 mL etil asetat 0.02 N dan 100 mL NaOH 0.02 N, keduanya berupa
larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya 125 mL etil asetat 0.02 N dicampurkan dengan
cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 N, reaksi yang dihasilkan adalah berupa
larutan jernih tak berwarna dan terbentuk endapan putih. Persamaan reaksi dari kedua
larutan tersebut adalah:
CH
3
COOC
2
H
5(aq)
+ NaOH
(aq)
CH
3
COONa
(aq)
+ C
2
H
5
OH
(aq)
Campuran larutan dikocok dengan baik selama selang waktu yang berbeda. Selang
waktu pertama campuran larutan dikocok dengan baik selama 3 menit, kemudian
diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak
berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl
0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.1 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 8 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
11
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.5 mL.
Selang waktu ketiga campuran larutan dikocok dengan baik selama 15 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.6 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 25 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 8.8 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 40 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
12
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.1 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 65 menit,
kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan
jernih tak berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10
mL HCl 0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.4 mL.
Selang waktu kedua campuran larutan dikocok dengan baik selama 2 hari
menghasilkan larutan keruh, kemudian campuran larutan dipanaskan untuk
menghasilkan larutan jernih tak berwarna, setelah larutan didinginkan selanjutnya
diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL yang berupa larutan jernih tak
berwarna, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 10 mL HCl
0.02 N, pada penambahan 10 mL HCl 0.02 N tidak terbentuk perubahan yang
signifikan, reaksi yang dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang
dihasilkan selanjutnya ditambah dua tets indicator phenoliftalin yang merupakan larutan
jernih tak berwarna, reaksi penambahan indicator phenoliftalin tidak terbentuk
perubahan yang signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan
larutan NaOH 0.2 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid,
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH
yang didapatkan, yaitu sebesar 9.6 mL.
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
13
Dari data hasil pengamatan yang didapatkan, selanjutnya akan didistribusikan
dalam sebuah table sebagai berikut:
waktu (s)
n HCl sisa
(mmol)
n HCl bereaksi
(mmol)
(a-x) mmol (b-x) mmol
180 0.162 1.962 0.538 1.962
480 0.17 1.970 0.503 1.970
900 0.172 1.972 0.528 1.972
1500 0.176 1.976 0.524 1.976
2400 0.182 1.982 0.518 1.982
3900 0.188 1.988 0.512 1.988
172800 0.192 0.008 0.508 1.992
Sehingga di dapat nilai ln (a-x) / (b-x) sebagai berikut :
t (menit) ln (a-x) / (b-x)
3 0,22700967
8 0,22618461
15 0,22597928
25 0,22556976
40 0,22495825
65 0,22435007
2880 0,22394644
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
14
Grafik yang didapatkan:
Dari grafik diatas, maka dapat diketahui bahwa reaksi memiliki orde dua, dimana
ciri dari reaksi berorde dua ini adalah dapat dilihat dari grafiknya yang mirirng keatas.
IX. Kesimpulan
Reaksi saponifikasi merupakan reaksi berorde dua dengan nilai laju reaksi pada :
- t 3 menit adalah 0,1258
- t 8 menit adalah 0,0559
- t 15 menit adalah 0,0335
- t 25 menit adalah 0,0233
- t 40 menit adalah 0,01919
- t 65 menit adalah 0,0175
- t 2880 menit adalah 0,0014
X. Jawaban Pertanyaan
1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini
adalah reaksi orde dua?
Jawab:
Yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat memiliki orde duayaitu
dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
y = 0.0004x + 3.0881
R = 0.5606
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
1 10 100 1000 10000
L
n
(
a
-
x
)
/
(
b
-
x
)
t (menit)
Kurva Metode Grafik Integral Orde 2
ln (a-x) / (b-x)
Linear (ln (a-x) / (b-x))
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
15
2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi?
Jawab:
a. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
b. Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan)
dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan
reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
Contoh:
- Reaksi: a A + b B c C + d D
Kemolekulan reaksinya = a + b
- Reaksi: 2 A + B 3 C + 2 D
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
3. Apakah yang mempengaruhi laju reaksi? Jelaskan!
Jawab:
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah
yang besar, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga
sebaliknya, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin
kecil.
b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan
laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel
semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
16
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
d. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu
zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas
yang tinggi.
e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga
sehingga kecepatan reaksi meningkat.
4. Apakah yang dimaksud dengan tetapan laju reaksi?
Jawab:
Tetapan laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan
konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui
analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.
XI. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Saponifikasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Saponifikasi. (Diakses pada
hari Sabtu, Tanggal 30 Maret 2013, Pukul 13.00 WIB).
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
17
Azizah, Utiyah. 2004. LAJU REAKSI. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Daniel et at. 1970. Exsperiment Physical Chemistry, 7
th
Ed. New York: Mc. Graw Hill.
Endah. Soepi dan Suyono. 1990. Kinetika Kimia. Surabaya: University Press IKIP
Surabaya.
Findly. 1976. Pratical Physical Chemistry, 8
th
Ed.
Laidler, Keith. J and Meisle, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The
Benjamin / Cuming Publithing Compay, Inc.
Sahrun.2010. Laporan Tetap Praktikum Kimia Fisika II. Mataram:Jurusan Kimia,
Fakultas MIPA, Universitas Mataram. (Diakses pada hari Sabtu, Tanggal 30 Maret
2013, Pukul 13.30 WIB).
Suyono dan Yonata, Bertha. 2011. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
18
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Mol CH
3
COOC
2
H
5
= M . V
= 0,02 M . 125 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = M . V
= 0,02 M . 100 mL
= 2 mmol
CH
3
COOC
2
H
5
+ NaOH CH
3
COONa + C
2
H
5
OH
M 2,5 2
R x x x x
S (2,5-x) (2-x) x x
Mol HCl = M . V
= 0,02 M . 10 mL
= 0,2 mmol
HCl sisa
t = 3 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,1 mL)
= 0,162 mmol
t = 8 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,5 mL)
= 0,17 mmol
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
19
t = 15 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,6 mL)
= 0,172 mmol
t = 25 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (8,8 mL)
= 0,176 mmol
t = 40 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,1 mL)
= 0,182 mmol
t = 65 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,4 mL)
= 0,188 mmol
t = 2880 menit
mmol HCl = mmol NaOH
= (0,02 N) (9,6 mL)
= 0,192 mmol
mol NaOH sisa (b-x)
t = 3 menit 0,2 mmol 0,162 mmol = 0,038 mmol
t = 8 menit 0,2 mmol 0,17 mmol = 0,03 mmol
t = 15 menit 0,2 mmol 0,172 mmol = 0,028 mmol
t = 25 menit 0,2 mmol 0,176 mmol = 0,024 mmol
t = 40 menit 0,2 mmol 0,182 mmol = 0,018 mmol
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
20
t = 65 menit 0,2 mmol 0,188 mmol = 0,012 mmol
t = 2880 menit 0,2 mmol 0,192 mmol = 0,008 mmol
mol HCl yang bereaksi (X) = mol NaOH (b-x)
t = 3 menit
b-x = 0,038 mmol
x = 2 mmol - 0,038 mmol
x = 1,962 mmol
t = 8 menit
b-x = 0,030 mmol
x = 2 mmol - 0,030 mmol
x = 1,970 mmol
t = 15 menit
b-x = 0,028 mmol
x = 2 mmol - 0,028 mmol
x = 1,972 mmol
t = 25 menit
b-x = 0,024 mmol
x = 2 mmol - 0,024 mmol
x = 1,976 mmol
t = 40 menit
b-x = 0,018 mmol
x = 2 mmol - 0,018 mmol
x = 1,982 mmol
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
21
t = 65 menit
b-x = 0,012 mmol
x = 2 mmol - 0,012 mmol
x = 1,988 mmol
t = 2880 menit
b-x = 0,008 mmol
x = 2 mmol - 0,008 mmol
x = 1,992 mmol
(a-x)
t = 3 menit 2,5 mmol 1,962 mmol = 0,538 mmol
t = 8 menit 2,5 mmol 1,970 mmol = 0,503 mmol
t = 15 menit 2,5 mmol 1,972 mmol = 0,528 mmol
t = 25 menit 2,5 mmol 1,976 mmol = 0,524 mmol
t = 40 menit 2,5 mmol 1,982 mmol = 0,518 mmol
t = 65 menit 2,5 mmol 1,988 mmol = 0,512 mmol
t = 2880 menit 2,5 mmol 1,992 mmol = 0,508 mmol
a : mol CH
3
COOC
2
H
5
mula-mula = 2,5 mmol
b : mol NaOH mula-mula = 2 mmol
x : mol yang bereaksi
k
1
=
= (1/90) . (11.3263)
= 0,1258
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
22
k
2
=
= (1/240) . (13,4133)
= 0,0559
k
3
=
= (1/450) . (15,0857)
= 0,0335
k
4
=
= (1/750) . (17,4667)
= 0,0233
k
5
=
= (1/1200) . (23,0222)
= 0,01919
k
6
=
= (1/1950) . (34,1333)
= 0,0175
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
23
k
7
=
= (1/36400) . (50,8000)
= 0,0014
Grafik
t
(menit)
ln (a-x) /
(b-x)
a-x b-x (a-x)/(b-x)
3 0,22700967 2,462 1,962 1,255
8 0,22618461 2,47 1,97 1,254
15 0,22597928 2,472 1,972 1,254
25 0,22556976 2,476 1,976 1,253
40 0,22495825 2,482 2 1,252
65 0,22435007 2,488 1,988 1,252
2880 0,22394644 2,492 1,992 1,251
y = 0.0004x + 3.0881
R = 0.5606
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
1 10 100 1000 10000
L
n
(
a
-
x
)
/
(
b
-
x
)
t (menit)
Kurva Metode Grafik Integral Orde 2
ln (a-x) / (b-x)
Linear (ln (a-x) / (b-x))
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
24
LAMPIRAN DOKUMENTASI
HCl + NaOH + etil asetat +
indikator PP
( sebelum dititrasi )
Menit k-3
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M
Menit k-8
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M
Menit k-15
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M
Praktikum Kimia Fisika II
Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
25
Menit k-25
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M
Menit k-40
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M
Menit k-65
setelah titrasi
dengan NaOH
0,02 M