Anda di halaman 1dari 7

BAB II LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien a. Nama/Kelamin/Umur : Khalil Ibnu Azin/ Laki-laki/ 1 tahun 1 bulan b. Pekerjaan/pendidikan : Belum bersekolah c. Alamat : Tanah Sirah

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga a. Status Perkawinan b. Jumlah Anak : Belum menikah : Anak ke 1 dari 1 orang bersaudara. :

c. Status Ekonomi Keluarga

Status ekonomi keluarga pasien termasuk ke dalam taraf sosek rendah, ayah pasien bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp. 1.500.000,-/bulan dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Keluarga pasien tidak mempunyai tambahan penghasilan lain. Penghasilan digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari. d. KB e. Kondisi Rumah : Tidak ada :

- Rumah permanen, perkarangan cukup luas. - Listrik ada - Sumber air : PDAM - Jamban ada 1 buah, di dalam rumah - Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah - Kesan : higine dan sanitasi baik f. Kondisi Lingkungan Keluarga - Jumlah penghuni 3 orang: pasien, ayah, dan ibu pasien - Tinggal di daerah pinggiran kota. 3. Aspek Psikologis di keluarga - Hubungan dengan keluarga baik 4. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga - Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. - Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

18

5. Keluhan Utama Berak-berak encer sejak 2 hari yang lalu. 6. Riwayat Penyakit Sekarang - Berak-berak encer sejak 2 hari yang lalu, frekuensi 3-4 kali/hari, banyak 4 sendok makan-1/4 gelas/ kali BAB, tidak berlendir, tidak berdarah, tidak berminyak, warna kuning, bau biasa dan ampas (+). - Demam sejak 2 hari yang lalu, hilang timbul, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat, kejang tidak ada. - Muntah sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas, frekuensi 1 kali, jumlah 2-3 sendok makan, tidak menyemprot. - Batuk pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada. - Riwayat ganti susu formula tidak ada. - Kembung tidak ada, lecet di dubur tidak ada. - Ibu pasien merasa berat badan anaknya turun semenjak sakit. - Anak masih mau minum. - BAK jarang, warna kuning. - Sebelumnya anak telah dibawa berobat ke bidan dan diberi obat paracetamol syrup 3 x 1 sendok teh, kotrimoksazol syrup 3 x 1 sendok teh, dan obat puyer, tapi tidak ada perubahan.

7. Pemeriksaan Fisik Tanda Vital : Keadaan Umum Kesadaran Frekuensi denyut nadi Frekuensi Nafas Suhu Berat Badan Pemeriksaan Sistemik : Kulit Kepala : teraba hangat : bentuk bulat, simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut, ubun-ubun tidak cekung. : tampak sakit sedang, gelisah, rewel : sadar : 115x / menit : 24 x/menit : 37,7 C : 11 kg

19

Mata

: tidak cekung, air mata ada, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2 mm, reflek cahaya +/+ (normal).

Mulut Telinga Hidung Leher Dada Paru : Inspeksi Palpasi Perkusi

: lidah dan mulut agak kering, oral thrush tidak ada : tidak ditemukan kelainan : tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis : tidak teraba pembesaran KGB :

: Normochest, simetris kiri dan kanan, retraksi tidak ada : Fremitus kiri = kanan : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi Abdomen Inspeksi Palpasi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus teraba 1 jari medial LMCS RIC V : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada : : distensi tidak ada : supel, hepar teraba - , konsistensi kenyal, pinggir tajam, permukaan rata, lien tidak teraba, turgor kembali cepat. Perkusi Punggung Alat Kelamin Anus Ekstremitas : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal : tidak ditemukan kelainan : tidak ditemukan kelainan : colok dubur tidak dilakukan, eritama natum (-) : akral hangat, refilling kapiler baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/8. Laboratorium Anjuran 9. Diagnosis Kerja : Laboratorium darah rutin, dan feses rutin. : Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

20

10.Diagnosis Banding 11.Manajemen a. Preventif :

:-

- Pastikan cuci tangan anak/ibu dengan sabun saat akan makan dan setelah buang air besar. - Menjaga higienitas peralatan makan dan alat bermain anak. - Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengolah dan menyajikan makanan dan minuman sehari-hari. - Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan. Salah satunya dengan cara tidak membiarkan sampah menumpuk di sekitar rumah. b. Promotif :

- Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (karena pasien masih balita, edukasi terutama diberikan kepada orang yang mengasuh pasien) tentang diare, cara penularannya, faktor-faktor predisposisi dan presipitasi dari diare. - Menjelaskan kepada keluarga pasien tindakan pertama yang bisa dilakukan dalam penanggulangan diare seperti prinsip mengganti cairan tubuh yang hilang (rehidrasi) dan cara pembuatan oralit. - Mengedukasi keluarga pasien pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan. - Menjelaskan kepada keluarga pasien pentingnya menjaga daya tahan tubuh pasien yang masih balita dengan memperhatikan kecukupan gizinya dan pemberian imunisasi secara lengkap. c. Kuratif :

- Oralit 3 jam pertama 75cc/kgBB ( 3-4 gelas), setelah itu 10cc/kgBB setiap BAB encer ( -1 gelas). - Zinc tablet 1 x 20 mg p.o selama 10 hari - Paracetamol sirup 3 x cth1 (bila demam) d. Rehabilitatif : - Istirahat yang cukup - Banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang karena diare dan mencegah dehidrasi

21

- Lanjutkan pemberian makanan dan ASI seperti biasa, dan hindari makanan pendamping ASI yang sifatnya merangsang/ mengiritasi saluran cerna. - Kontrol diare, jika diare semakin sering atau disertai tanda dehidrasi berat (penurunan kesadaran/letargi, tidak mau minum, turgor kembali lambat, mata cekung, air mata tidak ada, tidak menagis) segera bawa ke IGD Puskesmas/RS.

Resep Obat : Dinas Kesehatan Kota Padang Puskesmas Lubuk Begalung

Dokter : Yusnida Rahmawati Tanggal : 13 November 2013

R/ Oralit sac No VI Suc ------------------------------------------------------------------- R/ Zinc tab 20 mg No. X S1 dd tab 1 -------------------------------------------------------------------

Pro Umur Alamat

: Khalil Ibnu Azin : 1 tahun 1 bulan : Tanah sirah

22

BAB III DISKUSI

Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien anak laki-laki berumur 1 tahun 1 bulan dengan diagnosis Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang. Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya berak-berak encer sejak 2 hari yang lalu, frekuensi BAB sebanyak 3-4 kali/ hari, jumlahnya 4 sdm- gelas/ kali BAB, lendir tidak ada, darah tidak ada. Diare juga disertai demam sejak 2 hari yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi dengan derajat ringan-sedang yaitu anak gelisah dan agak rewel, serta mulut agak kering. Pasien ini ditatalaksana dengan rencana pengobatan B yaitu memberikan cairan oralit pada 3 jam pertama sebanyak 75 cc/ kgBB. Kemudian dilanjutkan 10cc/kgBB setiap BAB encer. Anak tetap diberi ASI dan makan sesuai umur dengan prinsip mudah dicerna, mudah diserap, rendah serat dan tidak merangsang. Pengobatan dengan zinc pada diare anak merupakan rekomendasi dari WHO dan UNICEF sejak tahun 2004. Zinc merupakan mikronutrien esensial untuk proses tumbuh kembang dan pemeliharaan sistem imun. Sesuai rekomendasi, zinc 20 mg per hari dianjurkan untuk anak di atas usia 6 bulan, sedangkan untuk anak di bawah usia 6 bulan dianjurkan pemeberrian zinc 10 mg per hari. Masing-masing diberikan selama 10 hari. Diare adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan higienitas lingkungan. Penularannya terjadi secara fecal-oral, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu, upaya preventif dan promotif lebih ditekankan kepada perubahan perilaku menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perubahan perilaku yang dimaksud diantaranya dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta sesudah buang air besar, menjaga higienitas peralatan makan dan peralatan bermain anak, menjaga kebersihan jamban, memperhatikan kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan dan minuman sehari-hari. Orang tua juga perlu diedukasi mengenai tatalaksana awal jika anak diare, yaitu dengan memberikan cairan rumah tangga atau cairan oralit untuk mencegah anak mengalami dehidrasi.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Markum AH. Saluran Cerna. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1999. 2. Depkes RI. Buku Ajar Diare Pegangan Bagi Mahasiswa. Jakarta: Dirjen PPM & PLP Depkes RI; 1999. 3. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:1-24. 4. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK GastroenterologiHepatologi IDAI. 2010:87-110. 5. Firmansyah A dkk. Modul pelatihan Tata laksana diare pada anak. Jakarta: Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia. 2005. 6. Berkes et al. Intestinal Epithelial responses to enteric pathogens: effect on the tight junction barrier, ion transport and inflammation. Dalam

http//:www.glut.bmj.com.[diunduh tanggal 20 Mei 2013]. 7. Gaurino et al. European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition/European Society for Paediatric Infectious disease Evidenced Based Guidelines for Management of Acute Gastroenteritis in Children in Europe. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 46: S81184.2008. 8. Suraatmaja Sudaryat. Masalah Rehidrasi Oral dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:44-53. 9. Depkes RI. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Dirjen P3L Depkes RI; 2011.

24

Anda mungkin juga menyukai