Anda di halaman 1dari 38

Anggota Kelompok :

Diah W Firnanda Rizki Riasta M. Andika Rosy Opi Alaina

Platyhelminthes termasuk hewan tripoblastik, yaitu memiliki tiga lapisan sel antara lain ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes disebut hewan aselomata yang artinya tidak memiliki rongga tubuh ( selom ). Tubuh simetris bilateral, tidak mempunyai sistem peredaran darah, dan saluran pencernaan hanya mempunyai satu muara. Termasuk jenis cacing hemafrodit dengan alat ekskresi berupa sel-sel api ( flame cells ).

Sistem syaraf terdiri atas ganglion otak dan saraf-saraf tepi berupa tangga tali.
Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya ( endoparasit ) pada siput air, sapi, babi, atau manusia

Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 18 mm. Silia digunakan untuk bergerak. Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang. Contoh Turbellaria yaitu Dugesia dan Planaria sp.

Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel. Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut. Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia. Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva. Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya.

Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya. Kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.

Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan dua jenis inang yaitu inang utama dan inang perantara. Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual. Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama. Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara.

Parasit pada saluran pencernaan Vertebrata. Tubuh terdiri atas scolex ( kepala ), sucker ( batil isap ), neck ( leher ), dan rangkaian segmen ( strobila ) yang masing-masing disebut proglottid immature ( p. muda ) proglottid mature ( p. dewasa ), dan proglottid gravid ( p. masak ). Pada beberapa spesies, ada yang memeliki pengait ( rostelum ) Contoh cestoda antara lain : Jenis c. pita
Inang perantara

Jumlah sucker

Rostelum

Taenia Solium
Taenia saginata Diphyllobothrium latum

Babi
Sapi Katak hijau ikan

4
4 4

Ya
Tidak Tidak

Disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Nemathelminthes memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom

Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari seratus ribu telur per hari. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

Berukuran 20-40cm dengan diameter > 0,5 cm. Hidup di dalam usus manusia. Merupakan hewan dioseus ( hewan dengan jenis kelamin berbeda ) Hanya berkembang biak secara seksual Tubuh licin dan dilapisi oleh kutikula Cacing betina lebih besr daripada cacing jantan Mulut disebelah anterior dilengkapi 3 buah bibir Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.

Cacing tambang hidup di pertambangan daerah tropis Cacing tambang hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia dengan mengeluarkan zat antikoagulan ( zat anti pembekuan darah ) Menyebabkan anemia pada inang. Infeksi terjadi secara aktif atau pasif. Cacing tambang memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut ( 1 1,5 cm ) Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya yang berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya. Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia. Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara. Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini. Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri. Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal. Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.

Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria. Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa. Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan tubuh. Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.

Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.

Annelida atau disebut cacing gelang, merupakan cacing dengan tubuh bersegmen. Merupakan hewan triploblastik ( memiliki 3 lapisan ) yang sudah memiliki rongga tubuh sejati ( hewan selomata ). Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.

Nefridia (tunggalnefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya . Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).

Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal=parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Polychaeta hidup bebas bergerak, contohnya cacing palolo ( Eunice viridis ), caing wowo ( Lysidice oele ) atau sesil contohnya cacing kipas ( Sabellastarte indica ) Umumnya hidup di laut. Alat reproduksinya diosius

Tidak memiliki paramodia, namun memiliki seta pada tubuhnya. Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah. Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.

Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin

Anda mungkin juga menyukai

  • Textbook Mikrobiologi8
    Textbook Mikrobiologi8
    Dokumen15 halaman
    Textbook Mikrobiologi8
    Gina Yohana Ambarwati
    Belum ada peringkat
  • Teknik Dan Analisis
    Teknik Dan Analisis
    Dokumen1 halaman
    Teknik Dan Analisis
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • (Revisi) PBL 2 Makalah
    (Revisi) PBL 2 Makalah
    Dokumen23 halaman
    (Revisi) PBL 2 Makalah
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Format LPJ
    Format LPJ
    Dokumen25 halaman
    Format LPJ
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Palang Merah
    Palang Merah
    Dokumen3 halaman
    Palang Merah
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen13 halaman
    Tugas 1
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • LPJ Ta
    LPJ Ta
    Dokumen44 halaman
    LPJ Ta
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Tugas MTK
    Tugas MTK
    Dokumen7 halaman
    Tugas MTK
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Rundown Acara
    Rundown Acara
    Dokumen2 halaman
    Rundown Acara
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bioenergetika
    Makalah Bioenergetika
    Dokumen25 halaman
    Makalah Bioenergetika
    Firnanda Rizki Riasta
    75% (4)
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen13 halaman
    Tugas 1
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kitik Pemicu 5
    Makalah Kitik Pemicu 5
    Dokumen40 halaman
    Makalah Kitik Pemicu 5
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Materi Destilasi PDF
    Materi Destilasi PDF
    Dokumen6 halaman
    Materi Destilasi PDF
    KAMAL HAQI JAWANI
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2 Firnanda Rizki Riasta
    Tugas 2 Firnanda Rizki Riasta
    Dokumen8 halaman
    Tugas 2 Firnanda Rizki Riasta
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Uji Vitamin C
    Uji Vitamin C
    Dokumen4 halaman
    Uji Vitamin C
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Mutagenesis Nanda
    Mutagenesis Nanda
    Dokumen5 halaman
    Mutagenesis Nanda
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • PK
    PK
    Dokumen32 halaman
    PK
    ibnumaulanah
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen4 halaman
    5
    Firnanda Rizki Riasta
    100% (2)
  • K 3 LL
    K 3 LL
    Dokumen8 halaman
    K 3 LL
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Presentasi PBL 2
    Presentasi PBL 2
    Dokumen16 halaman
    Presentasi PBL 2
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Streamline and Turbulent Flow + Pressure Drop
    Streamline and Turbulent Flow + Pressure Drop
    Dokumen3 halaman
    Streamline and Turbulent Flow + Pressure Drop
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Biopestisida Firnanda
    Rangkuman Biopestisida Firnanda
    Dokumen3 halaman
    Rangkuman Biopestisida Firnanda
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat
  • 2.1 Pengertian Temperamen
    2.1 Pengertian Temperamen
    Dokumen2 halaman
    2.1 Pengertian Temperamen
    Firnanda Rizki Riasta
    0% (1)
  • Sistem Gerak
    Sistem Gerak
    Dokumen29 halaman
    Sistem Gerak
    Firnanda Rizki Riasta
    Belum ada peringkat