Anda di halaman 1dari 12

Nisa Logana Miranti TL10 (1006760506) Kontaminasi dan Remediasi Tanah CONTAMINANT CHARACTERISTIC AND PARTITIONING (KARAKTERISTIK KONTAMINAN

DAN PEMISAHAN/PEMECAHNYA) Pada umumnya, pandangan terhadap air yang masuk ke dalam tanah akan tersaring secara otomatis dan limbah atau sampah yang terkandung pada air tersebut akan tertahan di tanah dan akan menyingkirkan kotoran dari sistem air tersebut. Namun, semakin berkembangnya teknologi diketahui bahwa terdapat kontaminan pada tanah dan air tanah, untuk itu masyarakat mulai memperhatikan kontaminasi di permukaan mulai meningkat. Kontaminasi ini akan menyebar ke air permukaan terdekat dan reseptor yang memungkinkan untuk diminum atau tempat untuk wisata. Bahan kimia yang konservatif akan bergerak munuju lingkungan di bawah permukaan tanah bersama air tanah (proses hidrodinamika) dan tidak akan memngaruhi proses abiotik atau biotic yang mungkin aktif di bawah permukaan tanah. Kategori umum dari proses yang memengaruhi kegiatan di bawah permukaan tanah dan memecah kontaminan adalah proses hidrodinamika, proses abiotik, dan proses biotic. Proses hidrodinamika memengaruhi pengankutan kontaminan dengan memngaruhi aliran air tanah di bawah permukaan tanah. Proses abiotik memengaruhi pengangkutan kontaminan dengan memengaruhi interaksi di antara kontaminan dan material tetap yang terdapat di bawah permukaan tanah. Proses biotic memengarhui pengangkutan kontaminan dengan mendegradasi kontaminan atau menghentikan kontaminan terlarut atau memanfaatkan kontaminan di dalam proses metabolisme. Keberagaman kontaminan yang bisa dilepaskan ke bawah permukan tanah dapat menyebabkan efek besar pada

komponen organik, inorganik,dan elemen lainnya. Pada saat dilepaskan ke komponen organic, kontaminan tersebut akan berada di bawah permukaan tanah dalam keempat fase yang berbeda, yaitu NAPL (nonaqueous phase liquid), adsroban, terlarut, dan uap. Berikut tabel yang merepresentsasikan estimase distribusi fase dari 30.000 gal tumpahan bensin pada media pasir aquifer dengan kedalaman air 15 ft.

Karakteristik Kontaminan Kontaminan terbagi menjadi dua yaitu organik (mengandung karbon organik) dan anorganik (tidak mengandung karbon organik). Berikut adalah klasifikasi kontaminan

a. Kontaminan Organik Produk minyak tanah sulingan memiliki campuran yang kompleks dari berbagai komponen organik (didominasi oleh hidrokarbon) dengan fraksi minor dari aditif organik dan anorganik dengan angka yang berbeda. Campuran tersebut adalah memiliki berat jenis lebih rendah dari air, sulit larut di air, relative volatil (memiliki tekanan uap tinggi), dan berbeda dari satu produk dengan produk lain. Beberapa komponen organik mengandung hanya hidrogen dan karbon, untuk itu dinamakan hidrokarbon. Dari struktur dasar, bisa dibagi mejadi alimfatik dan aromatik. Pelarut klorinasi dan degradator dibuat untuk lingkungan dari bentuk asli untuk memecah campuran yang kompleks. Pada industri-industri besar, biasanya menggunakan larutan klorinasi dalam kuantitas yang besar juga. Larutan klorinasi tersebut adalah 1,2-dikloroetana (1,2 DCA); 1,1,1-trikloroetana (1,1,1,-TCA); karbon tetraklorida (CTET); metilen klorida (DCM); kloroform (TCM); tetrakloroetilen (PCE); trikloroetilen (TCE); klorobenzena; dan diklorobenzena. Lump Parameters (Parameter gumpalan) Parameter ini digunakan untuk menghitung keberadaan dari kontaminasi. Parameter ini terdiri dari TPH (Total Petroleum Hydrocarbons), TOC (Total Organic Carbon), TDS (Total; Dissolved solids), BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand). Total Petroleum Hydrocarbons (TPH) Bagian besar rangkaian kesatuan petroleum hydrocarbons dari bensin adalah rantairantai kecil hidrokarbon hingga menengah seperti bahan bakar diesel, minyak, jet, dan kerosin untuk minyak pelumas dan lilin. Karakteristik dari TPH penting untuk menentukan rentang destilasi, titik didih, tekanan uap, dan gravitasi API.

Total Organic Carbon (TOC) Untuk menentukan kandungan karbon organik alami pada lahan yang tidak terkontaminasi akan memberikan indikasi bahwa kontaminan tersebut memiliki nilai TOC pada lahan yang terkontaminasi. Total Dissolved Solids (TDS) Jumlah padatan terlarut yang terdapat di air tanah akan memberikan indikasi bahwa terdapat bermacam komponen terlarut, terutama bahan anorganik seperti ion logam, SO42-, Cl-, dan NO3-. Biological Oxygen Demand (BOD) BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui polusi organik pada air limbah maupun air permukan. BOD diukur untuk menginvestigasi bioremediasi. Hal ini dengan mengukur oksigen terlarut dengan menggunakan mikroorganisme dalam oksidasi biokimia dari komponen organik. Chemical Oxygen Demand (COD) Analisa ini digunakan untuk mengestimasi total oksigen yang diperlukan pada air tanah yang terkontaminasi b. Kontaminan Logam Logam secara alamiah terdapat pada tanah. Namun, logam yang terdapat pada limbah akan menyebabkan tanah dan air tanah terkena polusi. Logam yang mejadi perhatian lingkungan dengan keberadaannya di bawah permkaan tanah adalah Cr, Cd, Zn, Pb, Hg, As, Ni, Cu, dan Ag.

c. Sifat Kontaminan Kelarutan Pengukuran langsung terhadap berapa banyak komponen yang berada pada larutan air tergantung terhadap aqueous solubility-nya. Aqueous solubility adalah jumlah maksimal bahan kimia per unit volume pada fase aqueous pada saat larutan setara dengan komponen asli pada kesatuan wujud di suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan mengendalikan jumlah terlarut untuk dipecah menjadi kompartemen aqueous lingkungan dan bisa diangkut olehnya. Kesetimbangan atau equilibrium menunjukkan bahwa sistem telah mencapai puncak usahanya. Tahap tetap atau steady state menunjukkan bahwa situasi tidak berubah seiringnya waktu. Konsentrasi dari tiap komponen di air pada kondisi setimbah dengan campuran hidrokarbon dapat ditunjukkan dengan rumus berikut = Di mana C*i = konsentrrasi terlarut setimbang untuk komponen i pada campuran C*i = konsentrasi terlarut setimbang untuk kompnen i sebaga senyawa murni Xi = fraksi mol dari senyawa i pada campuran hidrokarbon i = koefisien aktivitas dari senyawa i pada campuran hidrokarbon Kelarutan aqueous dari sebuah laurtan terkadang didefinisikan sama dengan timbale balik dari koefisien aktivitas aqueous. =

Di mana Cw = kelarutan aqueous dari senyawa w = koefisien aktivitas dari senyawa tersebut di air Terdapat tiga kasus yang mendeskripsikan penelitian berbeda. (1) Di saat komponen organik terdaapt dengan jumlah yang besar (lebih dari 10% volume), senyawa ini bertindak sebagai pelarut mereka sendiri dan melarutkan larutan yang kira-kira berada dalam proporsi fraksi volume pada larutan. (2) Pada saat senyawa organik lain berada pada umlah yang lebih sedikit, molekul ini mereduksi energi yang dibutuhkan untuk melarutkan larutan tertentu. (3) Juka senyawa organik lain ada pada jumlah yang rendah, akan kecil seklai kemungkinan untuk larutan tersebut untuk melarutkan sesuatu. Tekanan Uap Tekanan uap didefinisikan sebagai tekanan yang dikeluarkan oleh penguapan dari senyawa yang setimbang dengan fase aslinya, bisa cair ataupun padat, dengan suhu tertentu. Tekanan uap merupakan parameter yang penting dalam menentukan kegiatan dari kontiminan yang terdapat di lingkungan bawah permukaan tanah. Untuk campuran, komposisi campuran juga mempunyai ketahanan dalam tekanan uap sesuai dengan rumus di bawah ini. = Di mana Pi* = kesetimbangan tekanan parsial pada komponen i

Xi = fraksi mol dari senyawa I pada campuran hidrokarbon i = koefisien aktivitas dari senyawa I pada campuran hidrokarbon Pi0 = tekanan uap dari senyawa asli i Hukum Konstan Henry Hukum konstan Henry, KH ditunjukkan sebagai rasio dari kelebihan senyawa pada fase gas dalam fase aqueous di saat setimbang = (. /)

Dimana Pi = tekanan parsial dari senyawa dalam fase gas (atm) Cw = larutan aqueous sebagai konsentrasi molar (mol/m3) Berat Jenis Dalam remediasi lingkungan, alasan utama untuk mengetahui berat jenis dari substansi terkait adalah untuk menentukan apakas gas lebih berat dibandingkan udara, atau cairan akan mengapung atau tenggelam di air tanah. Unit dari berat jenis yaitu rasio antara massa dengan volume. Untuk cairan, unitnya adalah g/ml atau mol/ml, dan untuk padatan g/cm3. Berat jenis cairan memiliki rentang antara 0,6 hingga 2,9 g/ml. Berat jenis uap memiliki unit g/l atau mg/m3. Viskositas Cairan Viskositas dari cairan adalah pengukuran upaya yang menentang gerakan atau aliran pada saat diberikan gaya geser. Kekentalan dari produksi minyak suling meningkat

pada saat campurannya memiliki senyawa yang lebih berat dalam produknya. Unit untuk viskositas biasanya menggunakan centipose (cP). Perbedaan Tekanan Terhadap Air Perbedaan tekanan antara cairan organik dengan pengaruh air seperti proses sebagai bantuk dari emulsi yang stabil, ketahanan untuk mengalir lewat kapilaritas, dan dispersi dari tetesan. Perbedaan tekanan yang rendah juga mengakibatkan rendahnya kapasitas ketahanan tanah untuk larutan klorinasi Proses Hidrodinamika Efek kombinasi dari dispersi mekanik dan difusi molekul biasa dikenal dengan sebutan disperse hidrodinamika. Adveksi adalah gerakan dari larutan pada kecepatan yang sama dengan kecepatan rata-rata dari aliran sistem pengairan. Dispersi adalah penyebaran larutan pada saat bergerak menuju media penyerapan. Hal ini adalah proses keseluruhan yang menyebabkan area air tanah yang terkontaminasi mencapai volume yang lebih besar daripada distribusi kontaminan dipengaruhi oleh adveksi. Dispersi air tanah biasanya dikendalikan secara matematis dengan cara yang sama seperti difusi turbulen dan dispersi di air permukaan. Hukum pertama Gick yang dasumsikan untuk digunakan. Pada satu dimensi koefisien dispersi D, biasanya diperkirakan sebagai berikut = . Dimana D = koefisien dispersi mekanik = aktivitas dispersi dari sistem pengairan

v = kecepatan rembesan Hukum Fick menyatakan bahwa tingkat difusi proporsional terhadap gradient konsentrasinya

Di mana D = koefisien difusi C = konsentrasi terlarut t = waktu Dua kesimpulan yang benting dari penelitian pada zona jenuh adalah : (1) Permeabilitas halus yang jauh dapat memiliki pengaruh pengendalian pada pergerakan DNAPL, (2) tipe aliran air tanah tidak memiliki banyak efek untuk kegiatan aliran dari DNAPL a. Sampling Air Tanah Pemantauan air tanah sudah diadakan untuk mengumpulkan data kualitas air dan prosedur penarikan contoh harus dibuat untuk menghindari beberapa maslaah. Karena tingkat pergerakan dan pencampuran dari air tanah sangatlah lambat, perubahan komposisi dari produksi air dari sumur dengan memperatikan waktu akan dapat dipantau dengan penarikan contoh per periode. Pengangkutan Pada Area Tak Jenuh Semenjak nonaqueous phase liquids (NAPLs) sulit larut di air, saat tumpah, mereka mulai bergerak menuju ke area tidak jenuh pada fase yang terpisah. Karena NAPL melewati media yang menyerap, maka beberapa NAPL menyelimuti padatan, beberapa larut dalam tanah lembab,

beberapa mengental, dan beberapa terperangkap pada pori sebagai respon dari upaya kapilaritas. Jumlah yang terperangkap dapat diwakilkan sebagai residu jenuh, Sr : =

Jadi, penguapan berpindah lewat area tak jenuh, mereka berinteraksi dengan matrix tanah di mana mereka diangkut, dengan kecepatan yang menurun. Pemecahan pada area tak jenuh juga diberikan untuk membuat tanah yang terdiri dari tiga kompartemen (tanah, udara tanah, dan kelembaban tanah) menjadi sumber kedua kontaminan. Proses Abiotik Proses abiorik menyebabkan pengangkutan kontaminan sebagai akibat interaksi antara kontaminan dan material di bawah permukaan tanah yang tetap atau pergantian bentuk dari kontaminan yang terkadang berinteraksi dengan material di bawah permukaan tanah. a. Adsorpsi Adsorpsi adalah akumulasi yang terjadi di kedua permukaan, absorpsi sebagai pemecah antara dua fase (akumulasi dari air tanah menjadi karbon organik) dan penyerapan terdiri dari adsorpsi dan absorpsi. Hal yang terpenting adalah fraksi konten organik dari material di bawah permukaan tanah adalah karakteristik dominan yang memengaruhi pemecahan lewat

adsorpsi. Faktor lain yang memengaruhi koefisein pemecahan adalah suhu, pH dari tanah dan air, ukuran partikel distribusi dan area permukaan dari partikel tanah, salinitas air, konsentrasi dari bahan organik terlarut di air, partikulat yang tersispensi di air, mekanisme adsorpsi yang tidak setimbang atau kegagalan dalam mencapai kondisi setimbang, dan rasi padatan terhadap larutan. b. Pergantian Ion Pergantian ion adalah kategori spesifikasi dari adsorpsi. Berdasarkan fenomena ubiquitous dari permukaan kumpulan ionisasi pada partikel basah, secara virtual setiap padatan terdapat permukaan yang terpilih untuk larutan aqueous. Jika permukaan ini untuk menyingkirkan kontaminan, maka akan ada bentuk elektrosatatik di antara larutan dengan yang terlarut dan permukaan partikel. Bahan terlarut akan terakumulasi di dalam lapisan air yang dikelilingi oleh partikel sebagai bagian dari populasi permukaan yang akan digetarkan kembali dari air yang dekat permukaan. c. Hidrolisis Hidrolisi adalah transformasi kimia yaitu molekul organik, RX, yang bereaksi dengan air, menghasilkan formasi ikatan kovalen dengan OH dan memecah ikatan kovalen dengan X pada molekul aslinya.

Hidrolisis dapat terjadi pada saat biodegradasi tidak dapat dilakukan. Di bawah kondisi Hubungan antara hidrolisis kinetik dengan pH bergantung dengan alam dan kumpulan fungsi bahan yang mudah terhidrolisis. d. Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi adalah kehilangan elektron, dan reduksi adalah mendapatkan elektron. Realisasi dari kontaminan tertentu yang secara terus menerus dibawah kondisi aerobic di atas tanah mungkin tidak sekonsisten dalam mengurangi lingkungan anaerobik. Hal ini mengaju kepada teknologi remediasi in situ untuk menghilakngkan kontaminasi dari lingkungan di bawah permukaan tanah. e. Presipistasi dan Pelarutan Di air tanah, terdapat enam kategori senyawa atau elemen yang kemungkinan terkandung di dalamnya, yaitu ion bebas (Na+, Fe2+), presipitasi tak larut, logam/ligan kompleks, spesi yang teradsorbsi, spesi akibat pergantian ion, dan spesi yang dibedakan dari oksidasi. Kondisi lingkungan di bawah permukaan tanah tergantung kepada presipitasi dan pelarutan dari senyawa anorganik. Proses Biotik Transformasi biokimia dari senyawa organik sangat penting, karena banyak reaksi dan proses termodinamika terjadi secara lambat akibat pembatasan kinetic. Reaksi metabolism mikroba bisa diklasifikasikan menjadi aerobik, anaerobik, dan anoksik. Jika biodegradasi menghasilkan formasi anorganik, hal ini akan berujung kepada mineralisasi. Mineralisasi yang lengkap akan menggunakan oksidasi dengan oksigen, tapi juga dapat terjadi pad akondisi anaerobik dan anoksik. Mikroorganisme pada linkgungan di bawah permukaan tanah, terutama di air tanah, lebih suka untuk menempel di butiran tanah daripada bergerak di air. Hal ini emnguntungkan untuk mikroba yang berada di bawah permukaan tanah untuk membuat satu tempat sebagai sibstrat 9kontaminan dan nutrient akan diangkut dengan adveksi bukan dengan pergerakan di air dan dispersi.

Anda mungkin juga menyukai