Anda di halaman 1dari 3

RIZKY ARINTIKA FAHMI 20100340074

LO 1a. Pengertian sinkop? Kehilangan kesadaran dan kekuatan serta kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. 8. indikasi & kontra indikasi anestesi? Indikasi anestesi 1. jika nyawa penderita dalam bahaya karena kesadaranya 2. kedaruratan karena tidak ada waktu untuk mengurangi bahaya anestesi umum 3. menghindari bahaya pemberian obat anestesi umum 4. prosedur yang membutuhkan kerja sama dengan penderita 5. lesi superfisi minor dan permukaan tubuh 6. pemberian analgesi pasca bedah 7. untuk menimbulkan hambatan simpatik Kontra indikasi 1. alergi / hipersensivitas terhadap obat anestesi lokal yang telah diketahui 2. kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik tertentu 3. kurangnya prasarana resusitasi 4. tidak adanya alat injeksi yg steril 5. infeksi lokal atau iskemik pada suntikan 6. pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anastesi lokal 7. distorsi anatomik atau pembentukan sikatriks 8. resiko himatoma pada tempat tertentu 9. pasien yang sedang menjalani terapi sistemik dengan antikoagolan 10. jika dibutuhkan nastesi segera atau tidak cukup waktu bagi anastesi lokal untuk bekerja dengan sempurna 11. kuranganya kerja sama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita 9. mekanisme & sebab terjadinya anestesi pada tubuh pasien sampai terjadi sinkop? Patofisiologi (Mekanisme terjadinya) sinkop terdiri dari tiga tipe: 1. penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis volume darah yang signifikan 2. penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return 3. penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral. Terlepas dari penyebabnya, semua kategori ini berbagi faktor umum, yaitu, gangguan oksigenasi otak yang memadai mengakibatkan perubahan sementara kesadaran Penyebab sinkop dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok yaitu 1. vaskular 2. kardiak 3. neurologik-serebrovaskular 4. psikogenik 5. metabolik 6. sinkop yang tidak diketahui penyebabnya 11. cara menentukan dosis anestesi px dewasa dan anak anak? Menentuka dosis anastesi ada dua cara, yaitu: 1. Lidokain (lignokain, xylocain) adalah anestetik local kuat yang digumakan secara topkikal atau suntikan. Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk anestesi infiltrasi sedangkan larutan 1-2% untuk anestesi blok dan topical. Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.

RIZKY ARINTIKA FAHMI 20100340074


2. Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja alambat dan masa kerja panjang. Untuk anestesi blok digunakan larutan0,25-0,50% sedangkan untuk anestesi spinal dipakai larutan 0,5%.

12. apa perbedaan sinkop dan syok (penyebab, tanda, gejala, penanggulangan? Penyebab sinkop dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok yaitu 7. vaskular 8. kardiak 9. neurologik-serebrovaskular 10. psikogenik 11. metabolik 12. sinkop yang tidak diketahui penyebabnya ciri ciri serangan sinkop, yaitu: 1. serangan berlangsung beberapa detik. 2. Sinkop jarang timbul pada saat pasien berbaring. 3. Tidak ada ngompol. 4. Setelah serangan biasanya penderita sadar penuh, meskipun ada perasaan lemas dan lemah. 5. Gigitan lidah tidak terjadi. 6. Muka pucat. Sebelum sinkop terjadi, seseorang akan merasa lapar, lelah, stress, dan biasanya mengalami bunyi denging dalam telinga tanpa rangsang dari luar (tinnitus), perasaan melayang, dan pucat. Sinkop terjadi diserta dengan tanda-tanda tubuh kolaps, berkeringat, denyut jantung melambat (kurang dari 60 denyut semenit)/ketidakteraturan denyut jantung, tak bergerak dan nadi lemah. Diperkirakan sepertiga dari orang dewasa pernah mengalami paling sedikit sekali sinkop selama hidupnya. Gejala sinkop kepala akan terasa ringan, mual atau kulit dingindan lembab. Secara umum, Penanggulangan penurunan kesadaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu: umum 1. Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher sedikit ekstensi bila tidak ada kontraindikasi seprti fraktur servikal dengan tekanan intracranial yang meningkat. 2. Posisi trendelenburg berguna untuk mengeluarkan cairan trakeobronkhial, untuk memastikan jalan nafas lapang. Gigi palsu dikeluarkan serta lakukan suction di daerah nasofaring jika diduga ada cairan. 3. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang infuse sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel darah. 4. Pasang monitor jantung jika tersedia bersamaan dengan melakukan EKG. 5. Pasang nasogastric tube, keluarkan isi lambung untuk mencegah aspirasi, lakukan bilas lambung jika diduga terjadi intoksikasi. Berikan thiamin 100 mg iv, berikan destrosan 100 mg/kgbb. Khusus 1. Pada herniasi Pasang ventilator lakukan hiperventilasi dengan trget PCO2:25-30 mmHg Berikan manitol 20% dengan dosis 1-2 gr/kgbb atau 100 gr iv. Selama 10-20 menit kemudian lanjutkan 0,25-0,5 gr/kgbb atau 25gr setiap 6 jam. Edema serebri karena tumor atau abses dapat diberikan deksametason 10 mg iv lanjutkan 4-6 mg setiap 6 jam. Jika pada CT scan kepala ditemukan adanya CT yang operabel seperti epidural hematom, konsul bedah saraf untuk operasi dekompesi. 2. Tanpa herniasi Ulang pemeriksaan neurologi yang lebih teliti. Jika pada CT scan tidak ditemukan kelainan, lanjutkan dengan pemeriksaan fungsi lumbat. Jika LP positif ada infeksi, berikan antiblotic yang sesuai. Jika ada pendarahan terapi sesuai dengan pengobatan subarachnold hemorhage.

RIZKY ARINTIKA FAHMI 20100340074


Penanggulangan Kehilangan kesadaran : Pasien sebaiknya diposisikan pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak,terlindung dari traumadan mendapatkan jalan nafas yang aman. Pingsan : membaringkan pasien dengan kaki ditinggikan dan di topang, pastikan pasien mendapatkan udara segar. Jika kesadaran tidak pulih, pernapasan dan nadi harus diperiksa serta bersiap melakukan resusitasi untuk mengantisipasi bila perlu. Pasien sebaiknya terbaring dengan posisi supinasi serta kepala menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan terhambatnya jlan nafas lidah. Penilaian nadi dan auskultasi jantung dapat membantu menentukan apakah pingsan tersebut berkaitan dengan bradiaritmia / takiaritmia. Pakaian pasien di longgarkan, terutama pada leher dan pinggang. Stimulasi perifer seperti meneteskan air pada wajah dapat membantu menyadarkan pasien. Pemeberian apapun ke mulut pasien termasuk air sebaiknya dihindari jika pasien masih berada dalam kelemahan secara fisik.

Anda mungkin juga menyukai