Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT ANALITIK DAN PENDIDIKAN

A. Konsep Dasar
Salah satu perkembangan terbaru dalam ilmu filsafat disebut Filsafat Analitik Filsafat analitik bukan suatu filafat sistematik sebagaimana idealism! realism! atau pragmatism Sungguh! keban"akan ahli filsafat analitik beker#a dengan hati$ hati untuk menanggalkan identitas sebagai filsafat sistematis! mereka berpendapat bah%a pendekatan sistem dalam filsafat lebih ban"ak memba%a masalah daripada memberikan s&lusi kepada masalah$masalah manusia 'Knight()*+,Sebagain besar ahli filsafat analitik men.ari .ara untuk memper#elas bahasa! k&nsep$k&nsep! dan met&de$met&de "ang digunakan se.ara lebih tepat untuk aktifitas kehidupan ! misaln"a dalam bidang sains /saha$usaha filsafat analitik diperluas dalam bidang lain seperti pendidikan Klarifikasi adalah satu kesamaan tema "ang sederhana dalam filsafat analitik Asumsi "ang mendasari dari para analis "aitu keban"akan masalah$masalah dalam filsafat pada masa lalu bukan benar$benar masalah "ang berf&kus pada ken"ataan terakhir atau kebenaran! kebaikan! dan keindahan0 akan tetapi masalah$masalah berada pada keran.uan bahasa! ketidaklurusan atau ketidak#elasan makna! dan k&nsep "ang membingungkan Pengetahuan se#ati! sebagaimana "ang diklaim &leh filsafat analitik merupakan urusan ilmu pengetahuan 'business of science- daripada sebuah filsafat Aturan "ang sesungguhn"a dari filsafat adalah klarifikasi "ang kritis 1leh karena itu! filsafat analitik berpaling dari peran$peran filsafat "ang bersifat spekulatif! preskriptif! dan sintesa Filsafat analitik men&lak untuk mengembangkan te&ri$te&ri filsafat

Filsafat analitik mungkin lebih baik dilihat sebagai suatu pember&ntakan terhadap tu#uan dan met&de filsafat tradisi&nal Filsafat analitik bukan sebagai suatu bentuk aliran filsafat! tetapi lebih pada suatu pendekatan dalam berfilsafat 2erakan analitik dalam filsafat bukanlah suatu filsafat sistematik seperti idealisme dan pragmatisme aksi&l&gi Filsafat tersebut tidak para tertarik fil&s&f dalam analitik pembuatan pern"ataan$pern"ataan metafisik! epistem&l&gi! atau pern"ataan Sebalikn"a berke"akinan bah%a pern"ataan$pern"ataan tersebut han"a menambah kebingungan umat manusia Pr&blem$pr&blem masa lalu sebagaimana diklaim &leh para analis! bukanlah pr&blem "ang sesungguhn"a tentang realitas akhir ' ultimate reality-! kebenaran! serta nilai0 tetapi pr&blem "ang berkenaan dengan kebingungan dalam bahasa dan makna Ketidaktepatan dalam menggunakan bahasa dan makna "ang tidak #elas terletak pada pusat kebingungan &leh filsafat 3an"ak bahasa pr&blem "ang filsafat miskin4 "ang tidak disebabkan teratur 5&del filsafat analitik terdiri dari dua g&l&ngan besar "aitu ( 1. ANALITIK LINGUISTIK 5&del analitik linguistik mengandung arti bah%a filsafat sebagai analisis l&gis tentang bahasa dan pen#elasan makna istilah Para fil&s&f memakai met&de analitik men#elaskan arti sebuah istilah dan linguistik untuk bahasa pemakaian penggunaan

3eberapa filsuf mengatakan bah%a analisis tentang arti bahasa merupakan tugas p&k&k filsafat dan tugas analisis k&nsep sebagai satu$satun"a fungsi filsafat Para filsuf analitik seperti 2 E 5&&re! berpendapat 3ertrand bah%a 6ussell! tu#uan 2 6"le! filsafat dan "ang lainn"a adalah men"ingkirkan

kekaburan$kekaburan dengan .ara men#elaskan arti istilah atau

ungkapan "ang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan sehari$hari 5ereka berpendirian 5enurut bah%a bahasa tanpa merupakan lab&rat&rium para filsuf! "aitu tempat men"emai dan mengembangkan bermakna Filsafat bangunan analitik linguistik bukan merupakan akti8itas suatu "ang Di pengetahuan! melainkan suatu ide$ide 7ittgenstein penggunaan l&gika bahasa! pern"ataan$pern"ataan akan tidak

bertu#uan men#ernihkan istilah$istilah "ang dipergunakan tetapi mereka masih memiliki berhati$hati tu#uan dan "ang sama!

antara fil&s&f$fil&s&f analitik akan mun.ul perbedaan$perbedaan! "aitu tidak pemakaian bahasa "ang #elas dan #ernih Ahli filsafat analitik .enderung skeptis! .enderung berkeinginan untuk membangun suatu ma9hab dalam sistem berfikir De%asa ini pendekatan analitik mend&minasi filsafat di Amerika dan Inggris Di daratan Er&pa pada umumn"a masih berlaku pendekatan spekulatif Tidak bisa diasumsikan! bah%a realisme merupakan .ikal bakal dari gerakan filsafat analitik! tetapi dalam hal ini meskipun begitu! ada kemiripan "ang sangat dekat dan kuat Filsafat analitik pada a%aln"a memiliki se#arah "ang .ukup pan#ang se#ak 9aman :unani S&.rates telah memiliki perhatian bah%a istilah$ istilah dan k&nsep$k&nsep harus dipahami sebagaimana mestin"a analisis sehingga dipahami Arist&tels memiliki perhatian dalam mendefnisikan merupakan implikasi sarana dari untuk mengklarifikasi filsafat tersebut bahasa dapat

kata$kata "ang ia gunakan 3agi para fil&s&f sebelum abad ,; ! dalil$dalil

Para fil&s&f analitik lebih ban"ak memperhatikan

terhadap penggunaan bahasa "ang tepat sehingga mereka dapat men.apai tu#uan pern"ataan$pern"ataan "ang penuh makna tentang realitas dan kebenaran Fil&s&f analitik se.ara berbeda melihat penggunaan bahasa "ang tepat sebagai tu#uan

<

itu sendiri Filsafat analitik tidak membuat dalil$dalil! tetapi lebih tertarik pada mengklarifikasi arti "ang tepat tentang dalil$dalil "ang ditulis &leh &rang lain Analisis linguistik telah berkembang pada a%al abad ke$,; Inggris =al ini did&r&ng &leh 3ettrand 6ussell dan Alfred N&rth 7hitehead dalam kar"an"a Principia Mat ematica 6ussell dan 7hitehead menggunakan matematika ke dalam bahasa l&gika Ide$ide mereka adalah bah%a matematika memiliki ke#elasan dan l&gika "ang tidak bisa ditemukan dalam penggunaan bahasa "ang bersifat umum 2e&rge Ed%ard 5&&re mngambil #alan "ang agak berbeda dengan %hitehead dan6ussell! mengklaim bah%a analisis bahasa biasa 'or!inary lan"ua"e- dan pemahaman umum 'common sense-! "ang lebih dari bahasa saintifik$ matematis! seharusn"a men#adi p&int utama dalam analisis linguistik 3arangkali &rang "ang paling berpengaruh terhadap gerakan analitik adalah Lud%ig 7ittgenstein! "ang telah mempublikasikan kar"an"a dalam bukun"a Tractatus Lo"ico# P ilosop icus pada a%al abad ke$,; 7ittgenstein pada masa mudan"a dipengaruhi &leh 6ussell gurun"a dan kemudian telah mempengaruhi fil&s&f$fil&s&f p&siti8isti. perkumpulan >ienna '$ienna %ircle&. ANALITIK P'SITI$ISTIK L'GIS P&siti8isme merupakan salah satu akar utama dari filsafat m&dern selain analisis linguistik Para p&sti8itis Peran.is abad ke$ )*! di ba%ah kepemimpinan Auguste ?&mte! berpegang bah%a pengetahuan '(no)le!"e* harus didasarkan pada persepsi rasa 'sense perception- dan in8estigasi ilmu pengetahuan 'science"ang &b#ektif! &leh karena itu!p&siti8isme telah membatasi pengetahuan kepada statements fakta "ang dapat di&bser8asi dan hal$hal "ang berkaitan dengann"a! dan men&lak pandangan dunia "ang bersifat metafisik atau pandangan dunia "ang berisi unsur$unsur "ang tidak dapat di8erifikasi se.ara empiris
@

Sikap

negatif terhadap setiap realitas di luar rasa 'sense- manusia telah mempengaruhi ban"ak bidang$bidang pemikiran m&dern! termasuk pragmatisme! beha8i&risme! naturalisme saintifik! dan gerakan analitik tersebut P&siti8isme men#adi tempat berkumpul bagi kel&mp&k ilmu%an abad ,; "ang dikenal dengan nama Perkumpulan >ienna '$ienna %ircle- Kel&mp&k ini terdiri dari ilmu%an ahli matematika! ahli l&gika simb&l ' symbolic lo"ician"ang tertarik pada filsafat Perkumpulan >ienna tersebut melihat filsafat sebagai l&gika sains dan bentuk pemikiran mereka "ang kemudian dikenal sebagai p&siti8isme l&gis kel&mp&k ini adalah untuk menemukan Tu#uan utama suatu sistem

termin&l&gis dan k&nseptual "ang bersifat inklusif tapi umum 'berlaku- terhadap semua sains analitik merupakan istilah Perlu di.atat bah%a filsafat 'umbrella term"ang pa"ung

men.akup beberapa pendirian "ang agak berbeda "ang biasan"a menga.u kepada p&sit8isme l&gis! empirisme l&gis! aanalisis linguistik! at&misme l&gis! dan analisis &Af&rd Pada dasarn"a lo"ical positi+isme berfikir bah%a tidak ada dalil "ang dapat diterima dengan penuh arti ke.uali #ika dapat di8erifikasi dengan alasan$alasan f&rmal "ang n"ata 5&del analitik p&siti8istik l&gis dikenal dengan ne& p&siti8ism dikembangkan &leh 3ertrand 6ussell "ang berakar pada dan meneruskan filsafat p&siti8isme dari ?&mte "ang merupakan peletak dasar pendekatan kuantitatif dalam pengembangan ilmu 's.ien.e-! dengan meletakkan matematika sebagai dasar bagi semua .abang ilmu P&siti8isme memiliki pengaruh "ang kuat pada met&de ilmiah K&nsep$k&nsep p&siti8isme men"umbangkan pendekatan baru dalam penemuan kebenaran ilmiah "ang melahirkan re8&lusi paradigm Prinsip dan pr&sedur dalam ilmu alam dan '"aitu ( l&gika dan matematika- atau di8erifikasi pada tataran empiris! atau data

ilmu s&sial!"ang berasal dari asumsi C&hn Stuart 5ill ')+@<-! terus hidup sampai sekarang sebagai paradigm met&d&l&gis 5ill tidak membedakan met&d&l&gi ilmu s&.ial dan ilmu kealaman

,. To(o #To(o

!an Pan!an"annya

George Edward Moore (1873-1958-

Suatu ketahanan dari akal sehat 'common sense- adalah salah satu ide terbesar 5&&re Pada dasarn"a! 5&&re tertarik pada sesuatu "ang kita sebut &rdinar" life 5&&re per.a"a bah%a sebagian besar akal sehat 'common sense- adalah sesuatu "ang benar dan bah%a kita tahu apa "ang kita bi.arakan tentang kebiasaan! bahasa! dan akal sehat Keban"akan ahli filsafat! selain 5&&re! telah membuat suatu .ara keluar dari perdebatan tentang akal sehat 3agaimanapun! dalam dua hal "aitu bahasa "ang biasa dan dalam filsafat! ada beberapa pern"ataan memandang "ang keduan"a "ang dapat dia dibuktikan! bah%a dan 5&&re bukan seperti ker#akan dalil$dalil penemuan

kebenaran atau

kepalsuan dari

termasuk

terletak dalam bahasa "ang biasa dan filsafat! tetapi ada pada analisis makna dari dalil$dalil Dengan analisis tersebut! 5&&re berfikir .ara "ang dapat memper#elas terhadap pemahaman "ang lebih baik terhadap arti kebenaran dan kebenaran dari apa "ang kita katakan dan kita tulis Illustrasi ( kata$kata baik! tahu! n"ata Kita semua tahu arti kata$kata tersebut dalam keseharian dan sesuatu "ang diterima akal sehat 5&&re per.a"a bah%a kita telah memiliki suatu k&nsep tentang baik sudah ada dalam pikiran kita sebelum kita mempergunakann"a maksud 'atau memiliki ! akan tetapi mengetahui makna4 k&nsep- dan menganalisis

maksud adalah dua hal "ang berbeda 5enganalisis suatu makna akan membanu kita memahami se.ara lebih tepat dan #elas dari

makna tersebut ! atau dengan kata lain kita dapat men"ebutn"a kebaikan "ang sesuai4 .&.&k Bertrand Russell (1872-1970) Kalau 5&&re dih&rmati dengan filsafat analitikn"a "ang men.&ba menganalisis maksud$maksud dari kata$kata biasa dan akal sehat! 6ussell mengembangkan sebuah analisis l&gika f&rmal "ang akrab disebut ilmu pasti dan keharusan sebuah perbendaharaan kata "ang tepat Mat ematica Dalam bukun"a Principia 6ussell "ang ditulis &leh 6ussell dan Alferd! matematika

dapat men"ederhanakan untuk suatu bahasa l&gika

memastikan bah%a matematika memberi kita suatu ke#elasan dan l&gika "ang tidak dapat ditemui dalam penggunaan bahasa pada umumn"a! kita perlu untuk men.&ba membuat hal tersebut lebih tepat dan #elas Arist&teles men"ebut k&nsep ini dengan nama met&de sil&gisme ' argumen deduktifIllustrasi ( Cika hu#an! maka #alanan basah terdiri dari dua klausa #ika hu#an dan #alan$#alan basah! kedua klausa tersebut &leh 6ussell dinamakan implikasi 3aik 5&&re maupun 6ussell mengemukakan ada hubungan "ang kuat bah%a analisis berkaitan erat dengan filsafat realisme0 5&&re berpendapat dengan tegas dan gamblang bah%a analisis akan kata$kata "ang biasa dari fakta$fakta dan kesadaran pengalaman Sedangkan 6ussell dengan tegas memakai 2erakan pendekatan ilmiah dan l&gis! rapi! dan sistematis filsafat m&dern men&lak sistem tersebut Ludwig ittgenstein (1889-1951)

analitik masih ber&rientasi pada filsafat realisme! meskipun

Dalam bukun"a Tractatus Lo"ico#P ilosop icus! Lud%ig berargumentasi bah%a ilmu$ilmu alam adalah sumber utama dari kebenaran dalil dan maksud utama dari ditemukann"a fakta$ fakta baru Ilmu Filsafat tidak seharusn"a melihat penemuan

kebenaran ! akan tetapi lebih merupakan kegiatan untuk meme.ahkan dilema$dilema! memper#elas masalah$masalah! dan memper#elas pemikiran$pemikiran "ang berasal dari sumber$ sumber "ang lain Para ahli filsafat tidak seharusn"a terf&kus pada diri mereka sendiri dengan kebenaran dari data "ang ada! tetapi harus selalu dihubungkan dengan bahasa dan pern"ataan$pern"ataan sekitar data tersebut Kesimpulann"a

kita perlu menetapkan apa "ang dapat dan tidak dapat dikatakan! itulah "ang disebut limits &f language Tu#uan filsafat analitik se.ara ringkas digambarkan &leh 7ittgenstein sebagai berikut ( -ilsafat bertu.uan pa!a (larifi(asi filsafat yan" bersifat lo"is# -ilsafat bu(anla sebua tubu !o(rin tetapi sebua a(ti+itas# sebua (arya filsafat secara essensial (epa!a (larifi(asi !alil# membuat .elas !an ter!iri !ari uraian / -ilsafat ti!a( men" asil(an !alil#!alil filsafat 0p ilosop ical prepositions* tetapi lebi !alil tersebut / Tu"as filsafat a!ala a!ala

memberi(an batas#batas yan" .elas ter a!ap sesuatu. Para penganut p&siti8isme per.a"a bah%a semua kalimat analitik berada dalam ken"ataan l&gika f&rmal$ artin"a kalimat tersbut benar disebabkan &leh struktur kalimatn"a$ dan semua pern"ataan sintetik kepun"aan sains! men"ediakan in8estigasi "ang empiris untuk 8aliditasn"a

%. Impli(asi Pa!a Pen!i!i(an


Pada rasi&nalitas pendekatan analitik linguistik! untuk mengu#i "ang berkaitan dengan ide$ide atau gagasan$

gagasan pendidikan! dan mengu#i bagaimana k&nsistensin"a dengan gagasan lain 5isaln"a kita memperkenalkan k&nsep .ara bela#ar sis%a aktif Dengan menggunakan tata bahasa dan l&gika! kita ka#i k&nsep tersebut dengan .ara menganalisis dari sudut pandang tertenu Pendekatan analitik linguistik mengu#i

se.ara

l&gis

k&nsep$k&nsep

pendidikan

seperti

manusia

seutuhn"a! tu#uan pedidikan! pendidikan seumur hidup! kede%asaan! dll Dalam k&nteks pendekatan p&siti8istik l&gis! menurut Kunt& 7ibis&n& ')**E-! p&siti8ism merupakan suatu m&del dalam pengembangan ilmu pengetahuan 'kn&%ledge- "ang di dalam langkah ker#an"a menempuh .ara melalui &bser8asi! eksperimentasi! dan k&mparasi sebagaimana diterapkan dalam ilmu kealaman! dan m&del ini dikembangkan dalam ilmu$ilmu s&sial P&siti8isme dan mempergunakan eksperimentasi dengan presisi!8erifiabilitas!k&nfirmasi!

dera#at &ptimal 'Sadu"&h(,,-! dengan se#auh mungkin dapat melakukan prediksi dengan dera#at "ang &ptimal pula Dengan demikian kebenaran ilmiah dan keberhasilan pendidikan diukur se.ara p&siti8istik! dalam arti "ang benar Implikasi paham p&siti8isme dan "ang n"ata haruslah k&nkrit!eksak! akurat! dan memberi kemanfaatan dalam pengembangan ilmu pendidikan tidak mengenal ilmu pendidikan se.ara utuh! namun "ang ada adalah ilmu$ilmu pendidikan seperti ( psik&l&gi pendidikan! s&si&l&gi pendidikan! administrasi pendidikan! dll Ilmu$ilmu tersebut merupakan aplikasi dari llmu murni sebagai ilmu dasarn"a P&siti8isme merupakan m&del pendekatan ilmiah kuantitatif dalam keilmuan! para penganutn"a men"ebut dirin"a berparadigma ilmiah Implikasi lain dari filsafat analitik menurut 6 S Peters bah%a 'se&rang fil&s&f analitik terkemuka- ! mengemukakan

filsafat pendidikan terdiri dari f&rmulasi tingkat tinggi ' i" le+el"ang akan memandu praktek pendidikan dan membentuk &rganisasi sek&lah Dengan kata lain! fungsi filsafat pendidikan se.ara tradisi&nal telah berkembang dan menentukan #alan dan praktek pendidikan "ang dibangun dan .&.&k dengan pandangan filsafat "ang didasarkan pada pandangan tertentu berkenaan

dengan sifat realitas 'nature of reality-! kebenaran! dan nilai Pendekatan ini tampakn"a akan bertentangan dengan pendirian 7ittgenstein! "ang pada a%al karirn"a men"atakan bah%a pern"ataan Fpern"ataan metafisik adalah &m&ng k&s&ng 'nonsensePertan"aann"a adalah( apa nilai! kegunaan! dan fungsi filsafat pendidikan bagi analisG Ca%abann"a telah diberikan &leh Peters "ang men"atakan bah%a salah satu keas"ikan utama bagi fil&s&f analitik adalah untuk mendesain petun#uk$petun#uk tingkat tinggi bagi pendidikan Pada dasarn"a Peters dan teman$ temann"a men"atakan bah%a peran filsafat pendidikan bukan untuk mengembangkan isme$isme atau ide&l&gi pendidikan "ang baru! tapi untuk membantu kita memahami se.ara lebih baik arti ide&l&gi kita sekarang ini 5anfaat "ang akan di.apai &leh sis%a4 mahasis%a! &rang tua! guru! staf administrasi! dan mas"arakat dari klarifikasi sema.am itu akan men#adi suatu pendekatan "ang lebih berarti terhadap pr&ses pendidikan Para analis berpendapat bah%a ban"ak pr&blem pendidikan terletak pada p&blem bahasa mereka sendiri 1leh karena itu! apabila kita dapat men"elesaikan pr&blem bahasa tersebut! kita dapat menguraikan se.ara lebih baik pr&blem pendidikan Para analis kemungkinan memberikan perhatian terhadap pern"ataan$pern"ataan "ang umum 'typicalsema.am itu sebagaimana! guru$guru seharusn"a memberikan pengalaman kehidupan n"ata pada sis%a pern"ataan preskriptif harus diu#i Fpern"ataan Kedua! untuk ini atau kurikulum seharusn"a Pertama! sebagai seharusn"a deskriptif Istilah dikenal didasarkan pada situasi kehidupan "ang sebenarn"a istilah$istilah menetukan

pengalaman kehidupan

kehidupan n"ata dan seperti kehidupan "ang sebenarn"a artin"a merupakan suatu deskripsi dari seluruh akti8itas umat manusia Salah satu akti8itas umat manusia "ang sekarang adalah

);

mentasrifkan kata ker#a Namun demikian ketika pern"ataan ini seringkali digunakan! maka mentasrifkan kata ker#a bukanlah hal "an seperti dimaksudkan! untuk latihan$latihan tata bahasa bukanlah dianggap mengapa tersebut G Para analis filsafat tidak han"a tertarik dalam mengklarifkasi penggunaan bahasa pendidik 'e!ucator-! tetapi #uga dalam mengklarifikasi alat$alat !e+i!es"ang digunakan &leh k&nseptual 'conceptual pendidik! analitik kema#uan memberikan k&nsep hal tersebut tidak seperti kehidupan sebenarn"a ! dimasukkan dalam preskepsi tetapi apabila tata bahasa merupakan bagian dari kehidupan

menggunakann"a! perkiraan$perkiraan "ang mendasarin"a! dan tu#uan$tu#uan perhatian "ang ter.akup Filsafat analisisk&nsep kepada pendidikan!

pelatihan ! k&nsep "ang berpusat pada anak ' concept of c il! centere!-! dan k&nsep$k&nsep lain "ang meliputi tu#uan! buda"a! kurikulum! serta &t&ritas Para analis bukan han"a menghindari untuk menggunakan pern"ataan$pern"ataan preskriptif tentang apa "ang mungkin dan tidak mungkin dilakukan &leh sis%a! tetapi #uga mereka menghindari pern"ataan$pern"ataan nilai berkenaan akti8itas sema.am di atas Sebagai .&nt&h! kita perhatikan bah%a saran tersebut dikeluarkan &leh &t&ritas sek&lah tertentu bah%a sis%a sek&lah dasar harus memba.a! befikir! atau bela#ar! maka analisakan mengu#i apa "ang kita maksudkan dengan memba.a! berfikir! atau bela#ar Ia tidak akan melakukan 'memberi preskriptif- ataupun membuat sebuah putusan nilai0 fungsin"a adalah untuk mengklarifikasi melalui analisis Suatu area di mana analisis bergerak dalam pendidikan "aitu pengembangan m&del "ang membantu kita mengklarifikasi pendidikan liberal! k&ndisi dan ind&ktrinasi! penentuan nilai '+alue#.u!"ement-! nilai! m&ral! dan kebebasan!

))

dan men"usun k&nsep$k&nsep kita =al ini dianggap berkenaan dengan strategi untuk membantu kita dalam permainan bahasa "ang spesifik tertentu 5ereka 5ereka #uga mengembangkan m&del bah%a para saintis seringkali

te&ritis unuk membantu guru$guru "ang memiliki pr&blem men.atat membangun sebuah te&ri sebelum ter#un dalam suatu akti8itas Klaim para analis bah%a hal tersebut akan diikuti sesuatu "ang sama akan membantu dalam penga#aran Penggunaan m&del tersebut dapat membantu untuk menghilangkan ambiguitas dan karena itu akan membantu pr&fesi dalam pendidikan

D. Kriti( Ter a!ap -ilsafat Analiti(


Flsafat analitik di satu sisi memiliki se#umlah kelemahan "ang .ukup men.&l&k! apabila analisis dilihat sebagai suatu .ara untuk berfilsafat Kriti( Pertama0 ada ban"ak kritik bah%a filsafat analitik terlalu sempit dan terbatas untuk men#a%ab tuntutan "ang begitu besar dari kehidupan m&dern! mas"arakat! dan pendidikan Filsafat analitik dalam usahan"a untuk men.apai

ke#elasan dan ketepatan! telah dilihat &leh se#umlah &rang sebagai suatu upa"a untuk lepas dari pr&blem "ang sangat penting abad ini dan pr&blem filsafat "ang bersifat abadi Kriti( (e!ua0 Filsafat analitik membuat keran.uan antara sarana dan tu#uan filsafat 3erkaitan dengan kebingungan sarana dan tu#uan! C&hn 7ild mengilustrasikan seperti &rang "ang begitu tertarik pada titik dan n&da debu "ang ada di ka.amatan"a sehingga ia kehilangan semua ketertarikann"a untuk melihat "ang lain melalui ka.amata tersebut Dalam penelusurann"a untuk klarifikasi dan ketepatan ! filsafat analitik sering membesar$besarkan teknik filsafat dan pada situasi tertentu mengarahkan fil&s&f men#adi teknisi "ang berkeahlian

),

tinggi Sese&rang mungkin akan bertan"a kepada para fil&s&f analitik! apakah klarifikasi dari apa "ang kita lakukan akan bernilai apabila kita melakukan kesalahan dari a%al Se&rang fil&s&f analitik merasakan masalah ini dan men.atat bah%a suatu ambiguitas sistematik tertentu lebih diinginkan daripada sebuah ketepatan artifi.ial Dalam k&nteks lain! apabila para fil&s&f berhenti untuk bi.ara tentang pertan"aan metafisik dan aksi&l&gi! sedangkan "ang lainn"a seperti Ilmu S&sial dan Fisika akan terus membuat pern"ataan$pern"ataan dan dalil$dalil besar berkaitan dengan kehidupan dan penghidupan Sese&rang tidak akan terlepas dari menghadapi pertan"aan dasar umat manusia dengan han"a mendefinisikann"a dalam .ara "ang keluar dari definisi filsafat Kriti( (eti"a0 Filsafat analitik sebagai .ara t&tal pendekatan terhadap isu$isu filsafat berakar dari kebutaann"a terhadap perkiraan F perkiraan metafisik dan epistem&l&gi Di satu sisi! para analis se.ara umum menghindari suatu asumsi apri&ri Di sisi lain! ketika mereka mendesak bah%a setiap istilah deskriptif atau faktual seharusn"a dalam bahasa sains dan bah%a dalil$ dalil harus dapat di8erifikasi dengan suatu &bser8asi sens&r"! maka mereka mengasumsikan sebuah d&krin metafisik "ang sesuai dengan materialisme! realisme! dan p&siti8isme Dengan hal seperti di atas! metafisik dan epistem&l&gi mereka! apakah dipilih se.ara sadar atau tidak! terbuka untuk kritik "ang sama seperti p&sisi filsafat ini Kritik lain "ang disampaikan terhadap paham p&siti8ism disampaikan &leh Lin.&ln dan 2uba dalam /"&h ',;;@-! bah%a p&siti8isme menghasilkan penelitian dengan resp&nden manusia! namun kurang mengindahkan kemanusiaan =al ini dapat dikatakan bah%a pendekatan p&siti8ism tidak memiliki implikasi etis! selain itu p&siti8ism kurang berhasil menggarap f&rmulasi

)<

empiris dan k&nseptual dari berbagai bidang ilmu 'terutama ilmu s&sial dan humani&ra-

RE!ERE"#$ Anna P&ed#iadi ')***- Pen"antar -ilsafat Ilmu ,a"i Pen!i!i( :a"asan ?endra%asih 3andung 2e&rge 6 Knight ')*+,- Issues an! Alternati+es in 1!ucational P ilosop y Andre%s /ni8ersit" Press! 3erriens Springs 5i.igan =&%ard A 19man ')**;- P ilosop ical -oun!ations of 1!ucation 5errill Publishing ?&mpan"

)@

6ed#a 5ud"ahard#& ')**B- -ilsafat Pen!i!i(an Sebua Stu!i A(a!emi( Curusan Filsafat dan S&si&l&gi Pendidikan FIP IKIP 3andung /"&h Sadull&h Alfabeta 3andung ',;;<Pengantar Filsafat Pendidikan

)B

Anda mungkin juga menyukai