Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa berakibat yang fatal, paling yang sering disebabkan disebabkan oleh Mycobacterium oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum. Tuberkulosis menunjukkan penyakit tuberculosis, tetapi kadang disebabkan oleh M.bovis atau M.africanum. Bakteri lainnya menyebabkan penyakit yang menyerupai tuberkulosis, tetapi tidak menular dan sebagian besar memberikan respon yang buruk terhadap obat-obatan yang sangat efektif mengobati tuberkulosis. Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada tahun 199 , !"# men$anangkan kedaruratan global penyakit TBC, karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit TBC tak terkendali. %ni disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular &BT' positif(. Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di %ndonesia. )eterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan, sehingga jumlah penderita semakin bertambah. Pengobatan tuberkulosis berlangsung $ukup lama yaitu setidaknya * bulan pengobatan dan selanjutnya die+aluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang $ukup lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan se$ara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut ,-. &Multi Drugs Resistance(, kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap /aktu demi pengentasan tuberkulosis di %ndonesia.

Pada tahun 1990, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan kematian juta orang. -i 1egara-negara berkembang kematian TBC merupakan 203 dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat di$egah. -iperkirakan 903 penderita TBC berada di 1egara berkembang, 403 penderita TBC adalah kelompok usia produktif &10-05 tahun(. ,enurut data Sur+ei )esehatan .umah Tangga &S).T( tahun 1990, TBC merupakan penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardio+askuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. ,enurut laporan !"# &1999(, %ndonesia merupakan penyumbang penyakit TB terbesar nomor di dunia setelah %ndia dan Cina. Tahun 1999, !"# memperkirakan setiap tahun terjadi 06 .555 kasus baru TBC dengan kematian karena TBC sekitar 175.555. Se$ara kasar diperkirakan setiap 155.555 penduduk %ndonesia terdapat 1 5 penderita baru TBC paru BT' positif. Tahun 2559, di %ndonesia ditemukan 0**.555 pasien TB &227 per 155.555 penduduk(. Setiap tahunnya diperkirakan ditemukan suspek TB sebanyak 026.555 orang &226 per 155.555 penduduk(, dan pada setiap tahunnya diperkirakan ditemukan 152 per 155.555 penduduk kasus BT' positif &8(, sedangkan kematian TB sebanyak 95.555 orang per tahunnya. Tahun 2515, ditemukan 1.416.19 suspek TB, 161.120 kasus TB BT' positif &8(, dan 205 pasien meninggal akibat TB. Berdasarkan data Profil )esehatan %ndonesia &2515( penemuan kasus TB paru positif di Pro+insi 9ampung pada tahun 2515 adalah 0.1 9 penderita, dengan rin$ian menurut jenis kelamin sebagai berikut yaitu: .110 atau *5,*3 laki-laki dan 2.527 atau 9,73 perempuan. Berdasarkan data di atas persentase penderita TB paru yang telah menyelesaikan pengobatan dengan #'T &#bat 'nti Tuberkulosis( adalah sebagai berikut: **,43 selesai pengobatan ; * bulan, 12,63 sedang dalam pengobatan, 25,03 berobat tidak lengkap. <ika jumlah TB paru klinis dibandingkan antara kabupaten=kota maka )ota Bandar 9ampung dengan kasus terbesar dan )ota ,etro dengan kasus terke$il &-inas )esehatan Pro+insi 9ampung, 2554(. ,enurut data dari -inas )esehatan )ota Bandar 9ampung pada tahun 2511 penemuan suspek TB paru di )ota Bandar 9ampung tahun 2511 sebanyak 6.727 suspek dari target yang ditetapkan 1 .0 suspek &*2,23(. Terdapat 1.209 total kasus penderita TB paru. -ari jumlah tersebut total penderita baru dengan hasil BT' positif adalah 1.555 penderita, jumlah total penderita dengan hasil BT' 1egatif .ontgen positif adalah 2 1 kasus, dan jumlah total penderita BT' positif kambuh adalah 26
2

kasus. -ari total 1.555 penderita BT' positif diatas, penderita yang berobat atau diobati sebanyak 405 penderita. -engan rin$ian *4 kasus berhasil sembuh, 70 kasus gagal, 19 kasus tidak periksa dahak, 6 kasus default, kasus pindah, dan 2 kasus meninggal &P2, -inas )esehatan )ota Bandar 9ampung, 2511(. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah antara lain 1. "ubungan pengetahuan pasien tentang pengobatan TB paru dengan angka kepatuhan minum #'T 2. "ubungan kepatuhan minum #'T dengan angka keberhasilan kon+ersi dari BT' positif menjadi BT' negatif. I.3. Tujuan I. 3. 1. Tujuan Umum >ntuk memberikan pengetahuan kepada pasien tentang penyakit TB paru serta pentingnya kepatuhan minum #'T dalam keberhasilan terapi TB paru. I.3.2. Tujuan Khusus >ntuk meningkatkan angka keberhasilan kon+ersi dari TB paru dengan BT' positif menjadi BT' negatif di /ilayah Puskesmas Panjang, Bandar 9ampung I. . Keter!atasan -alam proses penyelesaian mini proje$t ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain terbatasnya /aktu untuk memantau keberhasilan kon+ersi dari BT' positif ke BT' negatif. Serta terbatasnya jumlah partisipan karena sampel hanya dapat diambil dari bulan -esember 2512 dan <anuari 251 . I.". Man#aat ,anfaat yang diharapkan dari kegiatan mini proje$t ini antara lain untuk tenaga kesehatan, pasien penderita TB paru serta Puskesmas Panjang. 1. Bagi tenaga kesehatan?

,enambah pengetahuan dan pengalaman bagi tenaga kesehatan tentang TB Paru

Sebagai bahan penelitian bagi tenaga kesehatan

2. Bagi pasien TB paru ,enambah pengetahuan pasien tentang penyakit TB paru yang dideritanya ,eningkatkan kesadaran pasien akan pentingnya kepatuhan dalam meminum #'T ,eningkatkan angka keberhasilan kon+ersi dari TB paru dengan BT' positif menjadi BT' negatif. . Bagi Puskesmas .a/at %nap Panjang -apat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan program pemberantasan TB paru di Puskesmas Panjang Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menderita TB paru di /ilayah Puskesmas Panjang.

BAB II TIN$AUAN PU%TAKA

II.1. De#&n&s& Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis &TBC(. ,eskipun dapat menyerang hampir semua organ tubuh, namun bakteri TBC lebih sering menyerang organ paru &65-603(. Tubekulosis yang menyerang paru disebut tuber$ulosis paru dan yang menyerang selain paru disebut tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan dahak menunjukkan BT' &Basil Tahan 'sam( positif, dikategorikan sebagai tuberkulosis paru menular. Penyakit TB paru merupakan penyakit menahun, bahkan dapat seumur hidup. Setelah seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, hampir 95 penderita se$ara klinis tidak sakit, hanya didapatkan tes tuberkulin positif dan 153 akan sakit. Penderita yang sakit bila tanpa pengobatan, setelah 0 tahun, 053 penderita TB paru akan mati, 203 sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 203 menjadi kronik dan infeksius. 1amun #-"' &orang dengan "%@='%-S( dengan TB paru aktif yang tidak diobati lebih mungkin meninggal dalam /aktu yang lebih singkat. Bakteri TB paru yang disebut Mycobacterium tuberculosis dapat dikenali karena berbentuk batang berukuran panjang 1-7 mikron dan tebal 5, -5,* mikron, tahan terhadap pe/arnaan yang asam, sehingga dikenal sebagai bakteri tahan asam &BT'(. Sebagian besar bakteri terdiri dari asam lemak dan lipid, yang membuat lebih tahan asam. Bisa bertahan hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat aerob, lebih menyukai jaringan kaya oksigen. Bila dijumpai BT' atau
5

Mycobacterium tuberculosis dalam dahak orang yang sering batuk-batuk, maka orang tersebut di diagnosis sebagai penderita TB paru aktif dan memiliki potensi yang sangat berbahaya. Se$ara khas bakteri berbentuk granula dalam paru menimbulkan nekrosis atau kerusakan jaringan. Bakteri Mycobacterium tuberculosis akan $epat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. -alam jaringan tubuh dapat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun.

II.2. %um!er 'an (ara Penularan Pen)ak&t TB Paru Sumber penularan penyakit TB paru adalah penderita yang pemeriksaan dahaknya di ba/ah mikroskop ditemukan adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang di sebut dengan BT' &basil tahan asam(. ,akin tinggi derajat hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap tidak menular. 1amun tidak semua penderita TB paru akan ditemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada pemeriksaan, tergantung dari jumlah bakteri yang ada. Penderita dapat menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk per$ikan dahak, yang dalam istilah kedokteran disebut menghasilkan droplet nu$lei. Sekali batuk dapat 555 per$ikan dahak. ,elalui udara yang ter$emar oleh

Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan atau dikeluarkan oleh penderita TB parusaat batuk. Bakteri akan masuk ke dalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Sementara, bagi yang mempunyai daya tahan tubuh baik, maka penyakit TB paru tidak akan terjadi. Tetapi bakteri akan tetap ada di dalam paru dalam keadaan AtidurA, namun jika setelah bertahun-tahun daya tahan tubuh menurun maka bakteriyang AtidurA akan AbangunA dan menimbulkan penyakit. Salah satu $ontoh ekstrim keadaan ini adalah infeksi "%@ yang akan menurunkan daya tahan tubuh se$ara drastis sehingga TB paru mun$ul. Seseorang dengan "%@ positif 5 kali lebih mudah menderita TB paru dibandingkan orang normal. Pada umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana droplet &per$ikan dahak( ada dalam /aktu yang lama. @entilasi dapat mengurangi jumlah droplet,
6

sementara $ahaya dan sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri. -roplet dapat bertahan beberapa jam dalam kondisi gelap dan lembab. #rang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. <adi penularan TB paru tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan tidur. -aya penularan dari seseorang penderita TB paru ditentukan oleh banyaknya bakteri yang dikeluarkan dari parunya. Baktor yang memungkinkan seseorang terpapar bakteri TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lama menghirup udara tersebut. .isiko tertular tergantung dari tingkat terpapar dengan droplet dan kerentanan terhadap penularan. Bakteri Mycobacterium tuberculosis sangat sensitif terhadap $ahaya matahari. Cahaya matahari berperan besar dalam membunuh bakteri di lingkungan, dan kemungkinan penularan di ba/ah terik matahari sangat ke$il karena bahaya penularan terbesar terdapat pada perumahan-perumahan yang padat penghuni dengan +entilasi yang kurang baik serta $ahaya matahari tidak dapat masuk kedalam rumah.

II.3. *ejala Pen)ak&t TB Paru Cejala yang dirasakan oleh penderita TB paru dapat digambarkan sebagai berikut? 1. Permulaan Sakit Pertumbuhan TB paru sangat menahun sifatnya, tidak berangsur-angsur

memburuk se$ara teratur, tetapi terjadi se$ara Amelompat-lompatA. Serangan pertama menyerupai AinfluenDaeA akan segera mereda dan keadaan akan pulih kembali. Berbulan-bulan kemudian akan timbul kembali serangan AinfluenDaeA. Tergantung dari daya tahan tubuh, jumlah dan +irulensi basil, serangan kedua bisa terjadi setelah -ikatakan sebagai multiplikasi bulan, * bulan, 9 bulan dan seterusnya. bulan. Serangan kedua akan bertahan lebih

lama dari yang pertama sebelum orang sakit AsembuhA kembali. Pada serangan ketiga serangan sakit akan lebih lama dibandingkan serangan kedua. Sebaliknya masa Atidak sakitA menjadi lebih pendek dari masa antara serangan pertama dan kedua. Seterusnya masa aktif AinfluenDaeA makin lama makin
7

panjang, sedangkan masa Abebas influenDaeA makin pendek. Salah satu keluhan pertama penderita TB paru adalah sering mendapatkan serangan AinfluenDaeA. Setiap kali mendapat serangan dengan suhu bisa men$apai 75EC71EC. 2. ,alaise Peradangan ini bersifat sangat kronik akan di ikuti tanda-tanda malaise? anoreksia, badan makin kurus, sakit kepala, badan terasa pegal-pegal, demam subfebril yang diikuti oleh berkeringat malam dan sebagainya.

. Batuk Mycobacterium tuberculosis mulai berkembang biak dalam jaringan paru. Selama bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, orang sakit tidak akan batuk. Batuk pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang produk-produk ekskresi dari peradangan keluar. 7. Batuk -arah &hemoptoe( Batuk darah akan terjadi bila ada pembuluh darah yang terkena dan kemudian pe$ah. Tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pe$ah maka akan terjadi batuk darah ringan, sedang, atau berat tergantung dari berbagai faktor. Satu hal yang harus diingat adalah tidak semua batuk darah dengan disertai gambaran lesi di paru se$ara radiologis adalah TB paru. Batuk darah juga terjadi pada berbagai penyakit paru lain seperti penyakit yang namanya bronkiektesi, kanker paru dan lain-lain. 0. Sakit= 1yeri -ada *. )eringat ,alam 4. -emam 6. Sesak 1afas, dll.

Tidak semua penderita TB paru punya semua gejala diatas, kadang-kadang hanya satu atau 2 gejala saja. Berat ringannya masing-masing gejala juga sangat ber+ariasi. Cejala-gejala tersebut diatas di jumpai pula pada penyakit paru selain TB paru. #leh karena itu setiap orang yang datang ke >nit Pelayanan )esehatan &>P)( dengan gejala tersebut diatas, harus di anggap Asuspek tuberkulosisA atau tersangka penderita langsung. TB paru dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak se$ara mikroskopis

II. . +&s&k, Menja'& %ak&t TB Paru .isiko seseorang tertular oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis untuk menjadi sakit TB paru, digambarkan sebagai berikut? 1. "anya sekitar 153 yang terinfeksi TBC akan menjadi sakit TB paru. -engan arti 13, diperkirakan diantara 155.555 penduduk rata-rata terjadi 1555 terinfeksi TB paru dan 153 diantaranya &155 orang( akan menjadi sakit TB parusetiap tahun. Sekitar 05 diantaranya adalah penderita TB paru BT' positif. 2. Baktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB paru adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi "%@='%-S dan malnutrisi &giDi buruk(. . "%@ merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TBC menjadi sakit TB paru. %nfeksi "%@ mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler &Cellular immunity(, sehingga jika terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi "%@ meningkat, maka jumlah penderita TB paru akan meningkat, dengan demikian penularan TB paru di masyarakat akan meningkat pula.

II.". Penemuan Pas&en TB Paru 1. Penemuan Pasien Tuberkulosis Pada #rang -e/asa

Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan tuberkulosis. Penemuan dan penyembuhan pasien tuberkulosis menular se$ara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis, penularan tuberkulosis di masyarakat dan sekaligus merupakan kegiatan pen$egahan penularan tuberkulosis yang paling efektif di masyarakat. Strategi penemuan pasien tuberkulosis dilakukan se$ara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan, didukung dengan penyuluhan se$ara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan $akupan penemuan tersangka pasien tuberkulosis. Pemeriksaan terhadap kontak pasien tuberkulosis, terutama mereka yang BT' positif dan pada keluarga anak yang menunjukan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. 2. Penemuan Pasien Tuberkulosis Pada 'nak -iagnosis Tuberkulosis pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik o+erdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis tuberkulosis anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor yang dilakukan dokter dengan parameter ? kontak Tuberkulosis, uji tuberkulin, berat badan=keadaan giDi, demam tanpa sebab jelas, batuk, pembesaran kelenjar limfe, koli, dan inguinal, pembengkakan tulang=sendi panggul, lutut, falang, serta foto thoraks.

II.-. Permasalahan Peng,!atan TB Paru Proses penyembuhan akan berhasil jika penderita TBC mengkonsumsi antiTB &#'T( se$ara teratur sampai selesai dengan penga/asan yang ketat. )eteraturan berobat yaitu diminum tidaknya obat-obat tersebut, penting karena ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya masalah resistensi. !alaupun telah ada $ara pengobatan tuberkulosis dengan efekti+itas yang tinggi, angka sembuh masih lebih rendah dari yang diharapkan. Penyakit utama terjadinya hal tersebut adalah pasien tidak mematuhi ketentuan dan lamanya pengobatan se$ara teratur untuk men$apai kesembuhan. Terutama pemakaian obat se$ara teratur pada 2 bulan fase inisial sering kali tidak ter$apai, sementara itu dengan mempersingkat lamanya pengobatan
10

menjadi * bulan telah menunjukkan penurunan angka drop out. "al ini mudah dimengerti, karena kalau penderita tidak tekun meminum obat-obatnya, hasil akhir hanyalah kegagalan penyembuhan ditambah dengan timbulnya basilbasil TB yang multiresisten. .esistensi obat anti tuberkulosis terjadi akibat pengobatan tidak sempurna, putus berobat atau karena kombinasiobat anti tuberkulosis tidak adekuat. )ondisi seorang penderita penyakit tuberkulosis sering berada dalam kondisi rentan dan lemah, baik fisik maupun mentalnya. )elemahan itu dapat menyebabkan penderita tidak berobat, putus berobat, dan atau menghentikan pengobatan karena berbagai alasan. TB dapat disembuhkan dengan berobat se$ara teratur sampai selesai dalam /aktu *-6 bulan. ,asa pemberian obat memang $ukup lama yaitu *-6 bulan se$ara terusmenerus agar dapat men$egah penularan kepada orang lain. #leh sebab itu, para penderita TB jika ingin sembuh harus minum obat se$ara teratur. Tanpa adanya keteraturan minum obat penyakit sulit disembuhkan. <ika tidak teratur minum obat penyakitnya sukar diobati kuman TB dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain akan membutuhkan /aktu lebih lama untuk dapat sembuh biaya pengobatan akan sangat besar dan tidak ditanggung oleh pemerintah.

II.-. Pengen'al&an. Pen/egahan 'an Peng,!atan TB Paru Pengendalian TB paru yang terbaik adalah men$egah agar tidak terjadi penularan maupun infeksi. Pen$egahan TB paru pada dasarnya adalah men$egah penularan bakteri dari penderita yang terinfeksi dan menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan. Tindakan men$egah terjadinya penularan dilakukan dengan berbagai $ara, yang utama adalah memberikan obat anti tuberkulosis yang benar dan $ukup, serta dipakai dengan patuh sesuai ketentuan penggunaan obat. Pen$egahan dilakukan dengan $ara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko yang pada dasarnya adalah mengupayakan kesehatan lingkungan dan perilaku, antara lain dengan pengaturan rumah agar memperoleh $ahaya matahari, mengurangi kepadatan anggota keluarga, mengatur kepadatan penduduk, menghindari meludah

11

sembarangan, batuk sembarangan, mengkonsumsi makanan yang bergiDi yang baik dan seimbang. -engan demikian salah satu upaya pen$egahan adalah dengan penyuluhan. Selain penyuluhan, pengobatan juga merupakan suatu hal yang penting dalam upaya pengendalian penyakit TB paru. Tujuan pengobatan TB paru adalah untuk menyembuhkan penderita, men$egah kematian, men$egah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan. Salah satu komponen dalam -#TS adalah panduan pengobatan panduan #'T jangka pendek dengan penga/asan langsung dan untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang Penga/as ,enelan #bat &P,#( dan pemberian panduan #'T didasarkan klasifikasi TBC. ,engobati penderita dengan TB paru $ukup mudah, karena penyebab TB paru sudah jelas yaitu, bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat di matikan dengan kombinasi beberapa obat yang sudah jelas manfaatnya. Sesuai dengan sifat bakteri Mycobacterium tuberculosis, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah ?

1. #bat harus di berikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat &%soniasid, .ifampisin, Pirasinamid, Streptomisin dan Ftambutol( dalam jumlah $ukup dan dosis tepat selama *-6 bulan, supaya semua bakteri &termasuk bakteri persisten( dapat di bunuh. "al ini untuk men$egah timbulnya kekebalan terhadap #'T. 2. >ntuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan penga/asan langsung &-#TG -ire$tly #bser+ed Treatment( oleh seorang Penga/as ,enelan #bat &P,#(.

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. Pada tahap intensif atau a/al pasien mendapat obat setiap hari dan perlu dia/asi se$ara langsung untuk men$egah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan se$ara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun /aktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BT' positif
12

menjadi BT' negatif dalam 2 bulan. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka /aktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman sehingga men$egah terjadinya kekambuhan.

II.0. Permasalahan Peng,!atan TB Paru Proses penyembuhan akan berhasil jika penderita TBC mengkonsumsi antiTB &#'T( se$ara teratur sampai selesai dengan penga/asan yang ketat. )eteraturan berobat yaitu diminum tidaknya obat-obat tersebut, penting karena ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya masalah resistensi. !alaupun telah ada $ara pengobatan tuberkulosis dengan efekti+itas yang tinggi, angka sembuh masih lebih rendah dari yang diharapkan. Penyakit utama terjadinya hal tersebut adalah pasien tidak mematuhi ketentuan dan lamanya pengobatan se$ara teratur untuk men$apai kesembuhan. Terutama pemakaian obat se$ara teratur pada 2 bulan fase inisial sering kali tidak ter$apai, sementara itu dengan mempersingkat lamanya pengobatan menjadi * bulan telah menunjukkan penurunan angka drop out. "al ini mudah dimengerti, karena kalau penderita tidak tekun meminum obat-obatnya, hasil akhir hanyalah kegagalan penyembuhan ditambah dengan timbulnya basil TB yang multiresisten. .esistensi obat anti tuberkulosis terjadi akibat pengobatan tidak sempurna, putus berobat atau karena kombinasiobat anti tuberkulosis tidak adekuat. )ondisi seorang penderita penyakit tuberkulosis sering berada dalam kondisi rentan dan lemah, baik fisik maupun mentalnya. )elemahan itu dapat menyebabkan penderita tidak berobat, putus berobat, dan atau menghentikan pengobatan karena berbagai alasan. TB dapat disembuhkan dengan berobat se$ara teratur sampai selesai dalam /aktu *-6 bulan. ,asa pemberian obat memang $ukup lama yaitu *-6 bulan se$ara terusmenerus agar dapat men$egah penularan kepada orang lain. #leh sebab itu, para penderita TB jika ingin sembuh harus minum obat se$ara teratur. Tanpa adanya keteraturan minum obat penyakit sulit disembuhkan. <ika tidak teratur minum obat penyakitnya sukar diobati kuman TB dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain akan membutuhkan /aktu lebih lama untuk dapat sembuh biaya pengobatan akan sangat besar dan tidak ditanggung oleh pemerintah.
13

II.1. Besarn)a Masalah +es&stens& Terha'a2 3!at TB Permasalahan ,ultidrug-.esistant Tuber$ulosis TB &,-.-TB( hingga saat ini masih ter$atat pada le+el tertinggi. Bakta tersebut menga$u pada laporan terbaru badan kesehatan dunia &!"#( yang menampilkan temuan tersebut berdasarkan sur+ey mengenai resistensi terhadap obat TB. -emikian seperti dikuti dari situs resmi badan kesehatan dunia tersebut. Bakteri penyebab TB menjadi resisten ketika penderita TB tidak mendapatkan atau tidak menjalani pengobatan lengkap. .esistensi obat TB, seperti drug sensitive TB juga dapat menular melalui udara dari penderita kepada bukan penderita. ,-.-TB merupakan bentuk TB yang tidak merespon terhadap standar * bulan pengobatan yang menggunakan obat standard atau first-line &resisten terhadap isoniaDid dan rifampi$in(. -ibutuhkan /aktu 2 tahun untuk diobati dengan obat yang 155 kali lebih mahal dibandingkan pengobatan dengan obat standard &first-line(. H-.-TB merupakan salah satu bentuk TB yang disebabkan oleh bakteri yang resistan terhadap hampir semua obat anti TB yang efektif &misalnya ,-.-TB plus resistan terhadap fluoroIuinolones dan segala bentuk pengobatan lain &se$ond-line( anti TB injeksi? amika$in, kanamy$in atau $apreomy$in(. 9aporan 'nti-Tuber$ulosis -rug .esistan$e in the !orld, didasarkan pada informasi yang dikumpulkan antara tahun 2552-255* pada 95.555 pasien TB di 61 negara. 9aporan tersebut juga menemukan bah/a extensively drugresistant tuberculosis &H-.-TB(, salah satu yang hampir tidak dapat diobati dari penyakit saluran pernapasan, telah ter$atat di 70 negara. Berdasarkan analisa data sur+ey, !"# memperkirakan terdapat hampir setengah juta kasus baru ,-.-TB. <umlah tersebut setara dengan 03 dari total 9 juta kasus baru TB di seluruh dunia tiap tahunnya. 'ngka tertinggi ter$atat di Baku, ibu kota 'Derbaijan, dimana terdapat hampir seperempat dari seluruh kasus baru TB &22, 3( dilaporkan sebagai multidrug-resistant. Proporsi ,-.-TB pada kasus baru TB adalah 19,73 di ,oldo+a, 1*3 di -onetsk, >kraina, 103 di Tomsk #blast di Bederasi .usia dan 17,63 di Tashkent, >Dbekistan. 'ngka-angka tersebut
14

melampaui le+el tertinggi dari resistensi obat yang dipublikasikan melalui laporan !"# tahun 2557. Sur+ey di Cina juga menyatakan bah/a ,-.-TB menyebar luas di negara tersebut. -irektur -epartemen Stop TB !"#, -r ,ario .a+iglione, mengatakan bah/a ? J .esistensi obat TB membutuhkan serangan frontal. <ika negara-negara dan kalangan internasional gagal mengarahkannya, kita akan kalah dalam pertempuran ini. Selain se$ara khusus mengkonfrontasi permasalahan resisitensi obat TB dan menyelamatkan kehidupan, program di seluruh dunia harus se$epatnya berkembang dalam mendiagnosa seluruh kasus TB se$ara $epat dan mengobatinya hingga sembuh, yang merupakan $ara terbaik untuk men$egah perkembangan resistensi obat A, imbuhnya.

BAB III

15

MET3DE PEN4U%UNAN

III.1. Desa&n ,etode penyusunan melalui $eramah= diskusi= tanya ja/ab serta pemberian leaflet seputar penyakit Tuberkulosis Paru yang dilakukan di Puskesmas .a/at %nap Panjang, tanggal 1 <anuari 251 . III.2. L,kas& Puskesmas .a/at %nap Panjang, )e$amatan Panjang, Bandar 9ampung. III.3. Peserta Peserta yang diambil adalah para penderita yang sudah didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru melalui pemeriksaan BT' sputum yang dilakukan di Puskesmas .a/at %nap Panjang, pada bulan -esember 2512 - <anuari 251 . III. . (ara Pengum2ulan Data Pengumpulan data diperoleh se$ara primer, yaitu peneliti memperoleh langsung data dari responden melalui rekam medis yang didapatkan Puskesmas .a/at %nap Panjang. III.". Pelaksana -okter internship di Puskesmas .a/at %nap Panjang, periode 14 <anuari 251 - 5 'pril 251 . dari

BAB I5
16

HA%IL

I5. 1. Pr,#&l K,mun&tas Umum Puskesmas Panjang, Bandar 9ampung merupakan puskesmas ra/at inap yang bertanggung ja/ab terhadap 7 kelurahan yaitu Panjang >tara, Panjang Selatan, )arang ,aritim dan Srengsem. Puskesmas Panjang memiliki beberapa program pen$egahan dan pemberantasan penyakit menular yaitu pemberantasan penyakit diare, malaria, -B- dan salah satunya adalah pemberantasan penyakit tuberkulosis &P2TB(. Program ini dijalankan oleh petugas puskesmas yang terdiri dari dokter, pera/at dan petugas puskesmas lainnya. Program ini sudah dijalankan selama kurang lebih 17 tahun sejak tahun 1999. I5.2. Data *e,gra#&s Puskesmas .a/at %nap Panjang terletak di daerah yang pemukiman penduduknya padat dengan sanitasi dan tingkat pendidikan rendah serta sosial ekonomi menengah ke ba/ah. Selain itu Puskesmas Panjang juga terletak di daerah pelabuhan yang aktif untuk transportasi perdagangan dari pulau <a/a ke pulau Sumatera. Puskesmas Panjang juga terletak di depan eks-lokalisasi yang sebagian besar masih beraktifitas se$ara illegal. "al-hal tersebut di atas menyebabkan angka penularan penyakit menular $ukup tinggi di daerah Panjang, salah satunya adalah penyakit TB paru. I5.3. Data Dem,gra#&s Seperti yang sudah disebutkan di atas Puskesmas Panjang memba/ahi 7 kelurahan yaitu Panjang >tara, Panjang Selatan, )arang ,aritim dan Srengsem. Fmpat kelurahan tersebut terdiri dari 11.510 )epala )eluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 7*.*42. -ata yang didapatkan dari P2TB Puskesmas Panjang, jumlah tersangka TB paru yang dilakukan pemeriksaan sputum BT' pada bulan -esember 2512 dan <anuari 251 berjumlah 14 pasien, didapatkan hasil postif sebanyak 17 pasien dan hasil negatif sebanyak pasien.

17

I5. . %um!er Da)a Kesehatan Sumber daya kesehatan yang tersedia di Puskesmas .a/at %nap Panjang terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, orang bidan dan 17 orang pera/at. I5.". %arana Pela)anan Kesehatan )ang Terse'&a -i daerah ke$amatan Panjang, selain terdapat Puskesmas ra/at inap Panjang juga terdapat beberapa klinik s/asta, dokter umum serta praktek bidan s/asta. 1amun sarana-sarana kesehatan tersebut tidak memiliki program atau pen$atatan khusus dalam mendiagnosa maupun terapi pada pasien TB paru. I5.-. Data Kesehatan Mas)arakat 62r&mer7 "asil pemeriksaan sputum pasien TB paru dengan BT' positif sebelum dan sesudah inter+ensi. BT' % 1o. 1. 2. . 7. 0. *. 4. 6. 9. 15. 11. 12. 1 . 17. 1ama Sulami <epi Pratama ,. 1api %r/an 1anang S. Suheri %ndra 'gus 1urman .irin 'li P. Fko Boyi Kamran 9ina >mur 45 thn 16 thn 70 thn 0 thn 20 thn 26 thn * thn 05 thn 21 thn 09 thn 22 thn 04 thn 77 thn 00 thn &sebelum inter+ensi( Tgl "asil 12=12=12 1 =12=12 10=12=1 16=12=1 22=12=12 24=12=1 26=12=12 52=51=1 5 =51=1 57=51=1 59=51=1 17=51=1 16=51=1 21=51=1 &8( 2 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( 1 &8( BT' %% &setelah inter+ensi( Tgl "asil 5=51=1 1=51=1 52=52=1 50=52=1 59=52=1 17=52=1 10=52=1 25=52=1 21=52=1 22=52=1 24=52=1 57=5 =1 56=5 =1 11=5 =1 &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &8( 1 &8( 1 &-( &-( &-( -rop #ut &-#( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( &-( orang pera/at gigi, 6

Perilaku pasien sebelum dan sesudah inter+ensi Sebelum inter+ensi? Pasien kurang memahami pentingnya kepatuhan minum #'T dalam kesembuhan TB paru, serta komplikasi yang mungkin terjadi bila pasien tidak patuh dalam meminum #'T.
18

Pasien kurang memahami $ara penularan dan $ara men$egah penularan TB paru. Sesudah inter+ensi? Sebagian besar pasien sudah memahami pentingnya kepatuhan minum #'T dalam kesembuhan TB paru dan memahami komplikasi yang mungkin terjadi bila tidak patuh dalam minum #'T. Sebagian besar pasien sudah mengetahui $ara penularan dan memahami $ara men$egah penularan TB paru.

BAB 5 DI%KU%I

19

Setelah melakukan pendataan dan pemantauan terhadap para penderita TB paru yang ter$atat di Puskesmas .a/at %nap Panjang pada bulan -esember 2512 <anuari 251 , ditemukan beberapa masalah yang akan didiskusikan sebagai berikut ? a( ,asih kurangnya pengertian pasien terhadap pentingnya kepatuhan dalam minum #'T, serta komplikasi yang mungkin terjadi bila pasien tidak rutin minum #'T selama * bulan. Selain itu, ada beberapa pasien yang masih mengeluh sudah minum #'T namun gejala seperti batuk masih tetap ada. "al ini dapat semakin membuat pasien menjadi malas atau tidak rutin minum #'T. >ntuk itu maka perlu dilakukan inter+esi berupa penyuluhan dan pembagian materi mengenai penyakit TB paru sehingga pasien lebih mengerti mengenai penyakit TB paru, pengobatan serta komplikasinya. -iharapkan setelah pengetahuan pasien meningkat maka kesadaran untuk minum #'T se$ara rutin juga meningkat. b( Pengetahuan yang masih kurang terhadap $ara penularan dan men$egah penularan TB paru. "al ini penting sekali, apalagi melihat daerah pemukiman penduduk di sekitar )e$amatan Panjang ini sangat padat dan sanitasinya yang masih kurang sehingga dapat mempermudah penularan TB paru. >ntuk itu sangat diperlukan kesadaran dari penderita TB paru itu sendiri untuk men$egah penularannya. -engan penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan hal tersebut dapat ter$apai, dengan demikian maka angka penderita TB paru juga akan berkurang. -alam pelaksanaan mini proje$t ini, dalam mengumpulkan data, melakukan inter+ensi dan pemantauan, terdapat beberapa faktor yang mendukung dan beberapa faktor yang menjadi kendala. Baktor - faktor tersebut antara lain ? a. Baktor - faktor pendukung Telah tersedianya rekam medik dari penderita TB paru yang dijadikan sumber data pada mini proje$t ini sehingga membantu dalam pendataan dan pemantauan yang dilakukan. Petugas puskesmas yang bertugas dalam program P2TB di Puskesmas Panjang sangat membantu dalam memberikan data - data lain yang dibutuhkan, serta membantu untuk memoti+asi para penderita TB paru yang dipantau untuk datang ke penyuluhan yang diadakan sebagai bentuk inter+ensi.

20

!aktu dan tempat pelaksanaan inter+ensi juga sudah diatur dan disiapkan dengan jelas sehingga inter+ensi yang dilakukan berjalan lan$ar. b. Baktor - faktor yang menjadi kendala !aktu yang terbatas dalam menyelesaikan mini proje$t ini menjadi kendala yang menyebabkan jumlah target pasien tidak dapat lebih banyak, karena pemeriksaan sputum kedua membutuhkan /aktu kurang lebih 1 bulan dari tanggal pasien terdiagnosa sehingga hanya pasien yang terdiagnosa dari bulan -esember 2512 dan <anuari 251 proje$t ini. saja yang dapat dilibatkan dalam mini

BAB 5I KE%IMPULAN DAN %A+AN

21

5I.1. Kes&m2ulan Penyuluhan dan edukasi tentang penyakit Tuberkulosis Paru sangat bermanfaat untuk memberikan informasi dan pengetahuan dasar terhadap pasien akan bahayanya penyakit Tuberkulosis paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum pasien TB paru dengan BT' positif sebelum dan sesudah inter+ensi dan tidak adanya pasien yang drop out &-#( dalam pengobatan, menunjukkan adanya kesadaran pentingnya kepatuhan minum #'T dalam kesembuhan TB paru dan memahami komplikasi yang mungkin terjadi bila tidak patuh dalam minum #'T. 5I.2. %aran -iharapkan agar penyuluhan tentang TB paru tetap dilaksanakan se$ara rutin terhadap masyarakat maupun pasien TB paru, karena dengan adanya penyuluhan dapat menambah pengetahuan pasien sehingga timbul kesadaran tentang pentingnya kepatuhan minum #'T. Setelah melakukan penelitian ini, peneliti juga ingin memberikan saran jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang bersangkutan dengan pengobatan TB paru dan memiliki /aktu yang $ukup lama, diharapkan dapat memantau keberhasilan terapi #'T hingga pengobatan tuntas.

LAMPI+AN
Po/er point penyuluhan

22

9eaflet penyuluhan 'bsen saat penyuluhan

23

Anda mungkin juga menyukai