Mugiono Risyad Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 2010 Kertas adalah salah satu elemen penting yang sering sekali digunakan dalam dunia grafika. Untuk memudahkan penggunanya, baik operator cetak, operator lipat, desain,
hingga montage, dibuatlah suatu standar ukuran untuk kertas. Banyak sekali standar yang digunakan untuk menentukan ukuran kertas, diantaranya standar DIN, Standar 16, dan standar-standar lainnya. Standar DIN adalah standar yang menggunakan kode huruf dan angka, seperti A0, B0, C1, D9 dan lain-lain. Sedangkan standar 16 adalah standar 16 ukuran kertas yang sering digunakan.
Pulp Destroying
Kegiatan ini bertujuan untuk menghancurkan ikatan-ikatan antar dalam lembaran pulp dan dalam kertas buangan (waste paper) menjadi serat-serat lepas. Proses penghancuran ini dilakukan dengan menggunakan mesin Hydropulver, yaitu sebuah bejana berbentuk cangkir terbuka yang berdiameter hingga 6 meter dan memiliki ketinggan 3 meter. Pada dasar bejana terdapat propeller yang berputar dalam kecepatan tinggi. Karena kekuatan putaran ini, lembaran pulp dan air terlempar ke sisi bejana dan kemudian terbawa arus kembali ke arah tengah bejana. Pulp yang telah benar-benar hancur akan mengalir keluar melalui pelat berlubang yang terdapat pada dasar bejana.
alat Beater atau Refiner untuk digiling dan digilas. Proses ini adalah tahap kunci yang akan menentukan sifat akhir dari kertas yang dihasilkan. Kertas yang dibuat tanpa melalui proses ini akan menjadi lunak dan gemuk, karena adanya kelengketan antar serat sedikit sekali.
Pada dasar bak mesin beater, dipasang pisau-pisau yang serupa. Banyaknya pisau yang dipasang, tajam atau tumpulnya pisau, serta jarak antar pisau, ditentukan oleh sifat pulp yang digiling dan jenis kertas yang akan dibuat. Jarak antar pisau dapat diatur dengan berbagai variasi pada alat tersebut, sehingga dimungkinkan untuk memproduksi kertas dengan karakter dan sifat yang berbeda-beda.
Paper Characteristic
Seperti diketahui sebelumnya, serat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu serat mekanik dan serat kimia. Akibatnya, kertas yang dihasilkan pun terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
Kertas Cetak A, mengandung serai kimia murni, seperti kertas HVS dan kertas
uang.
Kertas Cetak B, mengandung campuran 50% serat kimia dan 50% serat
HHI dan kertas koran. Pengujian jenis serat kertas tersebut menggunakan larutan Phloroglucinol. Kertas yang terbuat dari serat mekanik akan berubah menjadi merah bila ditetesi dengan larutan tadi, sebaliknya kertas yang terbuat dari serat kimia tidak akan berubah warna. 2. KADAR AIR
Yaitu jumlah kandungan uap air yang terdapat pada kertas. Kadar air dapat ditetapkan dengan cara mengeringkan contoh uji pada suhu diatas titik didih air (105oC). Kertas yang baik memiliki kandungan kadar air sekitar 5-7%, sedangkan kertas yang kering sama sekali, justru tidak dapat dicetak, karena rapuh dan mudah hancur serta retak/pecah. 3. KADAR ABU Yaitu jumlah sisa setelah pembakaran kertas/karton pada suhu kurang lebih 700oC dan dinyatakan dalam prosentase (%). Analisa kadar abu ini berguna untuk mengetahui jumlah bahan pengisi yang terkandung dalam kertas, yang tidak habis terbakar. Kertas dengan kadar abu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya pendebuan dan membuat kertas menjadi rapuh atau kaku. 4. KEASAMAN Yaitu konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan atau ekstraksi. Kertas uncoated memiliki pH kertas < 7, sehingga bersifat asam, sebaliknya kertas coated memilik pH > 7 dan besifat basa/alkali.
Kertas yang terlalu asam dapat menyebabkan berbagai masalah, diantaranya cetakan yang lambat kering, terjadinya pemudaran warna, dan menyebabkan acuan cetak mudah teroksidasi.