Dosen Pembimbing :
Ira Titisari, M.Keb
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI 2013/2014
ANGGOTA KELOMPOK
1. Novia Prisanti
2. Ken Ratu Malini S. 3. Zakia Izza
I.
DEFINISI
Penyakit tetanus nenotarium adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
nenotanus ( bayi berusia kurang 1 bulan( yang di sebabkan oleh cristodiom tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin ( racun ) menyerang sistim saraf pusat. ( Sarwono Prawirohardjo, 2006 : 388 )
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan
adanya infeksi melalui tali pusat. ( Aziz alimul hidayat ,2005 : 196 )
Tetanus neonatorium merupaskan penyebab kejang yang sering di
jumpai pada BDL yang bukan karena trauma kelahiran atau afiksia, tetapi di sebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatanya yang tidak anti septic. (Ngastiyah , 2005 : 154 )
II. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Clostridium tetani. Kuman ini
biasanya terjadi melalui luka pada tali pusat. Ini dapat terjadi karena tali pusat tidak menggunakan alat- alat yang steril hanya memakai alat sederhana seperti bilah bambo atau pisau/ gunting
yang tidak steril dahulu. Dapat juga karena perawatan tali pusat
yang menggunakan obat tradisional seperti abu dan kapur sirih daun daunan dan sebagainya. (Ngastiyah ,2005 : 154 )
III. KLASIFIKASI
KATEGORI PENILAIAN Umur Frekuensi kejang Bentuk kejang
TETANUS NEONATORUM BERAT 0-7 hari Sering Mulut mecucu Trismus terus menerus Kejang rangsang (+) Selalu opistotonus Masih sadar Tali pusat kotor Lubang bersih/kotor telinga
tidak di lakukan, atau tidak lengkap, atau tidak sesuai dangan ketentuan program
Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat syarat
3 bersih
Perawatan
tali
pusat
tidak
memenuhi
prsyaratan
Gejala dan permulaan dalah kesulitan minum karena terjadinya, trismus. Mulut mecucu seperti ikan sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik.
Terjadi spasme alat yang luas dan kejang umum. Leher kaku dan dapat terjadi opsi totonus. Dinding abdomen kaku, mengeras, dan kalau terdapat kejang otot
VI. PATOFISIOLOGI
Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak, pada
sumsum tulang belakang, dan terutama pada neukleus motorik. Kemetian si sebabkan oleh asfiksia akibat asmus laring pada kejang yang lama. Selain itu kematian dapat disebabkan oleh pengaruh langsung pada ousat pernafasan dan peredaran darah. Sebab kematian yang lain ialah pneunemia aspirasi danspasis. Kedua sebab
VII.
DIAGNOSA
Diagnosa tetanus neona torom tidak susah. Trismus,
kejang
umum
dan
mengkakunya
otot-
otot
VIII. PENATALAKSANAAN
Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersikan jalan nafas. Pemasangan spartel lidah yang membungkus kain untuk mencegah lidah tergigit
Mencari tempat masuknya spora tetanus, umunya di tali pusat atau telinga
Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum ( ATS ) dan anti biotika Perawat yang adekuat : kebutuhan oksigen makanan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pengobatan terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang, mengikat toksin yang masih beredar, dan memberikan anti biotika terhadap inveksi.
a. Perawatan
1.
Bayi
sebaikanya
di
rawat
oleh
perawat
yabng
cakap
dan
berpengalaman, sebaikanya di seddiakan 1 perawat untuk seorang bayi. Bayi harusdirawat di tempat yang tenang dengan penerangan di kurangi agar rangsangan bagi timbulnya kejang kurang
2. 3.
Saluran pernafasan di jaga agar selalu bersih Harus tersedia zat asam, zat asam di berikan kalau terdapat sianosis,
Pemberian makanan harus hati- hati dengan memakai pipa yang di buat dari poiletilen atau karet. Kalau pemberian makanan per ona tidak mungkin, maka diberi makanan tau cairan intravena.
5.
b. Mengatasi kejang
Kejang dapatdi atasi dengan mengurangi rangangan atau pemberian
obat yang dapatdi pakai ialah kombinasi fenobarbital dan largaktil. Feno barbital dapat diberikan mula- mula 30-60mg parenteral, kemudian dilanjutkan prer os dengan dosis maksimum 10 mg perhari. Largaktil dapat di berikan bersama luminal , mula- mula 7.5 mg parenteral, kemudiasn di teruskan dengan dosis 6x2,5 mg setiap hari kombinasi yang lain ialah kloral hoidrat yang di berikan lewat rectum.
c. Pemberian ani toksin
Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat di eri A. T. S ( anti
tetanus serum ) dengan dosis 10.00 satuan setiap hari selama 2 hari .
satuan setiap hari dan di teruskan sampai 3 hari dan sesudah panas turun e. Pencegahan
Pencegahan yang paling baik ialah pemotongan dan perawatan
tali- pusat yang baik, harus di gunakan bahan bahan dan alatalat yang steril. Pemberian vaksinasi dengan suntikan toksoid pada ibu hamil dalam triwulan terakhir dapat memberiproteksi pada bayi. (Sarwono Prawirohardjo ,205 : 747- 748 )
IX. KOMPLIKASI
Sering timbul komplikasi terutama :
Bronkhopeneumonia
Asfiksia
Sianosis akibat obstruksi jalan napas oleh lender/ secret
X. PROGNOSA
Dengan pegobatan dan perawatan yang intensif,
bayi yang terkena tetanus neonatal kurag dari 10 persen yang akan mati, sedangkan tanpa
pengobatan, lebi dari 75 persen yang akan mati. (Dr.Horland S. Koplewich ,2005 :13)
TERIMA KASIH