Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN

IRIGASI TETES DAN IRIGASI SPRINKLE

Oleh: DANANG ADI SAPUTRO A1H011069

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Irigasi cucuran atau disebut juga irigasi tetes (drip), terdiri dari jalur pipa yang ekstensif biasanya dengan diameter yang kecil yng memberikan air yang tersaring langsung ke tanah dekat tanaman. Alat pengeluaran air pada pipa disebut pemancar(emitter) yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari pemancar, air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah yang dibatasi oleh pemancar tergantung kepada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah dan permeabilitas tanah vertikal dan horisontal. Irigasi siraman dipergunakan di daerah lembab sebagai metode pemberian air tambahan. Kebanyakan sistem ini adalah instalasi pipa stsioner yang di atasnya diberi perforasi atau sistem di atas pohon (overtree) stasioner dengan penyiram yang berputar.

B. Tujuan

1. Mengetahui bagian-bagian dari sistem irigasi tetes dan sprinkler. 2. Mengetahui pengaruh tekanan terhadap keseragaman debit pada irigasi tetes. 3. Mengetahui koefisiensi keseragaman (uniformity coefficient) pada irigasi sprinkler.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Irigasi tetes adalah suatu sistem untuk memasok air (dan pupuk) tersaring ke dalam tanah melalui suatu pemancar (emitter). Irigasi tetes menggunakan debit kecil dan konstan serta tekanan rendah. Air akan menyebar di tanah baik ke samping maupun ke bawah karena adanya gaya kapiler dan gravitasi. Bentuk sebarannya tergntung jenis tanah, kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis tanaman (Keller dan Bliesner, 1990). Pipa yang digunakan pada irigasi tetes terdiri dari pipa lateral, pipa sekunder dan pipa utama komponen penting dari irigasi tetes. Tata letak dari irigasi tetes dapat sangat bervariasi tergantung kepada berbagai faktor seperti luas tanah, bentuk dan keadaan topografi. Irigasi tetes tersusun atas dua bagian penting yaitu pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang berdiameter 12 mm (1/2 inci) 25 mm (1 inci) (Hansen dkk, 1986). Irigasi curah atau siraman (sprinkle) menggunakan tekanan untuk membentuk tetesan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi angin, memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang disebutmainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masingmasing mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995) Menurut Hansen et. Al (1992) menyebutkan ada tiga jenis penyiraman yang umum digunakan yaitu nozel tetap yang dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi (perforated sprinkle) dan penyiraman berputar. Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi topografi, tata letak sistem irigasi curah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu 1. Farm system, sistem dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satusatunya fasilitas pemberian air irigasi,

2. Field system, sistem dirancang untuk dipasang di beberapa laha pertanian dan biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada letak persemaian, 3. Incomplete farm system, sistem dirancang untuk dapat diubah dari farm system menjadi field system atau sebaliknya. Menurut Keller (1990) efisiensi irigasi curah dapat diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari sprinkle. Apabila penyebaran air tidak seragam maka dikatakan efisiensi irigasi curah rendah. Parameter yang umum digunakan untuk mengevaluasi keseragaman penyebaran air adalah coefficient of uniformity (CU). Efisiensi irigasi curah yang tergolong tinggi adalah bila nilai CU lebih besar dari 85%.

III. METODOLOGI

A. Alat dan bahan

1. Pompa air. 2. Air. 3. Satu set peralatan irigasi tetes dan irigasi sprinkler. 4. Gelas penampung dengan gelas ukur 5. Stopwatch.

B. Prosedur Kerja

a. Metode atau cara kerja dari praktikum irigasi tetes: 1. Air dimasukkan ke dalam bak penampung. 2. Pompa dinyalakan. 3. Variasi tekanan diatur. 4. Pompa dimatikan. 5. Tempatkan gelas penampung di bawah emitter. 6. Pompa dinyalakan lagi sampai beberapa detik (30 detik) 7. Air yang telah tertampung diamati dan diukur pada gelas penampung. 8. Hitung koefisien keseragaman emisi. b. Metode atau cara kerja dari praktikum irigasi sprinkler: 1. Air dimasukkan ke dalam bak penampung. 2. Pompa air dinyalakan. 3. Variasi tekanan diatur. 4. Pompa dimatikan. 5. Tempatkan gelas penampung berjarak 25cm. 6. Pompa dinyalakan lagi sampai beberapa menit (gelas ukur untuk menampung air sebanyak tertentu, menyesuaikan dengan gelas ukur yang ada).

7. Air yang telah tertampung diamati dan diukur pada gelas penampung. 8. Tekanan divariasikan dan air diukur yang tertampung pada gelas ukur. 9. Hitung koefisiensi keseragaman christiansen dan hawaii sugar association coefficient.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Irigasi Tetes No Volume (m3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 7.10-5 7.10-5 6.10-5 4.10-5 7.10-5 7.10-5 6.10-5 6.10-5 5.10-5 6.10-5 5.10-5 4.10-5 4.10-5 4.10-5 4,5.10-5 5.10-5 4,5.10-5 T (s) 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 Q (m3/s) (xi) 5,83.10-7 5,83.10-7 5.10-7 3,33.10-7 5,83.10-7 5,83.10-7 5.10-7 5.10-7 4,17.10-7 5.10-7 4,17.10-7 3,33.10-7 3,33.10-7 3,33.10-7 3,75.10-7 4,17.10-7 3,75.10-7 76,65.10-7 xi - 1,322.10-7 1,322.10-7 0,492.10-7 1,322.10-7 1,322.10-7 0,492.10-7 0,492.10-7 0,492.10-7 (xi - )2 1,742410-14 1,742410-14 0,24.10-14 1,742410-14 1,742410-14 0,24.10-14 0,24.10-14 0,24.10-14

-1,178.10-7 1,3924.1014

-0,338.10-7 0,1156.10-14 -0,338.10-7 0,1156.10-14 -1,178.10-7 1,3924.1014 -1,178.10-7 1,3924.1014 -1,178.10-7 1,3924.1014 -0,758.10-7 0,5776.10-14 -0,338.10-7 0,1156.10-14 -0,758.10-7 0,5776.10-14 15,0012.10-14

Sd = CV =

= = 0,2146 ) CV]

= 9,68.10-8

Ue = 100 [1,0 (

= 100 [1,0 - ( = 98,396% Irigasi Sprinkle Cup xi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 20 25 8 10 12 20 15 1 20 15 1 10 10 12 10 5 15 10 1 1 10 1 5 5 1 (xi - ) 11,06 16,06 0,94 1,06 3,06 11,06 6,06 7,94 11,06 6,06 7,94 1,06 1,06 3,06 1,06 3,94 6,06 1,06 7,94 7,94 1,06 7,94 3,94 3,94 7,94

) 0,2146]

(xi - )2 122,3236 257,9236 0,8836 1,1236 9,3636 122,3236 36,7236 63,0436 122,3236 36,7236 63,0436 1,1236 1,1236 9,3636 1,1236 15,5236 36,7236 1,1236 63,0436 63,0436 1,1236 63,0436 15,5236 15,5236 63,0436

Cup xi 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 3 2 5 2 5 5 5 10 5 3 5 15 20 20 1 5 25 5 3 5 20 5 15 5 10

(xi - ) 5,94 6,94 3,94 6,94 3,94 3,94 3,94 1,06 3,94 5,94 3,94 6,06 11,06 11,06 7,94 3,94 16,06 3,94 5,94 3,94 11,06 3,94 6,06 3,94 1,06

(xi - )2 35,2836 48,1636 15,5236 48,1636 15,5236 15,5236 15,5236 1,1236 15,5236 35,2836 15,5236 36,7236 122,3236 122,3236 63,0436 15,5236 257,9236 15,5236 35,2836 15,5236 122,3236 15,5236 36,7236 15,5236 1,1236

= 447 = 276,76 = 2322,82

= 8,94 Christians uniformity coefficient UCc = 1 =1 = 0,3809 Hawaiian sugar plant Sd =


= () ( )

= 6,885

UCH = 1 - ( ) =1-( ) = 0,3854

B. Pembahasan

Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Irigasi sprinkler adalah suatu metode pemberian air ke seluruh lahan yang akan diirigasi dengan menggunakan pipa yang bertekanan melalui nozzle. Beberapa keuntungan dari irigasi tetes: 1. Pengelolaannya mudah, semprotan hama, panen, pemangkasan dan sebagainya dapat dikerjakan pada saat yang sama dengan irigasi, yang sangat besar manfaatnya untuk kebun buah-buahan. 2. Mengurangi tenaga kerja.

3. Dapat mengontrol air dan pupuk, dimana jumlah air, pupuk dan frekuensi pemakaian dapat dikontrol dengan sistem ini. 4. Kehilangan air akibat perkolasi dan evaporasi berkurang. 5. Mudah mengendalikan hama penyakit, gulma, bakteri dan jamur. 6. Dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Beberapa kekurangan dari irigasi tetes: 1. Sensitif terhadap penyumbatan, masalah yang paling besar dari sistem irigasi ini adalah penyumbatan pada emiter. 2. Perkembangan akar terbatas, karena irigasi tetes memberikan air hanya pada sebagian volume tanah,maka akar tanaman akan terkonsentrasi pada daerah pembasahan saja (Turner, 1984). 3. Biaya investasi mahal. 4. Dibutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk dapat merancang, mengoperasikan dan memelihara peralatan penyaringan dan peralatan irigasi tetes. 5. Akumulasi garam di dekat daerah perakaran. Beberapa keuntungan irigasi sprinkle: 1. Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi tingkat pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesar peluang tanaman untuk tumbuh secara generatif dimana akan meningkatkan produktivitas hasil panen. 2. Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga kerja yang tersedia dan penghematan energi. 3. Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui system irigasi. 4. Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman. 5. Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling (persemaian). 6. Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen. Beberapa kekurangan irigasi sprinkle: 1. Memerlukan biaya investasi yang tinggi.

2. Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring dengan waktu. 3. Angin sangat berpengaruh atas keseragaman distribusi air. 4. Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan mendatangkan penyakit tanaman. 5. Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan. Menurut Keller (1990) efisiensi irigasi curah dapat diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari sprinkle. Apabila penyebaran air tidak seragam maka dikatakan efisiensi irigasi curah rendah. Parameter yang umum digunakan untuk mengevaluasi keseragaman penyebaran air adalah coefficient of uniformity (CU). Efisiensi irigasi curah yang tergolong tinggi adalah bila nilai CU lebih besar dari 85%. Pada hasil praktikum irigasi tetes mendapat Ue sebesar 98% ini berarti efisiensi pada irigasi tetes besar, dan pada irigasi sprinkler Ue sebesar 38% saja, dan ini berarti irigasi sprinkler ini tidak efisien atau kurang efisien. Sistem irigasi sprinkler dan irigasi tetes banyak diaplikasikan ke lahan pertanian yang tidak cocok dengan sistem irigasi yang mengairi lahannya dengan air yang sangat banyak. Komponen irigasi sprinkler Tipe pencurah: 1. Impact sprinkler - Mempunyai satu atau lebih lubang (nozzle) untuk mengalirkan air ke udara - Mempunyai per untuk mengatur, membuka dan menutup lubang - Constant diameter: dari kuningan atau plastik, banyak digunkan karena debit yang melaluinya proporsional terhadap tekanan - Constant discharge: didesain dengan tekanan > nilai treshold sehingga perubahan tekanan tidak berpengaruh terhadap debit, digunakan bila debit bervariasi - Diffuse-jet nozzle: didesain untuk tekanan rendah 2. Gear-driven sprinkler - Dilengkapi turbin kecil di bagian dasar sprinkler untuk memompa air - Pancaran/curahan air lebih lembut daripada impact 3. Reaction sprinkler

- Rotasi sprinkler dipengaruhi torsi yang diakibatkan air meninggalkan lubang - Bila dioperasikan pada tekanan rendah kemampuannya lebihrendah 4. Fixed-head sprinkler - Lubang permanen > 1 buah Klasifikasi pipa sprinkler Mainline: menyadap air dari sumber dan dibagi ke submain Sub main: memasok air dari mainline ke lateral Lateral: memberi air ke sprinkler Bagian-bagian sistem irigasi tetes: Control head: ditempatkan di sumber air Mainline: mensuplai manifold Manifold: mensuplai lateral line Lateral: merupakan tempat emiter Kendala yang terjadi saat praktikum adalah hujan yang turun pada saat mencoba sistem irigasi sprinkler, ini mempengaruhi hasil dari praktikum.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Irigasi sprinkler adalah suatu metode pemberian air ke seluruh lahan yang akan diirigasi dengan menggunakan pipa yang bertekanan melalui nozzle. Irigasi tetes memiliki keefisiensian yang paling tinggi, ini berarti efisiensi pada irigasi tetes sangat bagus.

B. Saran

Kinerja para asisten lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Fuad., 1999. Sistem Irigasi: Suatu Pengantar Pemahaman, Tugas Kuliah Sistem Irigasi. Program Studi teknik Sipil, UGM; Yogyakarta. Hansen, CV.C.O.W, Israel Son G.B. Stingherm., 2002. Dasar Dasar dan Praktek Irigasi. Erlangga; Jakarta. Pratowijiyo, A. 1984. Kapita Selekta Teknik Tanah dan Air. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor. Keller, I. Karmeli D dan Bliensner., 1990. Trickle Irrigation Design Edition. Rain Bird. Sprinkler Mfg. Crop. Glendora Melvyn, 1983., Sprinkler Irigation; Equitment and educational, London UK. Prastawo, 1995., Kriteria Pembangunan Irigasi Sprinkler dan Drip. Fateta, IPB. Bogor. Tim penyusun.2013.Panduan Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase. UNSOED. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai