Anda di halaman 1dari 16

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Setiap memasuki awal dan akhir musim hujan kita selalu disibukkan oleh terjadinya kenaikan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Kejadian tersebut selalu berulang dan meresahkan ketakutan tertular sehingga atau masyarakat virus dihantui dengue

terinfeksi

penyebab DBD. Sebab DBD dapat secara cepat menimbulkan kematian. Sektor kesehatan dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota bahka sampai ke pelayanan terdepan, para pejabat publik selalu

kewalahan mengatasi masalah KLB DBD yang sampai saat ini belum mampu dikendalikan dengan baik. Pengetahuan atau pemahaman tentang DBD, cara pencegahan, dan pengendaliannya secara baik dan benar oleh masyarakat,aparat pemerintah, dan lintas sektor terkait, akan termasuk LSM dan tokoh

masyarakat

meningkatkan

kepedulian,

kemampuan, dan peran sertanya secara tepat. Dengan demikian diharapkan mempunyai daya ungkit yang positif dalam mencegah terjadinya penularan dan KLB DBD di Indonesia. Karena itu, perlu dilakukan

terobosan baru untuk meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat melalui penyuluhan, kampanye, atau promosi kesehatan tentang DBD, vektor, cara penularan, serta cara pencegahan dan pengendaliannya secara berkesinambungan.1

B. Tujuan Tujuan umum: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan demam berdarah dengan 3M Tujuan khusus: 1. Mahasiswa mampu mencegah timbulnya penyakit demam berdarah 2. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

C. Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini adalah: Diharapkan dapat memberikan pengetahan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah melalui metode pemberantasan nyamuk.

Bab II Pembahasan

1.1.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

A. Defenisi Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang akut yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk yaitu nyamuk aedes aegepty betina.(1,5) B. Penyebab Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthopod Borne Viruses (ARBOVIRUSES). Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga.2 C. Gejala Demam Berdarah Dengue Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan: 1. Demam tinggi yang mendadak 2 - 7 hari (380C 400C) 2. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena,dsb 3. Hepatomegali (pembesaran)

4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan sitolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah 5. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm 6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit 7. Gejala gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala 8. Pendarahan pada hidung dan gusi 9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintikbintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.(2,5)

D. Masa Inkubasi Masa inkubasi terjadi selama 4 6 hari E. Penularan Penyakit Demam Derdarah Dengue Penularan BDB terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang pada sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegpti berasal dari Brasil dan Etiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak - anak yang berusia dibawah 15 tahun, sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia.(3,5)

1.2 Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti.1 Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis, maupun secara kimiawi yaitu: A. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan: 1. Menguras bak mandi dan tempat tempat penampungan air sekurang kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7 10 hari. 2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat tempat tersebut. 3. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali. 4. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik

jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik. 5. Menutup lubang lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah. 6. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah sampah dari daun.

B. Biologis Pengendalian secara biologis adalah pengendalian perkembangan menggunakan memelihara nyamuk hewan ikan dan atau jentiknya tumbuhan. pada kolam dengan Seperti atau

cupang

menambahkannya dengan bakteri Bt H -14.

C. Kimiawi Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengendalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan / fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti sampai batas tertentu. Memerikan bubuk abate (temephos) pada tempat tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain lain.(3,4)

1.3 Pemberantasan Sarang Nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk untuk memutuskan mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa antara lain: A. 3M 3M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah dengan cara: a). Menguras Menguras tempat tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain lain seminggu sekali. b). Menutup Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum, dll c). Mengubur Mengubur semua barang barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan. B. Memelihara ikan pemakan jentik jentik nyamuk C. Cegah gigitan nyamuk dengan cara: 1). Membunuh jentik nyamuk demam berdarah di tempat air yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk temephos (abate) atau altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram altosoid untuk 100 liter air. Abate dapat di peroleh/dibeli di puskesmas atau di apotik. 2). Mengusir nyamuk dengan obat anti nyamuk

3). Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok 4). Memasang kawat kaca dijendela dan di ventilasi 5). Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar 6). Gunakan sarung klambu waktu tidur. (1,,5)

1.4 Konsep Penyebab dan Proses Timbulnya Penyakit Proses terjadinya penyakit merupakan hasil interaksi antara agen (faktor penyebab penyakit), manusia sebagai penjamu atau host dan faktor lingkungan / environtment yang mendukung. Ketiganya disebut Trias Penyebab Penyakit.8

Penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen penyebab penyakit dengan manusia yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan yang sesuai. A. Pejamu (Host) Pejamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Faktor faktor tersebut banyak macamnya antara lain: umur, seks, ras, genetik, pekerjaan, nutrisi, status kekebalan, adat istiadat, gaya hidup dan psikis. Manusia mempunyai
9

karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa berupa: Resistensi: Kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi Imunitas: Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara alamiah maupun diperoleh sehingga kebal terhadap suatu penyakit Infektiousness: Potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yang berada dalam tubuh manusia yang dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.

B. Bibit Penyakit (Agent) Bibit penyakit adalah suatu substansi atau elemen elemen tertentu yang dapat keadaannya menimbulkan
(6,13)

atau atau

ketidakhadirnya

mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.

Substansi atau elemen yang dimaksud banyak macamnya yang secara sederhana dibagi dalam 2 bagian utama yakni: 1. Penyebab primer Agen biologis:virus,bakteri,fungi,rieketsia,protozoa,mikrob a Agen nutrient:protein,lemak,karbohidrat Agen kimiawi:dapat bersifat endogenous seperti asidosis, hiperglikemia,uremia dan eksogenous seperti zat kimia,allegen,gas, debu,dan lainlain. Agen fisika: panas,dingin,kelembaban,radiasi

Agen mekanis: gesekan,benturan,pukulan,dan lain lain Agen psikis: faktor kehidupan sosial yang bersifat nonkausal dalam hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.

2.

Penyebab sekunder Penyebab sekunder dalam merupakan proses unsur

pembantu

penambah

terjadinya

penyakit. Dengan demikian, kita tidak hanya berpusat pada penyebab primer semata dalam setiap analisis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat

terjadinya penyakit.

C. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu ataupun kondisi di sekitar ruang lingkup kehidupan manusia/ individu/ binatang, di antaranya: a. Lingkungan fisis: temperatur,cahaya,pertukaran udara,perumahan,pakaian,air,tanah,dan sebagainya. b. Lingkungan biologis: setiap flora,fauna. c. Lingkungan sosial: penduduk,kebudayaan,adatistiadat,agama,pendidikan,kepercayaan,pendapata n dan sebagainya. 1.5 Promosi Kesehatan A. Konsep Promosi Kesehatan Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan Untuk atau dan meningkatkan keadaan harus sehat mampu

kesehatannya. seseorang

mencapai kelompok

mengidentifikasi memenuhi

dan

menyadari dan

aspirasi, merubah

mampu atau

kebutuhan

mengendalikan merupakan

lingkungan.Promosi yang

kesehatan untuk

program

dirancang

memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.(10,14) Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan jalan memberikan penyuluhan kepada masyarakat, peningkatan gizi, peningkatan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan,

olahraga teratur,rekreasi dan pendidikan seks. Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah

terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan kegiatan kegiatan seperti imunisasi masal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala(melalui posyandu,puskesmas,maupun kujungan rumah).11

B. Pelayanan Kesehatan Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.128/2004, tentang kebijakan dasar

puskesmas.Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.(7,12)

Puskesmas bertujuan mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu

meningkatkan kesadaran,kamauan,dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan Promosi kesehatan tentang penyuluhan DBD memang penting,untuk menambah kesadaran tentang pentingnya berperilaku sehat terhadap lingkungan serta dapat meningkatkan status kesehatan dalam pencegahan terhadap DBD.

B. Saran Setiap memahami individu bahwa sebaiknya dari mengerti penyakit dan DBD,

bahaya

sehingga setiap individu bisa lebih merasa khwatir dan mampu menjaga diri dan lingkungan dari kemungkinan terserangnya demam berdarah.

Daftar Pustaka 1. Hadinegoro,Sri.R, Soegianto,Soegeng,Soeroso,Thomas,et al.Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia.Jakarta:Depkes & Kesejahteraan Sosial Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup 2001.hal.1-33 2. Hendrawanto.Buku ajar ilmu penyakit dalam.Jilid 1.Edisi 3.Jakarta: Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia,1996;hal 417-26 3. Janus.Centrin.Edisi Februari 2003.Diunduh dari www.plasa.com, 20 November 2012. 4. Masjoer,Arif.T,Kupiji.S,Rakhmi.W,Wahyu.I,Setiowul an,et al.Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 1.Edisi 3.Media Aesculapius FK UI, 1999;hal.428-33 5. Widodo.Penyakit Menular.Depkes.Edisi 4 Januari 2002.Diunduh dari www.penyakitmenularinfo.com, 20 November 2012 6. Maulana HDJ.Promosi kesehatan.Jakarta:EGC;2009. 7. Siswanto H.Kamus populer kesehatan lingkungan.Jakarta:EGC;2003.hal 86 8. WHO.Kader kesehatan masyarakat.Jakarta:EGC;1995 9. Gusti A. Konsep penyebab dan proses timbulnya penyakit.Diunduh dari http://ariagusti.wordpress.com 19 November 2012 10. Ayubu D.Konsep promosi kesehatan.Diundauh dari http:/staff.ui.ac.id. 19 November 2012-11-23 11. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC;1998

12. Efendy F,Makhfudli.Keperawatan kesehatan komunitas:Teori dan praktik dalam keperawatan.Jakarta:Salemba Medika 2009.hal.277 13. Dainur,Oswari J.Materi pokok ilmu kesehatan masyarakat.Widya Medika;1995 14. Notoatmodjo S.Ilmu kesehatan masyarakat.Rineka Cipta;1997

Daftar isi Bab I. Pendahuluan.......... A. Latar Belakang B. Tujuan C. Manfaat Bab II. Pembahasan.......... 1.1. A. B. C. D. E. F. Demam Berdarah Dengue (DBD) Definisi Penyebab Gejala Masa Inkubasi Penularan Penyebaran

1.2. Pencegahan DBD A. Lingkungan B. Biologis 1.3. A. B. C. 1.4. A. B. C. Pemberantasan Sarang Nyamuk Metode 3M Memelihara Ikan Pemakan Jentik Nyamuk Cegah Gigitan Nyamuk Konsep dan Proses Timbulnya Penyakit Pejamu Bibit Penyakit Lingkungan

1.5. Promosi Kesehatan A. Konsep Promosi Kesehatan B. Pelayanan Kesehatan

Bab III. Penutup........... A. Kesimpulan B. Saran C. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai