Anda di halaman 1dari 8

BAB IV PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK 4.

1 Komponen Utama Pembangkit Penggabungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) merupakan teknologi yang sangat cocok pada lokasi pulau Harapan karena mengingat masyarakat disana telah menggunakan genset sebagai sumber energi listrik mereka. Dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga bayu (angin) saja maupun tenaga surya saja, teknologi hibrida ini jelas lebih baik karena tak sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila langit mendung atau malam tiba, pembangkit listrik tenaga bayu (angin) masih dapat menghasilkan listrik buat masyarakat pulau Harapan. Energi surya atau energi matahari membangkitkan energi listrik sesuai kebutuhan atau sesuai perencanaan, dimana intensitas matahari pada telah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

lokasi tersebut

sebagai contoh pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya harus tersedianya intensitas matahari yang cukup, lokasi perencanaan pendirian pembangkitan yang sesuai dengan persyaratannya serta faktor penunjang lainnya. Dalam pembangkit listrik tenaga hybrid (PLTH) memiliki komponen utama dan komponen pendukung untuk menujang sistem pembangkit. 4.1.1 Komponen Utama PLTS Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Adapun komponen utama pada PLTS adalah : 1. Panel Surya (Modul)

Kelompok 3

Modul surya adalah komponen utama dalam sistem PV yang mengubah sinar matahari menjadi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah listrik arus DC. Kapasitas daya modul surya diukur dalam satuan Watt-peak (Wp) dan merupakan spesifikasi modul surya yang menyatakan besarnya daya yang bisa dihasilkan oleh modul surya pada saat insolasi surya yang diterima sebesar 1000 W/m2 dan kondisi suhu lingkungan 25 0C. Daya dan arus listrik yang dihasilkan modul surya berubah-ubah tergantung pada besar intensitas radiasi surya yang diterima. Daya keluaran modul surya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebersihan permukaan modul. Saat ini terdapat beberapa jenis modul surya yang ada di pasaran dengan ukuran daya yang bervariasi. Sebanyak 80 % modul surya dibuat dengan menggunakan sel surya silikon polikristal dan 20 % menggunakan sel surya lapisan tipis amorfous silikon. Modul surya silikon polikristal paling banyak digunakan karena memiliki efisiensi dan life time yang lebih tinggi. Secara fisik modul surya jenis ini berwarna biru gelap berbeda dengan modul surya lapisan tipis amorfous silikon yang warnanya berubah-ubah. Pertimbangan untuk memilih modul surya yang akan digunakan dalam sistem PV sebaiknya berdasarkan harga per watt peak-nya. Dengan kata lain, modul surya berkapasitas 120 Wp dengan harga 6 juta (50rb/W) lebih ekonomis dibanding modul surya seharga 5 juta dengan kapasitas daya hanya 90 Wp (56ribu/W). Modul surya menghasilkan listrk dan arus DC. Listrik DC ini dapat digunakan langsung pada beban-beban DC atau dapat juga untuk mengisi aki/baterai. Listrik dari modul surya ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik AC dengan menggunakan inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC.

Kelompok 3

SUN-SPP50WATT

SUN-SPP60WATT

SUN-SPM250WATT

Gambar 4.1 Solar Modules ( source : PT SUN, 2007)

2. Regulator Baterai / Battery Control Unit (BCU) Battery Control Unit (BCU) adalah peralatan elektronik yang berfungsi mengontrol tegangan dan arus dari Modul Solar Cell, dari Battery dan ke Beban agar sistem tersebut berjalan dengan baik dan aman. Komponen ini diperlukan untuk mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke baterai / aki dan dari baterai / aki ke beban. Saat baterai/aki sudah penuh maka regulator akan menghentikan proses pengisian listrik dari modul surya ke baterai, begitu sebaliknya. Saat listrik didalam baterai tinggal 20-30 %, regulator akan memutus aliran listrik dari baterai ke beban, begitu ju Gambar 4.2 Regulator Baterai

Gambar 4.2 Regulator Baterai


Kelompok 3

3. Baterai / Aki Baterai atau istilah umumnya aki berfungsi untuk menyimpan energi dari modul surya sehingga dapat digunakan pada saat tidak ada sinar matahari. Ada beberapa jenis baterai/aki yang dapat digunakan pada sistem PV. Baterai/ aki mobil kurang cocok digunakan pada sistem PV karena tidak mampu mengatasi fluktuasi pemakaian (discharge) yang terjadi dalam sistem PV. Jenis barterai/ aki yang bisa digunakan antara lain ; Baterai deep cycle Lead acid atau yang biasa digunakan pada mobil golf Baterai yang biasa digunakan pada kapal selam : dapat digunakan selama kurang lebih 2-3 tahun

Gambar 4.3 Baterai /Aki

Ukuran kapasitas baterai dinyatakan dengan satuan amperehours (Ah). Baterai dengan kapasitas 100 Ah, tegangan 12 V dapat menyimpan energi sebesar 1,200 Wh (12 V x 100 Ah). Ukuran baterai

Kelompok 3

yang digunakan pada sistem PV berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan beban. Umumnya baterai memiliki efisiensi sekitar 80%. 4. Inverter Berfungsi mengubah listrik DC (yang dihasilkan modul atau baterai) menjadi listrik AC yang bisa dimanfaatkan sesuai spesifikasi peralatan elektrik rumah tangga (120 atau 240 V AC, 50 atau 60 Hz).Inverter banyak terdapat dipasaran dengan ukuran bervariasi mulai dari 250 watt hingga 8,000 watt Inverter ada beberapa jenis yaitu sebagai berikut : Inverter Modified Sinewave : Inverter ini cocok untuk beban linier seperti lampu, radio, Adaptor Notebook. Tidak rekomendasi untuk motor, AC, Kulkas, Pompa Listrik Komputer. Biasa yang di gunakan di sistem solar sell ada 500 watt dan 1000 watt. Untuk kapasitas 500 watt menggunakan input 12 vdc kalau 1000 watt menggunakan input 24 vdc Inverter Pure Sine Wave tanpa charger : Inverter ini biasanya mulai dari 2000 va dengan input 48 VDC. Inverter Pure Sine Wave Plus Charger : Inverter ini biasa di sebut dengan UPS Home. Sistem kerjane ada kondisi normasl dia bypass dan sambil ngisi aki. dan kalau listrik mati bisa mengeluarkan tegangan ac 220. Gelombang yang di hasilkan sudah pure sinewave. dan sangat cocok di gunakan untuk system hybrid dengan genset. Kami mempunyai stock mulai 1200 VA, 2400 VA, 3600 VA, 6600 VA, 10000 VA, 13000 VA. Inverter ini sangat cocok untuk system standbye offgrid system. Inverter ON Grid. Inverter ini sangat cocok untuk system membantu PLN untuk menambahkan daya. Bisa di bayangkan apabila tiap rumah bisa menghasil 5 KW untuk siang hari. Jadi Inverter ini tidak memakai system battery, tapi menggunakan input DC dengan range yang lebar.

Kelompok 3

Gambar 4.4 Inverter

4.1.2 PLTB 1. Generator Generator ini adalah komponen inti yang akan mengubah energi kenetik angin menjadi energi listrik.

Gambar4.5 Generator 2. Kincir (Baling-Baling) Bagian ini yang menangkap energi kinetic angin menjadi energi putar.

Kelompok 3

Gambar 4.6 Kincir/baling-baling 3. Tiang


Tiang ini berfungsi meletakkan baling-baling ditempat yang tinggi yang relatif lebih berangin.

Gambar 4.7 Tiang 4. Panel Kontrol


Alat ini berfungsi sebagai kontrol tegangan listrik yang dihasilkan oleh wind turbine. Termasuk didalamnya adalah inverter AC-DC.

Gambar 4.8 Panel Kontrol


Kelompok 3

4.2 Komponen Pendukung Selain komponen-komponen utama, sistem PV juga memiliki beberapa asesoris dan komponen pendukung seperti pengkabelan, dan asesoris lain tergantung jenis aplikasinya. Konfigurasi sistem PV yang lengkap dapat dilihat seperti pada gambar, yang terdiri dari modul tunggal atau sekelompok modul; baterai atau sekelompok baterai, regulator baterai. kabel penghubung dan peralatan elektronik rumah tangga

Gambar 4.8 Sistem PV Lengkap

Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai