Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN Sejarah Pergerakan Nasional adalah fenomena historis merupakan hasil dari perkembangan faktor ekonomi, sosial, politik, kultural dan religius dan di antara faktor-faktor itu saling terjadi interaksi. Kata pergerakan mencakup semua macam aksi yang dilakukan dengan organisasi moden ke arah kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme itu sendiri mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan nasio atau bangsanya. Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setelah Perang Dunia II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti bahwa pembentukan nasion Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Timbulnya nasionalisme Indonesia khususnya nasionalisme Asia umumnya berbeda dengan timbulnya nasionalisme di Eropa. Jelas bahwa nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lamanya berkuasa di Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut Nasionalisme. Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa asing. Pendidikan indonesiapun tertinggal sebahagian besar rakyat masih buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk yang relatif banyak. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya bisa memasuki sekolah rendah pribumi. Muridmurid hanya diajar sekedar membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka hanya diangkat sebagai pegawai rendah dengan gaji yang kecil atau sedikit.Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti oleh anak pegawai yang bergaji besar atau banyak, anak bangsawan atau anak orang kaya. Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadu nasib. Penguasapenguasa pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya memerintah sesuai kehendak Belanda. Bahkan, banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional.

Mereka berjuang di berbagai bidang, ada yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan perjuangan itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air.

II. MASALAH 1. Coba saudara jelaskan awal kemunculan organisasi organisasi kepemudaan di Tanah? 2. Apa perbedaan tipe-tipe perjuangan sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908? 3. Peristiwa penting apa yang terjadi tahun 1928, apa makna peristiwa tersebut bagi bangsa dan kaitkan dengan nilai-nilai Pancasila? 4. Coba saudara jelaskan tentang latar belakang peristiwa Rengas Dengklok, dan makna yang terkandung dari peristiwa tersebut? 5.Tahun 1945 menjadi tonggak sejarah dari bangsa Indonesia, pada tahun ini hal-hal penting apa yang terjadi, coba saudara jelaskan? 6. Coba saudara jelaskan jalannya siding BPUPKI dan hasilnya serta sidang dari PPKI dan hasilnya? 7. Dalam hal penentuan ideologi bangsa ada tiga tokoh yang memiliki kesepahaman berbeda yakni Moh. Yamin, DR. Soepomo dan ir. Soekarno, coba saudara kemukan ketiga pemikiran tokoh tersebut? 8. Pembukaan Undang-Undang Dasar merupakan dasar pondasi dari Bangsa Indonesia, apakah pembukaan UUD ini bisa diganti? Siapa yang dapat menggantinya? Apa konsekuensi dari penggantin ini?

III. TUJUAN Agar kita sebagai generasi muda mampu menggali nilai-nilai dari semangat perjuangan dibalik banyaknya keterbatasan yang dimiliki Bangsa Indonesia dalam melawan penjajah maupun dalam melakukan pergerakan-pergerakan nasional setelah tahun 1908 yang tentunya akan menambah wawasan kita mengenai sejarah bangsa sebagai bukti penghargaan kepada jasa-jasa para pahlawan.

IV. METODE PENULISAN Makalah ini ditulis secara descriptive kualitatif dengan mengutip dan berpedoman pada sumber-sumber data dari internet dan buku-buku referensi selain itu hasil pembahasan juga bergantung pada hasil kerja diskusi kelompok. V. PEMBAHASAN 1. Awal kemunculan organisasi-organisasi kepemudaan di tanah air dimulai dari dibentuknya Budi Utomo,yang merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.Digagaskan oleh Dr.Wahidim

Sudirohusoda.Organisasi ini bersifat sosial,ekonomi,dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik.Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.Setelah itu kemudian muncul organisasiorganisasi kepemudaan yang lain seperti Trikoro Dharmo,Jong Sumatra Bond,Jong Indonesia dll. 2. Perbedaan tipe-tipe perjuangan sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908 yaitu, a) Tipe-tipe perjuangan sebelum tahun 1908, yaitu: Bersifat lokal atau kedaerahan, artinya terbatas daerah tertentu saja. Tidak ada koordinasi antara pejuang satu daerah dengan daerah lain Perlawanan secara sporadic dan tidak serentak. Perlawanan dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada yang melanjutkan. Sebelum masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata. Para pejuang di adu domba oleh penjajah (devide et impera politik memecah belah bangsa Indonesia). b) Tipe-tipe perjuangan sebelum tahun 1908, yaitu:

Perjuangan

dilakukan

dengan

menggunakan

organisasi,

bukan

menggunakan kekerasan. Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan. Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat kedaerahan lagi.

3. Peristiwa penting yang terjadi pada tahun 1928 adalah peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini dilakukan oleh pemuda Indonesia yang ingin bersatu menyatukan Indonesia dengan menyatakan bahwa berbahasa Indonesia, bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia. Peristiwa ini memberikan makna kepada bangsa Indonesia bahwa suatu bangsa harus bersatu dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan sesuai dengan nilai Pancasila.

4. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok yaitu : Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Berita ini disembunyikan oleh pihak Jepang, tapi peristiwa ini sudah disiarkan oleh radio Jepang di Indonesia. Pada 15 Agustus puklul 8 malam, para pemuda di bawah pimpinan Chairul Saleh berkumpul di ruangan belakang Laboraatorium Bakteriologi yang ada di Jl. Pegangsaan Timur No.13, Jakarta. Saat itulah, terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Para pemuda

bersepakat bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung kepada negara lain. Sedangkan golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi secara terorganisir karena mereka menginginkan membicarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Perbedaan pendapat tersebut mendorong golongan muda untuk membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta ke Rengasdengklok pada dini hari 16 Agustus 1945. Tujuan adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Dipilihnya

Rengasdengklok karena berada jauh dari jalan raya utama JakartaCirebon dan di sana dapat dengan mudah mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Makna yang terkandung dari peristiwa tersebut : Peristiwa Rengasdengklok memang hanya berlangsung satu hari. Tapi, waktu yang singkat ini memberikan dua pelajaran penting untuk kita renungi. pertama, kejadian Rengas Dengklok menunjukkan bahwa golongan pemuda turut andil besar atas terciptanya proklamasi 17 Agustus 1945. Bagi pemuda, urusan kemerdekaan bukan hanya milik tokoh-tokoh tua yang sudah lama memperjuangkannya. Bahkan pemuda yang tergabung dalam PETAtentara semi militer bentukan Jepangturut serta berjuang. Militansi pemuda, bersama Sutan Sjahrir, dapat dilihat dengan keberanian mereka menggelar diskusi-diskusi gelap. Padahal itu adalah hal tabu bagi Jepang. Kegiatan organisasi politik sudah dilarang Jepang sejak kehadirannya tahun 1942. Bagi yang melanggarnya dikenai sanksi berat seperti hukuman mati. Memang, semangat membara (nasionalisme) para pemuda meraih kemerdekaan tidak sejalan dengan cara SoekarnoHatta. Dwi tunggal tersebut lebih memilih cara berkompromi dengan Jepang. Tentunya ini memiliki dasar kuat. Menurut Soekarno-Hatta, merdeka dengan cara clash terbuka terhadap Jepang akan sia-sia mengingat republik tidak memiliki persenjataan modern. Soekarno-Hatta bersikap realistis. Meskipun demikian, pertentangan pemuda dengan Soekarno-Hatta tidak bisa dilihat sebagai konflik an sich. Inilah dinamika sejarah yang harus mereka lalui. Toh, kedua belah kubu memiliki niat suci yang sama: Indonesia merdeka. Kedua, peristiwa Rengas Dengklok mematahkan argumen yang menyatakan kemerdekaan Indonesia adalah pemberian Jepang. Memang benar Jepang merangkul Soekarno-Hatta agar mau diajak bekerjasama. Terutama untuk menyediakan bahan pangan dan tambahan serdadu menghadang tentara sekutu. Dan Benar Soekarno cs menerima BPUPKI dan PPKI bentukan Jepang sebagai persiapan kemerdekaan. Benar juga Soekarno, Hatta, dan R. Wedioningrat dipanggil oleh Panglima Tentara

Jepang se-Asia Tenggara Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk mempersiapakan kemerdekaan Indonesia. Dan mungkin saja kemerdekaan benar-benar akan diberikan Jepang jika sekutu tidak membom nuklir Hiroshima dan Nagasaki. Namun, takdir sejarah berkata lain. Kehendak sejarah justru memunculkan Rengasdengklok. Sebuah kota kecil di Karawang. Meski pernah disanggah Hatta, disinilah terjadi kompromi politik antara pemuda dan Soekarno-Hatta agar mau memerdekakan Indonesia tanpa campur tangan Jepang. Pemuda menilai, menerima hadiah merdeka dari Jepang justru akan mengakibatkan penolakan dari kelompok negara-negara Sekutu. Dari peristiwa rengasdengklok inilah badan bentukan Jepang bernama PPKI menjadi tidak berguna. Kalaupun ada sosok Laksamana Maeda, itu tidak bisa diartikan sebagai keterlibatan resmi Jepang. Sikap Maeda mengijinkan kediamannya sebagai tempat perumusan teks proklamasi lebih karena simpatinya terhadap perjuangan rakyat Indonesia.

5. Pembentukan BPUPKI (1 Maret 1945) Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei1 Juni 1945) Masa Persidangan Kedua BPUPKI (1016 Juli 1945)

a. Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dg membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Tyosakai. 28 April 1945, Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kemlu). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dg wakilnya Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia. 29 Mei sd 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan persidangan pertama, utamanya pembahas rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan pendapat2 tentang dasar negara al oleh Mr.

Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno. 1 Juni 1945, Ir Sukarno menyampaikan rumusannya yg disebut Pancasila (menjadi hari lahir Pancasila). Sampai sidang berakhir, rumusan dasar negara belum disepakati. Oleh karenanya, BPUPKI membentuk panitia perumus yang beranggotakan 9 orang, disebut Panitia Sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno. Tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta sebagai hasil kesepakatan nasional demi persatuan dan kesatuan. Rumusan Dasar Negara Dalam Piagam Jakarta : 1. Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. 3. 4. Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila Ir. Sukarno, 1 Juni 1945 : 1. 2. 3. 4. 5. Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau perikemanusiaan; Mufakat atau demokrasi; Kesejahteraan sosial; Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Masa Persidangan Kedua BPUPKI 10 - 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua untuk membahas rancangan UUD yang kemudian membentuk Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Sukarno. 11 Juli 1945 menyetujui preambule

yang diambil dari Piagam Jakarta. 14 Juli 1945, setelah disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa (Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo), Ir. Sukarno melaporkan hasil kerjanya pada sidang . Inti laporan penting menyangkut tiga hal pokok, yaitu : Pernyataan Indonesia merdeka, Pembukaan undang-undang dasar,

Undang-undang dasar (batang tubuh). 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk membahas R UUD

hasil kerja Panitia Perancang UUD. c. (PPKI) Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai . PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia dipimpin oleh Ir. Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta serta penasihatnya Ahmad Subarjo. Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah setelah bom atom dijatuhkan di Nagasaki dan Hirosima. Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang menyatakan kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai klimaks tonggak-tonggak perjuangan berabad-abad untuk memnjadi bangsa yang berdaulat. 3 hari setelah Jepang tak berdaya, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia. Pada tanggal 15 Agustus 1945, ada pertemuan di Asrama Baperki (Badan Perwakilan Pelajar Indonesia) di Tjikini 71. Sejumlah tokoh pemuda hadir, seperti Chaerul Saleh, Wikana, Aidit, Djohan Nur, Subadio, Suroto Kunto, dan lain-lain. Hasil pertemuan itu yaitu Kemerdekaan Indonesia harus dinyatakan melalui Proklamasi. Putusan tersebut akan disampaikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta agar mereka atas nama Rakyat Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan itu. Artinya, para pemuda menginginkan agar Proklamasi dinyatakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Dalam pertemuan itu juga, seperti diungkapkan Sidik Kertapati, Aditi mengusulkan agar Bung Karno ditetapkan sebagai Presiden pertama Republik Indonesia. Rapat itu kemudian mengutus Wikana, Aidit, Subadio, dan Suroto Kunto untuk menemui Bung Karno di kediamannya. Wikana bertindak sebagai Jubir pemuda. Utusan pemuda itu mendesak Bung Karno agar menyatakan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945.

Menanggapi permitaan pemuda, Bung Karno menyatakan bahwa dirinya tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Ia meminta diberi kesempatan untuk berunding dengan pemimpin lainnya. Utusan pemuda

mempersilahkan. Perundingan antar tokoh pemimpin berlangsung saat itu juga. Beberapa saat kemudian, Bung Hatta keluar menemui pemuda untuk menyampaikan hasil perundingan, bahwa usul para pemuda tidak bisa diterima karena dianggap kurang perhitungan dan akan memakan banyak korban jiwa. Muncul pertanyaan lain: apakah bila Bung Karno menolak usulan pemuda, lantas niat proklamasi terhenti juga? Sidik Kertapati memberi jawaban. Menurutnya, kemungkinan tidak ikut sertanya Bung Karno dan Bung Hatta dalam aksi kemerdekaan sudah diperhitungkan. Sebagai alternatifnya: Proklamasi akan dilakukan melalui Presidium Revolusi. Artinya, para pemuda sudah punya Plan B. Hanya saja, memang, rencana sangat memungkinkan dengan aksi revolusioner dan kekuatan senjata. Namun, justru dengan adanya penolakan awal oleh Bung Karno dan Bung Hatta terhadap proposal pemuda dan juga adanya plan B, saya berkesimpulan bahwa keputusan membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklot adalah upaya pengamanan. Meskipun, pada

kenyataannya, proses diskusi dan perdebatan antara pemuda dan Bung Karno masih berlanjut di Rengasdengklot. Versi Sidik Kertapati ini mirip dengan penjelasan Aidit. Juga pernyataan Jusuf Kunto, anggota PETA yang terlibat peristiwa itu. Kepada Mr Subardjo, Yusuf Kunto mengatakan, bahwa alasan mereka membawa Bung Karno dan Hatta adalah karena rasa kekhawatiran bahwa mereka akan dibunuh oleh pihak Angkatan Darat Jepang atau paling sedikitnya dipergunakan sebagai sandera kalau kerusuhan timbul. Maklum, kata Yusuf Kunto, pada tanggal 16 Agustus 1945, pemudan dan PETA merencanakan melaksanakan aksi revolusi. Dari cerita di atas, saya berusaha mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, inisiatif pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklot bukanlah penculikan, melainkan pengamanan. Alasannya, pada tanggal 16 Agustus itu, pemuda merencanakan Aksi

Revolusi untuk memproklamasikan kemerdekaan. Memang, pada kenyataannya, aksi revolusi itu tidak terjadi. Kedua, perbedaan antara Bung Karno dan pemuda adalah soal kemerdekaan adalah soal cara. Bung Karno menginginkan Proklamasi Kemerdekaan tetap melalui jalur aman, yakni PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), demi

menghindari pertumpahan darah dan jatuhnya korban di kalangan rakyat Indonesia. Sedangkan pemuda menghendaki jalur aksi revolusi, yakni proklamasi kemerdekaan di tengah-tengah massa rakyat. Proklamasi Kemerdekaan dilakukan tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno atas nama Bangsa Indonesia. Bukan oleh PPKIsesuai dengan keinginan pemuda. d. Masa Setelah Kemerdekaan Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk yang pertama kali guna membahas 3 hal : 1) 2) 3) Konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia.

PPKI membahas konstitusi negara Indonesia yang bersumber Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI. Hal ini perlu dibahas karena pesan dari pemeluk agama lain terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur para tokoh sepakat menghilangkan kalimat Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya demi nasionalisme yang tinggi. Keputusan Sidang PPKI Pertama 18 Agustus 1945: 1. Menetapkan dan mensahkan Pembukaan UUD yang bahan2nya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD hasil kerja Panitia 9 tgl 22 Juni 1945. 2. Menetapkan dan mensahkan UUD yang bahan2nya diambil dari Rancangan UUD hasil kerja Panitia tgl 16 Juli 1945. 3. Memilih Ir . Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

10

4. 5.

Menetapkan Komite Nasional yang bertugas membantu Presiden. Rumusan sila pertama Rancangan UUD yang berasal dari Piagam Jakarta dirubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

6.

Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagaimana yang berlaku saat ini.

6. a. Jalan dan hasil sidang BPUPKI Sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa Indonesia serta

membuktikan janjinya bahwa Jepang datang ke Indonesia untuk membantu proses kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, pemerintah pendudukan balatentara Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai atau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai). BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso. Rapat Pertama Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman kolonial Belanda. Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. peri kebangsaan peri ke Tuhanan kesejahteraan rakya peri kemanusiaan peri kerakyatan

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas yaitu 1. Persatu
11

2. 3. 4. 5.

Mufakat dan demokrasi Keadilan sosial Kekeluargaan Musyawarah

Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Kebangsaan Indonesia Internasionalisme dan peri kemanusiaan Mufakat atau demokrasi Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu: 1. 2. 3. Sosionasionalisme Sosiodemokrasi Ketuhanan yang berkebudayaan

Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Sampai akhir rapat pertama, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ir. Soekarno (ketua) Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) Mr. Achmad Soebardjo (anggota) Mr. Muhammad Yamin (anggota) KH. Wachid Hasyim (anggota) Abdul Kahar Muzakir (anggota) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) H. Agus Salim (anggota) Mr. A.A. Maramis (anggota)

12

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. 3. 4. Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rapat Kedua Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta. Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota) Mr. Wongsonegoro Mr. Achmad Soebardjo Mr. A.A. Maramis Mr. R.P. Singgih H. Agus Salim Dr. Soekiman

13

Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu: a. pernyataan Indonesia merdeka b. pembukaan UUD c. batang tubuh UUD Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota berjumlah 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis, terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang dari Tionghoa. Jalan dan hasil sidang PPKI Suatu badan yang dibentuk pemerintah Jepang tanggal 7 Agustus 1945. Badan ini bertugas menyiapkan segala sesuatu menyangkut masalah ketatanegaraan menghadapi penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada bangsa Indonesia. Beranggotakan 21 orang, yang ditunjuk sebagai ketua Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta. Sebagai penasehat ditunjuk Mr. Ahmad Subardjo, dan tanpa sepengetahuan pemerintah Jepang, PPKI menambah lagi enam orang, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Soebardjo. Badan ini dibentuk untuk menarik simpati golongan-golongan yang ada di Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam Perang Pasifik, yang kedudukannya semakin terdesak sejak 1943. Mereka juga berjanji memberi kemerdekaan pada Indonesia melalui 'Perjanjian Kyoto'. Ketika Rusia bergabung dengan Sekutu dan menyerbu Jepang dari Manchuria, pemerintah Jepang mempercepat kemerdekaan Indonesia, yang oleh BPUPKI direncanakan 17 September 1945. Tiga tokoh PPKI (Soekarno, Hatta, dan Radjiman)

14

diterbangkan ke Dalath (Saigon) bertemu Jenderal Terauchi yang akan merestui pembentukan negeri boneka tersebut. Tanggal 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke Jakarta dan Jepang menghadapi pemboman AS di Hirosima dan Nagasaki. Golongan tua dan golongan muda pejuang kemerdekaan terlibat pro dan kontra atas peristiwa pemboman Jepang oleh AS. Golongan muda melihat Jepang sudah hampir menemui kekalahan, tetapi golongan tua tetap berpendirian untuk menyerahkan keputusan pada PPKI. Sikap tersebut tidak disetujui golongan muda dan menganggap PPKI merupakan boneka Jepang dan tidak menyetujui lahirnya proklamasi kemerdekaan dengan cara yang telah dijanjikan oleh Jenderal Besar Terauchi dalam pertemuan di Dalath. Golongan muda menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri lepas sama sekali dari pemerintahan Jepang. Menanggapi sikap pemuda yang radikal itu, Soekarno-Hatta berpendapat bahwa soal kemerdekaan Indonesia yang datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidaklah menjadi soal, karena Jepang toh sudah kalah. Selanjutnya menghadapi Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Oleh sebab itu untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi. Mereka ingin memperbincangkan proklamasi

kemerdekaan di dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Perbedaan pendapat ini melatarbelakangi peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB. Tindakan itu diambil berdasarkan keputusan rapat terakhir pemuda pejuang yang diadakan pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945 di Jl. Cikini, 71 Jakarta. Selain dihadiri pemudapemuda yang sebelumnya rapat di Lembaga Bakteriologi, Pegangsaan Timur, Jakarta, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan dr. Muwardi dari Barisan Pelopor, serta Shodanco Singgih dari Daidan Peta Jakarta syu. Mereka bersama Chaerul Saleh sepakat melaksanakan keputusan rapat, antara lain "menyingkirkan Soekarno dan Hatta ke luar kota"

15

dengan tujuan menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang. Shodanco Singgih mendapat kepercayaan melaksanakan rencana itu. Di Rengasdengklok, akhirnya Soekarno setuju memproklamasikan

kemerdekaan tanpa campur tangan pihak Jepang. Pukul 23.00 WIB rombongan tiba di Jakarta dan menuju kediaman Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1, dan di tempat tersebut naskah proklamasi disusun. Setelah selesai, teks proklamasi dibaca dan dimusyawarahkan di hadapan tokoh-tokoh yang sebagian besar anggota PPKI. Sehari setelah itu, PPKI mengadakan sidang di Gedung Kesenian Jakarta dan dihasilkan beberapa keputusan, yaitu a) membentuk UUD; b) memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden; c) presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite nasional. Pada sidang hari kedua, PPKI menetapkan membentuk 12 departemen dan menunjuk para pejabat departemen dan menetapkan wilayah RI meliputi delapan propinsi sekaligus menunjuk gubernurnya. Pada sidang hari ketiga, presiden memutuskan berdirinya tiga badan baru yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Dan dengan terbentuknya tiga badan ini, maka berarti pula PPKI dibubarkan

7. Tiga tokoh nasional yang merumuskan dasar negara ,mereka adalah : Mr. Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Mr. Soepomo. Mereka mengusulkan dalam pidatonya tentang rumusan-rumusan dasar Negara, meskipun berbeda akan tetapi pada prinsipnya intinya sama. (a). Mr. Muhammad Yamin Dalam pidatonya secara lisan,dia mengemukakan rumusan dasar Negara sebagai berikut : 1. Peri kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahtraan rakyat

16

Beliau juga mengajukan secara tertulis mengenai rancangan dasar negara sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (b). Prof. Dr. Mr. R. Soepomo Menurut pemahaman Mr.R. Soepomo konsep dasar negara: 1. Paham Negara Kesatuan. Yaitu Negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan 2. Hubungan negara dan agama.yaitu urusan agama terpisah dengan urusan negara.artinya setiap orang merdeka memeluk agama yang disukainya. 3. Sistem badan permusyawaratan.yaitu kedudukan kepala negara dalam negara persatuan sangat penting,dan harus menjadi pemimpin negara yang sejati,bersatu dengan rakyatnya. 4. Sosialisme negara yaitu Negara bersifat kekeluargaan dalam lapangan ekonomi. 5. Hubungan antar bangsa yaitu negara Indonesia yang berdasarkan semangat kebudayaan Indonesia yang asli dengan sendirinya merupakan negara Asia timur raya (c). Ir. Soekarno Menurut pemahaman Soekarno rumusan dasar negara: 1. Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme 2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahtraan sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan

8. Beberapa pihak secara tegas menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 sudah menjadi harga mati, tidak dapat diubah ataupun diamandemen,

17

dengan megemukakan alasan, pertama yaitu akan membuka luka lama dalam perdebatan ideologi negara yang pada awalnya dulu rame diperdebatkan, kedua yaitu dapat membubarkan negara, bersandar pada teorynya Hans Kelsen yang dimuat juga dalam Ketetapan MPRS No XX/MPRS/1966 yang telah dicabut dengan Tap MPR No III/MPR/2000 dan tidak berlaku lagi namun masih sering dirujuk, dan ketiga adalah dalam sejarah, Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak pernah diganti sehingga terkesan sakral.

VI. SIMPULAN Dari apa yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa: a. Pergerakan nasional Indonesia timbul akibat adanya kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda maupun Jepang. b. Organisasi-organisasi pergerakan nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia. c. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun organisasi-orgnisasi yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan Indonesia. VII. DAFTAR PUSTAKA 1.http://gunawank.wordpress.com/2011/06/02/rapat-pertama-bpupki-1-juni1945-diperingati-sebagai-hari-lahir-pancasila/

2. http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2145/PanitiaPersiapan-Kemerdekaan-Indonesia-PPKI

3. http://ramadhana11.blogspot.com/2013/06/perjuangan-bangsa-indonesiasesudah.html

4. http://indatuatjeh.blogspot.com/2013/01/sejarah-pergerakannasional.html

5.http://rumuspelajar.blogspot.com/2010/03/zaman-pergerakannasional.html

6. http://l32central.tripod.com/pergerakan.htm 7.http://herwiantogilang.blogspot.com/2012/03/organisasi-pergerakannasional.html

18

Anda mungkin juga menyukai