A DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG NAKULA
RSJD SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
1. AGUS TRIANTO
2. AGUS TRIWAHYUDI
3. ANGGIE YULIANTI MUSYAROFAH
4. BUDI SARI DEWI
5. CAHYA ARI WIDYA NINGRUM
6. FIRDA RATMA PRATIWI
7. HASNAN PRADANA AL HAKIM
8. INTAN MAHARSIWI
9. MEILINA LUZYANY
10. NATALIA TRI KURNIASARI
11. NURKHOLIS AL ROSYID
12. PAHLEVI BETSYTIFANI
13. RETNO WIJAYANTI
14. RISKA DESTRIANA PERMATASARI
15. RIZKI FITRIYANI
16. ROBBY ARGO WENANG SAPUTRO
17. ROHMAN
18. ULFA AGUSVIA PUTERI UTAMI
19. YULIANTI SAGITA WULANDARI
20. YULISKA ISDAYANTI
P27220011 159
P27220011 160
P27220011 162
P27220011 166
P27220011 167
P27220011 172
P27220011 179
P27220011 180
P27220011 183
P27220011 186
P27220011 188
P27220011 189
P27220011 192
P27220011 195
P27220011 196
P27220011 197
P27220011 198
P27220011 203
P27220011 205
P27220011 206
PENGKAJIAN
A. INFORMASI UMUM
Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 18 November 2013
pukul 13.00 WIB di ruang Nakula RSJD Surakarta melalui
wawancara, observasi, dan status pasien
1. Identitas Pasien
a. Nama
: Tn.A
b. Umur
: 36 tahun
c. Alamat
: Kendal
d. Status
: Kawin
e. Pendidikan
: Tidak sekolah
f. Agama
: Islam
g. Diagnosa Kep
: Halusinasi
h. No.RM
: 051446
i. Tanggal Masuk
2. Penanggungjawab
a. Nama
: Ny.S
b. Umur
: 37 tahun
c. Alamat
: Kendal
B. KELUHAN UTAMA
2 Minggu yang lalu pasien bingung dan merasa gelisah. Pasien
tampak bicara sendiri,mondar-mandir dan pasien sering terlihat
merenung sendirian.Kemudian oleh petugas Baresos Kab.Kendal
pasien dibawa ke IGD RSJD Surakarta pada Tanggal 4 November
2013 pukul10.35 WIB Kemudian dirawat inap.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologi
a. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat
di rumah sakit jiwa 3x.
1) Tahun 2004 di RSJD Magelang dibawa oleh keluarga
karena nampak bingung, mondar-mandir, gelisah
2) Tahun tidak terkaji di RSJD Semarang sebanyak 2x
dibawa oleh keluarga karena keluhan yang sama.
Pengobatan sebelumnya dinyatakan kurang berhasil karena
pasien masih nampak bingung, mondar-mandir, gelisah dan
bicara sendiri.
b. Genetik
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
seperti pasien.
2. Psikososial
a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan pada tahun 2012 diceraikan oleh
istrinya dikarenakan pasien tidak mampu memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarganya sehingga pasien merasa
sakit hati. Namun setengah tahun kemudian mereka rujuk
kembali karena merasa memiliki anak yang merupakan
tanggung jawab bersama.
b. Riwayat penganiayaan
Pasien
mengatakan
tidak
pernah
mengalami
sehingga
menyebabkan
pasien
mengalami
Keterangan :
Penjelasan
Dari genogram di atas dapat dijelaskan bahwa :
-
Dalam
pengambilan
keputusan
selama
dirumah
D. FAKTOR PRESIPITASI
Pasien putus obat, tidak pernah kontrol karena pasien di baresos.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1) Tanda-Tanda Vital :
TD
: 100/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Suhu : 36,3o C
RR
: 20x/menit
2) Ukur :
BB
: 60kg
TB
: 165 cm
Tidak ada cacat tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling
disukai,
pasien
menerima
keadaan
tubuhnya
karena
Selama
dipanti
pasien
kurang
berinteraksi
dengan
f. Hubungan Sosial
1) Orang yang paling dekat
Pasien mengatakan orang yang paling dekat selama
dirumah adalah istri, ibu dan kakak keempatnya.
Biasanya pasien bercerita kepada ibunya ketika ada
masalah. Selama di BARESOS tidak ada orang yang
paling dekat dengannya karena pasien hanya menyendiri
disana.
2) Peran dalam masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan
social di lingkungan masyarakat. Pasien hanya warga
biasa. Pasien hanya berdiam dirumah dan beberapa saat
bercakap-cakap dengan keluarga
3) Hambatan dalam berhubungan
Pasien banyak terlihat menyendiri dan senang
menyelimuti seluruh tubuhnya dan berdiam diri
karena selalu memikirkan keluarganya dirumah.
4) Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
G. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
1) Pakaian
Penampilan pasien cukup rapi, Pakaian pasien sesuai
dengan ketentuan baju pasien di RSJD Surakarta.
Pasien rajin mengganti pakaiannya setiap habis mandi.
Penggunaan
pakaian
sesuai,
klien
tidak
pernah
3) Kebersihan
Rambut pendek tidak disisir, rambut terdapat ketombe,
kuku tangan dan kaki panjang dan kotor, pasien tidak
berkumis dan tidak berjenggot.gigi Nampak kuning.
4) Ekspresi wajah dan kontak mata
Ekspresi wajah pasien datar, kontak mata menatap
lawan bicara saat berinteraksi dan pasien kadang beralih
ke pandangan lain.
b. Pembicaraan
Pasien berbicara lambat, suara pasien lembut, pasien
mengalami inkoherensi karena saat ditanya jawaban tidak
sesuaai dengan pertaanyaan. Pasien malas berbicara, Pasien
jika tidak diajak bicara tidak mengawali pembicaraan.
c. Aktivitas Motorik
Pasien terlihat tegang memikirkan sesuatu, pasien selalu
ditempat tidur menyelimuti tubuhnya. Kontak mata pasien
kadang beralih saat diajak bicara.
mengalami
defensive,
selalu
berusaha
tampak
bingung,
pasien
tidak
mengalami
ingat
jangka
pendek
karena
pasien
mampu
angka
serta
wawancara
pasien
dapat
mengingkari
penyakit
yang
diderita,
pasien
mengatakan
aktivitasnya
dirumah
pasien
hanya
bahwa
pasien
dalam
I. MEKANISME KOPING
Hasil
pengkajian
di
dapat
L. ASPEK MEDIK
a. Diagnosa Medik : F. 20.8
b. Terapi Medik
II.
Risperidon
2 X 2 mg
Amitripilin
2 X 25 mg
Chlorpromazine
1 X 100 mg
CTM (chlortrimeton)
3 X 4mg
ANALISA DATA
N
O
1.
DATA FOKUS
DS:
MASALAH
KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi
Pasien
mengalami
gangguan
persepsi sensori:Halusinasi
bayangan
anaknya.
Pasien
2.
DS:
Isolasi Sosial :
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti Menarik Diri
kegiatan social di lingkungan masyarakat.
Pasien mengatakan hanya warga biasa. Pasien
mengatakan hanya berdiam dirumah dan
beberapa saat bercakap-cakap dengan keluarga
DO:
Pasien
terlihat
menyendiri
dan
senang
DS:
dirumah pasien
keluarga
karena
tidak
mampu
Pasien
terlihat
menyendiri
dan
tidak
DS:
Defisit Perawatan
III.
POHON MASALAH
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
2. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Harga Diri Rendah ( HDR )
V.
Tgl
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
persepsi TUM: Klien dapat 1. Setelah dilakukan 2 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Dx.Keperawatan
Diagnosa
1
Gangguan
sensori:
lihat/
Halusinasi mengontrol
dengar/ halusinasi
kecap/penghidu.
X
yang
interaksi
klien
menunjukan tanda-
dialaminya
perawat :
membina hubungan
Ekspresi
saling percaya.
wajah
Menunjukan rasa
kontak
terapeutik :
a. Sapa klien dengvan ramah baik
b. Perkenalkan
nama,
nama
mata.
berjabat
tangan.
Mau
menyebutkan
nama.
komunikasi
senang.
Mau
prinsip
bersahabat.
Ada
menggunakan
sikap
jujur
dan
janji
setiap
kali
sikap
empati
dan
interaksi
f. Tunjukkan
Mau
menjawab
salam.
Mau
dudukberdampin
gan
dengan
perawat.
dengan
penuh
Bersedia
memngungkapka
n masalah yang
dihadapi.
TUK 2 :
Klien dapat
bertahap
2.1
Setelah
mengenal
interaksi
halusinasinya
raba
klien
kecap
yang
),
jika
sedang
dan halusinasi :
yang 1. Tanyakan apakah klien mengalami
menimbulkan
halusinasi
mengalami
namun
perawat
mengalaminya
hal
tersebut,
sendiri
tidak
dengan
nada
bahwa
perawat
akan
membantu klien
2.2
setelah
interaksi
2x
klein
menyatakan
kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaaan
dan
perasaannya
responya
saat
mengalami
halusinasi
tersebut
Marah
Takut
dialami
Sedih
halusinasinya
bila
klien
menikmati
Senang
Cemas
TUK 3 : klien dapat
Jengkel
3.1
setelah
mengotrol
interaksi
halusinasinya
menyebutkan
2x
klien
tindakan
biasa
yang
dilakukan
untuk
tidur,
marah,
mengendalikan
halusinasinya
3.2
setelah
interaksi
2x
klien
menyebutkan cara
baru
mengontrol
cara tersebut
3.3
Diskusikan
cara
baru
untuk
halusinasi
3.3
setelah
2x
interaksi
dapat
halusinasi :
klien
memilih
dan
memperagakan
cara
mengatasi
halusinasi (dengar
, lihat, penghidu,
raba, kecap )
3.4
setelah
interaksi
2x
klien
halusinasi
3.3.3 Membuat dan melaksanakan
melaksanakan
dipilih
untuk
mengendalikan
halusinasinya
berhalusinasi
3.5
setelah
pertemuan
2x
klien
mengikuti
terapi
aktivitas
mencobanya
3.5 Beri kesempatan untuk untuk
kelompok
kelompok,
orientasi
dari
dalam
4.1
setelah
2x
pertemuan
keluarga, keluarga
mengotrol
menyatakan
halusinasinya
setuju
untuk
pertemuan
keluarga
kunjungan rumah )
mengikuti
pertemuan dengan
perawat
4.2
setelah
2x
interaksi keluarga
klien
dan
keluarga
meyebutkan
memutus halusinasi
pengertian, tanda
4.2.6
terjadinya
merawat
anggota
halusinasi
tindakan
Cara
untuk
dan
untuk
sendiri,
makan
mengedalikan
halusinasi
pemberiannya
untuk
mengatasi halusinasi)
4.2.7 Beri informasi waktu kontrol
kerumah sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi
TUK 5 : klien dapat
memanfaatkan obat
5.1
setelah
interaksiklien
2x
di rumah
5.1 Diskusikan dengan klien tentang
manfaat
dan
kerugian
tidak
dengan baik
menyebutkan
manfaat
cara,
minum obat
efek
terapi,
dan
2x
klien
mendemonstrasik
penggunaan
interaksi
klien
5.4 Diskusikan
akibat
berhenti
obat
5.3
jika
samping
an
pujian
dengan dokter
efek
interaksi
efek
dosis,
setelah
dan
obat
5.3 Beri
nama,
warna,
5.2
terapi,
kerugian
minum obat
efek
2x
klien
menyebutkan
akibat
berhenti
VI.
WAKTU DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
18/11/13 Gangguan
1. Mendiskusikan perasaan pasien
S :
13.30
persepsi
2. Mengenal
halusinasi
dengan
EVALUASI
Pasien mengatakan takut karena melihat
sensori :
halusinasi
SP 1
respon klien
menutup matanya
pasien
untuk
PARAF
A:
P : pasien:
Latihan cara menghardik bila halusinasi muncul.
Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
pasien.
P : Validasi cara menghardik
Mengajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap.
19/11/13
09.30
Halusinasi
Sp II
2. melatih
dan
mengendalikan
S:
1 : pasien mengatakan perasannya pada hari
pasien
untuk
kegiatan
yang
kegiatan harian
menghardik.
Pasien mengatakan ia mengetahui cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
O:
A:
Halusinasi
Sp II
S:
1 : pasien mengatakan perasannya pada hari
ini biasa saja.
Pasien mengatakan masih takut karena
melihat bayangan yang kadang muncul saat
pasien sendiri dan tidak melakukan apapun..
menghardik.
Pasien mengatakan ia mengetahui cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
Pasien menyebutkan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik dan bercakapcakap
O:
A:
pasien sudah mulai ada peningkatan untuk
berinteraksi dengan orang lain
pasien mampu mempraktekkan cara
menghardik
pasien sudah mampu mempraktekkan cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
P : pasien :
anjurkan pasien untuk tetap meningkatkan
dalam berinteraksi dengan orang lain atau
teman temannya
anjurka pasien untuk memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian
perawat:
pantau kemampuan pasien dalam berinteraksi
dengan teman temannya
lanjutkan Sp III (mengendalikan
halusinasinya dengan melakukan aktivitas
terjadwal)
21/11/13
09.15
Sp III
S:
4. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan dalam
halusinasi cara 1- 3
pasien mempunyai kegiatan positif yang dapat
diterapkan dalam jadwal kegiatan harian
(merapikan tempat tidur)
P:
pasien:
anjurkan pasien untuk menerapkan cara
mengontrol halusinasi yang paling efektif saat
halusinasi muncul
anjurkan pasien untuk memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian pasien
perawat:
validasi Sp I-III
pantau kemampuan pasien untuk menerapkan
kegiatan tersebut
evaluasi control halusinasi dengan melakukan
kegiatan
Sp IV
S:
Pasien menanyakan kapan pasien pulang?
harian pasien
3. Memberikan pendidikan
pulang
pasien mengatakan mau minum obat secara
teratur
pasien mampu menyebutkan cara mengontrol
halusinasi cara 1- 4 dan mampu
O:
pasien kooperatif
mempraktekkan cara mengontrol halusinasi
yaitu menghardik
Risperidon
2 X 2 mg
Amitripilin
2 X 25 mg
Chlorpromazine
1 X 100 mg
3 X 4 mg
: Tn .A
No RM
: 051446
Ruang
: Nakula
no
Jam
kegiatan
tanggal
19/11/13 20/11/13 21/11/13 22/11/13
05.00
Bangun
tidur,merapikan
tempat tidur
2
06.00
Mandi
07.00
Latihan menghardik
Latihan bercakap-
08.00
09.00
cakap
6
10.00
Mengikuti
rehabilitasi
11.30
Makan siang
12.00
Sholat
13.30
Istirahat tidur
11
15.00
Sholat
12
16.00
Mandi
13
17.00
minum obat
14
18.00
Sholat
15
19.00
Berinteraksi dengan
teman
16
19.15
Sholat
17
20.00
Latihan menghardik
18
20.30
tidur
KETERANGAN :
B: BANTUAN
M: MANDIRI