Anda di halaman 1dari 52

STUDI KASUS PASIEN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA REMAJA DENGAN PENDEKATAN PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA DIPUSKESMAS KELURAHAN KEMAYORAN PERIODE OKTOBER NOVEMBER 2013
Disusun Oleh : Kelompok 1 Eni. Sofyanti 1102008318 Gulan. Fitrianti 1102007131 Mira. Muftiarini 1102006155 Yuliyana 1102006279

Pembimbing : dr. Dini. Widianti, MKK

BERKAS PASIEN
Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Usia Anak ke Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat No. RM Tanggal Berobat : Nn. Y : Perempuan : 17 Tahun : Dua : Pelajar : SMA : Islam : Jln. Benyamin Sueb No 21, Kemayoran : 1748/13 : 14 November 2013

ANAMNESA
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 14 November 2013 pukul 10.00 WIB 1. Keluhan Utama: Batuk berdahak dan pilek 3 hari yang lalu
Keluhan Tambahan : Pusing, Demam

2.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari sebelum ke puskesmas. Batuk yang dialami oleh pasien sudah sangat mengganggu karena menurut pasien batuknya mengeluarkan dahak (lendir) berwarna bening, tidak ada darah. Pasien juga mengatakan pilek nya terkadang sampai membuatnya sulit bernafas.

Berat badan pasien berkurang karena pasien mengaku nafsu makannya berkurang, demam diakui oleh pasien kurang lebih sudah 3 hari, dan pasien mengeluhkan adanya pusing. Rasa pusing dirasakan hilang timbul, terlebih bila pasien kurang istirahat. Pasien masih bisa jalan sendiri, tampak lemas. Mual dan muntah disangkal oleh pasien. BAB dan BAK dalam batas normal.

Pasien ingin penyakitnya ini sembuh agar pasien dapat beraktivitas seperti biasanya. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat-obatan , pasien membiarkan dulu berharap bisa hilang dengan sendirinya. Namun karena sudah 3 hari tidak ada perubahan, pasien memilih untuk berobat langsung ke puskesmas. Sebelum pasien mengeluhkan keluhan tersebut, pasien mengaku sehari sebelumnya makan gorengan yang dibeli di depan sekolahnya dan pasien membeli minuman berwarna yang dijual di depan sekolahnya juga.

Pasien juga mengeluhkan bahwa berat badannya menurun dirasakan semenjak pasien duduk di kelas 2 SMA, dikarenakan pasien terlalu sibuk dengan kegiatan di sekolah sehingga pasien jarang makan dirumah dan selalu jajan makanan di sekolah dan pasien selalu membantu ibunya dalam pekerjaan rumah. Namun pasien tidak memeriksakan kedokter dengan penurunan berat badan tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien mengaku sebelumnya sudah pernah batuk dan pilek seperti ini sekitar 2 bulan sebelumnya. Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat hipertensi diakui oleh pasien yaitu kakek pasien, Riwayat diabetes melitus diakui oleh pasien yaitu nenek pasien, asma dan penyakit jantung pada keluarga disangkal pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi: Pasien tinggal di rumah orang tuanya, pasien tinggal bersama kedua orangtua dan seorang kakak. Ayah bekerja sebagai wiraswasta dan berpenghasilan sebulan sekitar Rp 5.000.000. Ibu tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga, kakak pasien sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan pendapatan kakak sebulan sekitar Rp 2.500.000. Dengan penghasilan ini pasien diberi uang saku yang cukup untuk jajan disekolah. Pengobatan pasien dibiayai secara umum. Aktifitas pasien dilingkungan rumah dan sekolahnya cukup aktif dalam bergaul.

Riwayat Kebiasaan

Sehari-harinya pasien beraktivitas sebagai pelajar SMA, pasien berangkat dari rumah pada pukul 06.00 pagi, biasanya pasien pergi ke sekolah sendiri. Pasien pergi ke sekolah dengan menggunakan jasa angkutan umum atau dengan menggunakan jasa ojek. Sepulangnya dari sekolah selain belajar pasienpun mengikuti ekstrakulikuler di sekolahnya, setelah itu membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, dan mengepel lantai.

Untuk kebiasaan makan pasien, pasien terkadang menyempatkan untuk sarapan pagi, tetapi lebih sering tidak sarapan pagi. Pasien jarang mengkonsumsi buah, dan susu. Begitu juga dengan makanan lainnya, pasien lebih sering mengkonsumsi mie instan atau membeli makanan-makanan diluar rumah, sehingga kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak pasien tidak terpenuhi. Pasien mengaku selalu mencuci tangannya sebeumnya dan sesudah makan. Pasien tidak pernah olahraga karena pasien mengaku tidak ada waktu untuk berolahraga.

Pemeriksaan Fisik

Status Gizi Keadaan Umum : Baik Vital sign - Kesadaran :Compos Mentis - Tek. Darah : 100/70 mmHg - Frek. Nadi : 80 x/menit - Frek Pernapasan: 20 x/menit - Suhu : 37,3c - BB : 40 Kg - TB : 150 cm - BB Ideal : (150-100) (150100)x10% = 45 kg - IMT : BB(kg) = 17,7 kg/m2 TB2(m) Kesan : Gizi kurang

Status Generalis
Kepala -Bentuk : normocephal -Rambut : hitam, tidak mudah dicabut -Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+) -Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret -Hidung : septum tidak deviasi, sekret (+), nafas cuping hidung (-) -Tenggorokan : hiperemis (+) -Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor -Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-) Thorak -Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis -Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus cordis tidak teraba. -Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+) -Auskultasi :Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-),bunyi jantung I dan II regular, murmur(-), gallop (-)

Abdomen -Inspeksi : perut datar, simetris -Auskultasi : bising usus (+) -Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba -Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-) -Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-) -Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.

Status lokalis : Usulan Pemeriksaan Penunjang : -

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga Pasien : - Identitas Kepala Keluarga : Nama : Tn. Joko (ayah pasien) Usia : 47 tahun. - Identitas Pasangan: Nama : Ny. Nita (ibu pasien) Usia : 40 tahun.

- Struktur Komposisi Keluarga: Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. Joko sebagai kepala keluarga. Tn. Joko memiliki satu orang istri Ny. Nita. Tn. Joko bekerja sebagai wiraswasta dan Ny. Nita tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga. Tn. Joko dan Ny. Nita memiliki anak yang bernama Nn. Y (pasien) yang saat ini sedang mengalami batuk berdahak dan pilek.

Tabel 1. Anggota Keluarga Pasien


Kedudukan dalam Keluarga Kepala Keluarga Keterang an Tambah an -

No

Nama

Jenis Kel

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Tn. Joko

47 th

SMU

Wiraswasta

Ny. Nita

Istri

40 th

SMU

Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta

Tn. Toni

Anak

24 th

SMU

Nn. Yuni

Anak

17 th

SMU

Pelajar

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup : a. Lingkungan tempat tinggal


Status kepemilikan rumah: milik sendiri Daerah perumahan: padat bersih Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah: 20 x 10m2 Halaman rumah : taman 2 x 3 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang Tingkat rumah : Tidak Bertingkat. Lantai rumah: keramik. Dinding rumah: bata dilebur semen dan dicat. Jamban keluarga: Ada Tempat bermain: Tidak ada

Kesimpulan Nn. Yuni tinggal di rumah bersama ayah ibu dan kakanya. Rumah terdiri dari satu ruang tamu sekaligus sebagai ruang keluarga, 3 kamar tidur, dua kamar mandi, satu dapur sekaligus ruang makan dan satu garasi. Paisen tidur di kamar berukuran 2 x 3 m2, dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup. Ketersediaan air bersih dan pembuangan sampah keluarga cukup baik.

Penerangan listrik: 200 watt


Ketersediaan air bersih: Ada Tempat pembuangan sampah : Ada

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik peralatan RT) Sebuah sepeda motor, satu buah mobil, sebuah televisi, sebuah dvd player, sebuah kompor gas, dan sebuah lemari es satu pintu, sebuah setrika.
c. Denah rumah

Tampak depan

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga: - Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah. - Asuransi/Jaminan kesehatan: 4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan Keterangan Angkot / mobil Kesimpulan Pasien jika sakit berobat ke Puskesmas, karena biaya yang murah. Jarak rumah ke puskesmas dapat dijangkau dengan mnggunakan kendaraan umum. Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.

Terjangkau dan murah Cukup memuaskan

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan: Keluarga Tn. Joko memiliki kebiasaan makan sehari dua atau tiga kali dengan menu makanan sehari-hari yang bervariatif, lengkap dengan sayur mayur dan buahbuahannya. Ibu pasien yang memasak makanan setiap harinya, pasien juga diberikan menu yang sama, namun pasien tidak suka mengkonsumsi daging, sayur dan buah, begitu juga dengan susu, pasien lebih suka mengkonsusmsi mie instan atau jajan makanan diluar.

Terkadang waktu makan pasien tidak teratur. Pasien juga mengaku sering tidak sarapan pagi karena tidak sempat. b. Menerapkan pola gizi seimbang: Keluarga Tn. Joko menerapkan pola gizi seimbang. Namun karena pasien sendiri tidak menyukai sayur, buah dan susu maka kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi.

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah : Tanggal 13 November 2013 Pagi : Teh manis Siang : Bakso ( 1 mangkuk ) Malam : Roti ( 2 bungkus kecil ) Tanggal 12 November 2013 Pagi : Tidak sarapan Siang : Mie instan ( semangkuk ) Malam : Nasi goreng Tanggal 11 November 2013 Pagi : Tidak sarapan Siang : nasi, tempe 1 potong, sayur bayam (semangkuk kecil) Malam : Mie instan ( semangkuk ).

Interpretasi terhadap food recall pasien:


Pasien hanya mengkonsumsi kebanyakan makanan yang tidak bergizi dan pasien hanya mengkomsumsi makanan saja tanpa memperhatikan karbohidrat, protein dan lemak, pasien sering mengkonsumsi mie instan hampir setiap harinya, pasien juga tidak mengkonsumsi daging, buah ataupun susu. Kesan pasien kurang memperhatikan dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga: Fasilitas yang telah tersedia cukup memudahkan keluarga Tn. Joko dan Ny. Nita untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan di anggota keluarganya. Hubungan pasien dengan kedua orang tua dan kakaknya sangat dekat dan baik. Hubungan pasien dengan orang tua dan kakaknya sangat dekat dan baik, komunikasi yang terjalin baik.

Keluarga pasien sangat dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien, seperti mengantar berobat ke puskesmas dan merawat pasien jika sakit. Pasien lebih memilih berobat ke puskesmas karena jarak tempuh dari rumah ke puskesmas tidak jauh dan pelayanannya cukup memuaskan dan biaya pengobatan juga terjangkau.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga: Pasien merasa malas untuk makan, selain itu pasien juga membantu pekerjaan rumah tangga di rumah membantu ibunya, sehingga sering sekali pasien tidak memiliki waktu istirahat disela-sela waktu dan mengakibatkan pasien sering merasa kelelahan. Keluarga Tn. Joko kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien, sehingga kebutuhan gizi juga tak terpenuhi.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Joko berusia 47 tahun dan istri bernama Ny. Nita berumur 40 tahun. Anak pertama bernama Tn. Toni (24 tahun) dan anak kedua bernama Nn. Yuni (17 tahun). Bentuk keluarga pasien adalah keluarga yang terdiri dari 1 generasi ( Nuclear family).

2.Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Joko dan Ny. Nita termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya :Tahap keluarga dengan cara keluarga melepaskan anak dewasa muda untuk tinggal di luar rumah (anak yang meninggalkan rumah).Tn. Joko adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Nita, mereka mempunyai 2 orang anak yang bernama Tn. Toni dan Nn. Yuni.

3. Family map (gambar)

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


Pasien merasa malas untuk makan, selain itu pasien juga membantu pekerjaan rumah tangga di rumah membantu ibunya, sehingga sering sekali pasien tidak memiliki waktu istirahat disela-sela waktu dan mengakibatkan pasien sering merasa kelelahan. Keluarga Tn. Joko kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien, sehingga kebutuhan gizi juga tak terpenuhi. Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun usaha dalam merubah pola makan masih kurang karena pasien sendiri kurang mengetahui pola makan seimbang.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien saat mengeluhkan sakit hari keempat pasien langsung datang berobat ke Puskesmas dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum dan biaya yang murah. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakannya, yaitu batuk berdahak dan pilek, dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas, sehingga pasien bisa beraktivitas dalam kondisi badan yang sehat. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya tidak disembuhkan, maka dia tidak dapat beraktivitas dengan baik. Selain itu pasien juga ingin sekali berat badannya bertambah.

2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa didaptkan adanya keluhan batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari sebelum ke puskesmas, dan pusing diakui oleh pasien, Pada Pemeriksaan Fisik didapatkan tenggorokan hiperemis (+), dan didapatkan hasil pemeriksan IMT pasien 17,7 kg/m2.
Diagnosis Klinik : infeksi saluran nafas akut dengan gizi kurang.

3.

Aspek risiko internal: (faktor-faktor mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

internal

yang

Banyaknya aktivitas di sekolah dan pekerjaan di rumah membantu ibunya sehingga pola makan pasien yang kurang baik, sehari bisa 2 kali makan terkadang pasien tidak makan, langsung tertidur karena lelah. Disamping itu pasien tidak mau mengkonsumsi makanan yang sehat dan melengkapi kebutuhan gizinya, seperti pasien tidak mau mengkonsumsi daging ,buah, dan susu. Dan pasien pun suka jajan sembarangan sehingga kurang memperhatikan jenis makanan yang dimakan.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Orang tua pasien sibuk bekerja setiap harinya sehingga kurang memperhatikan pola makan pasien tentang bagaimana makan yang teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Sehingga pasien tidak mau mengkonsumsi daging ,buah, dan susu. Pasien memilih untuk membeli jajanan di luar rumah. 5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental) Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Aspek

Menjelaskan

pada

pasien Pasien Pada

saat Pasien tahu

personal

bahwa pasien mengalami


infeksi saluran nafas akut dengan gizi kurang, Menjelaskan pada pasien

kunjungan ke penyakitnya.
puskesmas Pasien tidak khawatitr terhadap penyakitnya. Pasien dapat sembuh.

bahwa tidak usah khwatir


pada penyakitnya, karena sakitnya bisa sembuh jika diobati dan mengikuti saran-

saran dokter.

Aspek

Kegiatan

Saran

Waktu

Hasil diharapkan

Aspek klinik

berdahak: Ambroxol 3x30 mg,Terapi


pusing dan demam Parasetamol 3x500 mg Tambahan : Memberikan vitamin tambahan seperti Vitamin B kompleks. Gizi kurang : Serta memberikan edukasi mengenai gizi seimbang untuk remaja, Dengan 3 kali makan besar, 2 kali makan kecil. Dengan kebutuhan kalori BBI = 45 kg Keb. Kalori basal = 25 kkal x 45 kg = 1125 Derajat aktivitas = 20% x 1125 = 225 Koreksi gizi = 10% x 1125 = 112,5 Total = 1125 + 225 + 112,2 = 1462,2

Pasien

Pada saat
kunjungan ke puskesmas

Pasien sembuh dari infeksi saluran


napas akut(batuk berdahak dan pilek) berat badan pasien bisa bertambah, sehingga status gizi pasien berubah dengan cara mengubah pola makannya.

kkal
Dan membiasakan diri untuk sarapan pagi, tidak makan pedas atau jajan sembarangan dulu untuk saat ini, makan tinggi karbohidrat dan protein.

Aspek Aspek risiko internal

Kegiatan Gaya hidup : sebaiknya pasien bisa membagi waktunya dalam kegiatan di sekolah dan waktu istirahatnya. Sarapan pagi :

Saran Pasien

Waktu Saat kunjungan ke rumah pasien.

Hasil diharapkan Pasien bisa mengatur waktu kegiatan sekolah dan membantu ibunya di rumah, sehingga pasien tidak terlalu lelah. Pasien bisa mengikuti pola makan seimbang sehingga kebutuhan gizi pasien terpenuhi, bisa menambah tenaga untuk beraktivitas, dan juga diharapkan berat badan pasien bertambah.

2 lembar roti tawar: 156 kal 1 gelas susu kental manis: 71 kal Total: 227 kal.

Selingan :
1 buah kentang goreng: 83 kal. Makan siang :

1 piring Nasi putih: 260 kal. 1 potong ayam goreng: 255 kal. 1 mangkuk sayur bayam: 40 kal. Total : 555 kal. Selingan : 1 buah pisang ambon : 100 kal. Makan malam :

1 piring Nasi putih: 260 kal. 1 mangkuk Sayur kacang panjang : 44 kal Rebus telur 1 butir: 162 kal. Total: 466 kal Total kalori : 1431 kal.

Menganjurkan pasien jangan makan-makanan sembarangan

Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Aspek

Keluarga pasien

Pasien

Saat

kunjungan Keluarga paman lebih

psikososial memperhatikan makan pasien keluarga agar pasien makan makanan yang sudah disediakan di rumah dengan mengingatkan untuk mau makan makanan yang bergizi, sayur, buah. Ekonomi : Pasien dianjurkan untuk bisa menabung, untuk mengurangi kebiasaan jajannya diluar.

ke rumah pasien memperhatikan kesejahteraan pasien Pasien bisa istirahat dalam masa pemulihan sakitnya

Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Aspek fungsional

Menyarankan pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti melakukan olahraga rutin berenang 1 minggu 2 kali selama 30 menit sampe 1 jam.

Pasien

Saat

kunjungan Kondisi tubuh pasien

ke rumah pasien lebih sehat dan kuat, tidak mudah sakit dan lelah lagi, serta pasien dapat menjalankan tugas sehari-harinya dengan baik

F. Analisa Kasus
1. Aspek Personal

Pasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas karena ingin sembuh dari batuk berdahak dan pilek dengan kekhawatiran, jika batuk berdahak dan pileknya tidak sembuh pasien tidak bisa konsentrasi belajar dengan baik di sekolah dan tidak dapat membantu ibunya di rumah. Pasien juga ingin berat badannya bertambah.

Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien bahwa pasien mengalami infeksi saluran nafas akut dengan gizi kurang, menjelaskan pada pasien bahwa tidak usah khwatir pada penyakitnya, karena sakitnya bisa sembuh jika diobati dan mengikuti saran-saran dokter. Hasil yang diharapkan setelahdilakukannya penalatalaksanaan tersebut adalah pasien tahu penyakitnya, pasien tidak khawatitr terhadap penyakitnya, dan pasien dapat sembuh.

2. Aspek Klinik
Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari sebelum ke puskesmas. Batuk berdahak yang dialami sangat mengganggu pasien, dahak berwarna bening dan tanpa darah. Pasien juga menegeluhkan adanya pusing yang hilang timbul saat pasien kelelahan. Pasien mengaku sehari sebelumnya tidak makan pagi dan pasien jajan sembarangan di sekolahannya. Pasien juga mengeluhkan bahwa berat badannya tidak pernah bertambah. Di keluarga tidak ada yang mengeluhkan hal yang sama dengan pasien.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tenggorokan hiperemis (+) dan didapatkan BB pasien = 40 kg dengan TB = 150 cm, sehingga IMT pasien adalah 17,7 kg/m2, dimana IMT pasien tersebut termasuk pada gizi kurang dengan infeksi saluran pernafasan akut. Pola makan pasien yang tidak teratur dan kebiasaan makan pasien yang kebanyakan mengkonsumsi mie. Rencana penatalaksanaannya adalah - Terapi untuk batuk berdahak : Ambroxol 3x30 mg - Terapi pusing dan demam :Parasetamol 3x500 mg - Tambahan : Memberikan vitamin B kompleks

- Gizi kurang : Serta memberikan edukasi mengenai gizi seimbang


untuk remaja, misalnya kalori yang dibutuhkan sehariharinya 1462,2 kkal / hari. Dengan 3 kali makan besar, 2 kali makan kecil. Dan membiasakan diri untuk sarapan pagi, tidak makan pedas atau asam dulu untuk saat ini, makan rendah serat.

Hasil yang diharapkan adalah berat badan pasien bisa bertambah, sehingga status gizi pasien berubah dengan cara mengubah pola makannya.

3. Aspek Internal Pasien beraktivitas sejak pagi pukul 06.00 WIB hingga malam pukul 16.00 WIB. Untuk pola makan pasien, pasien tidak mau mengkonsumsi makanan yang sehat dan melengkapi kebutuhan gizinya, seperti pasien tidak mau mengkonsumsi buah atau sayur, dan susu. Pasien juga suka mengkonsumsi mie instan, atau terkadang pasien tidak sarapan pagi. Sehingga pasien tidak memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak untuk tubuhnya. Pasien juga sering mengeluh kelelahan beraktivitas seharian di sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Rencana penatalaksanaannya adalah


Gaya hidup : - Sebaiknya pasien bisa membagi waktunya dalam bersekolah dan membantu ibunya di rumah. Pola makan : - Menganjurkan pasien untuk makan 3 kali makan besar, 2 kali makan kecil, memperhatikan kebutuhan karbohdrat (lebih baik nasi dibandingkan mie), protein (tempe,tahu,ikan), dan lemak. - Menganjurkan untuk mau makan sayur-sayuran dan buah atau makanan yang tinggi serat untuk kesehariannya, bisa diganti dengan agar. - Membiasakan diri untuk sarapan pagi. - Jangan makan-makanan sembarangan terutama jajan diluar.

Ekonomi : - Pasien dianjurkan untuk bisa menabung, untuk mengurangi kebiasaan jajannya diluar. Diharapkan kelak selanjutnya pasien tidak terkena infeksi saluran nafas akut lagi Pasien bisa mengatur waktu sekolah dengan istirahat, sehingga pasien tidak terlalu lelah, pasien bisa mengikuti pola makan seimbang sehingga kebutuhan gizi pasien terpenuhi, bisa menambah tenaga untuk beraktivitas, dan juga diharapkan berat badan pasien bertambah, selain itu pasien bisa menabung sisa uang sakunya.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Pasien setelah pulang sekolah selalu membantu ibunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sehingga waktu istirahat pasien berkurang dan tidak sempat makan di sela-sela menyelesaikan pekerjaan rumah. Pasien beristirahat hanya pada malam hari, terkadang pasien lupa untuk makan malam karena terlelap tidur. Dan keluarga pasien pun kurang memperhatikan pemenuhan gizi seimbang pasien.

Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk membuatkan dan mengantarkan surat ijin sakit ke sekolah pasien untuk istirahat selama 2-3 hari, dan pasien untuk tidak membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Keluarga pasien memperhatikan makan pasien dengan mengingatkan untuk mau makan makanan yang bergizi, sayur, buah. Sehingga diharapkan Keluarga lebih memperhatikan kesejahteraan pasien, pasien bisa istirahat dalam masa pemulihan sakitnya .

4. Aspek fungsional

Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
Sehingga disarankan kepada pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti melakukan olahraga rutin dan mengikuti pola makan seimbang. Dengan demikian diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, tidak mudah sakit dan lelah lagi, serta pasien dapat menjalankan tugas sehari-harinya dengan baik

G.Prognosis
- Ad vitam : ad bonam - Ad sanationam : ad bonam - Ad fungsionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai