Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis pada spondilitis tuberkulosa meliputi: 1.

Anamnesis Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan keterangan dari pasien, meliputi keluhan utama, keluhan sistem badan,riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga atau lingkungan. 2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Pada klien dengan spondilitis tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentukkiposis. b. PalpasiSesuai dengan yang terlihat pada inspeksi, keadaan tulang belakang terdapat adanya gibbus pada area tulangyang mengalami infeksi. c. PerkusiPada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat nyeri ketok. d. AuskultasiPada pemeriksaan auskultasi, keadaan paru tidak ditemukan kelainan. 3. Pemeriksaan medis dan laboratorium (Lauerman, 2006). H. PEMERIKSAAN PENUNJANG SPONDILITIS TUBERKULOSA Pemeriksaan penunjang pada spondilitis tuberkulosa yaitu: 1. Pemeriksaan laboratoriuma. Pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis dan LED meningkat. b. Uji mantoux positif tuberkulosis. c. Uji kultur biakan bakteri dan BTA ditemukan Mycobacterium. d. Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional. e. Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel. f. Pungsi lumbal didapati tekanan cairan serebrospinalis rendah. g. Peningkatan CRP (C-Reaktif Protein). h. Pemeriksaan serologi dengan deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi. i. Pemeriksaan ELISA (Enzyme-Linked Immunoadsorbent Assay) tetapi menghasilkan negatif palsu pada penderitadengan alergi. j. Identifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction) meliputi denaturasi DNA kuman tuberkulosis melekatkannukleotida tertentu pada fragmen DNA dan amplifikasi menggunakan DNA polimerase sampai terbentuk rantaiDNA utuh yang diidentifikasi dengan gel. 2. Pemeriksaan radiologisa. a. Foto toraks atau X-ray untuk melihat adanya tuberculosis pada paru. Abses dingin tampak sebagai suatubayangan yang berbentuk spindle. b. Pemeriksaan foto dengan zat kontras. c. Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik, destruksi korpus vertebra, penyempitan diskusintervertebralis, dan mungkin ditemukan adanya massa abses paravertebral. d. Pemeriksaan mielografi. e. CT scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesiirreguler, skelerosis, kolaps diskus, dan gangguan sirkumferensi tulang. f. MRI mengevaluasi infeksi diskus intervertebralis dan osteomielitis tulang belakang serta menunjukkan adanyapenekanan saraf (Lauerman, 2006). I. DIAGNOSIS BANDING SPONDILITIS TUBERKULOSA Diagnosis banding pada spondilitis tuberkulosa yaitu: 1. Fraktur kompresi traumatik akibat tumor medulla spinalis. 2. Metastasis tulang belakang dengan tidak mengenai diskus dan terdapat karsinoma prostat. 3. Osteitis piogen dengan demam yang lebih cepat timbul. 4. Poliomielitis dengan paresis atau paralisis tungkai dan skoliosis.

5. Skoliosis idiopatik tanpa gibbus dan tanda paralisis. 6. Kifosis senilis berupa kifosis tidak lokal dan osteoporosis seluruh kerangka. 7. Penyakit paru dengan bekas empiema tulang belakang bebas penyakit. 8. Infeksi kronik non tuberkulosis seperti infeksi jamur (blastomikosis). 9. Proses yang berakibat kifosis dengan atau tanpa skoliosis (Currier, 2004).KET: a. Infeksi piogenik (contoh : karena staphylococcal/suppurative spondylitis). Adanya sklerosis atau pembentukan tulangbaru pada foto rontgen menunjukkan adanya infeksi piogenik. Selain itu keterlibatan dua atau lebih corpus vertebrayang berdekatan lebih menunjukkan adanya infeksi tuberkulosa daripada infeksi bakterial lain. b. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid). Dapat dibedakan dari pemeriksaan laboratorium. c. Tumor/penyakit keganasan (leukemia, Hodgkinds disease, eosinophilic granuloma, aneurysma bone cyst danEwingds sarcoma) Metastase dapat menyebabkan destruksi dan kolapsnya corpus vertebra tetapi berbedadengan spondilitis tuberkulosa karena ruang diskusnya tetap dipertahankan. Secara radiologis kelainan karenainfeksi mempunyai bentuk yang lebih difus sementara untuk tumor tampak suatu lesi yang berbatas jelas. d. Scheuermannds disease mudah dibedakan dari spondilitis tuberkulosa oleh karena tidak adanya penipisan korpus vertebrae kecuali di bagian sudut superior dan inferior bagian anterior dan tidak terbentuk abses paraspinal. Gambaran Klinis14 a . Onset penyakit biasanya beberapa month - years berupa kelemahan UMUM , nafsu Makan menurun , Kendaraan bermotor badan menurun , keringat malam saja Hari , Suhu tubuh MENINGKAT : sedikit sakit FUNDS Dan malam saja Hari . b . Nyeri Punggung FUNDS merupakan gejala Mutasi Dan sering ditemukan . c . Gibus ( deformitas FUNDS Punggung ) d . Abses Dingin ( pembengkakan setempat ) e . Abnormalitas neurologis terjadi FUNDS 50 % kasus Dan meliputi kompresi sumsum tulang belakang berupa gangguan motoris , sensoris maupun otonom Sesuai Artikel Baru beratnya destruksi Tulang Belakang , kifosis Dan abses Yang terbentuk . f . Tuberkulosis vertebra servikal JARANG ditemukan tetapi mempunyai kondisi lebih Serius KARENA adanya komplikasi neurologis Kendaraan bermotor . Kondisi inisial khususnya diikuti Artikel Baru Dan Nyeri kaku . Pasien Artikel Baru penyakit vertebra servikal Bawah ditemukan Artikel Baru disfagia atau stridor . Gejala JUGA meliputi tortikolis , Serak Dan defisit neurologis . g . Paraplegia , paraparesis , atau Nyeri Saraf radix akibat penekanan medula spinalis Yang menyebabkan kekakuan padagerakan berjalan Dan Nyeri . h . Gambaran paraplegia rendah kedua tungkai Yang bersifat UMN Dan adanya defisit sensorik setinggi Batas tempatgibbus atau lokalisasi Nyeri interkostal 5 . Pemeriksaan Diagnsotik14 Pemeriksaan penunjang Dalam, penegakan diagnosis ANTARA Lain : a . Tes kulit tuberkulin : positif b . Laju endap Darah : MENINGKAT c . Mikrobiologi ( Bahasa Dari jaringan Tulang atau abses ) : basil Tahan asam ( + )

d . X - ray : destruksi korpus vertebra BAGIAN anterior , peningkatan wedging anterior , Dan kolaps korpus vertebra . e . CT scan : menggambarkan Tulang lebih rinci Artikel Baru lesi litik tidak teratur , kolaps disk yang Dan kerusakan Tulang , resolusi Kontras rendah menggambarkan jaringan Lunak lebih BAIK , khususnya daerah adalah paraspinal , mendeteksi lesi Mutasi Dan efektif untuk menggambarkan bentuk Dan kalsifikasi Bahasa Dari abses jaringan Lunak F. MRI : standar untuk mengevaluasi infeksi ruang disk Dan memucat efektif Dalam, menunjukkan perluasan penyakit Ke Dalam, jaringan Lunak Dan penyebaran tuberkulosis puingpuing di Bawah ligamen longitudinalis anterior posterior Dan , pagar efektif untuk menunjukkan kompresi saraf .

Anda mungkin juga menyukai