Anda di halaman 1dari 18

OBAT-OBATAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN HATI (Hepatitis)

OLEH: ANGGITA MUNTHIAH SIREGAR 1011014066 LOKAL : D

HATI
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2 1,8 kg atau kurang lebih 25 % berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks.

Hati terdiri atas bermacam macam sel. Hepatosit meliputi kurang lebih 60% sel hati, sedangkan sisanya terdiri atas sel sel epithelial sistem empedu dan sel sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium, sel kupffer, dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang.

FUNGSI HATI
Salah satu fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu. Hati mengekskresikan empedu sebanyak 1 liter perhari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air ( 97% ), elektrolit, garam empedu, walaupun bilirubin ( pigmen empedu ) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, tapi penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

DEFENISI
Drug induced hepatitis adalah penyakit hati yang diinduksi oleh obat yang diresepkan oleh dokter ataupun yang dibeli secara bebas seperti vitamin, hormone, herbal, obat obat terlarang dan bahan bahan beracun lainnya. Penyebab hepatitis yaitu karena virus dan non virus. Virus di bagi menjadi hepatitis A, B, C, D, E, F, G. Non virus bisa karena obat obatan dan alkohol.

EPIDEMIOLOGI
Di Amerika terdapat sekitar 200 kasus penyakit hati akut. 50% diantaranya adalah karena penggunaan obat terdiri dari 30% karena acetaminophen, 13% adalah reaksi idiosinkratik akibat pengobatan lainnya. 2 5% kasus akibat penggunaan obat di rumah sakit dengan jaundice, 10% dari semua kasus adalah hepatits akut.

OBAT OBAT YANG DAPAT MENYEBABKAN HEPATITIS

DRUG-INDUCED MITOCHONDRIAL DYSFUNCTION IN LIVER : MECHANISMS AND DETECTION

FAKTOR RESIKO
Ras
Beberapa obat tampaknya memiliki toksisitas yang berbeda berdasarkan ras. Misalnya orang kulit hitam lebih rentan terhadap isoniazid ( INH ). Laju metabolisme obat dikontrol oleh enzim P 450 dan setiap individu bervariasi.

Umur

Reaksi obat terhadap hati jarang terjadi pada anak anak. Resiko cedera ke hati lebih besar pada orang tua karena menurunnya clearance, interaksi obat, aliran darah hepatik yang berkurang dan variasi dalam pengikatan obat. Selain itu, pola makan yang buruk, infeksi dan dirawat di rumah sakit merupakan faktor untuk terjadinya hepatotoksisitas karena obat.
Meskipun alasan yang tidak diketahui, reaksi hepatotoksisitas karena obat lebih sering pada perempuan.

Jenis kelamin

CONT..
Alkohol
Orang yang mengkonsumsi alkohol lebih rentan terhadap hepatotoksisitas obat karena alkohol menyebabkan cedera dan kerusakan sel hati sehingga terjadi perubahan pada metabolisme obat.
Secara umum pasien dengan penyakit hati kronik lebih rentan terjadi kerusakan hati.
Gen unik encode pada P 450, perbedaan genetik dalam enzim P 450 dapat menyebabkan reaksi yang abnormal terhadap obat.

Penyakit hati

Faktor genetik

TOKSIN YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA HATI


1. Toksin yang selalu menyebabkan kerusakan pada hati ( direct toxins )
Merupakan solvent pembersih carbon tetrachloride dan jamur amanita dapat langsung menyebabkan kerusakan pada sel hati.

2. Toksin yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada hati ( idiosyncratic toxins )
Toksin yang dapat menyebabkan hepatitis pada beberapa orang yang belum diketahui penyebabnya.

ACETAMINOPHEN
Overdosis acetaminophen dapat merusak hati. Kemungkinan kerusakan serta keparahan dari kerusakan tergantung pada dosis acetaminophen yang dikonsumsi ; lebih tinggi dosisnya, lebih mungkin akan ada kerusakan dan lebih mungkin bahwa kerusakan akan menjadi lebih berat / parah. Reaksi pada acetaminophen adalah tergantung dosis dan dapat diprediksikan, bukan idiosyncratic. Luka hati dari overdosis acetaminophen adalah hal yang serius kerana kerusakan dapat berat / parah dan berakibat pada gagal hati dan kematian.

STATIN
Statins adalah obat obat yang paling luas digunakan untuk menurunkan kolesterol LDL dalam rangka mencegah serangan serangan jantung dan stroke. Peningkatan jumlah enzim hati ( ALT dan AST ) tanpa gejala berdasarkan studi studi klinik telah ditemukan peninggian sebanyak 0.5 % sampai 3 % dari pasien yang mengkonsumsi statins. Kelainan ini biasanya membaik atau menghilang sepenuhnya atas penghentian statins atau pengurangan dosis. Tidak ada kerusakan hati yang menetap.

ISONIAZID
Isoniazid telah digunakan berpuluh tahun untuk merawat pasien tuberculosis. Kebanyakan pasien dengan penyakit hati yang diinduksi isoniazid hanya membuat peninggian yang ringan dari enzim AST dan ALT dan tanpa gejala hanya 1-2 % pasien yang terjadi hepatitis. Resiko terjadinya hepatitis lebih sering terjadi pada pasien yang sudah tua dibandingkan dengan yang masih muda. Resiko terjadinya penyakit hati yang serius terjadi sekitar 0,3 % pada pasien dewasa muda dan meningkat 2 % pada pasien yang berumur lebih dari 50 tahun. 5-10 % pasien terjadi gagal hati dan memerlukan transplantasi hati. Resiko semakin meningkat jika ditambah dengan mengkonsumsi alcohol.

RIFAMPISIN
Rifampisin adalah obat antituberkulosis. Rifampisin bisa merusak hati dengan 3 cara : a) Mengganggu proses metabolisme bilirubin dan asam empedu. Efeknya reversible dan mekanismenya tidak diketahui, walaupun ada yang mengatakan efeknya merusak hepatosit. b) Rifampisin menginduksi metabolisme obat di retukulum endoplasma yang mengganggu biotransformasi dari zat zat yang hepatotoksik, apalagi jika digabung dengan isoniazid.

c) Rifampisin sendiri bisa mengakibatkan efek seperti hepatitis akibat virus. Namun karena rifampisin diberikan bersamaan obat antituberkulosis yang lain, maka hepatitis akibat rifampisinnya sendiri masih belum dapat dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai