Ikterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
Ikterus
Ikterus : warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat penumpukan bilirubin Bilirubin adalah zat pigmen hasil pemecahan hemoglobin pada sel darah merah yang sudah tua dan di daur ulang dalam sistem retikuloendotelial (hepar, lien)
Ekskresi bilirubin
Bilirubin dianggap tubuh sebagai zat sisa yang harus secara rutin diekskresikan. Bilirubin direk disekresi oleh sel hepar ke dalam duktus biliaris untuk dibawa menuju kandung empedu (vesica biliaris). Dari kandung empedu, kemudian diekskresikan melalui traktus biliaris ke dalam duodenum. Sampai di ileum terminal, bilirubin diubah menjadi urobilinogen, yang kemudian sebagian (+/- 20%) diserap lagi ke dalam darah . Proses ini disebut sirkulasi enterohepatik Urobilinogen yang diserap, sebagian besar langsung dieksresikan lagi melalui kandung empedu, dan sebagian kecil beredar dalam darah lalu diekskresikan melalui ginjal. Urobilinogen di dalam usus akan diubah lagi menjadi stercobilin, zat pigmen feses.
Hiperbilirubinemia
Konsentrasi normal bilirubin dalam darah: 1 mg/dl Ikterus baru bisa terdeteksi pada kadar bilirubin minimal 6 mg/dl Hiperbilirubinemia: ikterus yang disertai kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah yang apabila dibiarkan mengarah kepada kernikterus atau ensefalopati bilirubin
Etiologi hiperbilirubinemia
Produksi bilirubin yang berlebihan (hemolisis) Gangguan pengambilan dan pengangkutan bilirubin dalam hepatosit Gagalnya proses konjugasi dalam mikrosom hepar Gangguan dalam ekskresi Peningkatan reabsorbsi dalam saluran cerna (siklus enterohepatik)
Manifestasi klinis
Pengamatan terhadap ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya dari sinar matahari Cara pemeriksaan: menekan bagian tubuh yang terdapat tulang-tulang yang menonjol, misalnya pada tulang hidung, lutut, dada, dll. Bagian yang ditekan akan nampak pucat atau kuning.
Ikterus karena sepsis Ikterus berkepanjangan (prolonged jaundice), ikterus berlangsung selama lebih dari :
2 minggu (bayi aterm) 3 minggu (bayi preterm)
kernikterus
Kernikterus
Ikterus patologis menandakan adanya hiperbilirubinemia. Jika dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya kernikterus, yaitu kerusakan otak yang disebabkan perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, thalamus, dan nukleus subthalamus dihippocampus, nukleus rubra, dan nukleus di dasar ventrikel IV. Manifestasi klinisnya diawali dari mata berputar, letargi, kejang, tak mau menghisap, malaas minum, tonus otot meningkat, leher kaku, opistotonus. Akhirnya dapat menyebabkan ketulian nada tinggi, gangguan bicara, dan retardasi mental.
Penanganan
Segera mulai terapi sinar apabila ditemukan ikterus patologis, tanpa menunggu hasil pemeriksaan bilirubin Ambil sampel darah bayi dan periksa kadar bilirubin. Tentukan apakah ada faktor resiko (Berat lahir < 2500 g, usia kehamilan <37 minggu, sepsis, atau hemolisis) Tentukan indikasi untuk melanjutkan/menghentikan terapi sinar, dan indikasi transfusi tukar, berdasarkan kadar bilirubin dan faktor resiko
usia Terapi Sinar Tranfusi Tukar
Faktor resiko
Usia Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 dst
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
15 mg/dl 19 mg/dl 30 mg/dl 30 mg/dl
Ada
13 mg/dl 15 mg/dl 20 mg/dl 20 mg/dl
Setiap ikterus yang terlihat 15 mg/dl 18 mg/dl 20 mg/dl 13 mg/dl 16 mg/dl 17 mg/dl
Terapi Sinar
Penyinaran sinar ultraviolet pada kulit bayi ikterik Tujuan: mengubah bilirubin indirek menjadi isomor foto yang bersifat bilirubin direk sehingga mudah dikeluarkan lewat urin. Periksa kadar bilirubin tiap 12 jam, dan hentikan terapi sinar jika kadar bilirubin dibawah kadar yang diindikasikan (lihat tabel) Bila pemeriksaan kadar bilirubin tidak memungkinkan, hentikan terapi sinar setelah 3 hari. Warna kulit tidak dapat dijadikan patokan untuk menghentikan terapi sinar.
Transfusi Tukar
Tujuan:
Menurunkan kadar bilirubin serum, untuk mencegah kernikterus Mengganti sel darah merah yang tersensitisasi dan antibodi yang beredar di dalam sirkulasi, untuk mengurangi destruksi sel darah merah (pada ikterus hemolitik)