Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dari Tuanku Hasyim Bantamuda, tokoh Aceh yang seperjuangan dengan ayahnya. Dia diangkat sebagai Panglima Polem IX pada bulan Januari 1891 untuk menggantikan ayahnya Panglima Polem Raja Kuala yang telah wafat. Setelah pengangkatannya sebagai Panglima dia kemudian mewarisi [1] gelar Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Wazirul Azmi. Dalam perjuangannya Panglima Polem Muhammad Daud juga memperoleh dukungan dari para ulama Aceh. Sebagai pendukung utama, Teungku Muhammad Amin dan Teungku Beb, yang [1] kemudian diangkat menjadi panglima besar. Sampai tahun 1896, Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu pertahanan Aceh. Teuku Umar bersama 15 orang panglimanya pada bulan September 1893, pura-pura menyerah kepada Belanda, setelah terjadi penyerahan, patroli Belanda di daerah Lam Kra' VII, Mukim Ba'et Aceh Besar. Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh. Sementara itu Teuku Panglima Polem Muhammad Daud bersama 400 orang pasukannya bergabung dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut pasukan Belanda sangat marah karena dari pihak mereka banyak yang berjatuhan.Korban dalam penyerangan itu sebanyak 25 orang [1] tewas dan 190 orang luka-luka. Pada tahun 1897 Belanda terpaksa mengambil inisiatif untuk menambah pasukannya di Aceh. Sejak saat itu serangan pihak Aceh mulai menurun dan Teuku Umarpun mengambil jalan pintas mengundurkan diri ke daerah Daya Hulu. Untuk mengelabui Belanda tentang keberadaannya, Teuku [1] Umar meninggalkan Panglima Polem bersama pasukannya di wilayah pegunungan Seulimeum. Dalam sebuah pertempuran di Gle Yeueng dengan kekuatan 4 kompi infantri Belanda akhirnya berhasil menguasai 3 buah benteng yang didirikan oleh Panglima Polem. Dalam pertempuran ini, jatuh korban 27 orang tewas dan 47 orang luka-luka. Pada bulan Oktober 1897, wilayah Seulimeum akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda tanpa banyak perlawanan, dan Panglima Polem terpaksa [1] mengambil jalan hijrah ke Pidie.