Anda di halaman 1dari 5

ATHIYYAH YUNUS (0710713010) MODUL CA CERVIX 1.

Jelaskan mengenai Natural History perjalanan Ca Cervix Berasal dari squamocolumnar junction dari lesi displastik yang sudah ada sebelumnya, which in most cases follows infection with HPV. Dari dysplasia ke kanker invasive memrlukan waktu bertahun-tahun. perubahan molekul dipengaruhi oleh karsinogenesis, karsinogenesis diduga hasil dari efek interaktif antara keadaan lingkungan yang tidak benar, kekebalan host, dan variasi genom sel somatik. Human papillomavirus memegang peranan penting dalam perkembangan ca cervix. Proses terjadinya kanker serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini biasanya terjadi di SSK atau daerah transformasi. Mutagen tersebut berasal dari agen-agen yang ditularkan secara hubungan seksual dan diduga bahwa human papilloma virus (HPV) memegang peranan penting. Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma in-situ dan kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan karsinoma insitu dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Displasia mencakup pengertian berbagai gangguan maturasi epitel skuamosa yang secara sitologik dan histologik berbeda dari epitel normal, tetapi tidak memenuhi persyaratan sel karsinoma. Perbedaan derajat displasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami kelainan dan berat ringannya kelainan pada sel. Sedangkan karsinoma in-situ adalah gangguan maturasi epitel skuamosa yang menyerupai karsinoma invasif tetapi membrana basalis masih utuh. Klasifikasi terbaru menggunakan istilah Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS) untuk kedua bentuk displasia dan karsinoma in-situ. NIS terdiri dari : 1) NIS 1, untuk displasia ringan; 2) NIS 2, untuk displasia sedang; 3) NIS 3, untuk displasia berat dan karsinoma in-situ. Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum penyakit yang dimulai dari displasia ringan (NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia berat dan karsinoma in-situ (NIS 3) untuk kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Beberapa peneliti menemukan bahwa 30-35% NIS mengalami regresi, yang terbanyak berasal dari NIS 1/NIS 2. Karena tidak dapat ditentukan lesi mana yang akan berkembang menjadi progesif dan mana yang tidak, maka semua tingkat NIS dianggap potensial menjadi ganas sehingga harus ditatalaksanai sebagaimana mestinya. 2. Bagaimana strategi deteksi dini penyakit Ca cervix di Indonesia a) Tes pap/pap smear Pap smear dapat dilakukan pada saat pemeriksaan dalam rutin. Pap smear merupakan metode skrining yang sudah dikenal luas. Dokter Anda akan menggunakan spekulum untuk melihat serviks. Selanjutnya dengan menggunakan alat khusus (sikat yang halus), dilakukan pengambilan sel-sel di sekitar serviks. Kemudian sel-sel tersebut dipulas pada kaca objek dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Pap smear biasanya tidak nyeri, tetapi kurang nyaman bagi sebagian perempuan. Konsultasikan kepada Dokter Anda, kapan sebaiknya Anda melakukan pap smear

b) IVA (inspeksi visual dengan Asam Asetat) IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan asam asetat 35% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal

ATHIYYAH YUNUS (0710713010) c) Kolposkopi Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap smear yang abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi meliputi vulva dan vagina. Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu dilakukan. d) Biopsi Pengambilan contoh jaringan (biopsi) kadang perlu dilakukan untuk diagnosa lebih lanjut, atau kadang serviks yang abnormal justru diterapi saat biopsi. Apabila Anda merasa khawatir atau membutuhkan informasi lain, konsultasikan kepada Dokter atau pusat pelayanan kesehatan untuk informasi lebih lanjut. 3. Apa yang dimaksud dengan SQJ, apa perbedaaan penampaan SQJ pada usia menarche, usia reproduktif, usia menopause.

4. Jelaskan dengan singkat penatalaksanaan Ca Cervix Operasi dan terapi radiasi adalah 2 modalitas utama di dalam penanganan kanker leher rahim invasif. Pada umumnya, operasi terbatas pada pasien dengan stadium I dan IIA, sementara radiasi dapat dilakukan pada semua stadium dari penyakit. Kemoterapi merupakan penanganan pada pasien dengan stadium IVB atau mereka dengan kanker yang rekuren (sering kambuh) yang tidak dapat dilakukan terapi radiasi maupun operasi. Masing-masing stadium memiliki pilihan terapi utama yang dilakukan.

ATHIYYAH YUNUS (0710713010)

MODUL DISTOSIA 1. Sebutkan macam-macam kelainan penyebab Distosia dan bagaimana penatalaksanaannya Setiap keadaan berikut keadaan berikut dapat menyebabkan distosia : 1. persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu ( Kekuatan/ Power ) 2. perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage ) 3. sebab- sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi maupun kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi ( passanger ) 4. posisi ibu selama persalinan dan melahirkan 5. Respon psikologis ibu selama persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem pendukung Distosia Karena Kelainan Vulva dan Vagina a. Atresia Vulva b. Edema Vulva c. Stenosis Vulva d. Tumor Vulva e. Stenosis vagina congenital f. Kista vagina g. Tumor vagina Distosia Karena Kelainan Serviks a. Serviks kaku (rigid cervix = cervical rigidity) Bila setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan petidin tidak merubah kekauan, tindakan kita melakukan seksio sesaria. b. Serviks gantung (hanging cervix) Dengan seksio sesaria c. Serviks konglumer Penanganan tergantung pada keadaan turunnya kepala janin: a. Coba lebarkan pembukaan ostium uteri eksternum secara digital atau memakai dilatator b. Bila hal-hal diatas tidak berhasil atau tidak mungkin sebaiknya dilakukan seksio sesarea d. Edema serviks Peran bidan secara umum dalam menangani distosia karena kelaian serviks adalah : Melakuakn anmnesa yang lengkap

ATHIYYAH YUNUS (0710713010) Melakukan pemeriksaan fisik secara cermat dan menyuluruh Pada saat kehamilan bidan melakukan ANC yang berkualitas. Pada kasus ini, memang belum dapat dideteksi secara dini Pada saat persalinan, bidan memberika asuhan persalinan kala I sesuai standar asuhan kebidanan o Melakukan pengkajian keadaan umum ibu dan janin(TTV,His, DJJ, PD), bila saat melalukan pengkajian terdapat kelainan pada ibu dan janin, maka bidan harus segera merujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. o o Memenuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi dan eliminasi Mengajarkan ibu teknik relaksasi

Melakukan pengawasan persalinan dengan menggunakan partograf Melakukan kolaborasi dan rujukan bila terdapat kelainan o

Distosia kelainan Uterus Kelainan bawaan uterus Uterus didelfis atau uterus dupleks separatus terjadi apabila kedua saluran muller berkembang sendiri- sendiri tanpa penyatuan sedikitpun, sehingga terdapat 2 korpus uteri, 2 serviks dan 2 vagina. Uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri dengna septum tidak lengkap, 1 serviks dan 1 vagina ; kavum uteri kanan dan kiri terpisah secra tidak lengkap. Pada uterus bikornis unikollis pemisahan korpus uteri sebelah kanan dan sebelah kiri lebih jelas lagi; serviks uteri tetap menjadi satu. Uterus arkuatus hanya mempunyai cekungan di fundus uteri. Kelainan ini paling ringan sifatnya dan paling sering dijumpai. Uterus bikornis unilateral rudimentarus terdiri atas 1 uterus dan disampingnya terdapat tanduk lain yang sangat terbelakang perkembangnnya. Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus dan 1 serviks yang berkembang dari 1 saluran Muller, kanan atau kiri. Saluran lain yang tidak berkembang sama sekali. Sering kelainan ini disertai pula oleh tidak berkembangnya saluran kencing secara unilateral. Penanganan: Apabila kehamilan mencapai 36 minggu atau lebih dan persalinannya berlangsung lancar, maka partus spontan dapat diharapkan. Jikalau ada indikasi, maka partus diakhiri dalam kala II. Bidan melakukan kolaborasi dan rujukan dalam menangani hal ini. Apabila partus tidak maju setelah ibu diberikan uterotonika, sebaiknya dilakukan seksio sesarea. Prognosis Seperti telah disebut di atas prognosis baik pada kelainan bawaan uterus yang ringan. Partus prematurus terjadi 2- 3 kali lebih sering, disertai angka kematian perinatal antara 15- 30 %. Frekuensi abortus sangat tinggi. Kelainan letak uterus o o o Anteversio uteri Retrofleksio uteri Prolapsus Uteri

Tumor Rahim

ATHIYYAH YUNUS (0710713010) Penanganan pada umumnya bersifat konservatif, kecuali bila ada indikasi yang mendesak sepertinya terjadinya abdomen akut karena torsi pada tangkai tumor Pada distosia karena mioma dilakukan seksio cesaria Bila partus berjalan biasa, mioma didiamkan selama masa nifas kecuali bila ada indikasi akut abdomen Operasi pengangkatan tumor secepatnya dilakukan setelah 3 bulan pasca persalinan Mioma yang tidak begitu besar, kadang-kadang dalam masa nifas akan mengecil sendiri, sehingga tidak memerlukan tindakan operatif. 2. Jelaskan dengan singkat kurva Freidman untuk evaluasi proses persalinan

3. Apa yang dimaksud dengan malposisi dan malpresentasi


Malposisi : posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi

Malpresentasi: adalah semua presentasi janin selain verteks

Anda mungkin juga menyukai