Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

Periodontitis Kronis

NamaLengkap NPM Nama pasien

: Widhi Satrio Nugroho : 112080046 : Ny. Kornelia Endang

BAGIAN BEDAH MINOR FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA 2013

I.

DESKRIPSI KASUS

Data pasien: Nama TTL Umur Pekerjaan Alamat : Kornelia Endang Sugijarni : 07 febuari 1958 : 62 tahun : ibu rumah tangga : genuk indah blok A 77

Pemeriksaan subjektif : Pasien mengeluh gigi bawah depan goyang dan banyak sisa makanan yang terselip di antara gigi gigi yang goyang. Anamnesis Pasien merasa gigi depan bawah goyang sejak dilakukan pemeriksaan gigi pertama kali sekitar 2 bulan yang lalu, belum pernah dilakukan perawatan sebelumnya. Dulu gusi sekitar gigi depan bawah bengkak dan sembuh sendiri. Bila kondisi tubuh pasien lemah, gigi pasien terasa sakit saat sedang tidur. Pasien dulu sering makan dengan menggunakan cuka. Dan pasien suka minum dan makan yang panas, juga kebiasaan merokok dahulu. Pemeriksaan objektif : a. Pemeriksaan Ekstra Oral Tidak ada kelainan/ keluhan pada jaringan sekitar kepala, leher, TMJ dan jaringan limponodi pasien. b. Pemeriksaan Intra Oral Gigi 31 dan 41 vital, terdapat lesi abrasi kelas 5, dan resesi kogoyahan gigi derajat 2, disertai resesi gingiva hingga terlihat 1/3 sementum. Sisa akar gigi 32, 33, 34, 35, 37, 38,42, 46, 47, 48, 14, 15,16,17, 25, 26, 27.

Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan radiografis.

Penampakan klinis :

Diagnosa : Periodontitis Kronis et causa kalkulus

II. PENATALAKSANAAN Kunjungan I 1. scalling 2. root planing, pada seluruh regio. 3. incisal adjustmet Kunjungan II 1. kontrol scalling, root planing 2. ektraksi gigi 32, 33, 34, 35, 37,dan 38 3. suturing. Kunjungan III 1. kontrol ekstreksi gigi 32, 33, 34, 35, 37,dan 38 2. pengambilan benang jahit. 3. ektraksi gigi 15 dan 18 Kunjungan IV 1. kontrol ekstraksi gigi 15 dan 18 2. ekstraksi gigi 27 dan 26 Kunjungan V 1. kontrol ekstreksi gigi 27 dan 28 2. ekstraksi gigi 44,47,dan 48 Kunjungan VI 1. kontrol ekstraksi gigi 44, 47 dan 48 2. ekstraksi gigi 31,41, 42 dan 44 Kunjungan VII 1. kontrol ekstraksi gigi 31, 41, 42, dan 44 2. Penambalan gigi 45 sebagai abutmen GTSL 3. pencetakan RA RB untuk study model GTSL Kunjungan VII 1. Insersi GTSL

Gambar. Rahang bawah pasca ektraksi gigi

Gambar. Insersi GTSL

III. PERTANYAAN KRITIS Mekanisme Kerusakan Jaringan periodontal Osteoklas dan fagositosis mononuklear merupakan suatu penigkatan produk pada jaringan periodontal selama terjadinya inflamasi gingiva. Keduanya dapat mengakibatkan resopsi tuang dengan cara menghilangkan mineral dan kemudian memaparkan kolagen. Berikut adalah faktor-faktor yang menunjukkan stimulasi penigkatan osteoklas 1. Produksi osteoklas- faktor aktivasi dari leukosit di stimulasi oleh antigen dari plak gigi. 2. Penigkatan vaskularitas dihubungkan dengan inflamasi. 3. Endotoksin dari mikrooorganisme bacteriodes melaninogeniccus Penatalaksanaan Periodontitis Fase 1 : Fase terapi inisial, merupkan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakkan tindakan bedah periodontal atau tindakan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase 1: 1. Memberikan pengetahuan tentang kontrol plak 2. Salling dan rootplannig 3. Perawatan karies dan lesi endodontik 4. Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging 5. Penyesuaian oklusal. 6. Splinting temporer pada gigi yang goyah 7. Perawatan orthodontik 8. Evaluasi periodontal pasca perawatan di atas

Kegoyahan gigi dan prognosisnya OHI buruk terakumulasi plak dan bakteri di sulcus gingiva gingivitis keadaan diperparah dengan kebiasaan menyikat gigi yang salah abrasi resesi gingiva rusaknya ligamen periodontal periodontitis sel sel radang (PMN) resorbsi tulang alveolar. Kegoyangan gigi yang patologis terutama disebabkan oleh : Infamasi gingiva dan jaringan periodontal. Oklusi prematur. kehilangan tulang pendukung gaya torsi yang menyebabkan trauma pada gigi yang dijadikan pegangan cengkraman gigi Terapi periodontal, terapi endodontik, dan trauma dapat menyebabkan kegoyahan gigi sementara Prognosis dari kegoyahan gigi : refleksi pada kasus ini gigi 41 dan 31 yang akan di pertahankan sudah dilakukan perawatan scalling, root planing, incisal adjusment dan pencabutan gigi di sekitarnya, namun ternyata tidak ada perubahan kegoyahan gigi menjadi kearah yang lebih baik, hal ini kemungkinan besar diakibatkan usia pasien yang sudah tua, sehingga kemampuan regenerasi jaringan periodontal dan remineralisasi tulang alvoelar tidak bisa maksimal. Sehingga di putuskan untuk dilakukan ektraksi gigi 41 dan 31 kemudian di lanjukan pembuatan GTSL. kegoyahan gigi gigi yang berdekatan dengan daerah tak bergigi kondisi tulang tingkat perlekatan epitel karies, gigi non vital, resorpsi akar

Daftar Pustaka 1. Suproyo Hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Kanwa Publisher. Yogyakarta. 2. Carranza Jr & Newman G.M: Clinical Periodontology, 9th. ed., W.B Saunders Company, Philadelphia, 2002: 112-113. 3. Foster T D: Buku Ajar Ortodonsi, ed. III, EGC, Jakarta, 1999: 153-6.

Anda mungkin juga menyukai