Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit infeksi yang menyerang jaringan pendukung gigi merupakan penyakit serius, apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat

mengakibatkan kehilangan gigi, hal ini akan berdampak pada fungsi pengunyahan dan penampilan seseorang. Salah satu infeksi jaringan pendukung gigi adalah gingivitis. Gingivitis merupakan suatu kelainan pada jaringan periodontal yang sering ditemukan pada masyarakat umum. Penderita tidak menyadari bahwa dirinya mempunyai suatu kelainan pada gingivanya, disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta belum pernah dilaporkan kasus kematian akibat kelainan gingivitis. Penyakit pada jaringan periodontal yang diderita manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Menurut hasil sur ai kesehatan gigi dan mulut di !atim tahun "##5, penyakit periodontal terjadi pada $5# orang diantara "000 penduduk . %i &sia dan &frika pre alensi dan intensitas penyakit periodontal terlihat lebih tinggi daripada di 'ropa, &merika dan &ustralia.

%i (ndonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua utama yang masih merupakan masalah di masyarakat ()ahyukundari, *00+,.

Gingivitis adalah peradangan gingiva, menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal , gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi, gingiva tampak merah. Peradangan pada gusi dapat terjadi pada satu atau * gigi, tetapi juga dapat terjadi pada seluruh gigi. Gingiva menjadi mudah berdarah karena rangsangan yang kecil seperti saat menyikat gigi, atau bahkan tanpa rangsangan , pendarahan pada gusi dapat terjadi kapan saja -.bertalli,*00+,. Penumpukan bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal. Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis, bila tidak terawat bisa berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan periodontal berupa kerusakan fiber, ligamen periodontal dan tulang alveolar (Wahyukundari, 2008). (nsidensi penyakit gingivitis di %(/ cukup tinggi. Penyakit ini menempati peringkat atas dalam kelompok penyakit gigi dan mulut, bersama dengan kasus gigi berlubang -karies,. 0endati begitu, kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan gigi terbilang relatif masih rendah. Penderita baru ke dokter gigi setelah merasakan sakit -Syafei, *0"0,. Sekarang ini orang mencari alternatif lain yang lebih murah dengan beralih ke

obat tradisional yang berasal dari alam sekitar. 1egara yang beriklim tropis seperti (ndonesia memiliki potensi alam yang sangat besar untuk digali, salah satunya adalah pemanfaatan flora dan fauna dibidang kesehatan. Masyarakat desa terpencil tidak tergantung sepenuhnya pada obat modern karena faktor geografis yang tidak memungkinkan ketersediaan obat2obatan. Mereka mewarisi pengobatan tradisional secara turun temurun, bahan alam yang dipercaya berkhasiat sebagai bahan antimikroba salah satunya adalah lendir bekicot -3rahacendikia, *00#,. (ndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beraneka ragam satwa, keanekaragaman satwa ini sesungguhnya telah dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama di daerah2daerah tertentu sebagai bahan obat2obatan. %ewasa ini kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam semakin tinggi, sehingga

pemanfaatan bahan2bahan alamiah cenderung meningkat, termasuk beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang digunakan sebagai obat2obatan tradisional. Pengobatan tradisional dengan menggunakan beberapa jenis hewan telah lama di kenal, salah satunya penggunaan lendir bekicot untuk pengobatan rasa sakit pada karies gigi, yang dilakukan pada siswa SMP hasilnya signifikan mengeliminasi rasa sakit pada gigi karies dengan diagnosis pulpitis -&gung, et al, *00#,. Saat musim hujan berlangsung, bekicot banyak dijumpai merayap di pohon2 pohon pisang, di dinding2dinding rumah dan di kebun yang rindang dengan pepohonan. 4inatang ini berkembang biak dengan cepat, karena sekali bertelor jumlahnya sangat banyak. 0esan pertama memang binatang ini kotor dan

menjijikkan, namun di sebagian daerah binatang ini banyak dimanfaatkan sebagai penutup luka baru bekas senjata tajam dan sejenisnya, bekicot dikeluarkan lalu dioleskan pada luka, hanya perlu menunggu beberapa saat, luka yang tadinya mengalirkan darah sudah menutup dan rapat tidak berdarah lagi -&nonim, *0"",. 5asil penelitian yang dilakukan oleh 4ambang Pontjo Priosoeyanto tahun *005 dari 6aboratorium Parasitologi 7akultas 0edokteran hewan (nstitut Pertanian bogor membuktikan bahwa lendir bekicot atau Achatina fulica mampu menyembuhkan luka dua kali lebih cepat daripada luka yang diberikan larutan normal saline -&li, *0"0, 4ekicot -Achantina fulica, sebagai salah satu obat tradisional dari bahan hewan, perlu diteliti dan dikembangkan. Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyembuh luka baru. Secara ilmiah pernah diiakukan penelitian tentang kemampuan fraksi hasil pemisahan lendir bekicot sebagai anti mikroba -'rnawati dan Sunari, "##$,. 4ekicot termasuk binatang lunak -mollusca,, dari division mollusca,

diklasifikasikan ke dalam kelas gastropoda, pada lendir bekicot terdapat peptida antimikroba yang dapat mempengaruhi iabilitas ultrastruktur bakteri gram negatif dan gram positif melalui perubahan ultrastruktur sel -4erniyanti, *008,. 6endir bekicot mempunyai nilai biologis yang tinggi dalam penyembuhan dan penghambatan proses inflamasi -'rnawati dan Sunari, "##$,. 4erdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

pemberian lendir bekicot secara topikal lebih cepat menyembuhkan gingivitis oleh karena calculus daripada povidone iodine "0%. 5asil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat , terutama dalam penggunaan obat tradisional untuk mempercepat proses penyembuhan gingivitis.

1.2. Rumusan Masalah

%ari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut 9


1. &pakah pemberian lendir bekicot -Achatina fulica, secara topikal dapat

menurunkan gingival indeks gingivitis grade : oleh karena calculus;.


2. &pakah pemberian Povidone iodine "0%

dapat menurunkan

gingival

indeks gingivitis grade : oleh karena calculus;.


3. &pakah pemberian lendir bekicot -Achatina fulica), secara topikal lebih

cepat menurunkan gingival indeks daripada Povidone iodine "0% ;. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan umum enelitian

gingivitis grade : karena calculus

<ujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian lendir bekicot -Achatina fulica, secara topikal lebih cepat menyembuhkan gingivitis

grade : karena calculus daripada Povidone iodine "0% . 1.3.!. Tujuan khusus <ujuan khusus penelitian ini adalah 9
1. .ntuk mengetahui pemberian lendir bekicot -Achatina fulica, secara

topikal dapat menurunkan gingival indeks gingivitis grade : karena calculus .


2. .ntuk mengetahui

pemberian Povidone iodine "0% secara topikal

dapat menurunkan gingival indeks gingivitis grade : karena calculus .


3. .ntuk mengetahui pemberian lendir bekicot (Achatina fulica, secara

topikal lebih cepat menurunkan Gingival (ndeks daripada Povidone iodine "0% pada gingivitis grade : karena calculus. 1.3. 3. Man"aat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 9 ". Manfaat akademis Manfaat akademis adalah untuk memberikan informasi tentang peranan 4ekicot -Achatina fulica, dalam menyembuhkan gingivitis, menambah khasanah keilmuan peneliti.

* . Manfaat praktis Manfaat praktis adalah memberikan informasi pada masyarakat bahwa ada pengobatan tradisional dengan lendir bekicot -Achatina fulica,

sebagai bahan alternatif terapi untuk mempercepat proses penyembuhan gingivitis yang murah dan mudah didapatkan.

BAB II #A$IAN PU%TA#A !.1. Gingiva Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir -ridge alveolar,, yang merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi, periodonsium, dan membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan rongga mulut yang

merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan daerah awal masuknya makanan dalam sistem pencernaan. !aringan rongga mulut terpapar terhadap

sejumlah besar stimulus, temperatur dan konsistensi makanan dan minuman, komposisi kimiawi, asam dan basa sangat ber ariasi. Gingiva yang sehat berwarna merah muda, tepinya seperti pisau seseuai dengan kontur gigi geligi -Manson dan 'ley, "##:,. !.1.1. Bagian &agian gingiva Menurut (tjiningsih )angijaya 5ashanur -"##",, secara klinis dan mikroskopis gingiva dapat dibagi menjadi 9 ". Marginal gingiva / unattached gingiva yaitu bagian dari free gingiva -bagian dari gingiva yang mengelilingi gigi dan tidak melekat pada gigi, yang terletak di labial = milimeter.
2. Attached

bukal dan lingual = palatinal gigi, lebarnya kurang dari satu

gingiva , yaitu 9 bagian dari gingiva yang melekat erat dengan sementum dan tulang alveolar. Gingiva attachment terletak mulai

jaringan

lekukan yang disebut free gingiva groove -batas antara marginal gingiva dan gingiva attachment, sampai pada mukosa alveolar. 6ebarnya berkisar antara satu sampai sembilan millimeter dan tergantung pada letak gigi indi idu.

Gingival attachment yang melekat pada cement disebut gingival cemental, sedangkan gingival attachment disebut gingival alveolar. : Interdental papilla, yaitu bagian dari gingiva yang mengisi ruang interdental sampai di bawah titik kontak gigi, terdiri dari unattached dan attached gingival, yang melekat pada processus alveolaris

bila ada diastema, interdental papilla melekat erat dengan processus alveolaris disebut gingival alveolar. Menurut !.%. Manson dan 4.M. 'ley -"##:, dikatakan bahwa regio interdental berperan sangat penting karena merupakan daerah stagnasi bakteri yang

paling resisten dan strukturnya menyebabkan daerah ini sangat peka, di daerah ini biasanya timbul lesi awal gingivitis. !.1.!. %era&ut gingival ". Serabut dentogingiva atau serabut gingi al bebas yang melekeat pada sementum dan melebar ke luar ke gingiva dan ke atas tepi gingiva untuk bergabung dengan tepi gingiva untuk bergabung dengan periosteum dari daerah perlekatan gingiva. *. alveolar gingival atau serabut puncak tulang alveolar yang keluar dari puncak tulang alveolar dan berjalan ke coronal ke arah gingival. :. Serabut sirkular yang mengelilingi gigi. $. Serabut transeptal yang berjalan dari satu gigi ke gigi lainnya di coronal ke septum alveolar. !.1.3. Sulcus gingiva Menurut >arran?a et al -*00@,, sulcus gingiva terdapat di daerah gingiva bebas dan berperan penting dalam penyakit periodontal, berbentuk huruf A dan dalam keadaan normal atau sehat dalamnya berkisar antara nol sampai dua millimeter. &dapun batas2batasnya adalah sebagai berikut 9 ". 4agian lateral oleh ephitelium lining dari gingival margin

10

*. 4agian media oleh jaringan gigi :. 4agian dasarnya terdapat ephithelial attachmen !.1.'. Epithelial attachment Menurut (tjiningsih )angidjaya 5arshanur -"##", , epithelial attachment adalah bagian epithel dari gingival margin yang mengadakan perlekatan dengan jaringan gigi, terdiri dari beberapa lapis epithel, pada orang muda lapisan ini sebanyak tiga sampai empat lapis dan pada orang tua lapisan ini makin bertambah. Panjangnya 0,*5 B 0,@ mm. <empat perlekatan epithelial attachment pada gigi, sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan gigi, Pertumbuhan gigi yang berhubungan dengan dengan epithelial attachment berjalan terus menerus selama hidup. Pertumbuhan ini dibagi atas 9 ". Pertumbuhan yang aktif, yaitu pertumbuhan gigi ke jurusan oklusal *. Pertumbuhan yang pasif, yaitu pergerakan dari epithelial attachment ke jurusan apex gigi. 0edua pertumbuhan ini berjalan bersama2sama dan sampai mencapai antagonis pertumbuhannya berkurang.
2.2. Gingivitis

!.!.1. Pengertian gingivitis Salah satu kelainan dalam rongga mulut yang pre alensinya paling tinggi adalah penyakit periodontal yang paling sering dijumpai, yaitu gingivitis. Gingivitis atau keradangan gingiva merupakan kelainan jaringan penyangga gigi

11

yang hampir selalu tampak pada segala bentuk kelainan jaringan penyangga gigi yang hampir selalu tampak pada segala bentuk kelaianan gingiva -Musaikan, et al, *00:,. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang disebabkan bakteri dengan tanda2tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingiva. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gingiva dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible dan biasanya dijumpai antara usia :02$0 tahun. &pabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi, ini menunjukkan kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di rongga mulut sampai seumur hidup yang merupakan tujuan dari pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut -1ield, *00:,. !.!.!. Ma(am)ma(am gingivitis *.*.*.". Gingivitis marginalis Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit, tapi episode akut, dan sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. 0eparahannya seringkali dinilai berdasarkan perubahan2perubahan dalam warna, kontur, konsistensi, adanya perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gingiva membengkak merah dengan interdental menggelembung mempunyai sedikit warna merah ungu.

12

tippling hilang ketika jaringan2jaringan tepi membesar. 0eadaan tersebut mempersulit pasien untuk mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan timbul oleh tindakan yang paling ringan sekalipun -6anglais dan Miller, "##+,. *.*.*.*. Acute !ecroti"ing #lcerative Gingivitis &1.3 ditandai oleh demam, limfadenopati, malaise, gusi merah padam, sakit mulut yang hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang khas. Papilla$papilla interdental terdorong ke luar, berulcerasi dan tertutup dengan pseudomembran yang keabu2abuan. *.*.*.:. Pregnanc% Gingivitis 4iasa terjadi pada trimester dua dan tiga masa kehamilan, meningkat pada bulan kedelapan dan menurun setelah bulan kesembilan. 0eadaan ini ditandai dengan gingiva yang membengkak, merah dan mudah berdarah. 0eadaan ini sering terjadi pada regio -Susanti, *00:,. molar, terbanyak pada regio anterior dan interproximal

*.*.*.$. Gingivitis scorbutic <erjadi karena defisiensi itamin c, oral h%giene jelek, peradangan terjadi menyeluruh dari interdental papill sampai dengan attached gingival, warna merah terang atau merah menyala atau hiperplasi dan mudah berdarah -Sea, *000,. !.!.3. Tan*a)tana*a gingivitis Menurut 4e 0ien 1io -"#+8,, gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit periodontal, gingi itis biasanya disertai dengan tanda2tanda sebagai berikut 9

13

1. Gingiva biasanya berwarna merah muda menjadi merah tua sampai ungu

karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi suplay darah berlebihan pada jaringan yang meradang. *. 4ila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh karena adanya perdarahan pada gingiva di sekitar gigi. :. <erjadinya perubahan bentuk gingiva karena adanya pembengkakan. $. <imbulnya bau nafas yang tidak enak. 5. Pada peradangan gingi a yang lebih parah tampak adanya nanah di sekitar gigi dan gingival. !.!.'. Pen+e&a& gingivitis 0elainan yang terjadi dalam rongga mulut disebabkan oleh ketidakseimbangan faktor2faktor yaitu 9 host, agent, environment, psi&oneuroimunologi. Penyebab gingivitis sangat ber ariasi, mikroorganisme dan produknya berperan sebagai pencetus awal gingivitis. Gingivitis sering dijumpai karena akumulasi plak supra gingiva dan tepi gingiva, terdapat hubungan bermakna skor plak dan skor gingivitis -Musaikan, *00:, 1urmala, *0"0,. 6apisan plak pada gingiva menyebabkan gingivitis atau radang gingiva, umur plak menentukan macam kuman dalam plak, sedangkan macam kuman dalam plak menentukan penyakit yang ditimbulkan oleh plak. Plak tua adalah plak yang umurnya tujuh hari mengandung kuman coccus, filament, spiril dan spirochaeta. Plak tua ini menyebabkan gingivitis -4e, "#+8, anonim, *0"0,.

14

Plak gigi terbukti dapat memicu dan memperparah inflamasi gingiva. Secara histologis, beberapa tahapan gingivitis menjadi karakteristik sebelum lesi berkembang menjadi periodontitis. Secara klinis, gingivitis dapat dikenali -anonim, *00#,. Menurut Sriyono et al, -*005, , faktor2faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gingivitis adalah sebagai berikut 9 *.*.$.". 7aktor internal 7aktor intern yang bertanggung jawab atas terjadinya penyakit gingiva ". 6apisan karang gigi dan noda atau ?at2?at pada gigi *. 4ahan makanan yang terkumpul pada pinggiran gingiva tidak dibersihkan oleh air liur dan tidak dikeluarkan oleh sikat. :. 3igi berjejal secara abnormal sehingga makanan yang tertinggal tidak teridentifikasi, kadang2kadang terbentuk ruangan dikarenakan

pembuangan gigi. $. 0ebiasaan seperti menempatkan peniti, kancing, buah pinang dan kawat dalam mulut. 4ahan ini melukai gusi dan menyebabkan infeksi. *.*.$.*. 7aktor external Makanan yang salah dan malnutrisi. Pada umumnya seseorang yang kurang gi?i memiliki kelemahan, gejala yang tidak diharap tersebut dikarenakan faktor sosial ekonomi yang berperan sangat penting.7aktor2faktor yang berperan adalah latar belakang pendidikan, pendapatan dan budaya. 3olongan masyarakat berpendapatan rendah tidak biasa melakukan pemeriksaan kesehatan yang bersifat

15

umum. %iet dengan hanya makan sayuran tanpa unsur serat di dalamnya juga biasa menjadi faktor penambah. !.!.,. Pr-ses terja*in+a gingivitis Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi awal perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah

apikal dari epithelium fungsional khusus yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva,, tidak terlihat adanya tanda2tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap ini. 4ila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva. Pada tahap ini tanda2tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase, dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah -Manson dan 'ley, "##:,.
2.2.6. Aki&at gingivitis

Menurut 4e 0ien 1io -"#+8,, &nonim -*0"0,, apabila gingivitis tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan hal2hal sebagai berikut 9

16

ulcus gingiva akan tampak lebih dalam dari keadaan normal, akibat pembengkakan gingival ,gingiva mudah berdarah, gingiva berwarna merah, nafas bau busuk, dan gigi goyang
2.2.7. Pen(egahan gingivitis

Menurut %epkes C(. -*00*,, untuk mencegah terjadinya gingivitis, kita harus berusaha agar bakteri dan plak pada permukaan gigi tidak diberi kesempatan untuk bertambah dan harus dihilangkan, sebenarnya setiap orang mampu, tetapi untuk melakukannya secara teratur dan berkesinambungan diperlukan kedisiplinan pribadi masing2masing. >aranya 9
1. Menjaga kebersihan mulut, yaitu 9 sikatlah gigi secara teratur setiap

sesudah makan dan sebelum tidur.


2. Mengatur pola makan dan menghindari makan yang merusak gigi, yaitu

makanan yang banyak gula.


3. Periksalah gigi secara teratur ke dokter gigi, Puskesmas setiap enam

bulan sekali.

2.2.8. Pera.atan gingivitis

Menurut !.%. Manson dan 4.M. 'ley -"##+,, Mediresource clinical team -*0"0,, perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan bersamaan yaitu 9

17

". (nteraksi kebersihan mulut *. Menghilangkan plak dan calculus dengan scaling :. Memperbaiki faktor2faktor retensi plak. 0etiga macam perawatan ini saling berhubungan. Pembersihan plak dan calculus tidak dapat dilakukan sebelum faktor2faktor retensi plak diperbaiki. Membuat mulut bebas plak ternyata tidak memberikan manfaat bila tidak dilakukan upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak atau tidak diupayakan untuk memastikan pembersihan segera setelah deposit ulang.
2.2.9. In*eks untuk mengukur gingivitis

Gingivitis diukur dengan gingival indeks. (ndeks adalah metoda untuk mengukur kondisi dan keparahan suatu penyakit atau keadaan pada indi idu atau populasi. (ndeks digunakan pada praktek di klinik untuk menilai status gingiva pasien dan mengikuti perubahan status gingiva seseorang dari waktu ke waktu, pada penelitian epidemiologis, gingiva indeks digunakan untuk membandingkan pre alensi gingivitis pada kelompok populasi, dan untuk menilai efekti itas suatu pengobatan atau alat. Gingiva indeks pertama kali diusulkan pada tahun "#@: untuk menilai tingkat keparahan dan banyaknya inflamasi gingiva pada seseorang atau pada subjek dikelompok besar populasi. Menurut metoda ini keempat area gingiva pada masing2masing gigi -fasial,mesial, distal dan lingual,, dinilai tingkat inflamasinya dan diberi skor dari 0 sampai $. Penilaiannya adalah D

18

0 E Gingiva normal, tidak ada keradangan, tidak ada perubahan warna dan tidak ada perdarahan. " E Peradangan ringan 9 terlihat ada sedikit perubahan warna dan sedikit edema, tetapi tidak ada perdarahan saat probing. * E Peradangan sedang 9 warna kemerahan, adanya edema, dan terjadi perdarahan saat probing : E Peradangan berat 9 warna merah terang, atau merah menyala, adanya edema, ulserasi, kecenderungan adanya perdarahan spontan -)ilkins dan 'ster, *005,.
2.3. Calculus

!.3.1. Pengertian Calculus 'alculus merupakan suatu masa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi dan objek solid lainnya di dalam mulut. 'alculus mempunyai permukaan yang kasar, sehingga sisa2sisa makanan dan bakteri mudah melekat dan berkembang biak yang mengakibatkan terjadinya

penebalan dari calculus tersebut. Pengendapan calculus yang banyak biasanya terjadi pada permukaan gigi yang berlawanan dengan muara kelenjar ludah, misalnya bagian lingual gigi anterior sel2sel permukaan mukosa rahang bawah dan bagian bukal gigi molar satu atas. <etapi dapat juga dijumpai pada setiap gigi geligi tiruan yang tidak di bersihkan dengan baik ->arran?a et al, *00@,. !.3.!. Te-ri ter&entukn+a calculus /Daniel0 !11'2. *.:.*.". <eori ph%sicochemical oleh Cesobury dan 0irk .

19

Menurut Cesobury

9 'alculus terbentuk oleh karena adanya pengendapan dari sali a mengurangi asam

air ludah sedangkan menurut 0irk 6epasnya >F*

carbonat yang terkandung di dalam sali a sehingga terjadi pengendapan larutan calcium phospat sebagai calculus. *.:.*.*. <eori (n"%matic dari <ureskey Menurut teori ini, calculus dapat terjadi karena adanya aktifitas en?im2en?im phospat yang berasal dari sel2sel permukaan mukosa yang sedang berdegenerasi. .mumnya en?im phosphate terbentuk bila ada suatu peradangan. *.:.*.:.<eori bakteriologis dari 4oG. Mikroorganisme tertentu mempunyai peranan penting atas terjadinya pengendapan garam2garam calcium sehingga terbentuk calculus. Pertumbuhan mikroorganisme terjadi apabila ada keradangan. *.:.*.$. <eori sistemik dan diet dari 0ing, 3imson dan )allace Menurut teori ini, adanya calculus dan peradangan pada gingi a, secara sistemis disebabkan kekurangan itamin & -0ing dan 3imson,, sedangkan menurut )allace orang yang banyak makan makanan yang berserat mempunyai lebih

sedikit calculus dan makanan yang kasar dan keras, dapat menghambat pembentukan calculus. !.3.3. #-m -sisi calculus

20

'alculus terdiri dari sel2sel darah dan sel2sel epitel lepas radang endapan bahan2bahan anorganik yang terdiri dari 9 *0% air, ":% calcium carbonat, @% calcium phospat, endapan natrium dan ferum -(reland, *00@,. !.3.'. Ma(am)ma(am calculus /3arran4a et al0 !1152 4erdasarkan letak=lokasinya9
1.

upra gingival calculus adalah calculus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak gingiva margin dan dapat dilihat, berwarna putih, konsistensinya keras seperti batu cla% dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan scaler. )arna calculus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok. 'alculus supra gingiva dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi atau

seluruh gigi, lebih sering terdapat pada bagian bukal molar rahang atas yang berhadapan dengan ductus tensens pada bagian lingual gigi

depan rahang bawah yang berhadapan dengan ductus )hartons selain itu calculus banyak terdapat pada gigi yang sering digunakan.
2.

ub gingival calculus adalah calculus yang berada di bawah batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan. .ntuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dan explorer, biasanya padat dan keras, warnanya coklat tua atau hijau kehitam2hitaman konsistensinya seperti kepala korek api dan melekat erat ke permukaan gigi. 4entuk sub

21

gingival calculus dapat dibagi menjadi deposit noduler dan spining yang keras, berbentuk cincin atau ledge yang mengelilingi gigi, berbentuk seperti jari yang meluas sampai ke dasar saku, bentuk bulat yang terlokalisir, bentuk gabungan dari bentuk2bentuk di atas. 4ila gingi al mengalami resesi maka sub gingival calculus akan terlihat seperti supra gingival calculus dan akan ditutupi oleh supra gingival yang asli. 4erdasarkan asalnya 9
1.

alivar% calculus adalah calculus yang berasal dari saliva, berwarna kuning, konsistensi lunak, terletak di permukaan gigi

2. 'erumal calculus adalah calculus yang berasal dari serum darah karena

adanya peradangan, berwarna coklat sampai hitam, konsistensi keras, terletak di permukaan akar. !.'. Beki(-t !.'.1. %ejarah *an ma(am)ma(am &eki(-t 4ekicot diperkirakan berasal dari &frika <imur, dan bukan merupakan satwa asli (ndonesia. 4ekicot -Achatina fulica,, diperkirakan tiba di (ndonesia sekitar tahun "#**, selain jenis bekicot tersebut yang ada di (ndonesia adalah Achatina variegata, yang diperkirakan masuk ke (ndonesia sekitar tahun "#$*, yaitu bersamaan dengan masuknya !epang ke (ndonesia -Santoso, "#+#,.

22

Secara biologi bekicot termasuk binatang lunak -Mollusca,, dari division mollusca diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kelas Gastropoda atau binatang berkaki perut. 6ebih rinci lagi binatang ini 4ekicot apabila dibedakan berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu 9 Achatina variegate, Achatina fulica, helix pomatia, dan *elix aspersa. 0eempat jenis bekicot tersebut menurut -Santoso, "#+#, adalah sebagai berikut 9
1. Achatina variegate yang memiliki cirri2ciri 9 mempunyai rumah -cangkang,

termasuk dalam genus Achatina.

lebih mencolok berwarna coklat lenggak lenggok, berat badan sekitar "50

sampai *00 gram, dengan ukuran antara #0 sampai ":0 mm, jumlah telur

sekitar "00 sampai :00 butir dengan masa bertelur tiga sampai empat kali

setahun. *. Achatina fulica, yang memiliki cirri2ciri 9 memiliki cangkang tidak begitu mencolok dan bentuk cangkang cenderung meruncing, berat badan antara "50 sampai *00 gram dengan ukuran antara #0 sampai ":0 mm, jumlah telur antara "00 sampai :00 butir dengan masa bertelur antara tiga sampai empat kali setahun.

23

:. *elix pomatia, yang memiliki cirri2ciri 9 mempunyai cangkang yang kuat dengan warna cokelat keputih2putihan, berat badan antara "5 sampai *5 gram dengan ukuran antara $0 sampai 50 mm, jumlah telur antara :0 sampai 50 butir dalam sekali bertelur. $. *elix aspersa, yang memiliki cirri2ciri 9 mempunyai cangkang yang lemah dengan warna cokelat muda sampai kehitam2hitaman dengan garis2garis tidak teratur, berat badan antara $ sampai *0 gram dengan ukuran antara :0 sampai $5 mm, jumlah telur antara 50 sampai "80 butir dengan masa bertelur satu sampai tiga kali dalam satu musim. !.'.!. Len*ir &eki(-t se&agai -&at tra*isi-nal en+em&uh luka Menurut 4erniyanti -*008,, pada lendir bekicot terdapat peptida antimikroba yang dapat mempengaruhi iabilitas ultrastruktur bakteri gram negatif dan gram positif melalui perubahan ultrastruktur sel. 4ekicot -Achatina fulica, secara turun temurun digunakan sebagai obat penyembuh luka ringan, penyakit kuning, penyakit kulit, serta lendirnya digunakan untuk mengurangi rasa sakit gigi. 6endir bekicot menghilangkan rasa nyeri dengan menghambat mediator nyeri, sehingga nyeri tidak terjadi, hal ini disebabkan oleh mediator nyeri terhalangi untuk merangsang reseptor nyeri, sehingga nyeri tidak diteruskan ke pusat nyeri. 6endir bekicot juga dapat digunakan untuk meredakan sakit gigi, yaitu dengan menempelkan lendir bekicot pada gigi yang sakit dengan bantuan kapas -Mutiarawati, *00#,.

24

6endir bekicot memberikan reaksi positif dan nilai biologis yang tinggi, yaitu dalam penyembuhan dan penghambatan proses inflamasi -'rnawati dan Sunari, "##$,. 4ekicot sebagai salah satu obat tradisional dari bahan hewan, perlu diteliti dan dikembangkan. Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyembuh luka baru. Secara ilmiah pemah diiakukan penelitian tentang kemampuan fraksi hasil pemisahan lendir bekicot sebagai antimikroba (schericia coli, treptococcus haemoliticus, almonella t%pii, Pseudomonas aeruginosa, dan 'andida albicans -'rnawati dan Sunari, "##$, dan efek cairan atau lendir, ekstrak air dan ekstrak etanol daging bekicot terhadap penyembuhan luka terbuka -(brahim dkk,"##5,. 5asil penelitian <ripurnomorini et al -*000,, lendir bekicot mempunyai kemampuan sebagai antiinflamasi yang relatif sama dengan daya antiinflamasi asetosal. 2.5. Povidone iodine 116 *.5.". Pengertian Povidone iodine "0% Povidon$iodine ialah suatu iodovor dengan polivinil pirolidon berwarna coklat gelap . Povidone$iodine merupakan agent antimikroba yang efektif dalam

desinfeksi dan pembersihan kulit -3aniswara, "##5,. *.5.*. Mekanisme kerja Povidon iodine Povidon$iodine bersifat bakteriostatik dan bersifat bakterisid . Povidon$iodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam larutan

25

pembersihnya akan lebih meningkat toksisitasnya . %alam "0% Povidon iodine mengandung "% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam " menit dan membunuh spora dam waktu "5 menit -3aniswara, "##5,. !.5. Pr-ses en+em&uhan <ubuh yang sakit mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal, dan beberapa bahan dapat membantu mendukung proses penyembuhan -&li et al, +,,+,.

BAB III #ERAN7#A PI#IR0 #8N%EP0 DAN HIP8TE%I%

26

3.1. #erangka Pikir

Gingivitis merupakan suatu keradangan pada gingiva yang disebabkan oleh faktor eksterna yaitu sosial ekonomi, pendidikan, malnutrisi, budaya, umur dan jenis kelamin, sedangkan faktor interna adalah karang gigi, debris, gigi berjejal, hormonal, strees dan mikroorganisme. Pengobatan gingivitis setelah skaling biasanya diberikan obat Povidone iodine "0%, tetapi sekarang ini orang mencari alternatif lain yang lebih murah dengan beralih ke obat tradisional yang berasal dari alam sekitar. 1egara yang beriklim tropis seperti (ndonesia memiliki potensi alam yang sangat besar untuk digali, salah satunya adalah pemanfaatan flora dan fauna dibidang kesehatan. Masyarakat desa terpencil tidak tergantung sepenuhnya pada obat modern karena faktor geografis yang tidak memungkinkan ketersediaan obat2obatan. Mereka mewarisi pengobatan tradisional secara turun temurun, bahan alam yang dipercaya berkhasiat sebagai bahan antimikroba salah satunya adalah lendir bekicot yang digunakan sebagai obat gingivitis.

27

3.!. #erangka #-nse

9akt-r internal )#arang gigi0*e&ris )7igi &erjejal )H-rm-nal )%tress )Mikr--rganisme

9akt-r e:ternal )%-sial ek-n-mi )Pen*i*ikan )Malnutrisi )Bu*a+a )Umur0$enis #elamin

3ingi itis

28

6endir 4ekicot -&chatina fulica,

Po idone (odine 10%

/Penurunan 7ingi;al in*eks2

29

7am&ar 1. #erangka #-nse Penelitian

#eterangan < =aria&el &e&as =aria&el +ang *iteliti

=aria&el tergantung =aria&el antara =aria&el ken*ali

=aria&el +ang *iteliti

3.3. Hi -tesis ". Pemberian lendir bekicot -Achatina fulica, secara topikal dapat menurunkan gingival indeks gingivitis grade : karena calculus.
2. Pemberian

Povidone iodine "0% secara topikal

dapat

menurunkan

gingival indeks gingivitis grade : karena calculus. :. Pemberian lendir bekicot secara topikal lebih cepat menurunkan

30

gingival indeks gingivitis grade : karena calculus daripada Povidone iodine "0%.

31

BAB I=

RAN3AN7AN PENELITIAN

'.1 RAN3AN7AN PENELITIAN Cancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimental dengan 9 (pre$posttest 'ontrol Group -esign) %kema Ran(angan Penelitian p"

>

0 F: #eterangan gam&ar < P 9 Populasi F$

32

> 9 'onsecutive C 9 Candom p" 9 0elompok perlakuan dengan lendir bekicot 0 9 0elompok perlakuan dengan Povidone iodine "0% S 9 Sampel F" 9 Fbser asi kelompok " sebelum perlakuan F* 9 Fbser asi kelompok " sesudah perlakuan dengan lendir bekicot F: 9 Fbser asi kelompok * sebelum perlakuan F$ 9 Fbser asi kelompok * sesudah perlakuan dengan Povidone iodine "0%.

'.! Tem at *an >aktu Penelitian <empat penelitian dilakukan di 0linik !urusan 0esehatan 3igi Poltekkes 0emenkes %enpasar. )aktu penelitian akan dimulai dari bulan Maret *0"". '.3 %um&er Data P- ulasi *an %am el

'.3.1. P- ulasi

33

". Populasi target penelitian adalah pasien yang berkunjung ke 0linik !03 Poltekkes 0emenkes %enpasar selama satu bulan. *. Populasi terjangkau adalah pasien yang berkunjung ke klinik !03 Poltekkes %enpasar dengan diagnosis gingivitis dan gingival inde&s :. '.3.!. %am el ". 4esar Sampel 4esarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah "5 orang, dimana orang tersebut digunakan sebagai kelompok perlakuan dan sebagai kelompok kontrol. Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Sampel dihitung berdasarkan rumus Pocock -*00+,9

!adi jumlah sampel adalah ":,$$ H "0% E "$,8 dibulatkan jadi "5. 0eterangan 9

34

n E !umlah sampel I 9 simpangan baku dari

perkiraan literatur.

J 9 0,05

K 9 0,"

L -J.K, 9 "0,5 *. 0riteria (nklusi 0riteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 a. Pasien yang datang ke klinik !03 diagnosis gingivitis grade : b. 4ersedia dijadikan sampel dan mau menandatangani inform consent. :. 0riteria eksklusi 0riteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9
a. &pabila pasien dalam masa perawatan tidak datang untuk terapi selanjutnya. b. Pasien sedang mendapatkan pengobatan dengan antibiotika.

$.<eknik Sampling

35

Sampel dipilih secara consecutive random sampling. Setiap pengunjung Poliklinik !03 Poltekkes 0emenkes %enpasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipakai sebagai sampel sampai jumlah sampel terpenuhi, sebanyak "5 orang. Sampel yang tidak memenuhi syarat akan dirawat sesuai dengan kasusnya.

5. &lokasi perlakuan 6okasi perlakuan dipilih secara random dengan menggunakan kertas undian dibuat "@ undian yang berisi delapan regio kiri2kanan -pemberian lendir bekicot2pemberian Povidone iodine "0%,, sedangkan delapan berikutnya kanan2 kiri -pemberian lendir bekicot2pemberian Povidone iodine "0%,, dipilih secara berurutan sampai ke "@ undian terambil. 5asil undian dibuat dalam daftar perlakuan sesuai dengan nomor urut undian. '.'. =ARIABEL PENELITIAN a. Aariabel tergantung b. Aariabel bebas c. Aariabel kendali 9 Gingivitis dan penurunan gingival indeks 9 6endir bekicot , Povidone iodine "0%. 9 Sosial ekonomi, pendidikan, malnutrisi, budaya, umur, jenis kelamin . d. Aariabel antara 9 0arang gigi, debris, gigi berjejal, hormonal, stress

36

mikroorganisme '.,. DE9INI%I 8PERA%I8NAL =ARIABEL ". Gingivitis adalah suatu keradangan pada jaringan gingiva yang disebabkan oleh calculus, pada pemeriksaan klinis menggunakan alat periodontal probe. *. Gingival indeks adalah (ndeks untuk mengukur kondisi dan keparahan suatu penyakit yang digunakan pada praktek di klinik untuk menilai status gingiva pasien dan mengikuti perubahan status gingiva seseorang dari waktu ke waktu. 0riteria Gingival indeks adalah 9 0 E Gingiva normal tidak ada keradangan, tidak ada perubahan warna, tidak ada perdarahan. " E Peradangan ringan 9 terlihat ada sedikit perubahan warna, dan sedikit edema tetapi tidak ada perdarahan saat probing. * E Peradangan sedang 9 warna kemerahan, adanya edema, dan terjadi perdarahan saat probing : E peradangan berat 9 warna merah terang atau merah menyala, adanya edema, ulcerasi, kecenderungan adanya perdarahan spontan. -)ilkins dan 'ster, *005,. *. 6endir bekicot adalah cairan yang diambil dari bekicot dengan jalan bekicot yang runcing dan diambil

memecahkan bagian belakang cangkang menggunakan spuit 5 cc.

37

:. Povidone iodine "0% adalah iodovor dengan polivinil pirolidon berwarna coklat gelap merupakan agent pembersihan luka. $. 0esembuhan gingi itis. a. Gingivitis dikatakan sembuh apabila terjadi penurunan gingival indeks sampai mencapai grade 0. b. )aktu kesembuhan gingivitis adalah jumlah hari mulai dari pemberian perlakuan sampai terjadi kesembuhan gingivitis dengan gingival indeks 0. '.5. Alat *an Bahan Penelitian ". &lat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 a. -iagnostic set 9 pinset, kaca mulut, sonde, neerbec&en, excavator, dental probe, scaler, spuit .cc b. /orm Penelitian dan informed consent *. 4ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah9 a. Povidone Iodine 0,1 b. 6endir bekicot c. cotton pellet antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan

38

d. &lkohol 80%

'.?. ALUR PENELITIAN

39

Populasi diambil dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi untuk mendapatkan sampel, sampel ditentukan alokasi perlakuannya, kemudian dihitung gingival indeksnya, dan diberi perlakuan yaitu aplikasi dengan lendir bekicot di satu sisi sedang di sisi yang lain dengan povidone iodine "0% , dan dihitung kembali gingival indeksnya, data yang didapat ditabulasikan kemudian dianalisis. P- ulasi

#riteria Inklusi

#riteria eksklusi

Pengam&ilan sam el 7ingi;al in*eks

Al-kasi erlakuan

A likasi *engan len*ir A likasi &eki(-t *engan P-;i*-ne i-*ine116 111111111111i-*ine

40

7ingi;al In*eks

Ta&ulasi *ata

Analisis Data

7am&ar !. Alur Penelitian

'.@. Pr-se*ur Penelitian ". Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan *. Penapisan kasus a. Pengunjung Poliklinik dianamnesis, nama, alamat dan umur , dilakukan pemeriksaan fisik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian sampel dicatat di formulir, dan menandatangani inform consent. b. Pasien yang tidak memenuhi syarat menjadi sampel akan dilakukan perawatan sesuai dengan kasusnya. c. Setelah sampel setuju kemudian dilakukan penilaian gingival indeks,

41

hasil pengukuran dicatat di kartu formulir. Pengukuran dilakukan oleh dokter gigi yang expert dibidang preventive dentistr%. d. Sampel dilakukan scaling dan diberi perlakuan , sesuai dengan alokasi random, satu sisi aplikasi dengan lendir bekicot di sisi lain dengan Povidone iodine "0% diulang sampai hari ketiga. e. Pengukuran gingival indeks kembali dilakukan setelah kunjungan berikutnya oleh petugas yang bukan memberikan perlakuan. '.A. Analisis Data %ata yang diperoleh akan dianalisis dengan langkah langkah sebagai berikut ". &nalisis diskriptif 0arakteristik subjek penelitian adalah umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan disajikan dalam bentuk tabel, distribusi, frekuensi.

*. .ji normalitas waktu penyembuhan .ji normalitas akan diuji dengan Shapiro2)ilk tingkat kemaknaan J E 0,05 :. &nalisis perbedaan waktu kesembuhan antara kelompok yang diberikan lendir bekicot dengan kelompok yang diberikan Povidone iodine "0%, bila data

42

berdistribusi normal, digunakan uji statistik parametrik, yaitu t$group -independent sample t$test, dua sisi -t2o$tail test, pada taraf kemaknaan E 0,05, dengan uji Mann2)hitney, bila data tidak berdistribusi normal. Perbedaan waktu kesembuhan juga akan dianalisis dengan menggunakan metoda analisis kesintasan -survival anal%sis,, dan 0aplan2Meier. $. &nalisis perbedaan 3ingival indeks Pengukuran dilakukan berulang untuk menganalisis perbedaan penurunan gingival indeks antara kelompok yang diberikan kelompok yang diberikan Povidone iodine "0% lendir bekicot dengan akan dilakukan dengan

metoda non parametrik uji 7riedman dan dilanjutkan dengan post 5ock menggunakan uji )ilcoGon.

43

BAB = HA%IL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan "@ subyek penelitian sembilan subyek laki2laki dan tujuh subyek perempuan umur antara *" sampai $@ tahun, dengan diagnosis gingivitis grade tiga sebagai sampel. Pada setiap rahang subyek diaplikasikan dengan Povidone Iodine "0% -P(, pada satu sisi dan sisi yang berlawanan diaplikasikan lendir bekicot -64,, sesuai dengan undian yang diambil. Pada 4ab ini diuraikan distribusi jenis kelamin dan umur -dalam bentuk tabel frekuensi,, analisis normalitas data, uji komparabilitas dan uji efek perlakuan ,.1 #arakteristik %u&+ek Penelitian Ta&el ,.1 #arakteristik %u&+ek Penelitian
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 21-30 3 3 Umur (Th) 31-40 3 1 4 41-50 3 3

<abel 5." terdapat subyek perempuan dengan umur *"2:0 tahun sebanyak tiga orang, umur :"2$0 tahun sebanyak " subyek, dan umur $"250 tahun sebanyak : orang, sedangkan subyek laki2laki umur *"2:0 tahun, :"2$0 tahun dan $"250 tahun masing2masing berjumlah : orang.

44

,.! Uji N-rmalitas Data %ata gingival indeks pada masing2masing kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji hapiro$)il&. 5asil analisis data menunjukkan bahwa semua data tidak berdistribusi normal hasil disajikan pada <abel 5.*. di bawah ini. Ta&el ,.! Hasil Uji N-rmalitas Data 7ingi;al In*eks masing)masing #el-m -k #el-m -k Perlakuan Povidone iodine 0,1 hari * Povidone iodine 0,1 hari : 6endir 4ekicot hari * 0esembuhan Povidone iodine 0,1 0esembuhan 6endir 4ekicot N "@ "@ "@ "@ "@ P 0,00$ 0,00" 0,00" 0,00* 0,000 #eterangan <idak 1ormal <idak 1ormal <idak 1ormal <idak 1ormal <idak 1ormal

4erdasarkan hasil pada <abel 5.* di atas maka uji lanjutan yang digunakan untuk mengetahui penurunan gingival indeks pada masing2masing kelompok

perlakuan adalah .ji /riedman 3est, sedangkan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok digunakan uji )ilcoxon berdasarkan pasien. ,.3 Analisis e"ek A likasi *engan Len*ir Beki(-t ign 4an& 3es karena sampel di2matching

45

&nalisis efek perlakuan diuji berdasarkan gingival indeks antara sebelum -hari ", dengan sesudah diberikan perlakuan -hari * dan hari :,. 5asil analisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est disajikan pada <abel 5.: di bawah ini. Ta&el ,.3 Rerata Gingival In*eks antara %e&elum *engan %esu*ah A likasi *engan Len*ir Beki(-t =aria&el Len*ir &eki(-t Hari 1 Hari ! Hari 3 ! P

Gingival (ndeks

:,00M0,00

0,:+M0,8*

0,00M0,00

:0,"5

0,00"

<abel 5.: di atas, menunjukkan bahwa rerata gingival indeks hari pertama adalah :,000,00, rerata hari kedua adalah 0,:+0,8*, dan rerata gingival indeks hari ketiga adalah 0,000,00. &nalisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est menunjukkan bahwa nilai ! E :0,"5 nilai p E 0,00". 5al ini berarti bahwa terjadi penurunan gingival indeks secara bermakna pada kelompok yang diaplikasikan dengan lendir bekicot -p N 0,05,. 5asil analisis di atas juga disajikan dalam bentuk grafik garis dibawah ini.

3ambar 5." Penurunan Gingival (ndeks pada 0elompok 6endir 4ekicot 3ambar 5." menunjukkan bahwa terjadi penurunan gingival indeks pada kelompok yang diaplikasikan dengan lendir bekicot..ntuk mengetahui kelompok2

46

kelompok yang berbeda perlu dilakuan uji lanjut dengan #5i )ilcoxon. 5asil uji disajikan pada <abel 5.$ di bawah ini. Ta&el ,.' Uji >il(-:-n enurunan gingival in*eks a*a kel-m -k +ang *ia likasikan *engan len*ir &eki(-t 5ari Pemeriksaan 5ari " dan 5ari * 5ari "dan 5ari : 5ari * dan 5ari : 4eda Cerata *,@* : 0,:+ (nterpretasi 4erbeda 4erbeda <idak 4erbeda

.ji lanjutan dengan uji )ilcoxon di atas mendapatkan hasil sebagai berikut.
1. Cerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari * -rerata

kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari *,.
2. Cerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata

kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,.
3. Cerata kelompok hari * tidak berbeda dengan kelompok hari : -rerata

kelompok hari * lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,. ,.' Analisis e"ek A likasi *engan Povidone Iodine 116 &nalisis efek perlakuan diuji berdasarkan gingival indeks antara sebelum -hari ", dengan sesudah diberikan perlakuan -hari * dan hari :,. 5asil analisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est disajikan pada <abel 5.5 di bawah ini.

47

Ta&el ,., Rerata Gingival In*eks antara %e&elum *engan %esu*ah A likasi *engan Povidone iodine 116 =aria&el Povidone iodine 116 Hari 1 :,00M0,00 Hari ! ",00M0,+* Hari 3 0,"*M0,:$ ! :0,"$ P

Gingival (ndeks

0,00"

<abel 5.$ di atas, menunjukkan bahwa rerata gingival indeks hari pertama adalah :,000,00, rerata hari kedua adalah ",000,+*, dan rerata gingival indeks hari ketiga adalah 0,"*0,:$. &nalisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est menunjukkan bahwa nilai * E :0,"$ nilai p E 0,00". 5al ini berarti bahwa terjadi penurunan gingival indeks secara bermakna pada kelompok yang diaplikasikan dengan Povidone iodine "0% -p N 0,05,. 5asil analisis di atas juga disajikan dalam bentuk grafik garis di bawah ini.

3ambar 5.* Penurunan Gingival (ndeks pada 0elompok Po idone (odine "0% 3ambar 5.* menunjukkan bahwa terjadi penurunan gingival indeks pada kelompok yang diaplikasikan dengan Povidone iodine "0%. .ntuk mengetahui kelompok2kelompok yang berbeda perlu dilakuan uji lanjut dengan #5i )ilcoxon. 5asil uji disajikan pada <abel 5.@ di bawah ini.

48

Ta&el ,.5 Uji >il(-:-n enurunan gingival in*eks a*a kel-m -k +ang *ia likasikan *engan Povidone Iodine 116 5ari Pemeriksaan 5ari " dan 5ari * 5ari "dan 5ari : 5ari * dan 5ari : 4eda Cerata *,00 *,++ 0,++ (nterpretasi 4erbeda 4erbeda 4erbeda

.ji lanjutan dengan uji )ilcoxon di atas mendapatkan hasil sebagai berikut.
1. Cerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari * -rerata

kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari *,.
2. Cerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata

kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,.
3. Cerata kelompok hari * berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata

kelompok hari * lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,.

,., Analisis Gingival In*eks antar #el-m -k ,.,.1 Uji #-m ara&ilitas /Hari Pertama2

49

&nalisis komparabilitas diuji berdasarkan rerata gingival indeks antar kelompok. 5asil analisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon ign 4an& 3est disajikan pada <abel 5.8 di bawah ini. Ta&el ,.? Rerata Gingival In*eks antar #el-m -k Perlakuan a*a Hari Pertama #el-m -k %u&jek N "@ "@ Rerata Gingival In*eks :,00 :,00 %B 0,000 0,00 0,000 ",00 Z P

6endir bekicot -64, Povidone iodine "0% -P(,

<abel 5.8 di atas, menunjukkan bahwa rerata gingival indeks kelompok 6endir bekicot -64, adalah :,000,00, rerata kelompok Povidone iodine "0% -P(, adalah :,000,00. &nalisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon menunjukkan bahwa nilai 6 E 0,00 nilai p E ",00. 5al ini berarti bahwa rerata gingival indeks pada kedua kelompok tidak berbeda -p O 0,05,. ,.,.! Analisis e"ek erlakuan ,.,.!.1 Hari #e*ua &nalisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata gingival indeks antar kelompok pada hari kedua. 5asil analisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon ign 4an& 3est disajikan pada <abel 5.+ berikut.

50

Ta&el ,.@ Rerata Gingival In*eks antar #el-m -k Perlakuan a*a Hari #e*ua #el-m -k %u&jek 6endir bekicot -64, Povidone iodine "0% -P(, N "@ "@ Rerata Gingival In*eks 0,:+ ",00 %B 0,8* *,+# 0,+* 0,00$ Z P

<abel 5.+ di atas, menunjukkan bahwa rerata gingival indeks kelompok 6endir bekicot -64, adalah 0,:+0,8*, rerata kelompok Povidone iodine "0% -P(, adalah ",000,+* ada perbedaan gingival indeks untuk P( 0,@* lebih tinggi daripada 64. &nalisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon menunjukkan bahwa nilai 6 E *,+# nilai p E 0,00$. 5al ini berarti bahwa rerata gingival indeks hari kedua pada kedua kelompok berbeda bermakna -p N 0,05,. ,.,.!.! Hari #etiga &nalisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata gingival indeks antar kelompok pada hari ketiga. 5asil analisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon ign 4an& 3est disajikan pada <abel 5.# di bawah ini.

Ta&el ,.A Rerata Gingival In*eks antar #el-m -k Perlakuan a*a Hari #etiga #el-m -k %u&jek N Rerata Gingival In*eks %B Z P

51

6endir bekicot -64, Povidone iodine "0% -P(,

"@ "@

0,00 0,"*

0,00 ",$" 0,:$ 0,"58

<abel 5.# di atas, menunjukkan bahwa rerata gingival indeks kelompok 6endir bekicot -64, adalah 0,000,00, rerata kelompok Povidone iodine "0% -P(, adalah 0,"*0,:$. &nalisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon menunjukkan bahwa nilai 6 E ",$" nilai p E 0,"58. 5al ini berarti bahwa rerata gingival indeks hari ketiga pada kedua kelompok tidak berbeda secara bermakna -p O0,05,. 5asil analisis antar kelompok yang berdasarkan hari pemeriksaan juga disajikan dalam bentuk grafik garis di bawah ini.

3ambar 5.: Perbandingan Gingival (ndeks Sebelum dan Sesudah %iberikan Perlakuan 3ambar 5.: menunjukkan bahwa gingival indeks sesudah diberikan perlakuan antara kelompok yang diaplikasikan dengan lendir bekicot -64, dengan kelompok yang diaplikasikan dengan Povidone iodine "0% -P(, berbeda secara bermakna. ,.,.!.3 Pemeriksaan Tingkat #esem&uhan <ingkat kesembuhan hari ketiga pada subyek yang diaplikasikan dengan lendir bekicot -64, adalah "00%, sedangkan pada Povidone iodine "0% -P(, +8,5%, tingkat kesembuhan P( lebih lambat daripada 64. &nalisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata gingival indeks antar kelompok setelah hari ketiga. 5asil

52

analisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon ign 4an& 3est disajikan pada <abel 5."0 di bawah ini. Ta&el ,.11 Rerata Waktu kesembuhan antar #el-m -k Perlakuan #el-m -k %u&jek 6endir bekicot -64, Povidone iodine "0% -P(, N "@ "@ Rerata >aktu #esem&uhan *,*5 *,+" %B 0,$5 :,00 0,@@ 0,00: Z P

<abel 5."0 di atas, menunjukkan bahwa rerata waktu kesembuhan kelompok 6endir bekicot -64, adalah *,*50,$5, rerata kelompok Povidone iodine "0% -P(, adalah *,+"0,@@. &nalisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon menunjukkan bahwa nilai 6 E :,00 nilai p E 0,00:. 5al ini berarti bahwa rerata waktu kesembuhan setelah hari ketiga pada kedua kelompok berbeda secara bermakna -p N 0,05,. 5asil analisis waktu kesembuhan masing2masing perlakuan juga disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.

53

3ambar 5.$ Perbandingan )aktu 0esembuhan antar 0elompok 3ambar 5.$ menunjukkan bahwa waktu kesembuhan sesudah diberikan perlakuan antara kelompok yang diaplikasikan lendir bekicot dengan kelompok Povidone iodine "0% berbeda secara bermakna.

54

BAB =I PEMBAHA%AN HA%IL PENELITIAN 5.1. %u&+ek Penelitian %alam penelitian ini digunakan sebanyak "@ subyek penelitian dengan diagnosis gingivitis grade tiga. %ata gingival indeks baik sebelum perlakuan

maupun sesudah perlakuan pada masing2masing kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji hapiro$)il&. 5asilnya menunjukkan bahwa semua data tidak berdistribusi normal, sehingga digunakan uji nonparametric, yaitu uji /riedman 3est dan )ilcoxon ign 4an& 3est. 5.! Penurunan Gingival In*eks %etelah A likasi *engan Len*ir Beki(-t *an Povidone iodine 116 4erdasarkan hasil analisis pada kelompok lendir bekicot didapatkan bahwa rerata gingival indeks hari pertama adalah :,000,00, rerata hari kedua adalah 0,:+0,8*, dan rerata gingival indeks hari ketiga adalah 0,000,00. &nalisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est menunjukkan bahwa terjadi penurunan gingival indeks secara bermakna pada kelompok yang diaplikasikan dengan lendir bekicot -p N 0,05,, sedangkan untuk mengetahui kelompok2kelompok yang berbeda perlu dilakuan uji lanjut dengan #5i )ilcoxon didapat hasil rerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari * -rerata kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari *,. rerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,.dan rerata kelompok hari * tidak berbeda dengan kelompok hari : -rerata kelompok hari * lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,. 0elompok Povidone iodine "0% rerata gingival indeks hari pertama adalah :,000,00, rerata hari kedua adalah ",000,+*, dan rerata gingival indeks hari

55

ketiga adalah 0,"*0,:$. &nalisis kemaknaan dengan uji /riedman 3est menunjukkan bahwa terjadi penurunan gingival indeks secara bermakna pada kelompok yang diaplikasikan dengan Povidone iodine "0% -p N 0,05,, sedangkan untuk mengetahui kelompok2kelompok yang berbeda perlu dilakuan uji lanjut dengan #5i )ilcoxon didapat hasil rerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari * -rerata kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari *, rerata kelompok hari " berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata kelompok hari " lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,r rerata kelompok hari * berbeda bermakna dengan kelompok hari : -rerata kelompok hari * lebih tinggi daripada rerata kelompok hari :,. Selanjutnya analisis komparabilitas antar kelompok perlakuan diuji berdasarkan rerata gingival indeks kedua kelompok. &nalisis kemaknaan dengan uji )ilcoxon menunjukkan bahwa rerata gingival indeks pada hari pertama antara kedua kelompok tidak berbeda, sedangkan rerata gingival indeks pada hari kedua, hari ketiga, dan tingkat kesembuhan setelah hari ketiga antara kedua kelompok terdapat perbedaan secara bermakna -p N 0,05,. <erjadinya penurunan gingival indeks setelah diaplikasikan dengan lendir bekicot disebabkan karena pada lendir bekicot terdapat peptida antimikroba yang dapat mempengaruhi iabilitas ultrastruktur bakteri gram negatif dan gram positif melalui perubahan ultrastruktur sel -4erniyanti, *008,. 6endir bekicot mempunyai nilai biologis yang tinggi dalam penyembuhan dan penghambatan proses inflamasi

56

-'rnawati dan Sunari, "##$,. 5asil penelitian ini didukung oleh hasil penelitiannya 4ambang Pontjo Priosoeyanto tahun *005 yang dilakukan di 6aboratorium Parasitologi 7akultas 0edokteran hewan (nstitut Pertanian 4ogor, yang menyatakan bahwa lendir bekicot atau Achatina fulica mampu menyembuhkan luka dua kali lebih cepat daripada luka yang diberikan larutan normal saline -&li, *0"0,. 4ekicot -Achantina fulica, sebagai salah satu obat tradisional dari bahan hewan untuk penyembuh luka baru. %i samping itu 'rnawati dan Sunari -"##$,, menyatakan bahwa kemampuan fraksi hasil pemisahan lendir bekicot sebagai anti mikroba. 4ekicot -Achatina fulica, secara turun temurun digunakan sebagai obat penyembuh luka ringan, penyakit kuning, penyakit kulit, serta lendirnya digunakan untuk mengurangi rasa sakit gigi. 6endir bekicot menghilangkan rasa nyeri dengan menghambat mediator nyeri, sehingga nyeri tidak terjadi, hal ini disebabkan oleh mediator nyeri terhalangi untuk merangsang reseptor nyeri, sehingga nyeri tidak diteruskan ke pusat nyeri. 6endir bekicot juga dapat digunakan untuk meredakan sakit gigi, yaitu dengan menempelkan lendir bekicot pada gigi yang sakit dengan bantuan kapas -Mutiarawati, *00#,. %emikian juga hasil penelitiannya (brahim dkk -"##5, yang menyatakan bahwa terdapat efek positif lendir bekicot terhadap penyembuhan luka terbuka.

57

5asil penelitian <ripurnomorini et al -*000,, lendir bekicot mempunyai kemampuan sebagai antiinflamasi yang relatif sama dengan daya antiinflamasi asetosal. %emikian juga aplikasi dengan Povidon$iodine "0% dapat menurunkan gingival indeks gingi itis grade :. 5al ini disebabkan karena Povidon$iodine bersifat bakteriostatik dan bersifat bakterisid. Povidon$iodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam larutan pembersihnya akan lebih meningkat toksisitasnya . %alam "0% Povidon iodine mengandung "% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam " menit dan membunuh spora dam waktu "5 menit -3aniswara, "##5,. 6ebih lanjut dalam penelitian ini didapatkan bahwa lendir bekicot lebih cepat menyembuhkan gingivitis dibandingkan dengan Povidon$iodine "0%, hal ini terlihat dari hasil penelitian pada hari kedua setelah diaplikasikan dengan lendir bekicot dan Povidon$iodine "0% dimana terjadi perbedaan secara bermakna, dengan rerata gingival indeks kelompok lendir bekicot lebih rendah daripada kelompok Povidon$iodine "0%. <ingkat kesembuhan setelah hari ketiga didapatkan bahwa terjadi perbedaan secara bermakna, pada lendir bekicot tingkat kesembuhannya adalah "00%, sedangkan pada Po idone iodine +8,5%.

58

BAB =II %IMPULAN DAN %ARAN ?.1 %im ulan

59

4erdasarkan hasil penelitian pada penderita gingivitis grade : didapatkan simpulan sebagai berikut9
1. Pemberian

lendir bekicot -Achatina fulica, secara topikal dapat

menurunkan gingival indeks gingivitis grade : karena calculus.


2. Pemberian Povidone iodine "0% secara topikal dapat menurunkan gingival

indeks gingivitis grade : karena calculus.


3. Pemberian lendir bekicot secara topikal lebih cepat menurunkan gingival

indeks gingivitis grade : karena calculus daripada Povidone iodine "0%


4. Pemberian

lendir bekicot -Achatina fulica, secara topikal dapat calculus setelah

menurunkan gingival indeks gingivitis grade : karena hari pertama, kedua dan ketiga.

5. Pemberian Povidone iodine "0% secara topikal dapat menurunkan gingival

indeks gingivitis grade : karena calculus setelah hari pertama, kedua dan ketiga.
6. )aktu kesembuhan gingivitis grade tiga karena kalkulus setelah pemberian

lendir bekicot secara topikal lebih cepat daripada pemberian Povidone iodine "0%.
7.2

%aran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah9

60

%isarankan kepada penderita gingivitis grade : untuk mengobatinya dengan lendir bekicot, disamping harganya murah juga sangat mudah didapatkan,

terutama untuk masyarakat pedesaan yang jauh dari sarana dan prasarana kesehatan.

61

DA9TAR PU%TA#A

&gung &.&., 3ejir 1., 0encana S. *00#. (fe&tivitas 'airan 7e&icot -alam Mengurangi 4asa a&it Pada 8aries Gigi. 4adan PPS%M %epkes C( tahun *00#.

&li 3P. 7indrawaty. *00*. Perbedaan 8ecepatan Pen%embuhan 9u&a 7ersih Antara Penggunaan 9endir 7e&icot (Achatina /ulica) -engan Povidone Iodine -alam Pera2atan 9u&a 7ersih pada Marmut ('avia Porcellus). & alable at -online, http9==digilib.unimus.ac.id -$ !an *0"0,.

&nonim. *00#. Gingivitis, Periodontitis. & ailable at http9==www.totalkesehatananda.com=3ingi itis "htlm -# 1o *00#,.

-online,9

&nonim. *0"". 7e&icot ebagai :bat 9u&a. http9==smallcrab.com=jengkol=*$8 -" !an *0"",.

& ailable

at

-online,9

4erniyanti. *008. Analisis *ambatan Achasin 7e&icot Galur ;a2a ebagai /a&tor Antiba&teri 3erhadap <iabilitas (schericia coli dan treptococcus mutans. & ailable at -online, 9 http9==adln.lib.unair.ac.id=go.php -: Mei *008,.

4e, 0.1. "#+8. Preventive -entistr%. /ayasan 0esehatan 3igi (ndonesia, p. "@ 4andung.

>arran?a 7&. 1ewman M3. <akei 55. *00@. 'linical Periodontolog%. #th ed Philadelpia9 )4 Saunders >oD p. 8$.

%aniel 5. *00$. -ental *%giene, 'oncepts, 'ases, and 'ompetencies. Mosby, (nc,

62

St 6ouis.

%epkes C(. *00*. 7u&u Pegangan materi 8esehatan Gigi dan Mulut untu& 8egiatan 8IA di Pos%andu (#8GM-). %irektorat !enderal Pelayanan Medik, %irektorat 0esehatan 3igi p.": !akarta.

'rnawati ( dan Sunari. "##$. Pemisahan 9endir 7e&icot erta #5i Mi&robiologis /a&tor Pemisahan 3erhadap (schericia coli, treptococcus haemoliticus dan 'andida albicans secara invitro. 7akultas 7armasi .3M. !ogyakarta.

3rahacendikia. *00#. Perbedaan 8ecepatan Pen%embuhan 9u&a 7ersih Antara Penggunaan 9endir be&icot (Achatia fullica) dengan Povidone Iodine 0,1 dalam Pera2atan 9u&a 7ersih pada Marmut ('avia Porcellus). .ni ersitas 4rawijaya Malang.

5ashanur, (.). "##". Anatomi Gigi. '3> p. @, !akarta.

(reland C. *00@. 'linical 3extboo& of -ental *%giene and 3herap%. 4lackwell Munksgaard. P.*5. .0.

(brahim 7. "##8. (&stra& lendir 7e&icot dan (&stra& -aging 7e&icot. 0ongres (lmiah (katan Sarjana 7armasi (ndonesia P(((.

6anglais C.P. dan Miller >.S. "##+. 8elainan 4ongga Mulut p."", 5ipokrates !akarta.

Manson !.%. dan 'ley 4.M. "##:. 7u&u A5ar Periodonti. 'disi kedua p.$5,

63

5ipokrates !akarta.

MediCesource >linical <eam. *0"0. 3ingi itis. & ailable http9==jdr.sagepub.com=content=@@=5=#+#.abstract -*" &pr *0"0,.

at

-online,9

Musaikan, ).S. *00*. 3ambaran 3ingi itis pada (bu 5amil di Puskesmas 0ecamatan Semampir tahun *00*. ;. Ma5alah 8edo&teran Gigi #niversitas Airlangga (disi 8husus 3emu Ilmiah !asional III I ! ,=.+$>,+?. Surabaya.

Mutiarawati, >. *00#. 6endir 4ekicot Penghilang Casa 1yeri. & ailable at -online,9 http9==jepretanhape,wordpree.com -+ Peb *0"0,.

1ield, !.S. *00:. -( /oundation of Periodontitis for -ental *%gienist .Philadelpia9 6ippincott, )illiams and )ilkins.

Pocock, S.!. *00+. 'linical 3rials A Practical Approach. Professor of Medical Statistics and %irector of >linical <rials Cesearch 3roup 6ondon School of 5ygine and <ropical Medicine.

Santoso, 5.4. "#+#. 4udidaya 4ekicot, >etakan ke "$ p.#, 0anisius, !ogyakarta.

Sea, 7. *000. 7u&u A5ar ilmu Pen%a&it Gigi dan Mulut. p.5, Poltekkes 0emenkes %enpasar.

Situmorang, 1. *0"0. Profil Pen%a&it Periodontal Pendudu& di -ua 8ecamatan 8ota Medan tahun +,,@ dibanding&an dengan 8esehatan mulut tahun +,0, . 4agian (lmu 0edokteran 3igi Pencegahan=(lmu 0esehatan 3igi Masyarakat.

64

7akultas 0edokteran 3igi, .ni ersitas Sumatra .tara.

Sriyono, )idayanti 1. *005. Pengantar Ilmu 8edo&teran Gigi Pencegahan. >etakan ke " p.:$, !ogyakarta Medika, 7akultas 0edokteran 3igi, .3M.

Susanti, '. *00:. Pengaruh &ehamilan pada 8esehatan Gigi dan mulut serta Modifi&asi Pera2atan %ang -iperlu&an. .ni ersitas Mahasaraswati. !. 'disi (SS) "@#:2000*, Majalah 703 .ni ersitas Mahasaraswati, %enpasar.

Syafei, &. *0"0. 8asus 4adang Gusi. & ailable at -online,9 http9==www.ugm.ac.id=indeG.php;pageErilisQartikelE*+:8 -"" 1o . *0"0,. <ripurnomorini, %.S., Suhadi, C. %onatus, (. *0"0. Anti 8e5ang be&icot Achantina fullica. & ailable at -online,9 http9==obtrando.files.wordpress.com=*0"0=0#=pdf -"* 1o . *0"0,. .bertalli, !.<. *00+. 3ingi itis, & ailable at http9==www.merck.com=mmpe=sec0+=ch0#5c.htm -*" &gust *0"0,. -online,9

)ahyukundari, M.5. *00+. Perbedaan 8adar Matix Metalloproteinase$= etelah caling dan Pemberian 3etrasi&lin pada Penderita Periodontitis 8ronis. %epartemen Periodonsia 7akultas 0edokteran 3igi .ni ersitas &irlangga Surabaya2(ndonesia.

65

Anda mungkin juga menyukai