Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA COLON

1. Konsep Dasar Medik a. Pengertian 1) Neoplasma / kanker adalah pertumbuhan baru massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan (Sylvia Price , 2005) 2) Karsinoma atau kanker kolon adalah keganasan yang tumbuh lambat yang paling sering ditemukan di daerah kolon terutama sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid, tanda dan gejala biasanya tidak ada (Susan Martin Tucker, 2000) 3) Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan di sekitarnya (Tambayong, 2000) Kesimpulan : Kanker kolon adalah pertumbuhan sel baru yang tidak normal, yang tidak memiliki tujuan, terjadi di daerah kolon (usus besar), biasanya ditemukan di sekum, kolon desendens bawah dan kolon sigmoid, serta biasanya tidak disertai tanda dan gejala. b. Anatomi & Fisiologi Kolon / Usus Besar Fungsi utama kolon adalah (1) absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan absorbsi dan setengah distal kolon berhubungan dengan penyimpanan. Karena sebagai 2 fungsi tersebut gerakan kolon sangat lambat. Tapi gerakannya masih seperti usus halus yang dibagi menjadi gerakan mencampur dan mendorong. Gerakan Mencampur Haustrasi. Gerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada kolon, 2.5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen hampir tersumbat. Saat yang sama, otot longitudinal kolon (taenia koli) akan berkontraksi. Kontraksi gabungan tadi menyebabkan bagian usus yang tidak terangsang menonjol keluar (haustrasi). Setiap haustrasi mencapai intensitas puncak dalam waktu 30 detik, kemudian menghilang 60 detik berikutnya, kadang juga lambat terutama sekum dan kolon asendens sehingga sedikit isi hasil dari dorongan ke depan. Oleh karena itu bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan dicampur sehingga bahan feses secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar, dan cairan serta zat terlarut secara progresif diabsorbsi hingga terdapat 80-200 ml feses yang dikeluarkan tiap hari. Gerakan Mendorong Pergerakan Massa. Banyak dorongan dalam sekum dan kolon asendens dari kontraksi haustra yang lambat tapi persisten, kimus saat itu sudah dalam keadaan lumpur setengah padat.

Dari sekum sampai sigmoid, pergerakan massa mengambil alih peran pendorongan untuk beberapa menit menjadi satu waktu, kebanyakan 1-3 x/hari gerakan. Selain itu, kolon mempunyai kripta lieberkuhn tapi tidak ber-vili. menghasilkan mucus (sel epitelnya jarang mengandung enzim). Mucus mengandung ion bikarbonat yang diatur oleh rangsangan taktil , langsung dari sel epitel dan oleh refleks saraf setempat terhadap sel mucus Krista lieberkuhn. Rangsangan n. pelvikus dari medulla spinalis yang membawa persarafan parasimpatis ke separuh sampai dua pertiga bagian distal kolon. Mucus juga berperan dalam melindungi dinding kolon terhadap ekskoriasi, tapi selain itu menyediakan media yang lengket untuk saling melekatkan bahan feses. Lebih lanjut, mucus melindungi dinding usus dari aktivitas bakteri yang berlangsung dalam feses, ion bikarbonat yang disekresi ditukar dengan ion klorida sehingga menyediakan ion bikarbonat alkalis yang menetralkan asam dalam feses. Mengenai ekskresi cairan, sedikit cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien diare berat Absorpsi dalam Usus Besar Sekitar 1500 ml kimus secara normal melewati katup ileosekal, sebagian besar air dan elektrolit di dalam kimus diabsorbsi di dalam kolon dan sekitar 100 ml diekskresikan bersama feses. Sebagian besar absorpsi di pertengahan kolon proksimal (kolon pengabsorpsi), sedang bagian distal sebagai tempat penyimpanan feses sampai akhirnya dikeluarkan pada waktu yang tepat (kolon penyimpanan) Absorbsi dan Sekresi Elektrolit dan Air. Mukosa usus besar mirip seperti usus halus, mempunyai kemampuan absorpsi aktif natrium yang tinggi dan klorida juga ikut terabsorpsi. Ditambah taut epitel di usus besar lebih erat dibanding usus halus sehingga mencegah difusi kembali ion tersebut, apalagi ketika aldosteron teraktivasi. Absorbsi ion natrium dan ion klorida menciptakan gradien osmotic di sepanjang mukosa usus besar yang kemudian menyebabkan absorbsi air. Dalam waktu bersamaan usus besar juga menyekresikan ion bikarbonat (seperti penjelasan diatas) membantu menetralisir produk akhir asam dari kerja bakteri didalam usus besar Kemampuan Absorpsi Maksimal Usus Besar Usus besar dapat mengabsorbsi maksimal 5-8 L cairan dan elektrolit tiap hari sehingga bila jumlah cairan masuk ke katup ileosekal melebihi atau melalui sekresi usus besar melebihi jumlah ini akan terjadi diare. Defekasi Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah 20 cm dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum serta sudut tajam yang menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum, kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1) sfingter ani interni; 2) sfingter ani eksternus

c. Etiologi Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu 1) Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. 2) Kelainan kolon a) Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. b) Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma. 3) Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon. 4) Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 kali lebih banyak daripada anak anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

d. Tanda dan Gejala 1) Kanker kolon kanan a) Isi kolon berupa cairan b) Obstruksi c) Anemia d) Mucus jarang terlihat e) Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang kadang pada epigastrium. 2) Kanker kolon kiri dan rectum a) Menderung menyebabkan perubahan defekasi b) Diare c) Nyeri kejang d) Kembung e) Sering timbul gangguan obstruksi f) Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita g) Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. h) Anemia i) Keinginan defekasi atau sering berkemih j) Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000). e. Tes Diagnostik 1) Endoskopi: Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. 2) Radiologis

Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru. 3) Ultrasonografi (USG) Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati. 4) Histopatologi Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel. 5) Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210). f. Penatalaksanaan Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut : 1) Pembedahan (Operasi) Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker. 2) Penyinaran (Radioterapi) Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan. 3) Kemotherapy Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211) 2. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian 1) Pengkajian Pengkajian pasien Post Operatif Ca Colon (Doenges, 1999) adalah meliputi : a) Sirkulasi Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer,atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus). b) Integritas Ego Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.

Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis. c) Makanan / cairan Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi). d) Pernapasan Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok. e) Keamanan Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker /terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obatobatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse. Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam. f) Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).

b. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan haluaran urine tidak adekuat. 2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan. 3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan. 4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah. 5) Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon. c. Rencana Keperawatan N o DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan haluaran urine tidak adekuat. 1. RENCANA TUJUAN TINDAKAN RASIONAL Kebutuhan eliminasi a) Kaji tanda- R : mengetahui BAK kembali tanda vital keadaan umum terpenuhi. pasien pasien dapat b) Monitor intake mempermudah Kriteria Hasil : dan output dalam a) Pasien dapat c) Kolaborasi menentukan melakukan dalam intervensi.

eliminasi BAK pemberian obat R : mengetahui dengan normal diuretik. jumlah cairan tanpa alat bantu. d) Kolaborasi yang masuk b) Kadar elektrolit dalam dan keluar dalam batas melakukan tubuh pasien. normal tindakan R : membantu hemodialisa / dalam proses cuci darah eliminasi urine. R : tindakan alternatif dalam melakukan proses eliminasi urine. R :mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal. R :tahapantahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini. R : mengurangi

- - Rencanakan Tujuan : pasien periode istirahat memiliki cukupene yang cukup. rgi untuk - Berikan beraktivitas. latihan aktivitas Kriteria hasil: secara bertahap. - perilaku - Bantu menampakan pasien alam kemampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan diri. sesuai - pasien mengungkapkan kebutuhan. mampu - Setelah untuk melakukan latihan beberapa aktivitas dan tanpa dibantu. aktivitas - Koordinasi otot, kaji Intoleransi aktivitas tulang dan anggota respons berhubungan dengan gerak lainya baik. pasien kelemahan fisik/nyeri.

pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.


R : menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan. 3

Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. Kriteria hasil : - penampilan yang seimbang.. melakukan pergerak kan dan perpindahan. - mempertahankan mobilitas optimal yang dapat ditoleransi, dengan karakteristik : 0 = mandiri penuh 1 = memerlukan alat bantu. 2 =memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran. 3 =membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat bantu 4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas

- Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan. -tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas. - Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu. - Ajarkan dan dukung pasien

R:mengidentifika si masalah,memuda hkan intervensi. R :mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakaharena

ketidakmampua n ataukah ketidakmauan.


R :menilai batasan kemampuan aktivitas optimal. R:mempertahanka n/m eningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. R : sebagai suaatu sumber u untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan/ meningkatkan mobilitas pasien. R :mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam m

dalam latihan ROM aktif dan


pasif. - Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

T.Kaji kulit dan Tujuan : Mencapai identifikasi penyembuhan luka pada Kerusakan integritas kulit pada waktu yang tahap berhubungan dengan luka perkembangan sesuai. pembedahan. luka. Kriteria Hasil : - tidak ada tanda- - Kaji lokasi, ukuran,

tanda warna, bau, serta infeksi seperti pus. jumlah dan tipe - luka cairan luka. bersih - Pantau tidak peningkatan suhu lembab tubuh. dan - Berikan perawatan tidak luka dengan kotor. tehnik aseptik. - Tanda-tanda Balut luka v dengan kasa ital dalam batas kering dan steril, normal atau dapat gunakan plester ditoleransi kertas. - Jika pemulihan

elakukan tindakan yang tepat. R :mengidentifikasi tingkat keparahan luka a

kan mempermudah intervensi. R: suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan t sebagai idak terjadi adanya kolaborasi tindakan lanjutan, proses peradangan. misalnya R : tehnik aseptik debridement. membantu - Setelah mempercepat debridement, ganti penyembuhan balutan luka sesuai dan kebutuhan mencegah - Kolaborasi terjadinya infeksi. pemberian R : agar benda antibiotik sesuai asing atau indikasi jaringan yang terinfeksi t idak menyebar luas pada area kulit n ormal lainnya. R :balutan d apat diganti satu atau dua kali

sehari tergantung kondisi parah/ tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi. R :antibiotik berguna untuk me matikan mikroorganisme pathogen p ada daerah yang berisiko terjadi infeksi.

- Kaji sejauh ana ketidakadekuatan nutrisi klien Perkirakan/hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal. - Timbang Tujuan : klien berat mampu badan mempertahankan sesuai indikasi. dan Anjurkan meningkatkan makan sedikit intake tapi sering nutrisi. Anjurkan Kriteria hasil : kebersihan oral sebelum makan. klien - Tawarkan akan minum memperlihatkan saat perilaku makan bila mempertahankan toleran. atau - Konsultasi meningkatkan tentang berat kesukaan/ketidaks badan ukaan dengan klien yang nilai menyebabkan laboratorium distress normal. .- Kolaborasi klien ahli mengerti gizi dan pemberian mengikuti anjuran makanan Perubahan diet. yang bervariasi .- Kolaborasi nutrisi kurang dari kebutuh -melaporkan peningkatan intake dengan dokter an tubuh berhubungan makanan dalam dengan mual/muntah. - tidak ada mual pemberian muntah suplemen

R :menganalisa m penyebab melaksanakan intervensi. R:Mengidentifi

kasi kekurangan/keb utuha n


nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negatif d an mempengaruhi masukan. R :Mengawasi keefektifan secara diet. R: tidak member rasa bosan dan pemasukan makanan. dapat ditingkatkan. R:Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan. R:Dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas. R:Melibatkan pasien dalam perencanaan,

dan bat- obatan, serta kebutuhan nutrisi parenteral dan pemasang pipa lambung. -

memampukan o pasien memiliki rasa kontrol dan mendorong untuk makan. R :Makanan yang bervariasi d apat meningkatkan nafsu makan klien. R :menstimulasi nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat

Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

Kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising y usus ang diharapkan ; dan nyeri terkan feses lembut dan abdomen. - Pantau berbentuk. tanda Kriteria hasil : klien ejala a rupture usus Tujuan : pola eleminasi dalam rentang

R :penting untuk menilai keefektifan intervensi, d an memudahkan rencana g selanjutnya. R :keadaan ini

kan menunjukkan pengetahuan kan program defekasi yang dibutuhkan. Melaporkan keluarny Fesesdengan berkur angnya nyeri danmengejan

dan/atau peritonitis. - kaji a factor penyebab konstipasi.

dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen d an penurunan peristaltic usus, yang dapat menyebakan konstipasi. R :men getahui dengan jelas factor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat

Anda mungkin juga menyukai