Anda di halaman 1dari 12

SINOPSIS TUTORIAL UP 1 Modul I Ekspansi Usaha Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada 2011

Eni Purwaningsih 08/ 270460/ KH/ 6056 Kelompok 8 Blok 20 Manajemen Unggas Komersial

Learning Objectives: 1. Mengetahui Tipe Kandang Ayam Broiler dan Layer. 2. Mengetahui Syarat Perkandangan Ayam Broiler dan Layer (Bangunan, Lingkungan, Lokasi, Peralatan).

Ringkasan Belajar: 1. Tipe Kandang Ayam Broiler dan Layer a. Kandang terbuka atau disebut open house b. Kandang terbuka bagian depan c. Kandang dengan dinding tirai d. Kandang tertutup (close house system) e. Kandang disertai bak penampung kotoran f. Kandang dengan tiang / atap yang tinggi g. Kandang dengan koridor ditengah h. Kandang panggung i. Kandang diatas kolam j. Kandang Sistem Panggung

Berdasarkan konstruksi lantainya, kandang ayam broiler dapat dibedakan menjadi: a. Sistem lantai rapat (Full litter) Kandang sistem ini mempunyai lantai rapat yang diatasnya ditaburi bahan organik yang disebut litter. Bahan yang digunakan untuk litter harus

memenuhi syarat yaitu : harus kering, daya serap tinggi (porous), tidak berbau dan tidak berdebu. Oleh karena itu bahan yang sering digunakan untuk litter

biasanya adalah sekam, potongan jerami, serutan kayu, rumput kering dan lainlain. Keunggulan kandang full litter, antara lain : dapat memelihara breeder), mengurangi problem kaki lecet bagi ayam , mengurangi kanibalisme dan biaya investasi awal relative lebih murah. Namun kelemahannya adalah rawan terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas litter termasuk penyakit coccidiosis, cacing dan lain-lain, rawan terhadap heat stress dan kepadatan kandang per m2 rendah. semua jenis ayam (broiler, layer, broiler/layer

b. Sistem lantai renggang (Full slat) Kandang sistem ini mempunyai lantai renggang, terbuat dari bilah bambu, kayu atau kawat yang diatur pada jarak tertentu sehingga kaki ayam tidak terperosok. Keunggulan kandang full slat yaitu: kotoran ayam jatuh ke kolong kandang sehingga lantai tetap kering dan tidak kotor. Hal ini dapat mengurangi resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan kotoran dan litter. Selain itu, tekanan stress karena panas (heat stress) berkurang dan kepadatan kandang lebih tinggi. Investasi awal relative lebih mahal dan tidak memungkinkan digunakan untuk memelihara broiler breeder. c. Kombinasi litter dan slat Lantai kandang ini sebagian berlantai rapat dan sebagian berlantai renggang. Pada bagian yang berlantai renggang diletakkan tempat pakan dan minum. Kotoran ayam (feces) lebih banyak berada di bawah lantai renggang (slat) daripada di litter. Kandang ini baik digunakan pada peternakan pembibitan ayam. d. Sistem Kandang Koloni (Bateray Cage) Merupakan kandang individu dan digunakan untuk memelihara ayam petelur (layer) produksi. Konstruksi lantai renggang dan miring, sehingga kotoran jatuh ke bawah lantai sedangkan telurnya akan bergulir keluar sehingga

terbebas dari upaya pematukan telur dan memudahkan pengambilan telur.

Bentuk atap kandang biasanya a. Monitor b. Semi monitor c. Shade/ miring d. Gable e. Sawtooth

2. Syarat Perkandangan Ayam Broiler dan Layer a. Bangunan Letak kandang, kandang yang dibangun pada kedudukan yang agak tinggi agar tidak tergenang air pada saat hujan, bila memungkinkan dirikan kandang jauh dari pemukiman atau bangunan lain. Bagian depan kandang menghadap ke timur agar mendapat cukup sinar matahari pagi. Sekitar kandang tanamlah pagar hidup dengan maksud kandang akan terasa sejuk dan terhalang dari tiupan angin kencang. Lantai kandang, ada dua tipe lantai yaitu lantai beralas dan lantai berlubang, untuk lantai beralas sering juga disebut sistem litter, yang lantainya diberi alas setebal 5-10 cm. Alas kandang dapat berupa sekam padi, serutan kayu atau campuran sekaman padi, pasir dan kapur dengan perbandingan 3:2:1. Alas kandang berfungsi sebagai penghisap air dan kotoran kandang selalu kering dan terhindar dari bibit penyakit. Alas kandang diganti selama 3 bulan sekali. Untuk lantai berlubang dibuat sekitar 50 cm dari permukaan tanah supaya kotoran yang jatuh mudah dibersihkan. Lantai dapat dibuat dari kawat ram, belahan kayu atau bambu dengan jarak 2-2,5 cm. Tanah dibawah lantai sebaiknya diberi pasir atau bahan lain yang mudah menyerap air. Luas kandang, kandang yang baik dapat menyediakan ruangan yang sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara. Luas ruangan yang dibutuhkan oleh ternak tergantung dari umur ternak dan sistem pemeliharaan.

Luas kandang, kandang yang baik dapat menyediakan ruangan yang sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara. Luas ruangan yang dibutuhkan oleh ternak tergantung dari umur ternak dan sistem pemeliharaan. 1. Struktur kandang Atap : a. Bahan atap yang baik cepat menyerap dan menghantarkan panas. Berdasarkan pengalaman genting lebih baik dari pada seng atau asbes, b. Atap kandang harus menjulur keluar agar dapat melindungi bagian halaman kandang sehingga dapat mengurangi cahaya panas pada dinding kandang, c. Atap bentuk monitor menjadikan sirkulasi udara lebih lancar sehingga kandang menjadi lebih sejuk. Selain itu juga membantu mengeluarkan debu dan amonia dari dalam kandang. d. atap kandang dapat dibuat dari genteng, seng atau daun sirap. Letak atap cukup tinggi dari lantai agar udara dalam kandang selalu segar dan peternak dengan mudah melakukan pembersihan kandang. Dinding : a. Dinding kandang berfungsi membatasi ayam agar tidak berkeliaran, melindungi ayam dari hembusan angin maupun hewan pemangsa (predator). b. Untuk kandang sistem terbuka bahan dinding dapat berupa bilah bamboo atau kawat harmonica. e. Dinding dapat dibuat dari bambu, kawat dan lain-lain. Dengan sistem ventilasi yang baik udara dalam kandang tidak lembab dan gas dari kotoran unggas segera terganti dengan udara segar. Lantai : a. Lantai berfungsi sebagai tempat berpijak sekaligus tempat

penampungan kotoran. b. Penggunaan lantai renggang (slat) sebagai lantai kandang broiler menyebabkan sirkulasi udara lebih baik dan mengurangi kontak antara ayam dengan kotoran. Ketinggian lantai renggang (slat) dari tanah

minimal 1,25 m. Jarak antar kandang a. Jarak antar kandang minimal 1 kali lebar kandang atau 7 m. Jarak kandang yang sempit berakibat sirkulasi udara kurang baik apalagi jika terdapat tanaman yang tinggi. Arah kandang a. Arah kandang yang baik membujur dari timur ke barat atau sebaliknya. Tujuannya mengurangi intensitas sinar matahari masuk ke dalam kandang. Sinar yang masuk sedikit tapi lebih kontinyu. Pagar pengaman a. Pagar mengelilingi seluruh lokasi kandang berfungsi membatasi masuknya hewan lain ataupun orang yang tidak berkepentingan.

Kandang broiler yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kandang terbuka dengan sistem lantai renggang (Full Slat) atau system panggung yang mempunyai rancang bangun sebagai berikut: a. Panjang 50 100 m dengan lebar 7 10 m. Kandang dengan lebar lebih besar, mengakibatkan pengeluaran udara kotor (air flushing) berjalan lambat. b. Ketinggian kandang 4 -5 m dengan atap monitor. c. Bahan kandang dipilih yang menghasilkan efek konduksi paling rendah dan mengisolasi panas paling optimal. Pemilihan bahan kandang berpengaruh terhadap terjadinya heat stress, d. Untuk memperlancar pertukaran udara dalam kandang, membantu

mengeluarkan amonia, CO2 dan kelembaban dari dalam ke luar kandang ditambahkam blower atau kipas angin. Kandang layer pada sarang telur harus telah disediakan seminggu sebelum ternak mulai bertelur. Sarang ini dapat berupa ember bekas, kotak kayu atau karton atau keranjang bambu, ukuran sarang telur 30x30x25 cm3 atau bila bentuk bulat maka dibuat 25 cm tinggi dan diameter 30 cm. Untuk sistem pemeliharaan dikandangkan, sarang telur dapat dibuat dari kotak kayu yang ditempatkan pada dinding luar, sehingga telur dapat dikumpulkan dari luar tanpa harus masuk kandang. Tinggi

sarang telur sekitar 50 cm dari atas lantai. Sebagai alas sarang telur gunakan jerami padi, daun pisang kering atau bahan lain yang empuk. Tempat makan dan minum, dapat dibeli atau dapat dibuat sendiri dari bambu, seng. Sediakan perlengkapan ini sesuai dengan jumlah ayam, sehingga ayam tidak saling berebutan ketika makan dan minum. Apabila tidak cukup maka ternak yang kecil akan kalah bersaing sehingga pertumbuhan tidak normal dan mudah terserang penyakit. Ukuran tempat makan dan minum berbentuk panjang. Kandang karantina diperlukan untuk mengisolasi ternak unggas yang sakit ataupun untuk unggas yang baru datang sebelum ditempatkan pada kandang lain yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kandang ini dapat berbentuk tunggal sebagai tempat penyembuhan apabila unggas yang terkena penyakit, agar dalam pengobatannya mudah dan pengontrolannya dapat dilakukan secara ketat.

b. Peralatan Kandang 1. Sistem Pemanas Untuk membuat suhu dalam kandang stabil maka digunakan berbagai system pemanas. Dengan bertambahnya usia, maka ayam dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatur suhu badan secara sendiri. Oleh karena itu kurang lebih 14 hari, pemanas ruangan akan menjadi sumber pemanas utama. Berbagai sistem pemanas yang biasa digunakan peternak untuk pemeliharaan DOC (Day Old Chicken = anak ayam umur sehari) dan anak ayam adalah: a. Lampu Bohlam/dop Digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC dengan cara menggantungkan lampu bohlam 60 atau 100 watt. Fungsi bohlam lebih kearah penerangan karena untuk pemanas membutuhkan energi yang besar sehingga dari segi biaya tidak menguntungkan. Disamping itu, diperlukan pemanas alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam dan juga bohlam mudah pecah. Kelebihan menggunakan bohlam adalah tidak membutuhkan oksigen, tidak beresiko kebakaran dan mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan. b. Lampu dan kompor minyak tanah

Sumber pemanas lain yang digunakan adalah lampu minyak tanah dan kompor. Lampu minyak tanah merupakan pemanas sederhana yang digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil DOC. Sedangkan kompor merupakan satu rangkaian seperti yang digunakan penjual bakso keliling dilengkapi dengan seng/plat besi yang digantung diatasnya. Bila kompor dinyalakan akan memanasi seng sehingga panas yang dihasilkan bisa memanasi area yang lebih luas. Keduanya mempunyai kelemahan, yaitu beresiko tinggi menyebabkan kebakaran sehingga membutuhkan pengawasan lebih banyak, menghasilkan CO2 sehingga memerlukan ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara dan harga minyak tanah yang mahal. Namun kelebihan pemanas ini investasinya murah, juga berfungsi sebagai penerangan dan tidak terpengaruh pemadaman listrik. c. Tungku batu bara dan tungku serbuk kayu Prinsip kerja keduanya relatif sama yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu. Bedanya bila menggunakan batubara bentuk tingku bila diisi akan menyisakan ruang untuk sirkulasi udara sedangkan bila diisi serbuk kayu harus dipadatkan namun dengan bantuan cetakan akan terbentuk saluran yang fungsinya juga untuk sirkulasi udaya (O2) yang membuat api bisa menyala. d. Pemanas infra merah (gas) Dengan bahan bakar gas (LPG), api akan membakar keramik sampai membara. Bara inilah yang menghasilkan infra merah. Dari berbagai sumber pemanas tersebut yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater) dengan berbagai merek, diantaranya merk Gasolec atau IGM karena memiliki keunggulan dilengkapi dengan pengaman (safety device) yang berfungsi mengamankan alat

dengan

menghentikan supply gas jika terjadi padam nyala api, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran kandang. Tinggi rendahnya suhu dapat diatur berdasarkan kebutuhan dan kondisi kandang. Cara mengoperasikan mudah, efesien dan daya tahan peralatan lebih lama (5 tahun) dibanding

pemanas lain masa pakainya hanya 1 tahun. Berdasarkan perhitungan, biaya operasionalnya lebih murah dibanding pemanas minyak tanah maupun batubara. Biaya LPG Rp 768/e, minyak tanah Rp 882/e dan batu bara Rp 826/e.

2. Tempat pakan Pembagian pakan dan dekatnya jarak tempat pakan (feeder) dengan unggas merupakan hal penting untuk mencapai target tingkat konsumsi pakan. Sistem pemberian pakan : a. Tempat pakan manual; berbagai macam tempat pakan manual yaitu: tempat pakan memanjang (long feeder), dengan standar 5 cm/ekor tempat pakan bundar (round feeder), dengan standar 2 cm/ekor tempat pakan nampan (tray feeder), umumnya digunakan minggu pertama dengan standart pada hari I yaitu 1 nampan untuk 100 ekor . b. Tempat pakan otomatis (Chain feeder dan pan feeder) c. Tempat pakan nampan digunakan pada fase brooding yang secara perlahanlahan diganti dengan tempat pakan gantung. Untuk mencegah pakan tumpah bentuk tempat pakan mempunyai bibir serta jeruji agar ayam tidak mengais pada tempat pakan; tinggi tempat pakan digantung tapi piringannya masih menempel di lantai; pengisian pakan sepertiga tinggi piringan. 3. Tempat minum Penyediaan air yang bersih dan dingin secukupnya merupakan hal yang utama untuk memperoleh pertumbuhan broiler yang baik. a. Tempat minum manual Tempat minum berupa long drinker atau round drinker harus digantung dan pastikan tinggi bibir tempat minum sejajar dengan bagian punggung ayam bila ayam bediri. Tempat minum ini harus memiliki sekurang-kurangnya 1 cm/ayam. b. Tempat minum otomatis Tempat minum yang banyak digunakan adalah tempat minum bulat baik manual maupun otomatis dengan bentuk menyerupai bel (automatic bell

drinker), Nipples, drink cups, hanging automatic waterer. Ketinggian tempat minum diatur setinggi punggung ayam,demikian pula tinggi air pada tempat minum yang diatur sesuai besar ayam. Pada tempat minum otomatis

kebutuhan tersebut bisa diatur dengan mudah.

c. Pengelolaan Kandang dan Peralatan Pasca Panen Diakhir masa pemeliharaan, semua ayam dikandang harus dikeluarkan dan seluruh semua aktivitas produksi berhenti. Masa tersebut dikenal dengan masa istirahat kandang atau masa kosong kandang. Pemeliharaan ayam broiler diatur dengan system all in all out (ayam masuk dan keluar secara bersamaan) yang bertujuan memotong siklus penyakit sehingga meminimalkan serangan penyakit pada periode berikutnya. Kegiatan persiapan kandang untuk menyiapkan kandang layak huni sebagai berikut: 1. Mengeluarkan sisa-sisa pakan. Sisa-sisa pakan tidak dapat digunakan untuk pemeliharaan periode selanjutnya, karena telah disimpan terlalu lama sehingga mungkin berjamur atau mengandung spora jamur. Selain itu kontaminasi penyakit mungkin sekali terjadi. 2. Litter dan kotoran segera dikeluarkan dari lingkungan kandang. 3. Semua peralatan dikeluarkan, dicuci atau dibersihkan kemudian didesinfeksi. 4. Debu maupun sarang laba-laba yang menempel pada atap dan dinding dibersihkan. 5. Bersihkan kotoran yang menempel pada celah-celah slat yang sulit dijangkau 6. Cuci seluruh bagian kandang dengan detergent, semprot dengan air bertekanan tinggi, bilas sampai bersih. Kotoran dan sabun dapat mempengaruhi kerja desinfektan 7. Bersihkan sisa-sisa kotoran dikolong maupun sekitar lingkungan kandang 8. Desinfeksi kandang 9. Setelah tahapan desinfeksi kandang selesai, saatnya istirahat kandang. Istirahat kandang minimal selama 14 hari dihitung mulai saat kandang didesinfeksi. Ayam pedaging komersil pada umumnya dipelihara secara intensif dengan system pemeliharaan ayam selalu dikandangkan dari mulai ayam datang sampai ayam siap

dipanen. Adapun syaratsyarat kandang yang baik agar social walfare ayam terjaga adalah : a. Dinding kandang dapat terbuat dari papan, bilah bambu, ram kawat. Dinding kandang tidak boleh terlalu rapat, hal ini dimaksudkan untuk keleluasaan sirkulasi udara kandang, dan tidak boleh terlalu jarang sehingga predator tidak dapat masuk kedalam kandang. b. Arah kandang sebaiknya membujur timur-barat. Hal ini dimaksudkan agar ayam tidak terlalu kepanasan, tetapi pagi hari masih dapat memperoleh sinar mata hari, c. Tinggi tiang tengah keatap minimal 6-7 meter dan tiang tepi minimal 2.5 3 meter, hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dalam kandang, lebar kandang maksimal 6-8 m. d. Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi bangunan beserta isinya dari hujan, panas matahari atau angin. e. Lantai kandang sebaiknya disemen kasar sehingga mudah dibersihkan dan akan mengurangi dari bahaya penyakit coccidiosis. Kapasitas kandang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan kebutuhan kandang karena erat hubungannya dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga berhubungan dengan iklim mikro kandang. Penggunaan kandang harus disesuaikan dengan kapasitasnya. Populasi yang terlalu padat menyebabkan ayam akan stress, sehingga menurunkan produksi, disamping ini juga akan berpengaruh pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang terlalu kecil akan menyebabkan kandang kurang efisien penggunaannya dan akan berpengaruh juga pada pertumbuhan bobot badannya yang kurang optimal disebabkan ayam banyak bergerak/ jalan-jalan. Kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu; a. Umur 1 hr -1 minggu = 40-50 ekor DOC/ m2 b. Umur > 7 hr- 2 minggu= 20-25 ekor ayam/ m2 c. Umur > 2 minggu 8-12 ekor ayam/m2

d. Lokasi

Pemilihan lokasi kandang. Lokasi kandang yang baik adalah: a. Sumber air bersih mudah diperoleh b. Topografi c. Tekstur tanah d. Sarana transportasi mudah terjangkau e. Sirkulasi udara lancar f. Jarak dari lingkungan perumahan penduduk tidak terlalu dekat

e. Lingkungan Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas dan produksi ternak yaitu: a. Temperatur b. Kecepatan angin c. Kelembaban d. Gas seperti ammonia e. Partikel udara f. Cahaya dan suara g. Hygiene Sedangkan faktor yang mempengaruhi iklim lingkungan kandang yaitu; a. Insulasi atap, dinding dan lantai kandang b. Ventilasi c. Pemanas d. Pendingin e. Cahaya f. Hygiene Tingginya kelembaban udara menyebabkan terhambatnya mekanisme pelepasan/ pembuangan panas tubuh atau penurunan beban panas yang dapat menimbulkan heat stress. Heat stress inilah yang menyebabkan penurunan produktivitas ternak. Selain itu mikroorganisme juga mudah berkembang, sehingga ternak lebih mudah terinfeksi bibit penyakit. Namun demikian kelembaban udara cukup tinggi. Pada daerah kondisi seperti ini intensitas serangan penyakit cukup tinggi. Ternak unggas bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan gas

karbondioksida serta air. Dalam hal ini apabila terlalu rendah kadar oksigen didalam kandang kondisi ini berhubungan dengan temperatur dan kelembaban kandang, maka akan perdampak pada produksi dan kesehatan ayam. Gas yang berbahaya dan beracun didalam kandang adalah Carbon- dioksida(CO2), Ammonia(NH3), Hydrogen Sulphide( H2S), Carbon monoxide(CO), dan Sulphur diokside(SO2). Untuk mengeliminir keberadaan konsentrasi gas berbahaya dalam kandang, maka perlu pengelolaan ventilasi kandang, temperatur, kelembaban, kepadatan kandang, dan pemanas kandang. Kontrol

kelembaban,kelembaban kandang yang ideal adalah 60-80%. Jika kelembaban terlalu tinggi akan menyebabkan alas kandang basah/wet litter, dan apabila kelembaban terlalu rendah maka kandang berdebu.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2011. Saatnya Rekonstruksi Kandang. Majalah Nasional Infovet Edisi Januari 2011. Murni, Centia. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Pemeliharaan Ayam Pedaging. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Indonesia Pramudiyati, Suci . 2009. Pedoman Peternakan Ayam Buras Indonesia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian . Sumatera Selatan : Indonesia Pramudiyati, Suci . 2009. Pedoman Peternakan Ayam Broiler. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian . Sumatera Selatan : Indonesia Pribadi, Hutomo S.2010. Kandang Unggas Untuk Mencegah Penularan Penyakit.Balai Besar Peningkatan Produksi Pertanian, Jakarta : Indonesia

Anda mungkin juga menyukai