G9911112098
Candrika G9911112033
1. PENGANTAR
Karsinoma nasofaring (KNF)
Jenis karsinoma sel skuamosa non limfomatosa, terjadi pada lapisan epitel nasofaring. menunjukkan berbagai tingkat diferensiasi sering terjadi pada resesus faringius (Fossa Rosenmuller), posteromedial ke arah kruris medial pada pembukaan tuba Eustachius di nasofaring [1].
1. PENGANTAR
Karsinoma nasofaring (KNF)
Berbeda dari kanker kepala dan leher lain dalam hal: etiologi, epidemiologi, patologi, presentasi klinis, dan respon terhadap pengobatan [2].
1. PENGANTAR
1. PENGANTAR
Karsinoma nasofaring (KNF) Di luar wilayah endemik Asia Tenggara, KNF jarang terjadi, hanya kurang dari 1/1, 000,000 orang [3]. Di Amerika Utara, KNF menyumbang sekitar 0,2% dari seluruh keganasan, dengan sekitar 0,5-2 kasus per 100.000 laki-laki dan sekitar sepertiga dari jumlah itu terjadi pada wanita [4-6].
1. PENGANTAR
Karsinoma nasofaring (KNF) Insiden KNF dilaporkan tetap tinggi pada orang China yang beremigrasi ke Asia Tenggara atau Amerika Utara, namun lebih rendah pada orang China yang lahir di Amerika Utara dibandingkan yang lahir di Cina Selatan [7, 8]. Temuan ini menunjukkan bahwa faktor genetik serta lingkungan memainkan peran dalam penyebab penyakit [9].
1. PENGANTAR
Karsinoma nasofaring (KNF) Pengobatan utama KNF adalah radioterapi, Tetapi, hasil pengobatan untuk KNF stadium lanjut belum memuaskan. Hal itu menjadi fokus dari kajian ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang KNF, terutama wawasan baru tentang deteksi dini KNF.
Beberapa hubungan telah dijelaskan tentang frekuensi dari antigen leukosit manusia (HLA) kelas I gen dalam populasi tertentu dan risiko berkembangnya KNF. Sebagai contoh, peningkatan risiko KNF diamati pada individu dengan alel HLA-A2, khususnya HLA-A0207 [31]. Studi terkini yang menjelaskan hubungan genome, menegaskan keterlibatan molekul HLA pada generasi KNF [32, 33]. Gen seluler terhadap perubahan yang juga berkontribusi terhadap pengembangan KNF, terutama inaktivasi gen supresor tumor, SPLUNC1, UBAP1, BRD7, Nor1, NGX6, dan LTF [34].
3. PATOLOGI
Karsinoma nasofaring (KNF) Pada tahun 1978, pedoman klasifikasi histologis yang diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan KNF menjadi tiga kelompok: tipe 1 (keratinizing karsinoma sel skuamosa), tipe 2 (nonkeratinizing karsinoma), dan tipe 3 (Karsinoma tidak terdiferensiasi).
3. PATOLOGI
3. PATOLOGI
Karsinoma sel skuamosa (keratinizing karsinoma sel skuamosa, tipe 1 dari klasifikasi sebelumnya) Karsinoma terdiferensiasi
Pada 1991 klasifikasi WHO membagi karsinoma nasofaring menjadi dua kelompok:
Nonkeratinizing karsinoma (tipe 2 dan 3 dari klasifikasi sebelumnya digabungkan menjadi satu kategori).
3. PATOLOGI
Karsinoma nasofaring (KNF) Klasifikasi ini lebih berlaku untuk penelitian epidemiologi dan juga telah terbukti memiliki makna prognostik. Karsinoma tidak terdiferensiasi memiliki tingkat kontrol tumor lokal yang lebih tinggi dengan pengobatan dan insiden yang lebih tinggi terhadap metastasis jauh dibandingkan karsinoma terdiferensiasi [36, 37].
3. PATOLOGI
Karsinoma nasofaring (KNF) Data menunjukkan proporsi yang lebih tinggi pada keratinizing karsinoma sel skuamosa antara semua KNF di daerah nonendemis dibandingkan dengan daerah endemis. Beberapa penelitian melaporkan bahwa jumlah karsinoma sel skuamosa sekitar 25% dari semua KNF di Amerika Utara, tetapi hanya 1% di daerah endemik; sedangkan jumlah karsinoma tidak terdiferensiasi untuk 95% dari semua kasus di daerah insidensi, tetapi hanya 60% kasus di Amerika Utara [9, 10, 38].
CT Scan
4. TERAPI AWAL
Karena tingginya insidensi metastasis kelenjar servikal, radiasi leher profilaksis dianjurkan bahkan pada kasus N0.
4. TERAPI AWAL
Penelitian terbaru: penambahan kemoterapi meningkatkan hasil terapi pada pasien KNF.
Terdapat peningkatan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun dengan adanya penambahan kemoterapi
Namun masih terdapat perdebatan tentang efektivitas penambahan kemoterapi ajuvan
Namun belum ada skrining serologis yang memuaskan karena rendahnya tingkat sensitivitas dan spesifisitas Deteksi gen EBV pada swab nasofaring dari pasien yang memiliki gejala terbukti cukup prediktif pada kasus KNF
Orang dewasa otitis media serous unilateral yang tidak dapat dijelaskan diperiksa seksama untuk menyingkirkan KNF.
Ketika KNF dicurigai dengan kuat, pemeriksaan pencitraan dan/atau biopsi mukosa nasofaring dianjurkan meskipun permukaan mukosa tampak normal.
FDG-PET
Inspeksi flexible fiberscope -> peran utama follow Pemeriksaan -Meningkatkan klinis sensitivitas & imaging diagnostik studies pada endoskopi (flexible Dapat membedakan lesi rekurens dari perubahan -up MRI lebih baik dalam mendeteksi abinormaitas fiberscope, -> karakter NBI, jaringan MRI, FDG-PET) radiasi seperti nekrosis jaringan, fibrosi, edema Reaksi mukosa pada radioterapi menghambat soft tissue dibanding CT-scan -Mukosa letak superficial dapat terdeteksi dx -> -MRI Liu et& kerak al 2-3 -> bulan sensitivitas deteksi lesi KNF (sekret menutupi mucosa nasofaring) dilakukan setelah initial nonangiogenetik, proliferasi mikrovaskuar residual/rekurens: CT (76), MRI (78), PET dalam (95) treatment Lapisan submukosa dan lapisa yang lebih -> tiap 3-6 bulan posttreatment -Lin & wang melaporkan penggunaan NBI & - Konsumsi FDGpertama meningkat karena reaksi inflamasi sulit diidentifikasi flexible fiberscope selama 2 tahun ( tanda abnormalitas konevensional endoskopi berhasil mendeteksi lesi pada periode ) awal radioterapi stabil/berkurang KNF rekurens - jika tidak ada tanda kekambuhan dilanjutkan setiap 6-12 bulan
KESIMPULAN
Deteksi KNF pada stadium awal sulit karena gejalanya tidak spesifik
tes serologi - EBV digunakan sebgagai alat skrining pada pupulasi yang memiliki faktor resiko Biomarker molekular merupakan alat baru yang sedang diteliti untuk mendeteksi lesi awal KNF
KESIMPULAN
Reaksi mukosa postradiasi menyulitkan diagnosa pasti KNF
MRI masih merupakan modalitas utama yang digunakan untuk deteksi lesi KNF. Penggunaan PET dibenarkan apabilla pada pemeriksaan MRI tidak ditemukan kelainan Ketelitian klinisi dan pengetahuan masyarakat umum mengenai KNF berperan penting dalam diganosis dini penyakit ini
TERIMAKASIH