Anda di halaman 1dari 0

25

BAB III
LANDASAN TEORI


3.1. Definisi Initial Public Offering (IPO)
Foester (2001) dalam salah satu catatannya, IPOs:The Short and Long of What
We Know, menjelaskan bahwa IPO adalah salah satu event dalam pergerakan umur
perusahaan, di mana secara alamiah sebuah perusahaan akan berubah menjadi perusahaan
publik dari perusahaan private. IPO memberikan perusahaam beberapa keuntungan
misalnya tambahan capital untuk pertumbuhan perusahaan.
Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/IPO istilah Initial Public Offering (IPO), juga
sering disebut public offering adalah terminologi dalam dunia bisnis yang digunakan
ketika sebuah perusahaan mengeluarkan beberapa lembar saham kepada publik untuk
yang pertama kalinya. Kegiatan IPO bisa dilakukan oleh perusahaan kecil, perusahaan
yang baru muncul dan membutuhkan capital, bahkan dilakukan oleh perusahaan
privately-owned companies yang besar sekalipun.
Bapepam, dalam Undang-Undang Repulik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang
pasar modal menyebutkan bahwa yang disebut dengan public offering adalah aktivitas
yang dilakukan oleh issuer pada saat pertama kali menjual sahamnya ke publik
berdasarkan regulasi pemerintah yang berlaku.


26



Tahapan-tahapan yang biasanya dilalui oleh sebuah perusahaan adalah sebagai beirikut :

Gambar 3.1
Tipical souces of new venture financing
Source: Geddes, 2003

Menurut Geddes (2003, p. 1) ada tiga pihak utama yang berkepentingan terhadap
proses IPO, yaitu vendor, perusahaan dan investor.
Perusahaan
Dengan IPO perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
Memaksimalkan nilai perusahaan
Membangun kepemilikan yang lebih stabil dan lebih meluas
Self Financed
Friends and family
Early stage venture
Bank line of credit
Later stage venture
Bank long-term debt
Public Market
27



Membangun image perusahaan
Mempunyai fasilitas untuk bisa mendapatkan dana di masa yang akan datang.
Menjamin bahwa ada likuiditas yang lebih baik di secondary merket trading
Vendor
Ikut menikmati kesuksesan sebuah perusahaan yang IPO, biasanya dengan menahan
adanya perbedaaan harga yang cukup signifikan.
Investor
Memaksimalkan return atas share yang dimilikinya
Mempunyai kesempatan untuk membeli perusahaan yang cukup menarik
Mempunyai pilihan yang luas atas portfolio invetasinya


Gambar 3.2 Various IPO objective

Initial Public
Offering
Company
Maximize proceeds
Keep Investors happy with price incresed
Broad and stable ownership base
Raise company profile
Facilitate future financings

Investors
Maximize share performance
Acquire shares in sttarctive
company
Broaden investment portfolio



Vendor
Maximize proceeds
Maximize value of remaining
share
Be seen to be involved with
successfull deal
28



Brigham and Ehrhardt (2006 pg. 651) menjelaskan beberapa keuntungan dan
kerugian perusahaan yang melaukan IPO / go public.
Keuntungan go public adalah :
1. Meningkatkan likuiditas perusahaan dan mempermudah pemilik merealisasikan
keuntungannya.
Perusahaan yang masih private adalah tidak liquid, di mana apabila salah satu
pemilik ingin menjual sahamnya sangat sulit menemukan calon pembelinya yang
siap untuk melakukan transaksi dan tidak ada harga pasti yang wajar sesuai
dengan pasar.
2. Mempermudah pemilik mendiversifikasi.
Dengan menjual stock ke publik maka pada prinsipnya founder dapat membagi
tanggungan resiko yang ada pada dirinya kepada para pemegang saham yang lain.
3. Mempunyai kesempatan untuk mendapatkan dana lebih besar jika dibutuhkan.
Dengan go public maka perusahaan wajib mentaati seluruh aturan yang
disyaratkan oleh regulator (Bapepam), sehingga seluruh informasi penting yang
ada harus diungkapkan secara benar kepada publik. Hal ini akan membuat publik
tertarik untuk meng-invest dananya di perusahaan, sehingga sangat mudah bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana apabila dibutuhkan.
4. Mempunyai kesempatan untuk melakukan merger.
Dengan adanya stock yang tersedia di bursa maka terbuka kesempatan untuk
melakukan merger atau akuisisi terhadap perusahaan lain dengan cara
pembayaran menggunakan saham yang beredar.

29



5. Meningkatkan potensial market.
Banyak perusahaan mersakan bahwa mereka lebih mudah untuk menjual produk
dan jasa apabila sudah melakukan go public. Hal ini dikarenakan nama
perusahaan menjadi lebih terkenal.

Sementara itu beberapa kerugian go public adalah :
1. Biaya untuk penerbitan laporan.
Sebagaimana diketahui bahwa dengan proses go public maka perusahaan harus
mematuhi aturan yang dibuat oleh regulator (Bapepam). Termasuk kewajiban
menyampaikan laporan secara kuartal dan tahunan serta beberapa formulir yang
wajib diisi. Hal ini tentunya meningkatkan cost of reporting, terutama untuk
perusahaan yang relatif kecil.
2. Disclosure
Management sebuah perusahaan pada dasarnya sangat tidak suka apabila data-
data operasional perusahaan dilihat / diketahui oleh para kompetitornya. Juga
keterbukaan berapa saham yang dipegang oleh direksi, mayoritas pemegang
saham, salary executive. Namun dengan go public semua data-data tersebut harus
disajikan secara publik.
3. Inactive market / low price
Perusahaan-perusahaan yang relatif tidak besar biasanya akan mengalami resiko
perdagangan di bursa yang tidak atraktif, sehingga stock tidak begitu liquid
sehingga besar kemungkinan harga sebuah saham tidak menunjukkan nilai dari
saham tersebut.
30



4. Investor Relation
Untuk menjaga kesinambungan dengan para investor maka perusahaan harus
benar-benar me-maintain keberadaaannya. Sehingga kegiatan-kegiatan harus
dilakukan dalam rangkan menjaga kesinambungan dengan investor.

Menurut Tom Taulli (2004) setidaknya ada 5 hal yang ingin dituju sebuah
perusahaan yang ingin melakukan IPO, yaitu :
1. Prestige
Perusahaan yang melakukan go public pasti akan menunjukkan sebuah
perusahaan yang lebih bonafid daripada perusahaan private. Perusahaan ini dalam
perkembangannya di pasar saham akan selalu menjadi perhatian para investor
yang ingin melihat perkembangan harga saham atas perusahaan tersebut. Dengan
IPO juga otomatis menunjukkan adanya stabilitas perusahaan yang lebih baik
daripada perusahaan yang belum IPO.
2. Getting Rich
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan dana adalah melalui IPO. Dengan IPO
yang dibarengi dengan pelepasan saham di pasar, maka investor akan
berbondong-bondong untuk membeli saham ini. IPO biasanya menawarkan harga
yang murah dan diharapkan dapat mengalami perkembangan harga yang
siginifikan di hari-hari yang akan datang. Sebagai contoh pada tahun 1994, C.
Klaus menemukan Internet Services System (ISS) dari tempat riset di rumahnya.
Dia adalah student di Georgia Institute of Technology. Dia mendirikan
perusahaan sambil kuliah, kemudian dia membuat software yang disebut Internet
31



Scanner di mana software ini digunakan untuk mem-protect network. Klien
pertama perusahaan Italia hanya membyar US$ 1,000 atas software tersebut.
Kemudian dengan perkembangan perusahaannya pada tahun 1998 perusahaan C.
Klaus melakukan IPO, di mana Klaus memiliki 26.1 % of stock, di mana dari
hasil IPO pada umur 24 tahun dia mempunyai kekeyaan US$ 160 million. Sebuah
hasil yang sangat fantastis. Hal ini juga akan dialami oleh perusahaan yang
melakukan IPO, di mana pada umumnya perusahaan akan menjadi lebih kaya.
3. Cash Infusion
Pada umumnya IPO akan menaikkan cash perusahaan secara signifikan. Uang
tersebut bukan untuk dikembalikan namun dapat digunakan oleh perusahaan
untuk membangun fasilitas baru, membeli peralatan yang baru, untuk melakukan
research and development, melakukan expansi bisnis dan lainnya. Artinya dengan
IPO banyak kesempatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
4. Liquidity
Secara langsung dengan adanya IPO maka jumlah uang masuk ke perusahaan
juga semakin bertambah besar, hal ini juga menaikkan kemampuan likuiditas
perusahaan. Atas efek IPO biasanya bank-bank lebih confident untuk memberikan
pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan IPO, dan
beberapa bank juga berani memberikan perpanjangan waktu kredit dalam term
tertentu. Hal ini dikarenakan saham yang merupakan hasil IPO bisa menjadi
semacam jaminan dalam kerjasama dengan Bank tersebut. Di Indonesia apabila
perusahaan sudah melakukan IPO, maka perusahaan tersebut lebih mempunyai
nilai dimata para banker, karena likuiditasnya lebih baik daripada sebelum IPO.
32



5. Stock as currency
Salah satu keuntungan lain daripada IPO adalah perusahaan dapat menggunakan
saham sebagai currency untuk membeli / akuisisi perusahaan lain baik yang
sejenis maupun berbeda. Hal ini sangat sulit apabila masih sebagai perusahaan
private, yang mana umumnya mengalami kesulitan dalam hal likuiditas. Dan
biasanya perusahaan yang akan dibeli sahamnya sebagian juga lebih confident
apabila sahamnya dibeli oleh perusahaan yang sudah go public.

3.2. Tahapan IPO
Menurut Fakhruddin (2008) proses IPO dari masa persiapan hingga listing di
Bursa Efek dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) tahap :
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahapan ini
biasana perusahaan mengadakan RUPS. Setelah mendapat persetujuan
selanjutnya melakukan penunjukkan penjamin emisi, lembaga dan profesi
penunjang pasar modal seperti akuntan, notaris dll.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung (laporan
keuangan yang telah diaudit, pendapat dari konsultan hukum dan lainnnya)
menyampaikan pendaftaran kepada BKPM hingga Bapepam menyatakan
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Ini merupakan tiket untuk melakukan
Penawaran Umum di Pasar Perdana.
33



3. Penwaran Umum (Pasar Perdana)
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham
tersebut melalui agen yang ditunjuk. Masa Penawaran Umum sekurang-
kurangnya tiga hari kerja (masyarakat mengisis formulir pemesanan).
4. Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Setelah listing di Bursa Efek dan saham
diperdagangkan maka selanjutnya emiten akan menjalani kegiatan pelaporan atau
keterbukaan informasi. Keterbukaan informasi oleh emiten menjadi sumber
informasi bagi investor untuk mengambil keputusan berinvestasi baik jual, beli
atau menahan saham yang dipegangnya.
Secara skematis proses atau tahapan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
37



Sebelum Emisi -------------------------------------- Emisi ------------------------------------------- Sesudah Emisi

Intern Perusahaan BAPEPAM-LK Pasar Perdana Pasar Sekunder Pelaporan
1. Rencana Go Public
2. RUPS
3. Penunjukan :
Underwrite
Profesi
Penunjang
Lembaga
Penunjang
4. Mempersiapkan
dokumen-dokumen
5. Konfirmasi sebagai
Agen Penjual oleh
Penjamani Emisi
6. Kontrak
Pendahuluan dengan
Bursa Efek
7. Public Expose
8. Penandatanganan
Perjanjian

1. Pernyataan
Pendaftaran
2. Ekpose Terbatas di
Bapepam-LK
3. Tanggapan atas :
Kelengkapan
dokumen
Kecukupan dan
kejelasan
informasi
Keterbukaan
(aspek
hukun,akuntansi,
keuangan, dan
manajemen)
4. Komentar tertulis
dalam waktu 30 hari
5. Pernyataan
Pendaftaran
dinyatakan efektif

1. Penawaran oleh
Sindikasi Penjamin
Emisi dan Agen
Penjual
2. Penjatahan kepada
pemodal oleh
sindikasi Penjamin
Emisi dan Emiten
3. Pengembalian Dana
(Refund)
4. Distribusi Efek
kepada Pemodal

1. Emiten mencatatkan
sahamnya di Bursa
Efek
2. Perdagangan Efek fi
Bursa Efek

1. Laporan
Berkala,mis
lapoaran tahunan
dan tengah tahunan
2. Laporan Kejadian
Penting dan relevan,
misal
akuisisi,pergantian
direksi dan lainnya.


38

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Bab IX
disebutkan bahwa yang dapat melakukan penawaran saham perdana hanyalah
Emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam untuk
menawarkan atau menjual efek kepada masayarakat. Menurut pasal 74 ayat (1)
dijelaskan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya
Pernyataan Pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika
dinyatakan efektif oleh Bapepam. Persyaratan lain yang harus dipenuhi menurut UU
Pasar Modal dan Bapepem adalah :
- Laporan Keuaangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi untuk tahun buku terakhir.
- Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham.
- Jumlah pemegang saham minimal 20 pemodal (1 pemodal sekurang-kurangnya
500 saham).
- Emiten wajib mencatatakan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan
disetor penuh sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing
(maksimal 48 % dari jumlah saham yang tercatat di bursa).

3.3. CAPM Model (Capital Asset Pricing Model)
Dalam membicarakan masalah saham dan bursa maka tidak bisa dilepaskan
dengan masalah risiko. Salah satu metode yang sampai dengan saat ini masih
digunakan dalam menilai risiko sehingga dapat menghitung return dalam salah satu
instrumen adalah CAPM (Capital Asset Pricing Model). Menurut Bob Litterman and
the Quantitative Resources Group (2003) dijelaskan bahwa CAPM adalah salah satu


39
model matematika sederhana seperti scientific model dalam mengembangkan level
expected return different asset. Artinya dengan CPAM seseorang dapat menghitung
secara matematis berapa return yang seharusnya diperoleh sehingga investor merasa
puas dengan return tersebut apabila memegang salah satu portfolio yang ada.
Salah satu hal yang sulit dilakukan oleh investor adalah menentukan seberapa
besar portfolio harus dilakukan, apakah semakin besar portfolio semakin baik atau
justru semakin berisiko. Dalam teori ini disebutkan market dalam kondisi
ekuilibrium, market juga sangat efisien, semua investor memperoleh semua
informasi yang relevan sehingga investor dapat memaksimalkan return dan
meminimalkan gejolak (volatility). Disamping itu menurut Aswath Damodaran
(2002) CAPM mengasumsikan tidak ada biaya transaksi (transaction cost), semua
asset diperdagangkan dan investasi tidak ada batasannya (dapat melakukan transaksi
jual beli semampunya). Memang ini kondisi ideal sebuah pasar. Model ini
dikembangkan oleh Jack Treynor, William F. Sharpe, John Lintner, dan Jan Mossin
pada awal tahun 1960.
Sehingga secara perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut :
E (R
i
) = R
f
+
i
[ E (R
m
) R
f
]
Di mana : E (R
i
) = Expected return on asset i
R
f
= Risk-free rate
E (R
m
) = Expected return on market portfolio

i
= Beta of asset i

[ E (R
m
) R
f
] sering diartikan sebagai market premium atau risk premium
(perbedaan antara expected rate return dan risk free rate of return). Expected market


40
rate of return diukur dengan melihat rata-rata dari historical return pada market
portfolio tertentu.


Beta adalah salah satu unsur yang mewakili risiko yang ada di market atas beberapa
portfolio yang ada. Dalam penerapannya unsur Beta ini banyak dipengaruhi oleh
banyak hal dan merupakan standar deviasi dari risiko yang ada.

3.4 Cara menentukan nilai saham pada saat IPO
Dalam menentukan harga saham banyak hal yang dipertimbangkan, apalagi
pada saat IPO. Banyak kompromi yang harus dilakukan sehingga harga yang
ditawarkan ke pasar benar-benar telah mencerminkan kondisi yang optimal bagi
perusahaan. Salah satu metode yang umum dipakai dalam menentukan harga saham
adalah P/E ratio. Menurut www.en/wikipedia P/E ratio (proce-earning ration) dari
sebuah saham (sering juga disebut earning multiple, P/E atau PE) adalah ukuran


41
harga yang dibayar untuk sebuah saham di pasar dibandingkan dengan income atau
profit yang dihasilkan dengan per lembar sahamnya. Dengan kata lain P/E ratio
adalah perbandingan antara harga pasar saham per lembar dibagi dengan earning per
lembar sahamnya.
Dalam pasar modal semakin tinggi nilai P/E maka perusahaan tersebut semakin baik
dan otomotis juga risikonya tinggi, sedangkan yang P/E rendah menunjukkan hal
yang sebaliknya.
P/E = Market price per share /Earning per share.
Market price per share adalah harga tunggal saham di pasar dan Earning per share
adalah laba bersih perusahaan selama satu tahun (12 bulan) dibagi dengan jumlah
saham beredar saat itu. P/E ratio kadang juga dapat dihitung dengan total kapitalisasi
market dibagi dengan jumlah laba dalam jangka satu tahun.
Sebagai contoh saham A diperjualbelikan dengan harga US$ 24 dan diketahui
earning per share (jumlah income dibagi saham yang beredar) dalam 12 bulan
terakhir adalah US$ 3. Maka nilai P/E ratio adalah 24/3 atau 8.
Meskipun dalam penentuan harga bida mengacu kepada P/E ratio namun perlu
diketahui bahwa dalam perkembangan harga saham sangat ditentukan oleh
penawaran dan permintaan di pasar (supply and demand in market). Dan biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang termasuk pertumbuhannya
2. Risiko perusahaan dalam bisnisnya
3. Market sector atas bisnis sebuah perusahaan.



42

Sebagai bahan pertimbangan berikut kami sampaikan beberapa P/E perusahaan jasa
yang ada di dunia termasuk Indonesia.
- Yahoo. Sebagai pengguna internet tentu tidak asing dengan yahoo. Karena eforia
perusahaan dot kom pada saat itu, maka pelaku pasar mempunyai ekspektasi yang
berlebihan. Di mana pada tahun 2000 P/E yahoo mencapai 623 x yang mana pasar
memprediksi laba yahoo akan tumbuh 56 % persen dalam kurun waktu 10 tahun.
Kenyataannya tidak seperti itu, sehingga pada tahun 2007 P/E yahoo hanya 50 x
(meskipun tergolong tinggi).
Kita bisa melihat bahwa P/E adalah data yang penting bagi calon investor dalam
mempertimbangkan membeli sahan. Tapi satu hal yang sangat penting dalam analisa
ini adalah jangan menggunakan P/E rasio secara insindental, tetapi pelajari atau
analisa berdasarkan tren perubahan angka historisnya. Sebab, bisa jadi penurunan
laba bersih hanya bersifat sementara, setelah beberapa waktu akan kembali normal.
Evaluasi data secara historis juga mengeleminasi perubahan harga saham secara
mendadak di luar dukungan kinerja keuangan perusahaan. Sehingga sebuah
perusahaan yang P/E tinggi belum tentu perusahaan tersebut akan baik terus, karena
bisa jadi strategi kedepan perusahaan tersebut yang membuat perusahaan akan
mengalami penurunan laba. Sebaliknya sebuah perusahaan yang saat ini P/E nya
rendah mungkin dengan program ke depan yang baik akan memberikan prospek yang
sangat baik. Yang perlu dipahami adalah bahwa P/E dasarnya adalah harga pasar dan
bukan fundamental sebuah perusahaan.


43
3.5 Hutang (Obligasi) versus Equity (Saham)
Dalam memenuhi kebutuhan dana, perusahaan sebenarnya mempunyai 2
(dua) alternatif pembiayaan di pasar modal, yaitu menggunakan obligasi atau saham.
Menurut Hendy M. Fakhruddin (2008) dilihat dari sifat dan konsekuensinya,
pendanaan melalui pasar modal dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu hutang (debt)
dan modal sendiri (equity). Saham merupakan instrumen keuangan yang mewakili
kelompok equity, sedangkan obligasi mewakili pendanaan sebagai hutang. Kedua
instrumen di atas (saham dan obligasi) memiliki karakteristik yang berbeda dari sisi
pembiayaan usaha. Pilihan untuk menerbitkan saham memiliki alasan yang berbeeda
dengan keputusan untuk menertibkan obligasi. Beberapa perbedaan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :

Variabel Saham Obligasi
1.Term dan Kondisi :
Sifat Penyertaan Modal Hutang
Jangka Waktu Tidak Terbatas Terbatas
Instrumen Terbatas Variatif
Biaya Modal Dividen Kupon
Struktur Biaya Persentase Laba Bersih Fixed/Floating
Rating Tidak diperlukan Diharuskan


44
2. Aspek Hukum
Hak Suara Hak suara dalam RUPS
Tidak punya hak suara dalam
RUPS
Pailit
Hak klaim paling akhir atas
aseet perusahaan
Hak Klaim lebih dahulu atas
aset perusahaan
3. Aspek Pajak
Dividen yang dibayarkan
tidak mengurangi pajak
Kupon/Bunga dibayarkan
sebagai pengurang pajak
4. Jenis Aktiva Jangka Panjang Jangka Menengah/Panjang
5. Siklus Bisnis Fluktuatif Stabil
6. Risiko Aktiva Relatif Besar&Tidak Pasti Relatif Kecil

3.6 Pengalaman IPO beberapa perusahaan
Berikut kami sampaikan contoh beberapa perusahaan yang telah melakukan
IPO dan menggunakan dana IPO untuk berbagai tujuan.
Google
Perusahaan ini didirikan pada Januari 1996 oleh Larry Page dan Sergey Brin,
keduanya adalah mahasiswa yang sedang mengambil gelar Ph.D. Google adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan media online. Setelah
mengembangkan perusahaannya pada Oktober 2003 mereka mulai mendiskusikan
rencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO), di mana pada saat itu ada
tawaran dari Microsoft untuk melakukan partnership atau merger. Namun pada


45
Januari 2004 Google memilih melakukan IPO dengan menggandeng konsultan
Morgan Stanley dan Goldman Sach Group di mana dana yang direncanakan diperoleh
dari IPO sekitar US$ 4 billion.
Pada 29 April 2004 Google mulai melakukan proses IPO dengan melengkapi
beberapa formulir yang diminta oleh SEC (Securities and Exchange Commisions).
Akhirnya Google melepas saham dalam IPO pada 19 Agustus 2004 dengan total
saham yang ditawarkan 19.605.052 dengan harga US$ 85 per lembar di mana pada
akhir hari pertama perdagangan harganya ditutup pada US$ 100.34 per lembar saham.
Perusahaan ini listed di NASDAQ dengan simbol GOOG. Sebagian besar kontrol
masih berada dalam Google. Penjualan pada saat IPO mencapai US$ 1.67 billion
namun market capitalization yang dicapai oleh Google lebih dari US$ 21 billion.
Sehingga pada saat itu karyawan Google menjadi kaya mendadak. Setelah IPO saham
Google mengalami peningkatan empat kali lipat. Pada IPO Google membagi saham
menjadi 2 kelas yaitu Kelas A dan B di mana yang membedakan adalah kekuatan
suara dalam pengambilan keputusan.
Pada 18 Agustus 2005 (satu tahun setalah melakukan IPO) Google akan menawarkan
saham sebanyak 14.159.265 untuk mendapatkan dana tambahan. Google mengatakan
bahwa danda hasil penawaran kedua ini digunakan untuk akuisisi beberapa bisnis
yang berhubungan, pengembangan tehnologi dan asset yang lainnya.

Amazone
Ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang yang penjualan buku
secara online. IPO dilakukan pada 31 Desember 1996 di mana direncanakan IPO


46
dapat mendapatkan dana sebesar US$ 33.9 juta dengan total saham 2.5 juta.
Underwriter yang ditunjuk adalah Deutsche Morgan Grenfell. Saham di listing di
NASDAQ dengan kode AMZN. Menurut Amazone dana dari IPO akan digunaan
untuk mengantisipasi operating loss, capital expenditure dan beberapa tujuan
perusahaan yang lain. Perusahaan pada saat itu membukukan loss US$ 2.3 juta
meskipun lebih kecil apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar US$
2,4 juta. Dana hasil IPO memang benar-benar akan dimanfaatkan untuk
menanggulangi operating loss yang terjadi.
Pada Januari Amazone melakukan kontrak kerjasama dengan America Online untuk
menjadi penjual buku exclusive di web site yang ada. Di mana juga strategi operasi
untuk memeberikan diskon pada web tersebut.

General Motor
Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan mobil yang sudah sangat lama berdiri.
Berpusat di Detroit dan didirikan setelah perang dunia ke-2 yaitu tahun 1938 dengan
nama GM Diesel Division. Dengan berjalannya waktu dan kebutuhan untuk
pengembangan maka GM melakukan IPO pada tahun 1993 di mana dengan IPO bisa
meningkatkan market share sampai dengan 33 % dalam beberapa tahun di mana
sebelumnya hanya 3 %. Perusahaan ini listed di New York Stock Exchange dengan
simbol DDC. Dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan IPO GM menggandeng
beberapa perusahaan besar Morgan Stanley, Goldman, Sachs, Merrill Lynch,
Broadpoint Capital and Lazard Capital sebagai underwriters. Pada bulan Oktober
tahun 2000 salah satu produsen mesin alat berat DymlerChrysler membeli seluruh


47
saham yang masih beredar sehingga menjadi pemilik mayoritas General Motor, dan
General Motor saat ini menjadi salah satu anak perusahaan DaimlerChrysler.

Bumi Resouces
Bumi Resources adalah salah satu perusahaan terdepan di bidang pemanfaatan
sumber daya alam di Indonesia, yang bergerak dalam bidang minyak, gas bumi,
pertambangan mineral dan batubara. Perseroan menjadi perusahaan terbuka setelah
melakukan penawan umum saham perdana pada tahun 1990, di mana sekarang
sahamnya telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perusahaan
ini termasuk salah satu perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan. Menurut www.bhaktisecurities.com kinerja yang ditampilkan bumi
adalah sebagai beirkut :



48
Menurut data tersebut pergerakan harga saham dan market capitalization adalah
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai