Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH PENGAUDITAN SEKTOR PUBLIK

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN PADA NERACA PEMERINTAHAN

Dosen Pembimbing :

Drs. Ikhsan Budi R.,M.Si.,Ak.


Penyusun : 7 SA-ASX-1 03 14 26 35 42 45 Taufan Muftian A. Denny Susanto Teguh Arfianto Arofah Artimaharani Ronny Januar K. Abdu Fadjar B. (0910105783) (1010106395) (1010106765) (1010106924) (1010106937) (1010107028)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2013

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN PADA NERACA PEMERINTAHAN

Kewajiban mencakup utang yang berasal dari pinjaman, utang biaya, dan utang lainnya yang masih harus dibayar. Serta, Kewajiban pemerintah dapat timbul dari pengadaan barang dan jasa atau gaji yang belum dibayar, yang pelunasannya akan dilakukan dengan pengeluaran belanja pemerintah. Kewajiban pemerintah dapat juga timbul dari keharusan membayar kembali penerimaan pembiayaan yang berasal dari pinjaman dalam negeri (obligasi), pinjaman lembaga internasional, pemerintah lain, atau lembaga keuangan dalam Negeri. Contoh kewajiban antara lain utang kepada pemerintah pusat, utang kepada entitas pemerintah lain, dan utang perhitungan fihak ketiga. . Akuntansi kewajiban meliputi pengakuan, pengukuran, serta pelaporan dan pengungkapan seluruh transaksi kewajiban yang menyebabkan timbulnya utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk perlakuan atas estrukturisasi utang, penghapusan utang dan kapitalisasi biaya pinjaman. Pada akuntansi berbasis kas murni kewajiban pada umumnya hanya terbatas pada pinjaman jangka pendek yang berupa uang muka dari kas negara dan perhitungan fihak ketiga. Hal ini terjadi karena berlakunya basis kas pada penganggaran, yang praktek pelaksanaan anggaran belanjanya selalu menekankan agar entitas tidak melakukan pengadaan pada menjelang batas akhir tahun anggaran, atau tidak melakukan pengadaan bila tidak tersedia anggaran belanjanya, karena akan berkonsekuensi pelaksanaan pembayaran baru dapat dilakukan pada tahun anggaran berikutnya. Namun demikian, tidak dapat dihindari adanya belanja yang pembayarannya masih terutang, misalnya dalam hal terjadi bencana alam atau keadaan darurat pada akhir tahun anggaran yang memerlukan penanggulangan dan penanganan segera dengan melalui pengadaan barang dan atau jasa, walaupun anggaran untuk itu tidak atau kurang cukup tersedia. Klasifikasi Kewajiban Kewajiban pemerintah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

1) Kewajiban Jangka Pendek Menurut paragraf 11 PSAP 09, kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek antara lain terdiri dari: 1) Utang kepada Pihak Ketiga Utang kepada Pihak Ketiga berasal dari kontrak atau perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar. 2) Utang Bunga Utang Bunga timbul karena pemerintah mempunyai utang jangka pendek yang antara lain berupa SPN, utang jangka panjang yang berupa utang luar negeri,utang obligasi negara, utang jangka panjang sektor perbankan, dan utang jangka panjang lainnya. Atas utang utang tersebut terkandung unsur biaya berupa bunga yang harus dibayarkan kepada pemegang surat-surat utang dimaksud.

3) Utang Perhitungan Fihak Ketiga Utang PFK menurut PSAP 09 paragraf 5 adalah utang pemerintah kepada pihak lain yang disebabkan kedudukan pemerintah sebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Iuran Askes, Taspen dan Taperum. 4) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian utang jangka panjang baik pinjaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. 5) Utang Transfer Dana yang berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan pada daerah- daerah lain untuk mendukung penerapan desentralisasi di sejumlah daerah. 6) Utang Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; 7) Utang Jangka Pendek Lainnya, meliputi Utang Biaya dan Pendapatan Diterima Dimuka.\ Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk akun Pendapatan Diterima Dimuka adalah sebesar kas yang telah diterima tetapi sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian barang/jasa belum diserahkan oleh pemerintah. 2) Kewajiban Jangka Panjang Sebagaimana disebut dalam kalimat kedua dari paragraf 11 PSAP 09, kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang antara lain terdiri dari: 1) Utang Luar Negeri Utang luar negeri atau biasa dikenal dalam istilah pemerintahan sebagai pinjaman luar negeri merupakan salah satu instrumen yang diambil oleh pemerintah dalam upaya menanggulangi defisit anggaran 2) Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang dalam negeri sektor perbankan merupakan utang jangka panjang yang berasa dari perbankan dan diharapkan akan dibayar lebih dari dua belas bulan setelah tanggal neraca. Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Jangka Panjang yang bersumber dari lembaga keuangan bank yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. 3) Utang Dalam Negeri-Obligasi Obligasi Negara adalah salah satu jenis Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan imbalan bunga tetap (fixed rate / FR) atau dengan imbalan bunga secara variabel (variable rate / VR). Sesuai kebutuhan pemerintah dalam hal pembiayaan/pendanaan, obligasi negara dapat diterbitkan dalam mata uang rupiah ataupun dalam valuta asing. 4) Utang Pembelian Cicilan Utang cicilan adalah kewajiban yang timbul karena perolehan barang/jasa pemerintah dilakukan dengan membayar secara angsuran 5) Utang Jangka Panjang Lainnya.

Utang jangka panjang lainnya adalah utang jangka panjang yang tidak termasuk pada kelompok Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, Utang Dalam Negeri Obligasi dan Utang Luar Negeri, misalnya Utang Kemitraan Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Tujuan prosedur Audit kewajiban adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. 2. Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. 3. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup jumlahjumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas bulan) dan lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 4. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. 5. Kewajiban diakui/dicatat jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur. 6. Kewajiban dapat timbul dari : a) transaksi dengan pertukaran (exchange transaction); b) transaksi tanpa pertukaran (non exchange transaction), sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan belum lunas dibayar sampai dengan tanggal pelaporan; c) kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events); d) kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledgement events). 7. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran dalam mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru.

Dokumen yang Diperlukan : 1. Laporan rekapitulasi kewajiban; 2. Dokumen tagihan; 3. Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); 4. Memo Penyesuaian Kewajiban; Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atau dokumen lain yang dianggap sah. Langkah-langkah Audit Kewajiban ASERSI Kelengkapan Kepemilikan Prosedur Audit Kewajiban Akurasi Penyajian & Pengungkap an X X X Keberadaan Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Pastikan bahwa saldo Kewajiban di Neraca telah sesuai dengan laporan rekapitulasi kewajiban dari unit teknis dan bahwa seluruh akun Kewajiban yang dikelola oleh unit teknis telah disajikan dalam LRA, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke laporan rekapitulasi kewajiban. X X

Lakukan uji petik atas transaksi Kewajiban dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah didukung dokumen yang sah, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen yang terkait (misalnya dokumen tagihan, SPM dan SP2D). X X

Referensi : Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta

Penilaian

Anda mungkin juga menyukai