Anda di halaman 1dari 53

BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT.

Semen Tonasa (Persero) merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang industri semen di Indonesia, memiliki empat unit pabrik, yaitu Unit Tonasa I, II, III dan Unit Tonasa IV. Khusus pabrik II untuk memenuhi target produksi semen Tonasa sebesar 4. !!."4# ton pertahun, maka untuk memenuhi target tesebut dilakukan upaya peningkatan produksi bahan baku semen pada pabrik unit II. Salah satu bahan baku pokok pembuatan semen yaitu batugamping, dengan demikian untuk memenuhi target produksi batugamping tersebut maka dilakukan penambangan dengan $ara peledakan, hal ini dilakukan karena batu gamping yang tersingkap di %uarry mempunyai bentuk &isik yang keras dan struktur batuan yang ber'ariasi. Target produksi batugamping yang diren$anakan (!.)#" ton*hari, dengan ukuran pragmentasi batugamping !# $m. +lat pemboran yang digunakan yaitu ,enis &uruka-a ./0 (#"" 12 +tlas yang dilengkapi dengan $ompressor sebagai tenaga penggeraknya. 2iameter bit 4,# in$h dan pana,ng stell alat bor 4,3# m. Penambangan batugamping ini harus dilakukan dengan baik yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan ker,a yang tinggi, lokasi yang disertai dengan struktur berongga yang ber'ariasi serta tebing yang $uram akan mempersulit penambangannya. Penambangan batugamping dilakukan dengan sistem tambang terbuka yaitu 4uarry harus dilakukan dengan sebaik mungkin untuk menghasilkan ukuran material yang diinginkan, dengan demikian geometri peledaknya harus memenuhi kriteria yang teren$ana.

1.2 Tujuan Penelitian Tu,uan yang ingin di$apai dalam kegiatan ini adalah 5 (. 6elihat se$ara langsung kondisi di lapangan yang berkaitan dengan karakteristik batugamping yang akan ditambang 3. 6engamati kegiatan penambangan batugamping yang meliputi kegiatan pola pemboran,peledakan,pemuatan,dan produksi pengangkutan terutama /y$le timenya,

pemboran serta kedala yang menghambat ke$epatan pemboran untuk memenuhi target

I-1

. 6engamati se$ara langsung pola peledakan dan geometri peledakan yang meliputi 5 burden, spa$ing, kedalaman, sub7drilling dan keadaan lokasi di sekelilingnya. 4. 6engamati $ara pengisian bahan peledak, penempatan detonator , dynamit, dan pengisisn stemming #. 6engamati $ara merangkai peledakkan yang benar, penempatan delay (-aktu tenggang peledakkan) ). 6enghitung produksi peledakkan sekali peledakkan dengan ,umlah lubang yang akan diledakan !. 6engamati hasil peledakkan yang ter,adi apakah sesuai ren$ana atau tidak, melihat kondisi batuan yang ada

1.3 Metode Penelitian a. Teknik Pengambilan 2ata Teknik pengambilan data yang penulis lakukan adalah dengan metode obser'asi yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan se$ara sistematis dengan prosedur yang terstandar melalui pengamatan, pengukuran dan perhitungan kegiatan pemboran dan peledakan dengan batasan sebagai berikut 5 7 7 7 7 7 Kegiatan pemboran yaitu mengamati pola pemboran dan $y$le time pengeboran Kegiatan peledakan yaitu mengamati pola peledakan dan mengukur geometri peledakan 6engamati dan mengukur &ragmentasi o'ersi8e hasil ledakan 6etode statistika yaitu suatu metode pengolahan data dengan menggunakan rumus statistik 6etode reduksi yaitu pengolahan data dengan $ara bertitik tolak dari &akta atau peristi-a7peristi-a yang khusus dari suatu masalah, kemudian menarik suatu kesimpulan yang bersi&at umum. $. Teknik analisis data yaitu 5 7 7 Persiapan adalah menge$ek kelengkapan data dan pengisian data Tabulasi adalah memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan b. Teknik pengolahan data meliputi 5

I-2

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 ejara! ingkat Berdirin"a PT. e#en Tona$a PT Semen Tonasa (Persero) mempunyai empat unit pabrik masing7masing yaitu 5 Semen Tonasa Unit I, II, III dan IV. Pabrik Semen Tonasa I terletak di desa Tonasa Ke$amatan 9alo$$i Kabupaten Pangkep, mulai berproduksi se,ak tahun (:); dengan kapasitas ((".""" ton*tahun. Pelaksanaan sur'ey dilaksanakan pada tahun (:)" oleh 9ank Industrialisasi <egara (9apindo) dengan 9iro Industrialisasi 2epartemen Perindustrian dan Pertambangan (2ir,en Industri Kimia 2asar). +tas dasar hasil sur'ay tersebut maka tanggal ( =uni (:)" ditandatangani kontrak antara Tenko 1>po $ekoslo'akia dan diikuti pelaksanaan sur'ey yang mendalam mengenai letak deposite bahan baku pabrik. 6engingat akan kebutuhan Semen Tonasa untuk pembangunan di ?ilayan Indonesia Timur yang semakin berat bila dibandingkan dengan produksi semen pabrik unit I yang sangat terbatas, maka dirintislah usaha untuk membangun pabrik Semen Tonasa unit II. Tahap I dimulai tanggal (: +pril (:!#, dengan dilakukan suatu studi kelayakan oleh Team 2y$kerho&& Semen ?ork +g dari =erman 9arat, dari hasil studi tersebut didapat kesimpulan bah-a pembangunan pabrik Semen Tonasa unit II memebuhi syarat. Pabrik ini terletak di desa 9iring 1re, Ke$amatan 9ungoro Kabupaten Pangkep mulai berproduksi se,ak tahun (:!: dengan kapasitas #:".""" ton*tahun. Peresmian pabrik ini dilakukan oleh 9apak Presiden Soeharto pada tanggal 3; @ebruari (:;". Pabrik semen Tonasa unit III terletak pada area yang sama dengan pabrik Semen Tonasa Unit II dan mulai berproduksi pada tahun (:;#, dengan kapasitas produksi #:".""" ton *tahun. 9entuk badan hukum berdasarkan Kepres <o. #4 tahun (:!( dengan merubah status perusahaan dari proyek semen Tonasa men,adi perusahaan umum Semen Tonasa. Tapi atas dasar Kepres <o. ( tahun (:!# berubah lagi statusnya dari perusahaan umum men,adi PT. Semen Tonasa (Persero). Status ini mulai berlaku sesuai +kta <otaris .. 9abasa 2g. Aolo tanggal : =anuari (:!). Pabrik Semen Tonasa unit IV berdampingan dengan Tonasa unit II, dan unit III mulai berproduksi pada tahun (:)) dengan kapasitas . "".""" ton*tahun. Pembangunan dilakukan dengan s-akelola yang mana +nalisa I-3

6engenai dampak Aingkungan (+62+A) beker,a sama dengan Uni'ersitas .asanuddin. Selain itu dilakukan pengadaan PTB (9oiler Turbin Benerator) untuk kebutuhan generator listrik sendiri dengan kapasitas 3 > 3# 6?.

2.1

%eogra&i Aokasi ker,a praktek terletak di desa 9iring 1re, Ke$amatan 9ungoro Kabupaten Pangkep

2.1.1 Loka$i dan 'e$a#(aian Daera! dengan ,arak sekitar !3 Km kearah utara Kotamadya 6akassar kemudian ke 9ingere C (" Km ke arah timur, (lihat gambar 3.().dari pengamatan bungoro 7 pangkep Aetek geogra&is daerah Tonasa pada umumnya sama dengan daerah Pangkep dan sekitarnya, yaitu antara 4o 4(D 4"E sampai 4o #:D "E Aintang Selatan dan ((:o 3:D 4:E sampai ((:o 4!D 4"E 9u,ur Timr. Aetak geogra&is ini menun,ukan daerah Tonasa (Pangkep) termasuk daerah berikli tropis. Auas keseluruhan daerah yang dimiliki oleh PT. Semen Tonasa (Persero) adalah ;): .a, belum termasuk pabrik Semen Tonasa unit I (. Aokasi Industri pabrik pengelolaan Semen, perumahan, pelabuhan, dan lain7lain seluas #: .a 3. Selain itu ;(" .a sebagai $adangan bahan baku Semen yang terbagi atas 3)#, ; .a batukapur. Kondisi ,alan untuk men$apai lokasi Pabrik pada umumnya adalah beraspal baik sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat pada ruas ,alan antara 6akassar F Pare7 pare, dengan -aktu tempuh sekitar !" menit. 2ari lokasi pabrik menu,u lokasi penambangan ber,arak ( 7(,# km ke arah Timur, dilalui dengan menggunakan ,alan tambangmenu,u G%uarryE. Penambangan dilakukan di G%uarryE betugamping yang terdiri dari dua likasi yaitu 5 G%uarryE + yang terletak di sebelah utara pabrik yan berhadapan dengan G/rusherE unit III dan %uarry 9 terletak di sebelah Timur lokasi pabrik yang berhadapan dengan /rusher unit II dan IV. Saat ini PT Semen Tonasa melakukan penambangan batugamping pada %uarry + untuk menyediakan bahan baku ntuk pabrik unit III dan %uarry 9 yang dibagi dalam delapan -ilayah ker,a yaitu 5 %uarry 9(, 93, dan 9 untuk menyediaka bahan baku pabrik unit II, sedangaka %uarry9H, 9#, 9), 9!, dan 9; untuk menyediakan bahan baku pebrik unit IV. Auas areal penambangan batugamping C 3(4 .a. I-4

4o 46

119 o 33

119 o 34

119 o 35

119 o 36

119 o 37

119 o 38

119 o 394o 46

4o 47

4o46 54

Desa Biringer e

4o46 54 4o 47

4o47 34

4o47 34

4o 48

4o 48

4o 49

4o 49

4o 50

4o 50

K!T!# AN AN IBUKOTA
PAN K!P K!&' BUN O#O D!"A BI#IN !# ! $OKA"I TA%BAN

4o 51

119 o 33

119 o 34

119 o 35

119 o 36

119 o 37

119 o 38

4o 51 119 o 39

Sumber : Depertemen litbang PT Semen Tonasa

%a#)ar 2.1 Peta Loka$i e#en Tona$a

2.2.2 Ikl# dan *ura! Hujan Seperti halnya daerah F daerah di Indonesia, daerah Pangkep dan sekitarnya ,uga tergolong beriklim tropis dimana setiap tahunnya dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim hu,an. Suhu udara permukaan menun,ukkan angka yang ber'ariasi, antara 3; F 4 /. /urah hu,an di ka-asan pabrik Semen Tonasa diukur sendiri oleh perusahaan peren$anaan dan persiapan tambang (PPT) PT Semen Tonasa. 2ata $urah hu,an tahun 3"" 7 3""! ( Tabel 3.() menun,ukkan bah-a musim hu,an hanya ter,adi dari bulan Iktober F 6aret, Sedangkan musim kemarau ter,adi dari bulan +pril F September. 2ari data tersebut terlihat bah-a $urah hu,an tahunan tertinggi ter,adi pada bulan ,anuari 3""! yaitu #; ,"! mm dengan hari hu,an 3; hari.

I-5

Tabel 3.( 2ata /urah .u,an (/.) dan .ari .u,an (..) di GPlant SiteE PT. Semen Tonasa 9iring 1re Tahun 3""4 F 3""! TAHUN No ( 3 Bulan =anuari @ebruari 6aret 4 # ) ! ; : (" (( (3 +pril 6ei =uni =uli +gustus September Iktober <opember 2esember /. 2++, /. .. :!3," (( 4 ):4,) 3" 3 43 ,3 (; # 43 ,: ( ) ((",4 (" ; :#,#; # )#,#! ", 3 " 3);,# ! 4 ;," 4;!,3 # ( " ; (; 3) 2++/. .. 43!,# ():,: ( 4, ; 33),) ; #,!; ),4" (3#,: ) (!,;) " ", # ) 3;4,4 4 4:!,3 ) (; ( (" # # 4 ! : " " 34 3; 2++. /. .. #; ,"! () #;,)! #(,) (# (" 2++/ /. .. :!3," 33 4 ):4,) (; 3 43 ,3 (4 # 43 ,: 4 ) 33),) ! ; #,!; : ),4" (3#,: ) " " #),# ( #; ," ! 3 " " () 3;

((",4; : :#,#; )#,#! #(,) " " " " ,# ) 4 3 " " " (:

3;4,44 34

Sumber : Pusat pengendalian operasi II dan III PT Semen Tonasa

Keterangan 5

5 /urah hu,an (mm) dan .. 5 .ari hu,an (mm).

I-6

2.2.3 0egeta$i Pada lokasi penambangan batugamping dan tanah liat terdapat ,enis tumbuh7tumbuhan tropis mulai dari semak7semak hingga pohon7pohon yang berdiameter $ukup besar seperti pohon ,ambu mente, pohon mangga, pohon asam, dan beberapa tumbuhan kayu ,enis lainnya yang tumbuh subur di sekitar daerah lokasi pertambangan. 2.2., To(ogra&i 2aerah penambangan batugamping pada PT Semen Tonasa unit I, II, III, dan IV merupakan rangkaian perbukitan meman,ang dari Utara ke Selatan dengan tebing ang sangat ter,al, mempunyai ketinggian berkisar antara #" meter F 34" meter di atas permkaan air laut. Kondisi daerah tersebut merupakan perbukitan yang ditumbuhi oleh semak belukar dan pepohonan yang tingginya antara ( F 3" meter. Ketebalan lapisan tanah daerah ini antara ",# F (," meter. 2.3 'ondi$i %eologi Kondisi geologi di PT. Semen Tonasa II, III, IV ditun,ukkan oleh keadaan geomor&ologi dan stratigra&i. 2.3.1 %eo#or&ologi 1egional Topogra&i daerah Pangka,ene dan ?atampone bagiann 9arat terdapat dua baris pegunungan yang meman,ang hampir se,a,ar pada arah Utara 9arat Aaut dan terpisahkan oleh lembah sungai ?alanae. Pegunungan di bagian 9arat menempati hampir setengah luas daerah, melebar di bagian Selatan sepan,ang C #" km dan menyempit di bagian Utara sepan,ang C 33 km. pun$ak ketinggianya ():4 m, sedangkan ketinggian rata7rata (#"" m. di lereng 9arat dan beberapa tepat di lreng Timur terdapat adanya 9atugamping. Pegunungan yang di bagian Timur relati& lebih sempit dan lebih rendah, dengan pun$aknya rata7rata !"" m, yang tertinggi !;! m. bagian Selatannya selebar 3" km dan lebih tinggi, tetapi ke Utara menyempit dan merendah. 2.3.2 %eo#or&ologi Lokal Beomor&ologi lo$al daerah ini terdiri atas dua satuan mor&ologi, yaitu 5 a. Satuan 6or&ologi 2ataran 0endah

I-7

Satuan mor&ologi ini merupakan satuan dataran rendah yang agak bergelombang. 9atuan pembentukan dataran ini berupa endapan sungai dan lempung. Sungai yang mengalir adalah sungai Pangka,ene dengan satu anak sungainya. Tebing sungai pada satu sisi tegak dengan ketinggian dua sampai empat meter dan pada posisi lainnya landai. b. Satuan 6or&ologi Perbukitan Karst Satuan 6or&ologi ini terdiri atas 9atugamping dengan $irri7$iri mor&ologi karst seperti gua, lubang, rekahan, sungai ba-ah tanah. Ketinggian satuan ini berkisar antara )# F 3)) meter dari permukaan laut. Umumnya batugamping daerah ini bersi&at keras dan kompak, sehingga satuan ini terdiri atas dinding perbukitan $uram dan tegak.2aerah satuan ini terutama terdiri atas dinding perbukitan $uram dan tegak. 2.3.3 tratigra&i Stratigra&i daerah ini dapat dibagi men,adi lempung dan endapan sungai (lihat gambar 2.1) a. Satuan batugamping Satuan ini umumnya di$irikan oleh batugamping yang tidak berlapis, kristalin, keras dan kompak, umumnya ber-arna abu7abu kekuningan hingga kuning ke$oklatan. @osil yang dikandung adalah &oramini&era besar seperti +l'enolina, nummulites, dis$i$i$lina dan 9iplanispira yang berumur 1osin F 6iosin ba-ah oleh (Soekamto (:! ). 9atugamping ini tebalnya C 3" F b. Satuan Aempung Satuan ini umumnya di $irikan oleh batuan ber-arna $oklat kemerahan dan bersi&at pasiran yang berumur F (# m, dan mempunyai litologi lempung pasiran, kerikil, bongkah kuarsa, batugamping, skis mika dan kongkresi oksida besi. Aokasi ini berada di sekitar pabrik semen Tonasa dan penyebarannya terletak pada dataran rendah dan menyebar luas hingga ke lokasi persa-ahan. 9atas dari &ormasi berada di atas @ormasi Tonasa dengan kedudukan ketidakselarasan dan selaras oleh satuan endapan sungai di bagian atasnya. Satuan Aempung ini diperkirakan berumur Kuarte $. Satuan 1ndapan Sungai I-8 " m, pada bagian atas batugamping ini massi& dengan ukuran arenit ber-arna putih dan keabu7abuan muda. satuan batuan yaitu5 Satuan batugamping,

Satuan ini merupakan hasil pengendapan sungai Pangka,ene yang berumur kuarter dengan ketebalan " F 4 m, terdiri dari lempung pasiran, kerikil bongkahan andesit, k-arsit dan skiss mika. Aokasi ini berada di sekitar pabrik Semen Tonasa di bagian 9arat Aaut dan Utara. Aokasi ii disusun oleh material pasir, lempung, kerikil, kuarsa dan lumpur. 9atas daripada satua ini selaras dengan satuan batu lempung tetapi tidak selaras dengan satuan &ormasi tonasa.

'olo# Lit!ologi

U#ur

atuan Batuan

'ete)alan 2#3

Lit!ologi Pasir,lempung,kerikil7

' 4 A 1 T E 1

Enda(an ungai

kerakal, +5, kuarsa, mika. dan

andesit, skiss

Aempungpasiran, kerikil, Le#(ung 3 5 1bongkah kuarsa, batugamping, skis mika, batubara, konkresi oksida besi. 'etidak $elara$an 9atugamping tidak

Eo$en $a#(ai Mio$en )a6a! Batuga# (ing > 13-

berlapis, keras, sebagai

kompak, kristalin, hasil

&osilan, kristal kalsit kristalisasi sekunder

Sumber : Balai Penelitian danPengembangan PT. Semen Tonasa

I-9

%a#)ar 2.2 'olo# tratigra&i Daera! Pangke( 2.3., truktur %eologi Struktur geologi dapat diamati &enomenanya menurut struktur batuan yang tampak di 2aerah 9iringere dan sekitarnya, berupa perlipatan, sesar, dan kekar. sedimen dan 'ulkanik yang dile-atinya. Timur laut Tenggara. 2i beberapa tempatstruktur sesar dari 9arat Aaut7Tenggara merupakan batas atau kontak satuan batuan Struktur kekar di,umpai pada satuan &ormasi batugamping struktur blok7blok tegak, sedangkan struktur perlipatannya umumya mengarah ke

2.,

Akti7ita$ Pena#)angan Batuga#(ing Perintisan adalah suatu rangkaian peker,aan yang dilakukan untuk meratakan, membuat

2.,.1 Perinti$an 2Pioneering3 ,alan untuk dilalui alat mekanis,serta penyediaan lokasi penambangan agar memudahkan pengambilan material.Peker,aan perintisan dilakukan 0egu Perintisan,seksi Perintisan dan Peren$anaan Tambang. +dapun kegiatan yang dilakukan dalam perintisan meliputi 5 (. Pemboran +dapun ,enis mesin bor yang digunakan dalam kegiatan perintisan ini adalah mesin bor pneumetik. Pemboran ini dilakukan untuk pembuatan lubang ledak hori8ontal dan 'erti$al dengan menggunakan mesin bor G/ra-ler ro$k 2rillD 1/6 #" (/02), yang dilengkapi dengan satu unt G/ompressorE JP !#". 3. Peledakan Kegiatan peledakan yang dilakukan dalam perintisan ber&ungsi untuk menurunkan permukaan ker,a, pembukaan lahan baru, dan untuk pembuatan ,alan tambang. . Pendorongan Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan lokasi penambangan dari material hasil peledakan untuk persiapan pemboran selan,utnya dan penimbunan lembah guna keperluan ,alan penghubung antara bukit yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan pendorongan ini dilakukan dengan menggunakan alat 9uldoser satu unit. I-10

Setelah peker,aan perintisan selesai dilaksanakan, maka peker,aan diserahkan pada seksi penambangan untuk melan,utkan peker,aan.

2.,.2 Pe#)ongkaran 2Loo$ening3 Pembongkaran adalah serangkaian peker,aan yang dilakukan untuk membebaskan bahan galian dari batuan induknya. Untuk melakukan pembongkaran diperlukan alat7alat yang sesuai dan tepat dengan daerah yang akan diker,akan.Pemilihan alat tersebut tergantung pada &aktor teknis dan ekonomis. 2itin,au dari si&at &isik material,maka pembongkaran batugamping pada PT . S161< TI<+S+ dilakukan sengan $ara peledakan,adapun kegiatannya adalah sebagai berikut 5 a. Pe#)oran 2Drilling3 Pemboran adalah serangkaian peker,aan yang dilakukan pada permukaan batuan untuk membuat lubang tembak sebagai a-al dari peker,aan pembongkaran batuan. Pemboran tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan dalam peledakan, dimana peledakan terlebi dahulu dia-ali dengan kegiatan pemboran. Kegiatan pemboran ini dilakukan dengan menggunakan mesin 9or @U0IK+?+ ./0(#""712 dengan mata bor tipe bottom bit, berdiameter 4 7 4,# in$hi dengan kompresor yang menyatu dengan alat bornya. 6esin bor ini bertypehydroli$. ). Peledakan 2Bla$ting3 Peledakan adalah serangkaian peker,aan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari batuan induknya men,adi &ragmen7&ragmen dengan ukuraran yang dikehendaki. 6etode yang diteraKkan adalah peledakan ,en,ang (bench). Keuntungan dari metode ini adalah memudahkan dalam pengambilan material, hasil ledakan dan memudahkan untuk melakukan kegiatan penambangan berikutnya 9ahan peledak yang digunakan adalah +<@I (Amonium itrat !uel "il) dengan primer 2aya Bel yang merupakan buatan 2+.+<+ Tasikmalaya Indonesia,dilengkapi dengan detonator listrik dan dynamit 2.,.3 Per#uatan 2Loading3

I-11

Permuatan adalah serangkaian kegiatan atau peker,aan yang dilakukan untuk mengambil atau memuat material dari hasil ledakan kedalam alat angkut untuk selan,utnya diangkut ke tempat pengolahan (crusher) Kegiatan permuatan %uari 9 dilakukan dengan menggunakan #$ca%ator &omatsu P'()) dengan kapasitas bu$ket (.3 m ,dan loading po-er sho'el tipe *omatsu P'+12,) dengan kapasitas bu$ket ),# m . <amun sebelumnya sebagian material hasil peledakan didorong kearah loading area (daerah pemuatan), sehingga area penambangan men,adi rata kembali untuk melakukan kegiatan pemboran selan,utnya. +lat yang digunakan dalam kegiatan pendorongan adalah -Bulldoser 'aterpillar. 2("< sebanyak satu unit, bulldo8er komatsu 2 !# bebanyak ( unit Pemuatan pertama dilakukan di &ront penambangan yang langsung diambil dari hasil pembongkaran dengan menggunakan Sho'el setelah didorong oleh alat bantu 9ulldoser menu,u tempat pelun$uran. Kemudian pemuatan kedua dilakukan di tempat pelun$uran yang materialnya diangkut menu,u tempat peremukan ('rushing /nit) dengan menggunakan 2um Tru$k merk komatsu .2 4)# berkapasitas 4# ton 2.,., Pengangkutan 2Hauling3 Pengangkutan adalah serangkaian peker,aan yang dilakukan untuk mengangkut endapan material hasil peledakan dari &ront penambangan ketempat pengolahan ( crusher) atau ke tempat penampungan lebih lan,ut. Pada kegiatan pengangkutan material hasil ledakan di 0uari 9 dilakukan dengan alat angkut ISSA sebanyak ! unit dengan kapasitas yang sama. Selain alat angkut <issan alat angkut dump tru$k .2 4)# dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi. 2.'arakteri$tik Batuga#(ing 9atugamping merupakan sumber utama senya-a Kalsium (/a), 9atugamping murni umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu kimia keduanya di namakan kalsit (/a/I ). 9atugamping berdasarkan nilai kekerasannya (skala mosh) adalah , dengan demikian batugamping ini $ukuplah keras dalam penambangannya. 9atugamping yang tersingkap di daerah 9iring 1re mempunyai struktur yang ber'ariasi seperti ditemukannya kondisi batuan yang berongga, adanya gua7gua, sisipan $lay pada batugamping.

I-12

2.. Ba!an Baku Pe#)uatan e#en 9ahan baku utama pembuatan semen pada prinsipnya ada dua yaitu batugamping dan tanah liat, sebab semua senya-a utama dalam semen berasal dari bahan baku tersebut. 9ila sampai digunakan bahan baku lain maka bahan tersebut si&atnya hanya sebagai pengoreksi komposisi sa,a. 2...1. Batuga#(ing 9atugamping merupakan sumber utama senya-a kalsium, batugamping umumnya berupa kalsit atau aragonite, dalam ilmu geologi dinamakan mineral kalsit (/a/I ). 2alam proses pembuatan semen /a/I akan berubah men,adi oksida kalsium ( /aI ) karena adanya pengaruh panas yang tinggal dalam tanur putar. /aI ini merupakan oksida yang terpenting sebab di samping merupakan senya-a yang besar ,umlahnya ,uga merupakan senya-a yang bereaksi dengan senya-a F senya-a silikat, alumunat dan besi membentuk senya-a7senya-a potensial penyusun utama semen. Selain kalsium karbonat, dalam batugamping ,uga terdapat senya-a7 senya-a karbonat, silikat, magnesium, aluminium dan besi dalam ,umlah yang sedikit. Iksida silika dalam bentuk SiI3 yang bebas ,uga sering di,umpai dalam batugamping. Pada proses pembuatan semen senya-a dolomite ini dapat berubah bentuk men,adi kristal magnesium oksida, 6gI bebas yang dapat merendahkan mutu semen yang dihasilkan, dengan demikian kadar 6gI dalam semen tidak melebihi # L sesuai persyaratan S<I <o. (# F 3"4: F (::4. Kemurnian batugamping yang digunakan biasanya dinyatakan sebagai kadar kalsium karbonat ( kalsit ). 2...2 Tana! Liat Tanah liat merupakan sumber utama senya-a silikat, disamping itu ,uga merupakan sumber senya-a7senya-a penting lainnya seperti senya-a7senya-a alumina dan besi, dalam ,umlah ke$il kadang7kadang ,uga terdapat senya-a alkali ini seperti halnya magnesium dalam bentuk kapur, ,uga merendahkan mutu semen. Ileh sebab itu dalam penyediaan tanah liat, harus diadakan pengaturan sedemikian rupa supaya alkali dalam semen nantinya tidak melebihi ",) L. Senya-a7senya-a tersebut didalam tanah liat umumnya terdapat dalam kelompok mineral seperti 5

I-13

3. . 4.

Kelompok Kaolinit, yang terdiri kaolinit, diokinit, natrit dan kelloysit dengan rumus kimia ( +l3I .3SiI3.3.3I ) Kelompok 6ontmorillonit, terdiri dari montmorillonit +l I . 4SiI3. .PV3PVI M n.3 dan nontronit. Kelompok Illit K3I6gI7+l3I 7SiI3

2...3

Ba!an Baku 'orek$i Pe#)uatan e#en +pabila komposisi atau kadar senya-a7senya-a utama dalam tanah liat belum memenuhi

persyaratan maka $ampuran bahan baku pengoreksi komposisi. 9ahan baku pengoreksi yang umum digunakan dalam industri semen adalah pasir besi dan pasir silika. 1. Pa$ir ilika Pasir silika merupakan suatu mineral yang kristal7kristalnya berbentuk pasir, yang mana dibatasi oleh dua pasang belah ketupat. Unsur7unsur silika ini membentuk senya-a7 senya-a dalam semen yaitu5 - 2ikalsium silikat (3/aI.SiI3) - Trikalsium silikat ( /aI.SiI3) +dapun pembentukan komponen7komponen tersebut diatas ter,adi atau terbentuk pada proses pembakaran. 2. Pa$ir Be$i Pasir besi digunakan sebagai pengoreksi kadar oksida besi atau pengoreksi perbandingan oksida +luminium ( +l3I ) dan @e3I di PT. Semen Tonasa (Persero), bahan pengoreksi yang digunakan hingga saat ini adalah pasir silika sa,a. Pada dasarnya bahan baku semen di gunakan perbandingan yaitu 5 9atugamping ;" L, tanah liat (; L, pasir silika ( (73 ) L. 2..., Ba!an )aku Pe#)antu 9ahan baku yang ditambahkan dalam proses pembuatan semen adalah Bypsum ( /aSI4.3.3I ). ?alaupun di sebut sebagai bahan pembantu gypsum mutlak harus ditambahkan, sebab semen tanpa gypsum tidak dapat di sebut sebagai semen Portland. Bypsum merupakan sumber oksida belerang ( SI ) yang amat penting untuk memperbaiki si&at7si&at &isik pemakaiannya. Bypsum dalam hal ini dimadsudkan untuk men$egah $epat atau tidaknya I-14

semen tersebut mengering. Bypsum dalam penggunaanya biasanya di gunakan sebanyak 4 L sesuai kualitas yang diinginkan oleh konsumen.

B A B III LANDA AN TE81I 3.1 'egiatan Per$ia(an Kegiatan persiapan ini dimaksudkan agar kegiatan peledakan dapatber,alan dengan baik dimana ,umlah batugampingyang terbongkar sesuai dengan yang diren$anakan sehingga target produksi dapat ter$apai. 2ari e'aluasi yang dilakukan, bah-a untuk mendapatkan produksi peledakan yang sesuai dengan target produksi dengan memperhitungkan Keselamatan Ker,a dan kesehatan sangat erat hubungannya dengan peren$anaan peledakan yang dilakukan. Pelaksanaan peledakan yang tidak teren$ana akan menyebabkan hal7hal sebagai berikut 5 (. =umlah batuan yang terbongkar sebagai hasil peledakan sangat sedikit. 3. Kemungkinan adanya lubang yang gagal ledak (1iss 2ire) lebih besar . Ter,adi peledakan premature yang membahayakan keselamatan ker,a. 4. @ragmentasi peledakan tidak sesuai dengan kemampuan alat muat dan alat angkut serta tidak sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan selan,utnya #. Ter,adi 2l3roc*, dan airblash serta timbul gas7gas bera$un yang membahayakan ). Ke$elakaan ker,a dan kerusakan alat !. ?aktu untuk pelaksanaan peledakan men,adi lama sehingga dapat menurunkan produksi. Kegiatan peledakan yang tidak teren$ana menyebabkan biaya yang besar untuk setiap ton batuan yang dihasilkan. .al ini akan merugikan perusahaan, sehingga dibutuhkan persiapan yang teren$ana. Kegiatan persiapan ini meliputi 5 3.1.1 Per$ia(an Areal Peledakan I-15

2aerah yang akan diledakan sebelum dilakukan pengeboran harus diratakan dengan menggunakan 9ulldo8er, untuk menghindari batuan yang melayang akibat adanya $e$eran batuan yang menempel pada batuan yang akan diledakan. Selain itu ,uga agar tidak ter,adi kendala dalam melakukan pemboran untuk pergerakan alat bor

3.1.2

Per$ia(an Lu)ang Ledak Sebelum melakukan pemboran, terlebih dahulu harus ditentukan titik7titik lubang ledak

dengan burden dan spa$ing tertentu. Kemudian dilakukan pemboran dengan tu,uan agar lubang ledak di lapangan lebih teratur letaknya sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi terhadap arah lemparan batuan hasil peledakan. 3.2 Pe#)oran 2Drilling3 3.2.1 Tujuan Pe#)oran 2i bidang pertambangan terutama yang berkaitan dengan kegiatan peledakan, kegiatn pemboran bertu,uan untuk menyiapkan lubang ledak. 3.2.2 Pola (e#)oran Pola pemboran merupakan pengaturan ,arak antara lubag7lubang bor yang se,a,ar bidang bebas (spa$ing) atau ,arak antara lubang7lubang bor dengan bidang bebas (9urden). pemboran yang diterapkan adalah pola se,a,ar, dan kadang7kadang digunakan pola 8ig78ag. a. Pola Pemboran 9u,ur Sangkar (S0uare Drill Pattern) Pada pola pemboran ini ,arak burden dan spa$ing adalah sama. Perlu diperhatikan pola pemboran dan pola peledakan dengan delay detonator untuk mendapatkan &ragmentasi dan arah lemparan yang diinginkan, (lihat gambar .(). Pola

I-16

Free face

%a#)ar 3.1 Pola Pe#)oran Bujur$angkar ejajar (Square Drill Pattern)

b. Pola Pemboran Nig78ag (Stregret Pattern) Pola pemboran yang menghubungkan antara s4uare pattern dan re$tangular pattern yang dibuat 8ig78ag.

Free face

%a#)ar 3.2 Pola Pe#)oran 9ig:;ag (Straggred Pattern)

3.2.3

Peralatan (e#)oran +lat7alat mekanis yang tersedia dalam kegiatan penambangan batugamping ditin,au dari

produksi pemboran dan produksi peledakan terdiri dari 5 7 7 2ua unit mesin bor ,enis @U0UK+?+ ./0(#""712 dengan umur alat satu tahun. Satu unit mesin bor ,enis @U0UK+?+ ./0(#""7B?? dengan umur alat kurangdari satu tahun. 3.2., Pedo#an Pelak$anaan Pe#)oran +pabila teori dasar yang telah dipahami serta peren$anaan yang sudah, maka pedoman pelaksanaan harus dipahami, diu,i dan dilaksanakan. Setiap pengalaman baru yang didapat dari hari ke hari men,adi pedoman pelaksanaan dan dianggap sebagai suatu pengalaman baru untuk I-17

dipahami. Pedoman pelaksanaan berdasarkan pengalaman dan disesuaikan dengan ,enis alat yang digunakan, kondisi material serta keadaan lokasi tempat ker,a harus memperhatikan hal7hal yang meliputi . 7 7 7 7 Sasaran produksi harus ter$apai 2imensi ben$h dan pola pemboran harus diikuti sesuai dengan peren$anaan. +pabila daerah yang akan dibor relati& kurang rata, dalam men,alankan alat eor harus hati7 hati. +pabila membor pada musim hu,an agar ter$apai sasaran produksi,maka lubang bor tersebut harus diledakan hari itu ,uga agar tidak terisi air atau $utting pemboran, hal ini dimaksudkan agar hasil ledaknya lebih baik. 7 Penempatan posisi lubang bor harus tepat, agar dalam peledakan distribusi energi masing7 masing lubang tembak relati& merata $una men$apai &ragmentasi yang dikehendaki. 3.2.Ha#)atan dala# Pe#)oran .ambatan dalam kegiatan pemboran umumnya ter,adi karena kondisi batuan,dan tempat ker,a operasi di lapangan pemboran antara lain sebagai berikut 5 a. Kondisi batuan 2apat mempengaruhi akti'itas pemboran seperti adanya rongga atau rekahan. .ambatan ini ter,adi pada saat mengangkat batang bor. b. Aapangan pemboran .ambatan yang mun$ul dari lapangan pada saat pemboran dipengaruhi oleh $ua$a terutama ,ika ter,adi hu,an yang menyebabkan medan basah dan adanya genangan air yang megakibatkatkan produksi pemboran menurun. 2imana material biasa sulit untuk dikompresor pada saat men$abut batang bor menyita -aktu yang agak lama. $. Kerusakan alat (propert3 error) ataupun kesalahan manusia (human error). d. +lat bor .ambatan yang sering mun$ul dari alat bor adalah dari bit yang sudah aus tekanan angin turun * kurang .al ini disebabkan ke$epatan masuknya bit tidak seimbang dengan &lushing $utting, sehingga debuhasil pemboran tertumpuk di atas bit sekeliling rod yang semakin lama semakin padat yang akan mengakibatkan alat bor tidak dapat bergerak atau ma$et. 3.2.. Produkti7ita$ Pe#)oran I-18

a.E&i$ien$i 'erja Pe#)oran Oang dimaksud dengan e&isiensi ker,a alat bor adalah perbandingan antara -aktu yang digunakan oleh alat untuk produksi dengan -aktu yang tersedia dikali seratus persen,sehingga dinyatakan dalam persen,untuk lebih ,elasnya dapat dirumuskan sebagai berikut 5 1&& P
T( > (""L QQQQQQQQQQQ. T3

( .()

2imana 5 1&& P 1&isiensi ker,a (L) T( P ?aktu ker,a e&ekti& (=am) T3 P Total -aktu yang tersedia (=am) ). 'e<e(atan (e#)oran Ke$epatan pemboran adalah kesanggupan alat bor untuk men$apai kedalaman tertentu dalam -aktu siklus tertentu (/y$le time),dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut 5

Vt P

QQQQQQQQQQQQQQ.. .

( .3)

2imana 5

Vt T .

P Produksi (Aubang*per,am) P -aktu yang dibutuhkan (6enit) P Kedalaman Aubang bor

<.4aktu Edar Alat Bor /y$le time pemboran merupakan -aktu yang dihitung untuk setiap satu siklus ker,a dari alat bor. Pada kegiatan pemboran dengan kedalaman dua steel dan tiga steel (batang bor), $y$le time dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut 5 Untuk dua batang bor5 /T P ?p M ?b( M ?s(,3 M ?b3 M ?a(,3QQQQQQQQQQQ Untuk tiga batang bor I-19 ( . )

/T P ?p M ?b( M ?s(,3 M ?b3 M ?s3, M ?b M ?a(,3, QQ..QQ 2imana 5 /t ?p ?b( ?s(,3 ?b3 ?s3, ?b P /y$le time P ?aktu pindah alat bor P ?aktu 9or batang bor pertama P ?aktu menyambung batang bor ( dan 3 P ?aktu bor batang bor kedua P ?aktumenyambung batag bor 3 dan P ?aktu bor batang bor ketiga

( .4)

?a(,3, P ?aktu angkat batang bor d. E&i$ien$i Penggunaan Alat Bor Untuk mengetahui e&isiensi dari alat bor, beberapa pengertian yang dapat menun,ukan keadaan alat ekanis dan e&ekti&itas operatornya, antara lain sebagai berikut 5 (. 1&isinsi Iperasional (Physi$al +'ability) +dalah tingkat kemampuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh operator. P+ P QQQQQQQQQQQ........... ( .#)

3. 1&isiensi 6ekanis (6e$hani$al +'ability) +dalah tingkat kemempuan alat untuk berproduksi yang dipengaruhi oleh &a$tor mekanis seperti &a$tor pengisian bahan bakar, dan perbaikan suku $adang. 6+ P QQQQQQQQQQQQQ ( .))

. 1&esiensi ?aktu (Use +'ability) +dalah tingkat penggunaan alat atau pemakaian alat dalam kondisi siap pakai atau untyuk mengetahui alat mekanis yang beroperasi pada saat alat mekanis itu dapat digunakan, yang mana ,umlah ,am ker,a produkti& dan ,umlah siap pakai dipandang sebagai ,am ker,a keseluruhan.

I-20

U+ P

QQQQQQQQQQQQQ. Q

( .!)

4. 1&isisesi Ker,a (1&e$ti'e Utili8ation) +dalah tingkat produkti'itas alat (,am ker,a produkti&) atau -aktu yang digunakan alat7 alat mekanis untuk beroperasi dari -aktu ker,a yang disediakan. 1U P QQQQQQQQQQQQQQQQQ ( .;)

2imana 5 ? P ?aktu ker,a S P -aktu stanbay meliputi pemanasan mesin, dan persiapan operator. 0 P ?aktu perbaikan alat meliuti pengisian bahan bakar, penge$ekan minyak pelumas dan penggantian suku $adang. T P -atu total yang tersedia e. Produk$i Alat Bor Produksi alat bor adalah ,umlah lubang yang dihasilkan selama alat bor beker,a, dinyatakan dlam ,am. 2apat dirumuskansebagai berikut 5 P P 1&& > > ?aktu ker,a (T) QQQQ. ( .:)

2imana 5

/T P /y$le Time (menit) P 1&& P Produksi alat bor per hari*lubang P 1&isieensi ker,a alat bor

3.3 Peledakan 2Bla$ting3 Peledakan adalah merupakan salah satu akti'itas pemisahan, yaitu peker,aan yang dilakukan untuk membebaskan batuan dari batuan induknya yang massi%e. Tu,uan dari kegiatan peledakan adalah meme$ah atau membongkar batuan padat men,adi material yang berukuran tertentu yang $o$ok untuk proses produksi selan,utnya. Selain itu dapat pula bertu,uan untuk I-21

membuat rekahan yang umum diperuntukkan dalam kegiatan penambangan lain seperti penambangan marmer. 3.3.1 Metode (eledakan 6etode peledakan yaitu $ara yang digunakan untuk meledakkan suatu batuan, adapun metode peledakan yang digunakan pada PT Semen Tonasa adalah dengan menggunakan 2etonator listrik (1le$trik detonator),dynamit dan +<@I =enis detonator ini penyalaannya dengan arus listrik yang dihantarkan melalui kabel khusus. Pada kedua u,ung kabel di dalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan ,enis ka-at halus yang telan,ang yang apabila dile-ati arus listrik akan berpi,ar. Setiap detonator listrik dilengkapi dengan kabel listrik yang berhubungan langsung ke dalam tabung detonator. Pan,ang kabel ini berma$am7ma$am, sehinggga dapat disesuaikan dengan kedalaman lubang. 6etode peledakan yang diterapkan adalah $ara detonator listrik ,enis 1illi Second Dela3 dengan nomor delay " sampai dela3 (".Peledakan untuk satu areal dapat dilakukan serentak (sekaligus) namun yang paling sering dilakukan adalah dengan $ara delay (berurutan) hal ini dilakukan untuk meredam suara,getaran hasil ledakan dapat ter,aga atau terkontrol

3.3.2

Pola Peledakan Pola peledakan diperlukan dengan tu,uan unutk mendapatkan ukuran &ragmentasi dan

arah lemparan batuan yang diinginkan, pola peledakan terdiri atas5 a. Square Pattern Pada umumnya s0uare pattern digunakan dengan kombinasi V dela3 pattern (Bambar .4) artinya bah-a ketika peledakan berlangsung maka batuan hasil peledakan akan berkumpul ketengah berbentuk huru& V sesuai dengan nomor dela3 yang terke$il. +danya detonator dela3 maka seorang blaster dapat membagi ledakan man,adi beberapa bagian yang lebih ke$il ledakannya. 2engan detonator dela3 dapat memberikan penundaan di antara lubang tembak yang terdekat. 9eberapa keuntungan yang diperoleh dari pengaturan nomor dela3 yakni5 a. b. 6engurangi getaran 6engurangi batu terbang (2l3 roc*) I-22

$. d.

6engurangi o%er brea* (mele-ati batas porimeter) 6engurangi suara ledakan

1 0

Solid

Free face %a#)ar 3.3 0 dela" Pattern

# e ( o 4 ) ) e 3 n * e *

Solid

b. Rectangular Pattern 0e$tangular pattern biasanya dibuat dengan sistim staggered pattern untuk mendapatkan distribusi bahan peledak dengan baik. 2engan pola ini baris demi baris daripada delay pattern lebih $o$ok seperti pada (Bambar .#) $ara ini sering dipakai untuk memotong o'er burden dimana lemparan optimum diperlukan. 9ila getaran men,adi batasan, pemboran diperbanyak dan tiap barisnya ,uga dipasang delay detonator yang lebih banyak seperti pada (Bambar .)).
Free Face Free Face
3 5 7 7 5 7

1 3

1 3 5

1 4 6 8

2 4 6 8

2 4 6 8

2 5 7 9

Solid

10

10

10

Gambar 3.4 Pola Peledakan Baris demi baris

I-23

Free Face

6 3 7

5 3 6

1 5

Free Face

8 7 10

7 7 8

3 9 4

Solid

10

10

Gambar 3.5 S&e$$ered Pa&&ern +en$an Peledakan ke ra! Po,ok -.orner/

Gambar 3.6

ra! "em#aran den$an S%s&em 'arro(er ) *%#e dela% Pa&&eren

I-24

DI#!&TION O+ %O,!%!NT
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

7 8

5 7

5 6

4 5

3 4

3 4

4 5

5 6

6 7

7 8

G 10 7 7 10 8 9 9 6 8 6 a 6 G m a b Gambar 3.6 ra! "em#aran den$an S%s&em 'arro(er )m *%#e dela% a Pa&&eren b r a 3 r . 3.3.3 De$ain Peledakan 3 6 . S @aktor7&aktor yang perlu dipertimbangkan dalam meran$ang peledakan antara lain 5 6 & a. 9urden S r & e 9urden adalah ,arak tegak lurus dari lubang peledakan ke bidang bebas yang terdekat. r $ e Penentuan burden tergantung pada densitas batuan, densitas bahan $ peledak (bahan peledak $ e yang digunakan), diameter bahan peledak atau diameter lubang peledakan dan &ragmentasi $ r e e yang dibutuhkan. @ormula 1. L. A$! (The 1e*ani* "2 Brea*age4 156() r d e d P @aktor penentu 5
6

9atuan yang diledakkan (+&() 9obot isi standar (2std) P ()" lb*&t 9ahan peledak yang dipakai (+&3) SBstd P (,3" R Vestd P VI2std P (3""" &ps 2iameter lubang ledak atau bahan peledak (2e) I-25

a P & a & & e & r e n r n d e d n e $ n a $ n a

&b$De (3 &eet atau 9 P


2imana 5 9 2e Kb Kb P 9urden

&b$De :, meter ..................... ( .(") 9 P


e k a e r a a r ! a ! dodol handak # o # , o o , k o k

e # l e e l d e a d k a a k n a n k

P 2iameter lubang tembak P diameter P 9urden ratio P Kbstandart S +&( S +&3 "
(

Kbstandart P +&( +&3

Dstd P QQQQ.........QQQQ........ ....... D

( .(()

S8$7e 3 S8 $7e 3 std std

QQQQQQQ..Q..........

( .(3)

2imana 5+&( +&3 2std 2 SB Ve SBstd Vestd

P 9atuan yang akan diledakkan P 9ahan peledak yang digunakan P density batuan standar P 2ensity batuan yang diledakkan P 9erat ,enis bahan peledak yang digunakan P Ke$epatan rambat bahan peledak yang dipakai P 2ensity bahan peledak standar P Ke$epatan rambat bahan peledak standar

9urden merupakan 'ariabel yang sangat penting dalam mendesain peledakan. 2engan ,enis bahan peledak yang dipakai dan batuan yang dihadapi, burden harus disesuaikan supaya proses peledakan yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik (Bambar .;) memberikan ilustrasi e&ek 'ariasi ,arak dengan ,umlah bahan peledak &ormasi yang sama. b. Spa$ing Spa$ing adalah ,arak di antara lubang tembak dalam baris (ro-) yang sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor delay yang sama maupun beda -aktu delaynya I-26

KS P

S B

S P 9 > KS QQQQQQQQQQQ P Koreksi spa$ing P Spa$ing (&t) P 9urden KS P ( KS P ( F 3 KS P (,3 7(,;

.( .( )

2imana 5KS S 9

9esarnya KS menurut -aktu delay yang dipergunakan adalah 5 7 Aong inter'al delay 7 Short period delay 7 <ormal Period delay $. Stemming Stemming adalah penempatan material isian ($utting pemboran) di atas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan energi, men$egah ter,adinya gelombang tekanan udara (air blast) dan batuan melayang (2l3 roc*) yang disebabkan tekanan gas7gas hasil ledakan. Ukuran stemming se$ara umum dapat ditentukan dengan $ara dimensi burden dikalikan dengan ",!, stemming ,uga biasa disebut collar KT P
T B

T P 9 > KT ..................................... .( .(4) KT P Koreksi Stemming (",# 7 () rata7rata ",! T 9 P Stemming, bila ke$il bisa timbul air blast P 9urden

2imana 5

d. Sub 2rilling Subdrilling merupakan ,arak pemboran lubang peledakan yang berada di ba-ah dasar teras (,en,ang). Subdrilling perlu untuk menghindari problem ton,olan ( toe) pada lantai, Karena di bagian ini merupakan tempat yang paling sukar diledakkan. Peledakan dengan subdrilling memberikan tegangan tarik yang $ukup besar pada dasar ,en,ang, selain itu ,uga mengurangi keterikatan dengan bagian lainnya yang menyebabkan bagian dasar mudah han$ur dan tidak ter,adi ton,olan (toe). Se$ara umum pan,ang subdrilling dapat ditentukan paling tidak ". T ",# kali burden. K= P
9 B

= P 9 > K= .................................... K= P Koreksi subdrilling P ", untuk batuan massi'e I-27

.( .(#)

2imana 5

= 9

P Subdrilling P 9urden

e. Kedalaman Aubang 9or Kedalaman lubang ledak tidak kurang dari ukuran burden, hal ini untuk menghindari ter,adinya o%erbrea* ataupun cratering. Kedalaman lubang ditentukan dengan mempertimbangkan sti22ness ratio, yaitu perbandingan antara tinggi ,en,ang dengan ,arak burden (A*9) untuk menghindari e&ek samping yang mungkin ter,adi (lihat tabel .(). Tidak boleh lebih ke$il dari pada burden untuk men$egah o%erbrea*s atau creatin. Kh P
: B

. P 9 > Kh ................................ Kh P .ole dept ratio ((,# 7 4) rata7rata 3,) . 9 P Kedalaman lubang bor (&eet) P 9urden

( .())

2imana 5

&. 2iameter Aubang Aedak Untuk men$apai tingkat penyebaran energi yang baik digunakan diameter lubang peledakan (mm) yang sebanding dengan ketinggian teras (m) atau didasarkan pada ketersediaan alat bor yang dipakai. Se$ara umum diameter lubang akan sedikit lebih besar daripada diameter mata bor yang mengakibatkan kapadatan pengisian lebih tinggi.

28 24 20 16 12 8 25 38 51 4 Sur2ace Drilling and Blasting4 hal. (2 64 76 89 102 115 127 140 152 165 No- #e(o))en*e* No- #e(o))en*e*

%a#)ar 3.= Hu)ungan Dia#eter Lu)ang Bor Dengan 'etinggian Jenjang

I-28

Tabel .( .ubungan Sti&&ness 0atio (A*9) dengan 1&ek Aedakan


Sti&&ness 0atio @ragmentation +irblast @lyro$k Bround Vibration 9esar Komentar 9anyak mun$ul ba$kbreak dibagian toe. =angan diledakkan. ( 9uruk 9esar 9esar 2iharapkan didesain ulang.

Sedang 9aik

Sedang Kurang Sangat kurang

Sedang Kurang Sangat kuarang

Sedang Kurang Sangat kurang

2idesain ulang ,ika memungkinkan Kontrol dan &ragmentasi yang baik Tidak menambah keuntungan dengan sti&&ness ratio diatas 4.

6emuaskan

Sumber : Blast Design, hal. 80

g. Tinggi ,en,ang Ketinggian ,en,ang biasanya ditentukan oleh parameter di lapangan misalnya ,angkauan oleh peralatan bor dan alat gali7muat yang tersedia. Tinggi ,en,ang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter lubang, dimana ,en,ang yang rendah dipakai diameter lubang ke$il sedangkan diameter lubang bor besar untuk ,en,ang yang tinggi. Penerapan ,en,ang tinggi di lapangan ber'ariasi, tergantung dari posisi endapan bahan galian. h. +rah Aubang 9or 2alam suatu peledakan yang e&ekti& dan e&isien arah lubang bor adalah salah satu &aktor yang menentukan hasil dari peledakan dimana pada masing7masing lubang bor memilki kelebihan dan kekurangan masing7masing.

I-29

(. Aubang 9or Vertikal (7erti*al Blastholes) Suatu ,en,ang apabila diledakkan dengan menggunakan lubang bor tegak, maka bagian lantai ,en,ang akan menerima gelombang tekan besar, gelombang tekan tersebut bila sampai pada bidang bebas, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan pada bagian ba-ah lantai ,en,ang. Kelebihan lubang tegak antara lain 5 a. b. ?aktu pemboran dibutuhkan tidak lama Aebih mudah dalam pembuatannya.

Kekurangan lubang tembak tegak antara lain 5 a. @ragmentasi dan tumpukan hasil peledakan kurang baik b. 6enimbulkan ton,olan7ton,olan pada lantai ,en,ang (Toe) 3. Aubang 9or 6iring (Inclined Blastholes) Pada lubang tembak miring gelombang tekan pada bagian ba-ah lubang besar, sedangkan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian ba-ah ,en,ang lebih ke$il. Kelebihan Aubang 6iring antara lain 5 a. 2istribusi energi lebih besar b. 6engurangi o'er break $. Kontrol lantai lebih bagus d. Tingkat kestabilan dinding lebih bagus Kekurangan dari Aubang tembak miring 5 a. Penyetelan alat sangat perlu diperhatikan b. Umumnya umur mata bor pendek karena $epat aus $. 9iaya pemboran permeternya lebih besar d. 6embutuhkan tenaga ahli dalam pengeboran e. 6embutuhkan ,en,ang yang lebih luas.

I-30

Bambar di ba-ah ini menun,ukkan perbedaaan antara arah pemboran dengan lubang bor tegak dan lubang bor miring.

%a#)ar > Lubang Bor Vertikal +. 9. /. 2. 1. @. B. Lubang Bor Miring Keterangan Bambar 5 2aerah ter,adinya G9a$k 9reakE 2aerah ter,adinya bongkahan besar Belombang tekanan yang diteruskan Belombang tekanan yang dipantulkan Stemming 9ahan peledak Primer

i. =umlah 9ahan Peledak 1 P P/ > de > < QQQQQQQQQQQQQQQ..QQQQ ( .(!) 2imana 5 1 P/ P =umlah bahan peledak P Tinggi isian bahan peledak (. 7 T)

2e P loading density I-31

<

P =umlah lubang bor

=ika pola peledakan selang seling (staggered pattern), maka 5 < P U ro- > n M 'ariable (berdasarkan ,umlah baris) Variable adalah ,umlah penambahan lubang pada baris tertentu

0S

0S

Le)ar ? @ ro6 A B

B
P M( S

Pan,ang (P) P (n 7 () S /ontoh 5 =ika n P , ,umlah baris =a-ab 5 < P U ro- > n M ( P > M( P (" ,. Volume Setara (14u'alen Volume)

nP

hitunglah < V ( adalah 'ariable

Suatu angka yang menyatakan setiap meter atau &eet pemboran setara dan se,umlah 'olume atau berat tertentu material*batuan yang diledakkan, dinyatakan dalam m *m, &t *&t, ton*&t.
; QQQQQQQQQQQQQQQQQ..QQQQ $:

14 P

( .(;)

2imana 5 14 . <

P Volume setara P Kedalaman lubang bor P =umlah lubang bor I-32

14 berguna untuk menaksirkan kemampuan alat bor yang dipergunakan untuk lubang tembak dan sangat tergantung pola peledakan.

k. Volume .asil Aedakan Volume hasil ledakan merupakan dimensi burden (9) dikalikan dengan ,arak lubang dalam satu ro- yang sama (S) serta dikalikan dengan ketinggian teras (A). Satuan 'olume hasil ledakan dinyatakan dalam 9ank /ubi$ 6etri$ (9/6) untuk mendapatkan 'olume dalam satuan Ton, dikalikan dengan densitas batuan. V P 9 > S > A > < > 2 ...................................................... 2imana 5 V P Volume 9atuan yang Terbongkar (Ton) 9 P 9urden (m) S P Spa$ing (m) A P Tinggi ,en,ang (m) < P 9anyaknya Aubang 2 P 2ensity 9atuan (ton*mW) l. Kepadatan Pengisian Kepadatan pengisian merupakan ,umlah bahan peledak setiap satuan pan,ang, sama dengan "."""!;# dikalikan dengan densitas bahan peledak dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak. Se$ara matematis dapat dituliskan sebagai berikut 5 % P ","""!;# > SB > 2e3 .............................................................. % SB 2e m. 9lasting 0atio P Kepadatan pengisian P 9erat ,enis bahan peledak P 2iameter bahan peledak ( .3") ( .(:)

2imana 5

I-33

9lasting ratio adalah ,umlah berat bahan peledak setiap 'olume hasil ledakan. Penerapan blasting ratio dilapangan ,arang tepat karena pengaruh pengisian bahan peledak.
B< = # QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ..QQQ.... ; ( .3()

2imana 5 90 1 ?

P 9lasting 0atio P =umlah Pemakaian 9ahan Peledak P Volume material .asil Peledakan

n. Po-der @aktor (P@) Suatu bilangan yang menyatakan ,umlah material*batuan yang diledakkan atau dibongkar oleh bahan peledak dalam ,umlah tertentu, dinyatakan dalam ton*lbs atau lbs*ton. P& P
; Ton*lbs QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ ( .33) #

2imana5 P& ? 1

P Po-der @a$tor P Volume material hasil peledakan P =umlah bahan peledak

o. Kon&igurasi Pola Aubang Peledakan .al ini tergantung pada diameter lubang ledak, si&at7si&at batuan, si&at7si&at bahan peledak, tinggi ,en,ang dan hasil yang diinginkan. Pada umumnya ada tiga ,enis pola peledakan yang sering diterapkan, yaitu pola persegi pan,ang (rectangler), pola bu,ur sangkar (s0uare), dan pola selang seling (staggered). p. Aetak Primer Penempatan primer pada bagian ba-ah isian bahan peledak akan memberikan e&ek detonasi yang lebih bagus terhadap isian bahan peledak dibanding penempatan primer pada bagian atas isian bahan peledak. Pada dasar isian, gelombang detonasi merambat sepan,ang isian bahan peledak dengan baik karena berada pada daerah pengurungan yang bagus. =ika stemming dipadatkan dengan bagus energi peledakn akan lebih bagus dan e&ek pelepasan batuan merata di sekitar lubang tembak. Selain gelombang detonasi merambat ke atas dalam kolom isian bahan peledak dengan tekanan tinggi, ,uga merambat kedalam batuan.

I-34

%a#)ar 3.1+ E&ek To( Dan Botto# Pri#ing

3.3.,

Hal:!al Bang Me#(engaru!i 1an<angan Peledakan

a. Kepekaan Aokasi Kondisi lokasi disekitar lokasi peledakan dalam hal perkiraan getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat. b. Perpindahan Tumpukan 6aterial .asil Aedakan (1uc*pile) +rah perpindahan tergantung pada ,alur daya tahan paling ke$il yang dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan material hasil ledakan pada ran$angan peledakan yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang ke$il, dll). $. Pengendalian 2inding Inter'al delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan antar baris dapat menyebabkan o%erbrea* yang berlebihan.

I-35

d. Beologi 9atuan berlapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi ter,adinya cut o22. e. Kondisi +ir 9atuan ,enuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan tekanan air dari peledakan ke daerah7daerah di sekitarnya (=ater hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak atau meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang tidak memungkinkan ter,adinya ledakan. &. 9ahan Peledak yang digunakan Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (X (,3# g*$$) yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan, mudah dead pressing dari lubang yang berdekatan. g. Sederhana 0an$angan yang rumit h. 9iaya 2engan meningkatnya kerumitan ran$angan, biaya biasanya akan meningkat. 9iaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya modi&ikasi ran$angan lain agar diperoleh e&isiensi biaya. 3.3.Jeni$ Ba!an Peledak 9ahan peledak adalah bahan senya-a kimia tunggal atau $ampuran berbentuk padat, $air, gas atau $ampuran yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan a-al akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat $epat, hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan bertekanan sangat tinggi yang se$ara kimia lebih stabil. 9ahan peledak yang diperdagangkan umumnya adalah $ampuran dari persenya-aan yang mengandung 4 (empat) elemen dasar yaitu 5 / (/arbon), . (.idrogen), I (Iksigen). Kadang7 kadang ada persenya-aan lain dengan tambahan elemen seperti Sodium, +luminium, /al$ium akan memerlukan -aktu tambahan untuk menghubungkan dan menge'aluasi rangkaian (dengan memeriksa penyambungan pada kon&igurasi dela3).

I-36

dan sebagainya yang gunanya untuk menghasilkan pengaruh7pengaruh tertentu dari bahan peledak yang dibentuknya. 9erdasarkan komposisinya, bahan peledak dapat dibagi men,adi 3 (dua) golongan, yaitu5 a. Senya-a tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu ma$am senya-a sa,a. /ontoh 5 P1T< (Penta #r3thritol Tetra itrat), T<T (Tri itro Toluena) b. /ampuran, yaitu bahan peledak yang terdiri dari berbagai senya-a tunggal. /ontoh 5 2inamit, blac* po=der, A !" (Ammonium !uel "il). 9erdasarkan ke$epatan perambatan reaksinya, bahan peledak dapat dibagi men,adi 5 a. >o= #$plosi%e 5 adalah bahan peledak yang ke$epatan perambatan reaksinya rendah, ummnya lebih ke$il dari (.""" m*se$. /ontoh 5 Blac* Po=der, Propellant, Purote*ni*. Peristi-a perambatan reaksinya disebut pembakaran sangat lambat dan de2lagrasi (agak $epat). b. :igh #$plosi%e 5 adalah bahan peledak yang ke$epatan perambatan reaksinya tinggi umumnya lebih besar dari (.#"" m*se$. /ontoh 5 Dinamit4 T T4 P#T . Peristi-a perambatan reaksinya disebut peledakan. 3.3.. Pro$e$ Pe<a!n"a Batuan

a. 9ahan peledak terdetonasi menghasilkan stress dalam lubang batuan dan tekanan gas yang tinggi (+<@I Y 3;#" 6pa) dalam lubang tembak b. 9atuan di sekitar lubang tembak (3 sampai kali diameter) pe$ah karena adanya tekanan akibat terbakarnya +<@I dalam lubang ledak (blasthole pressure) yang sangat tinggi. $. 0ekahan7rekahan yang ditimbulkan oleh tekanan dalam 6assa batuan, se,auh 3" sampai " kali diameter. d. Tekanan gas yang sangat tinggi bertindak sebagai kampak yang memperbesar rekahan (baik rekahan yang ada sebelum peledakan maupun yang terbentuk setelah peledakan) e. 9atuan terdorong kearah bagian yang mempunyai tekanan yang lebih ke$il &. Bas bahan peledak lolos ke udara dengan tekanan yang diakibatkan oleh ledakan yang ter,adi. 3., Crag#enta$i Peledakan +dalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pe$ahan batuan setelah peledakan. @ragmentasi yang dibutuhkan tergantung pada kegunaan dari pe$ahan batuan hasil peledakan I-37

tersebut. Untuk mendapatkan &ragmentasi batuan yang diinginkan maka perlu mendesain suatu system dan pola peledakan yang lebih sempurna. 0umus 5 J P + 2imana 5 J + Vo % P Ukuran @ragmnetasi ($m) P 0o$k @aktor Konstanta (!) P 0o$k Volume Oang Terbongkar (Kg*9/6) P =umlah ma> penggunaan bahan peledak (Kg)
7o ?
" ,.;

? ",()! QQQQQQQQQQQ..Q.Q.....

( .3 )

). %eo#etri Peledakan #enurut teori 'on"a. 6enurut 'on"a, ran$angan geometri peledakan adalah sebagai berikut 5 9urden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, ,enis batuan dan ,enisbahan peledak yang diekspresikan dengan dnsitasnya. 0umusnya ialah 5

9 P ,(# > de >

2imana 9 P 9urden(&t)R de Pdiameter lubang ledak (In$hi)R P density batuan.

P density bahan peledak dan

Spa$ing ditentukan bedasarkan system -aktu tunda yang diren$anakandan kemungkinannya adalah sebagai berikut 5

Serantak tiap baris lubang ledak (Instantaneous single+ro= blast hole) . Z 49 SP R . X 49 SP9

9erurutan dalam tiap baris lubang ledak (secuenced single+ro= blast hole)

I-38

. Z 49

SP

. X 49 TP9 T P ",! 9

S P (,4 9

Stemming (T) 5 7

9atuan massi'e

9atuan berlapis Subdrilling (=) P ", 9

Penentuan diameter lubang dan tingi ,en,ang mempertimbangkan dua aspek, yaitu (() e&ek ukuran lubang ledak terhadap &ragmentasi, air blast4 2l3roc*, dan getaran tanahR dan aspek biaya pngeboran. Tinggi en,ang(A) dan 9urden (9) sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio A*9 (yang disebut Ste2ness ratio) yang ber'ariasi memberikan respon berbeda terhadap &ragmentasi, airblast4 2l3roc* dan getaran tanah.

I-39

BAB I0 MET8DE DAN HA IL PENELITIAN ,.1 Metode Penelitian 2alam melakukan penelitian untuk pengambilan data maka penulis melakukan pengamatan atau obser'asi se$ara langsung di lapangan dan menganalisa hal7hal yang berkaitan dengan ran$angan peledakan. 2alam melakukan pengamatan metode yang dilakukan adalah 5 a. 6elakukan pengumpulan data terhadap kondisi yang ada di lapangan yang berhubungan dengan keadaan daerah penelitian, sebagai berikut5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Penentuan Aokasi peledakan Peledakan (untuk kegiatan selan,utnya) Pembersihan lokasi dari batuan hasil peledakan sebelumnya Penentuan titik lubang bor dan pola pemboran, ,arak antara titik lubang bor Persiapan pemboran Pelaksanaan pemboran '3cle time pemboran Pengisian bahan peledak 6erangkai bahan dan alat peledakan Penentuan pola peledakan

b. 6elakukan perhitungan se$ara teoritis dan praktis yang menyangkut ,umlah bahan peledak dan perlengkapan yang digunakan di lapangan.

I-40

,.2 ,.2.1

Ha$il Penelitian Data Pe#)oran 2Drilling3 9erdasarkan hasil penelitian di lapangan data pemboran yang telah diperoleh meliputi5

Pola pemboran, -aktu edar pemboran, ke$epatan pemboran, dan kemampuan alat bor. a. Pola Pemboran Pola pemboran yang diterapkan oleh PT. Semen Tonasa adalah pola staggered drill pattern atau 8ig78ag.kedua metode berkaitan dan lokasi yang akan dibor dilakukan sendiri sendiri dan dilakukan dengan kombinasi keduanya b. ?aktu 1dar Pemboran Pengamatan -aktu edar pemboran dengan menggunakan dua steel dan tiga steel (batang bor) di mana dalam satu steel pan,angnya (3 &eet. 2ari hasil pengolahan data maka diperoleh rata7rata c3cle time alat bor <otar3 Blasthole Drill ,enis @U0UK+?+ TOP1 ./0 (#"" 12. Untuk lubang bor tiga steel 5 7 7 7 7 7 7 7 ?aktu membor I ?aktu menyambung batang bor( dan 3 ?aktu membor II ?aktu menyambung batang bor 3 dan ?aktu membor III ?aktu angkat batng bor (,3 dan ?aktu pindah posisi P (,##" menit P ",4)"3 menit P (.#3# menit P ", ;;3 menit P 3.4)! menit P (,3: menit P ".!(" menit

=adi total -aktu edar pemboran rata7rata untuk kedalaman pemboran tiga steel adalah =D3>+/#enit .(lihat lampiran ) $. 1&isiensi Penggunaan +lat 9or 2ari data yang diperoleh di lapangan dengan melakukan pengamatan langsung dan -a-an$ara dengan operator mesin bor diketahui bah-a untuk pemakaian sebanyak (empat) unit mesin bor <otar3 Blasthole Drill merek @U0UK+?+ TOP1 ./0 (#"" 12 selama satu ship ker,a atau perhari dan setelah dirata7ratakan diperoleh data dengan total -aktu sebagai berikut (lihat Aampiran #). I-41

7 7 7 7

=am Ker,a +lat (?) =am Ker,a Perbaikan (0) ?aktu Standbay (S)

#,# menit

P ( ,# menit P ( ( menit

?aktu total (T) dalam sehari (satu ship ker,a)P 4;" menit

,.2.2

Data Peledakan 2ata peledakan yang diperoleh di lapangan yaitu peralatan peledakan, perlengkapan

peledakan, bahan peledak yang digunakan, pelaksanaan peledakan, ran$angan peledakan dan system peledakan yang diterapkan di lapangan. a. Peralatan Peledakan 7 7 7 7 7 7 9lasting ma$hine /ir$uit tester (blasting ohm meter) Tang pengupas kabel Kabel PV/ Plastik rol dan isolasi +<@I (+mmonium <itrat @uel Iil) +<@I merupakan $ampuran dari +mmonium <itrat (+<) dan @uel Iil dengan rumus kimia <.4<I .M /.3 di mana per$ampuran yang seharusnya digunakan dengan perbandingan :4,# L (+<) 5 #,# L (@I). dihasilka tidak Balance. 7 7 2ynamit 2aya Bel 2etonator listrik <amun di lapangan perbandingan yang dilaksanakan adalah :#,:# L (+<) 5 4,"# L (@I) sehingga $ampuran +<@I yang

b. Perlengkapan peledakan

$. 9ahan Peledak

d. 0an$angan Peledakan 9erdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan terhadap kegiatan di lapangan maka diperoleh data peledakan geometri peledakan sebagai berikut 5 I-42

Untuk kedalaman tiga steel (tiga batang bor) 7 7 7 7 7 7 7 9urden (9) Spa$ing (S) Kedalaman Aubang Aedak (.) Stemming (T) Sub 2rilling (=) Tinggi ,en,ang (A) Pan,ang kolom pengisian (P/) P , : meter P 4,(!3 meter P (",3# meter P ,#" meter P ",!# meter P : meter P ),!# m BAB 0 PEMBAHA AN +dapun data kegiatan pemboran dan peledakan guna mendapatkan &ragmentasi yang dibutuhkan pada penambangan batu gamping 2I PT. Semen Tonasa adalah sebagai berikut5 -.1 Data Pe#)oran -.1.1 'e<e(atan Pe#)oran +dapun ke$epatan pemboran yang didapatkan dari data lapangan menghasilkan (,3!7(, m*menit untuk kedalaman tiga steel . Sedangkan se$ara teoritis didapatkan (," ;7(,3( m*menit untuk kedalaman tiga steel, sehingga dapat dilihat bah-a ke$epatan pemboran se$ara lapangan lebih baik dari pada di teoritis. <amun ,ika dibandingkan ke$epatan pemboran antara kedalaman dua steel dan tiga steel, maka dapat diketahui bah-a ke$epatan pemboran untuk kedalaman tiga steel lebih tinggi. .al ini karena -aktu untuk pindah alat bor lebih e&ekti&. 2isamping itu ,uga disebabkan karena adanya perbedaan kekerasan batuan dari tiap lokasi pemboran, struktur batuan yang berongga sehingga kadang rrmenyulitkan operator untuk mengoperasikan alatnya dan kondisi daerah yang akan di bor belum terlalu bersih dari material hasil peledakan sebelumnya sehingga menyulitkan operator. -.1.2 'e#a#(uan Alat Bor 2ari data yang didapatkan obser'asi di lapangan tambang maka didapatkan 6+ P :),( L .P+P:!,3L,1UP!"L,U+P!3L (lihat lampiran !) <ilai persentase ini menun,ukan kondisialat bor sangat baik. .al ini karena alat atau mesin bor yang digunakan masih baru I-43

dengan umur alat C satu tahun.

2isamping itu ,uga operator yang $ukup berpengalaman

sehingga mampu untuk menge&ekti&kan ker,a alat serta dari segi pemeliharaan alat yang $ukup baik. 2an hasil analisis dari data yang didapatkan maka kemampuan alat bor adalah sebanyak # lubang per,am atau " lubang perhari untuk kedalaman tiga steel dan ! lubang per ,am atau 43 lubang per hari untuk kedalaman lubang tiga steel.

-.2 Data (eledakan -.2.1 Target (roduk$i Target produksi semen yang diterapkan oleh perusahaan (PT Semen Tonasa) adalah sebesar ." (.!;" ton*tahun.(tahun 3"":) Target produksi batukapur untuk tahun 3"": P 4.344.4:" > (,";( ton*tahun. P 4.#;;.3:4 ton*tahun. 2iketahui ,umlah hari ker,a 3)" hari*tahun (# hari ker,a perminggu) =adi target produksi 9atu Kapur perhari P P (!.)#" ton*hari atau ;;.3#" ton*minggu. untuk lubang tiga steel dengan ,umlah lubng )" lubang setiap peledakan adalah (!.)#" Ton*hari. 2ari data perhitungan tersebut dapat diketahui target produksi peledakan bila lubang ledak dua steel maka target produksi belum terpenuhi telah terpenuhi. Untuk men$apai target produksi, maka peledakan diadakan hari lembur yaitu pada hari sabtu untuk kegiatan peledakan :# lubang sekali dalam seminggu, sehingga target produki batu kapur terpenuhi. -.2.2 'o#(o$i$i Ba!an Peledak Perbandingan pen$ampuran se$ara nyata dalam sekali pen$ampuran dalam 6IA1<5 +monium <itrat (+<) 5 ; sak [ 3# kg P 3"" kg @uel Iil 6aka 5 5 ( ember besi P (" liter P ;,4# kg

I-44

+< P

> ("" L P :#.:# L

@I P

> ("" L P 4."# L =adi $ampuran +<@I tersebut tidak men$apai kondisi @erro "$3gen balance (@"B)

dimana $ampuran tersebut kekurangan @uel oil (under2uelled) sehingga akan menghasilkan gas7 gas (&umes) <I3 se$ara berlebihan yang ditandai dengan mun$ulnya asap ber-arna kekuningan setelah peledakan. Sedangakan perbandingan se$ara teoritis agar ter$apai kondisi @"B adalah sebagai berikut 5 +< 5 @I P a5b :4,# L 5 #,# L P a 5 ;,4# kg a P a P (#" kg P ) sak

=adi pebandingan pen$ampuran dalam sekali pen$ampuran seharusnya dalam 6IA1< adalah 5 +< 5 @I P (#" kg 5 ;,4# kg +< 5 @I P ) sak 5 (" liter. -.2.3 %eo#etri$ Peledakan Beometri peledakan yang dimaksud adalah ukuran geometri peledakan yang diterapkan di lapangan, di mana dalam hal ini dibandingkan dengan geometri peledakan se$ara teoritis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bah-a produksi hasil peledakan aktual dengan ran$angan peledakan se$ara teoritis apakah mampu men$apai target produksi yang ditetapkan oleh PT Semen Tonasa Pangkep (Tabel #.(). Ta)el -.1 I-45

%eo#etri Peledakan Menurut Teoriti$ dan Aktual untuk kedala#an dua $teel dan tiga $teel (ada dia#eter ,D- In<! 6enurut 0. A. +sh (meter) 3,:" 4,(3 ),( 3,:" ",;! ,3 #,3 6enurut Konya (meter) ,(3 4,3 (" ,(3 ",:4 ),); :,") +ktual dua steel (6eter) , 3 , ; ), 3,#: ",(;" ,!4 ) +ktual tigasteel (6eter) , : 4,(!3 (",3# ,#" ",!# ),!# :

<I ( 3 4 # ) !

Beometri Peledakan (6eter) 9urden (9) Spa$ing (S) Kedalaman Aubang Aedak (.) Stemming (T) Sub 2rilling (=) Pan,ang Kolom Isian (P$) Tinggi =en,ang (A)

Kedalaman ini sudah sesuai dengan rumus 0.A.+sh maupun menurut teori Konya dimana 5

. P ((,# F 4,")9 P (,# > 3,:" meter . P 4, # meter atau P 4," > 3,:" meter . P ((,) meter. =adi 0ange kedalaman lubang bor 4,( m sampai ((,) m. Sedangkan pengukuran Sub Drilling tidak dapat dilakukan di lapangan sehingga dilakukan pendekatan teoritis yang sesuai yaitu tinggi ,en,ang (A) P :.3# m, sub drilling (=) P ".!# m, pan,ang kolom isian (P/) P !,(# m, stemming (T) P 3,;# m (lihat lampiran (3). 2engan melihat perbandingan tersebut maka ditin,au dari segi 'olume ledakan menurut teoritis dan di lapangan maka yang menghasilkan 'olume yang besar adalah ran$angan peledakan se$ara teoritis yaitu 5 I-46

Volume material hasil peledakan menurut teoritis (0.A.ash) adalah 5 PP9>S>A P P 3,:" m > 4,(3 m > ),)! m P P ;" m *lubang P ;" m > 3, ton*m P (;4 ton*lubang Volume 6aterial .asil Peledakan di Aapangan kedalaman dua steel di lapangan untuk lubang ledak dua steel adalah 5 P P Vs > . > \r P P ((,;!: m *m > ), P P (! ton*lubang. =adi produksi hasil peledakan yang diterapkan se$ara teoritis lebih e&ekti& ,ika dibandingkan dengan produksi hasil peledakan aktual. -.2., Crag#enta$i Batuan Ha$il Peledakan @ragmentasi batuan di lapangan adalah ukuran batuan setelah ter,adi peledakan. 2ilakukan pengukuran &ragmentasi di lapangan dengan tu,uan untuk mengetahui apakah ukuran &ragmentasi tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan perusahaan atau tidak. Standar dari perusahaan adalah 5 a. Ukuran @ragmentasi di lapangan 5
7o 0umus 5 J P + ?
" ,.;

m > 3. ton*m

? ",()!

2imana 5 J + Vo % 2imana 5 % P P/ > de P ,!4 m > ;.;3 kg*m I-47 P Ukuran &ragmentasi ($m) P 0o$k &aktor konstanta (!) P 0o$k 'olume yang terbongkar (Kg*9/6) P =umlah ma> penggunaan bahan peledak (Kg)

P Vo

kg

P9>S>A P , 3 > .;; > ) P !!,3;: 3,

P (!!,!)) Ton * lubang bor 6aka 5 J P!


(!!,!))
" ,; " ,()!

P ! ( ,;4 P 4;, ; $m

b. Ukuran &ragmentasi se$ara teoritis 5 0umus 5 J P + 2imana 5 J + % 2imana 5 % P P/ > de P ,3 m > ;.! kg*m P 3!,;4 kg Vo P 9 > S > A P 3.:" > 4,(3 > ),)! P !:,! m *luang bor.
7o ?
" ,.;

? ",()!

P Ukuran &ragmentasi ($m) P 0o$k &aktor konstanta (!) P =umlah ma> penggunaan bahan peledak (Kg)

Vo P 0o$k 'olume yang terbongkar (Kg*9/6)

I-48

P !:,! > 3, P (; , Ton*lubang bor 6aka 5 J P!


(; , 3;
" ,;

3; ",()!

P ! ( 4,4: > (,!4 ) P #4,; $m 2engan melihat ukuran standar &ragmentasi batuan dari perusahaan sebesar ( meter untuk $rusher IV maka ukuran &ragmentasi di lapangan sudah memenuhi standar. +dapun parameter yang diperhatikan dalam menentukan nilai kekerasan &ragmentasi adalah rasio kekerasan burden4 ,ika nilai kekerasan burden Z 3 berarti &ragmentasi ,elek (ada boulder) ,ika 0K9 3 F ,# &ragmentasinya baik dan ,ika X ,# &ragmentasinya sangat baik. =adi semakin ke$il nilai kekerasan burden berarti burden tersebut sangat kuat untuk dihan$urkan. +ktual untuk lubang dua steel5 0K9 P
TinggiAenA ang Burden

),"" , 3

P (,;" Teoritis5 0K9 P 3,:"m P 3, Setelah melihat di lapangan maka rasio kekerasan burden aktual (,;" sedangkan se$ara teoritis 3, ,adi rasio kekerasan burden aktual dan teoritis belum menghasilkan &ragmentasi yang baik -.2.- ite# (eledakan Sistem peledakan yang diterapkan pada kegiatan peledakan PT Semen Tonasa adalah sistem peledakan dengan menggunakan detonator listrik. 6asing7masing detonayor listrik tersebut memiliki -aktu tunda tertentu yang bertu,uan untuk mengarahkan arah lemparan peledakan. I-49
),)! m

Sedangkan ,enis rangkaian yang digunakan adalah rangkaian Seri,Paralel. +dapun peralatan dan perlengkapannya adalah sebagai berikut 5 (. 9lasting ma$hine 3. Tang atau $remper . 9lastometer (9I6) 4. Ka-at sambungan ($one$ting -ire) #. 2etonator listrik dengan -aktu delay ). Ka-at sambung !. Plastik rol ;. isolasi

BAB 0I 'E IMPULAN DAN A1AN ..1 'e$i#(ulan 2ari hasil kegiatan ker,a praktek ini disimpulkan sebagai berikut 5 (. Target produksi batugamping yang diren$anakan PT. Semen Tonasa untu unit /rusher II sebesar (!.)#" ton*hari. 3. Kemampuan produksi alat bor 4 lubang *,am (dibulatkan), dengan e&isiensi ker,a alat bor 4;,(#4L . Pola pemboran yang ditetapkan yaitu pola pemboran se,a,ar bentuk empat persegi pan,ang dan 8ig 78ag 4. Beometri peledakan berdasarkan pengamatan data lapangan rata7rata diketahui 5 burden 4,") m, spa$ing 4,(; m, kedalaman lubang tembak ((,4" m, stemming 3,;" m, sub drilling ",;3 m, tinggi ,en,ang (",#; m, dengan demikian target produksi batugamping (!.)#" ton*harimen$apai ter$apai.

I-50

#. Beometri peledakan berdasarkan teori diketahui 5 burden 3,:" m, spa$ing 4,(3 m, kedalaman lubang bor ),( m, stemming 3,:" m, sub drilling ",;! m, tinggi ,en,ang #,3 m ). .al7hal yang mempengaruhi produksi peledakan tidak optimal yaitu ketidakteraturannya geometri peledakan dan adanya struktur batuan yang berongga. !. .al7hal yang mempengaruhi produksi pemboran tidak optimal yaitu 5 $y$le time, kondisi mekanis alat bor, struktur batuan, kondisi lapangan yang tidak rata dan keterampilan operator dalam mengoperasikan alat.

..2

aran:$aran

Untuk menghasilkan &ragmentasi batuan yang sesuai dengan ren$ana untuk produksi peledakan 4uarry 9 harus dilakukan beberapa hal antara lain 5 (. Perlu adanya keteraturan geometri peledakan yaitu nilai burden, spa$ing, dan stemmingnya agar material yang diledakkan hasilya sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 3. Pemakaian bahan peledak harus disesuaikan dengan pan,ang kolom isian, hal ini sesuai pengamatan di lapangan pernah ditemui bahan peledak dalam tertentu terlalu penuh sehingga stemmingnya men,adi berkurang menyebabkan hasil peledakan tidak sempurna. . Sebaiknya se,umlah baris tidak banyak maksimal ; baris sehingga urutan delay detonator yang terakhir tidak ter,adi kegagalan peledakan dan tidak di,umpai adanya banyak kebongkahan (boulder).

I-51

4. +danya koordinasi antara shi&t &ormen pemboran dan ,uru ledak tentang arah pelemparan batuan, sehingga starting point tentang burden dan spa$ing tidak menyimpang dari ren$ana semula.

DACTA1 PU TA'A (. 9udi 0ahmanto, Ir, (:;(. G2iktat kuliah geologi dasar, Uni'ersitas .asnuddin U,ung Pandang. 3. 6uh. +rsyad, Ir, 6T. G2iktat Kuliah PemboranE =urusan Teknik Pertambangan UV0I 6akassar. . 6oelhim kartodharmo, Ir, (:;:*(::". GTeknik PeledakanE. Aaboratorium Beoteknik Pusat +ntar Uni'ersitas Ilmu 0ekayasa IT9. 9andung. 4. Partono Pro,osumarto, Ir. (:;(. GPemindahan Pertambangan UV0I 6akassar. Tanah 6ekanisE =urusan Teknik

I-52

#. 0a&iuddin, Ir, 6T, (:; . GPenuntun dan diktat kuliah Beologi &isikE =urusan Teknik Pertambangan UV0I 6akassar. ). Sumhudi, (::4 G Teknik Peledakan5 G2epartemen Pertambangan dan 1nergiE !. Sumhudi, (::4 GKeselamatan Penangan 9ahan Peledak,E 2epartemen Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan. ;. .asanuddin, Ir GPenuntun Praktikum Beologi @isik, Glaboratorium Beologi 2asar UV0I 6akassar. :. /al'in =. Konya, G 9last 2esign. GPro$$esion blasting ser'i$es 6oti'ile, Ihio. (". Busta&sson, 0 (:! GS-edish 9lasting Te$hni$4ueE, SPI, S-eden.

I-53

Anda mungkin juga menyukai