Mempelajari sifat H2SO4 C. Dasar Teori Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus. Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. a) Sifat-sifat Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami. Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa. Belerang dengan kemurnian 99.999 % sudah tersedia secara komersial. Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal. b) Isotop Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus, dikenal sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi. c) Senyawa-senyawa Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur, ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah
beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting. Berikut ini akan dijelaskan mengenai asam sulfat. Asam Sulfat ( H2SO4) Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida: S (s) + O2 (g) SO2 (g) Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium(V) oksida: 2 SO2 + O2(g) 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5) Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat. H2SO4 (l) + SO3 H2S2O7 (l) H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l) Praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan. SO3(g) + H2O(l) H2SO4 (l) Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik. Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan: 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium, 33,53%, asam baterai, 62,18%, asam bilik atau asam pupuk, 73,61%, asam menara atau asam glover, 97%, asam pekat.
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium: H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4HSO4- + H2O H3O+ + SO42Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan buah-
buahan. Afinitas asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya ia akan memisahkan atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa. Sebagai contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan asam sulfat): (C6H12O6)n 6 nC + 6n H2O Efek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas. Selulosa bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang akan terlihat seperti efek pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke dalam satu sendok teh gula. Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon berpori-pori yang mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel. d) Kegunaan Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang digunakan untuk menghasilkan asa sulfat, bahankimia yang sangat penting. Belerang juga digunakanuntuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang merupakan insultor yang baik. Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara. Unsur belerang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk allotropi, dua diantaranya adalah monoklinik dan rhombik belerang seperti gambar yang tertera di bawah ini.
(a)
(b)
Gambar 2. Molekul siklik dari belerang padat (S8) Rupa dari sulfur pada suhu dan tekanan biasa memiliki sifat isulator arus listrik. Walaupun, penelitian belerang pada tekanan tinggi menunjukkan bukti
terjadinya transisi ke struktur berbeda yang merupakan fase logam (superkonduktivitas sering dikaitkan dengan perubahan struktur dari satu struktur kristal logam ke struktur logam lainnya, dimana struktur yang kedua menyimpang dari struktur sebelumnya). Elektromagnet khusus yang didasari oleh superkonduktif material digunakan secara luas di ilmu kedokteran untuk magnetik resonance imaging (MRI). Secara umum, superkonduktif material hanya menunjukkan sifat ini pada temperatur yang sangat rendah, lebih rendah daripada temperature hidrogen cair (20K). Sifat dari belerang ini sangatlah penting karena fase logamnya memiliki suhu kritis yang sangat tinggi yang melampaui superkonduktivitas dari unsur-unsur benda padat lainnya yang telah diteliti. Lebih lanjut, suhu kritis ini meningkat dengan bertambahnya tekanan, merupakan sifat yang luarbiasa. Sebagai contoh, selenium dan telurium, yang merupakan satu golongan dengan belerang, menunjukkan sifat yang berbeda. Belum ada yang tahu bagaimana menjelaskan fenomena tersebut. Makna dari hasil penelitian tersebut adalah bahwa belerang membuka kesempatan untuk pengembangan dari percobaan teori superkonduktivitas. Para peneliti sedang merencanakan untuk meningkatkan tekanan guna mempelajari sifat yang luarbiasa ini. Belerang mempunyai titik lelh 113 C dan titik didih 445 C. Belerang terdapat dalam berbagai bentuk alotrop yang secara alami yaitu Si, siklooktasulfur yang tertata secara zigzag. Macam macam alotrop belerang yang bias temui yaitu , S, -S, -S, - S, -S, dan -S. Belerang membenuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi, dan senyawanya dengan oksigen merupakan salah satu senyawa belerang yang terpenting yang sering melibatkan ikatan rangkap dua dari donasi pasangan electron oksigen. Hal ini dapat terjadi oleh karena tersedianya orbital kosong 3d dalam atom belerang. Ikatan tunggal S-S juga banyak dijumpai khususnya pada pada spesies tiosulfat dan polisulfida (yang paling sederhana yaitu S22- tak berwarna sedangkan homolog yang lebih panjang S32-, S42-, S52-dan seterusnya berwarna kuning). ion sulfite bereaksi dengan belerang membentuk ion tio sulfat: reaksi pembentukannya ini sesungguhnya mirip dengan pengikatan oksigen menjadi sulfat, oleh karena itu keduanya mempunyai struktur identik.
D. Alat dan bahan 1. Alat No 1 Untuk mengambil senyawa berupa serbuk Spatula 2 Nama dan gambar alat fungsi
Cawan penguapan 3
Pembakar bunsen 4
Tabung reaksi
Gelas kimia 6
Gelas ukur 7
Sebagai penyangga
Kaki tiga 8 Untuk memindahkan larutan dalam jumlah sedikit Pipet tetes
2. Bahan No 1 Bahan H2SO4 Sifat fisika Berupa cairan Tak berwarna Tak berbau Massa molar 98,08 gr/mol - Densitas 1,84 g/cm3 - Viskositas 26,7 cP (20 C) Sifat Kimia - Bereaksi dengan air - Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O - Bereaksi dengan natrium asetat H2SO4 + CH3COONa NaHSO4 + CH3COOH - Struktur kristal orthorhombic - Bilangan oksidasi -1, 2, 4, 6 (oksida asam kuat) - Keelektronegatifan 2.58 (skala pauling) - Energi ionisasi Pertama 999.6 kJ/mol, - kedua: 2252 kJ/mol, - ketiga : 3357 kJ/mol - Jari-jari atom 100 pm - Jari-jari atom (terhitung) 88 pm - Jari-jari kovalen 102 pm - Jari-jari vander waals 180 pm
Belerang
- Massa jenis (sekitar suhu kamar) (alfa)2.08 g/cm3 - Massa jenis (sekitar suhu kamar) (beta)1,96 g/cm3 - Massa jenis (sekitar suhu kamar) (gama)1,92 g/cm3 - Massa jenis cair pada titik lebur 1.819 g/cm3 - Titik lebur 388.36 K (115.21 C) - Titik didih 717.8 K (444.6 C) - Kalor peleburan (mono) 1.727 kJ/mol - Kalor penguapan (mono) 45kJ/mol - Kapasitas kalor (25 C) 22.75J/(mol.K) Wujud : Padat Warna : Oranye Bau : Tidak berbau Nilai pH- pada 100 g/l H2O : 3.57
K2Cr2O7
- Kelarutan Dalam Air : 5 g/100 mL pada 0o C, dan 102 g/100 mL pada 100o C. - Penguraian Termal:
- Titik lebur : 3980C - Densitas 20% : 2.69 g/cm3 - Berat Molekul : 294,2g/mol 4 CH3COOH Berbentuk cairan jernih Tidak berwarna Berbau menyengat Berasa asam Mempunyai titik beku 16,6 C - Titik didih 118,1C
~500oC
- Asam asetat mudah menguap di udara terbuka - Mudah terbakar - Dapat menyebabkan korosif pada logam - Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20 C, etanol (9,5%) pekat, dan gliserol pekat. - Dekomposisi Suhu: 400 C - Kelarutan: Larut dalam air Spesifik Gravity / Densitas: 1,55 - Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil klorida dan etil bromida - Dengan pH 100% etanol adalah 7,33 - Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya, ion etoksida (CH3CH2O), dengan mereaksikannya dengan logam alkali seperti natrium: - HCl akan berasap tebal di udara lembab. - Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau
Na2SO3
Bentuk: Solid Penampilan: putih Bau: tidak berbau pH: 11,6 (solusi) Molekul Berat: 105.9778
C2H5OH
- Cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas - Titik didih : > 760C (168,80F) - Titik baku : -113,840C (172,90F) - Massa jenis : 0,789 0,806 - Densitas : 1,59 1,62 - Tingkat penguapan : 1,7
HCl
- Massa atom : 36,45 - Massa jenis : 3,21 gr/cm3. - Titik leleh : -101 C
- Energi ionisasi : 1250 kj/mol - Kalor jenis : 0,115 kal/gr C - Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna - Berbau tajam 8 BaCl2 Berbentuk Kristal Tidak Berwarna Titik Lebur : 960C Densitas : pada suhu 20C 3,10 kg/L - Tidak Berbau - Berwarna kemerahan mengkilap kuning dan
Belerang
10
Brom
11
Sukrosa
- Padatan putih/bening
merangsang. - Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter. - Merupakan oksidator kuat. - Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat - Racun bagi pernapasan. - Merupakan Garam Organik - Mudah Larut dalam Air - Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas - Beracun - Tidak bereaksi dengan Udara - Merupakan unsur logam - Bereaksi dengan unsur nonlogam membentuk senyawa ionik - Merupakan gas diatomic yang larut dalam air - Merupakan unsur halogen - Dapat membentuk senyawa ion jika berikatan dengan unsur logam. - Merupakan senyawa organik jenis karbohidrat yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen - Reaktif dengan asam sulfat
E. Prosedur Kerja Modifikasi belerang Serbuk belerang - Meleburkan dalam cawan penguapan - Memanaskan dengan hati-hati - Menghentikan pemanasan saat semua belerang melebur - Membiarkan hingga membeku - Memperhatikan garis kristal yang terbentuk Terbentuk garis-garis kristal warnanya kuning bening
Serbuk belerang - Memanaskan perlahan-lahan belerang dalam tabung reaksi sambil menggoyang-goyang tabung. - Mengamati perubahan warna pada belerang Warna lelehan kuning-coklat
Serbuk belerang - Memanaskan perlahan-lahan belerang dalam tabung reaksi sambil menggoyang-goyang tabung. - Menuangkan belerang kedalam gelas kimia berisi air Terbentuk batang panjang dan tipis di dinding tabung reaksi
Sifat asam sulfat Keping tembaga - Memasukkannya ke dalam tabung reaksi - Menambahkan 1 ml H2SO4 - Memanaskannya Terbentuk CuSO4+ SO2 - Meletakkan kertas saring yang telah ditetesi K2Cr2O7 yang diasamkan pada mulut tabung reaksi Kertas saring berubah warna dari berwarna kuning (ketika ditetesi K2Cr2O7) menjadi berwarna hijau kecoklatan.
Sukrosa - Menambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat Warna sukrosa menjadi hitam 2 ml CH3COOH - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Menambahkan 2 ml etanol - Menambahkan 2 ml H2SO4 - memanaskan dengan cara memasukkan kedalam tabung reaksi dalam air panas yang terdapat dalam gelas kimia Warna larutan bening, setelah dimasukkan ke dalam air panas, terbentuk bau wangi seperti balon
Na2SO3 - Melarutkannya dalam sedikit air - Menambahkan beberapa tetes BaCl2 - Menambahkan beberapa tetes HCl encer
Filtrat - Menambahkan air brom hingga warna kuning tidak hilang lagi Warna larutan dari berwarna keruh kekuningan menjadi berwarna bening
F. Hasil pengamatan No Perlakuan 1 Modifikasi belerang - Melebur serbuk belerang (1 sendok) dalam cawan penguapan - Memanaskannya - Membiarkan belerang sampai membeku (setelah semua belerang mencair) - Belerang dilelehkan sampai mendidih - Mengamati perubahan warna viskositas belerang - Menuangkan belerang mendidih ke dalam gelas kimia 2 Sifat asam sulfat - Memanaskan sekeping tembaga dengan 1 mL H2SO4 pekat dengan hati-hati tidak sampai mendidih - Meletakkan kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 yang diasamkan dan diletakkan di mulut tabung percobaan 1 - Gula ditambah beberapa tetes H2SO4 - Memasukkan 2 mL asam asetat dan 2 mL alcohol - Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat kemudian memanaskan dengan cara memasukkan tabung reaksi dalam air panas yang terdapat dalam gelas kimia - Na2SO3 dalam air + BaCl2 + HCl encer lalu disaring, kemudian filtratnya ditambahkan dengan air brom Hasil pengamatan
- Belerang mencair dan setelah didiamkan beberapa saat, terbentuk garis-garis kristal warnanya kuning-bening.
- Warna lelehan kuning-coklat - Terbentuk seperti batang panjang tipis pada dinding tabung reaksi - Warna larutan bening, setelah dipanaskan menjadi coklat muda dan membentuk gas SO2. - Kertas saring ketika ditetesi K2Cr2O7 berwarna kuning dan ketika letakkan di atas tabung reaksi menjadi hujai kecoklatan. - Warna gula menjadi hitam - Warna larutan bening, setelah dimasukkan ke dalam air panas terbentuk bau wangi seperti balon. CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O - Na2SO3 + air (bening) - + BaCl2 (larutan putih) - + HCl (terbentuk endapan putih) - Filtrat + air brom larutan menjadi bening dari keruh kekuningan.
G. Pembahasan Modifikasi belerang Percobaan mengenai modifikasi belerang dilakukan sebanyak tiga kali untuk percobaan yang berbeda. percobaan pertama dengan memanaskan belerang yang ada dalam tabung reaksi dengan menggunakan pembakar bunsen. Pada mulanya belerang dalam fase padat, namun setelah dilakukan pemanasan, belerang menjadi meleleh. Lelehan ini dibiarkan membeku. Setelah diamati, ternyata terbentuk garis-garis kristal saling berpotongan dan bewarna bening kekuningan. Kristal belerang yang dihasilkan ini merupakan belerang monoklin atau disebut juga belerang yang terdiri dari cincin S8 Selanjutnya, memanaskan kembali sejumlah belerang dalam tabung reaksi sambil menggoyang-goyang tabung reaksi. Warna lelehan belerang pada saat awal meleleh adalah kuning namun setelah dipanaskan lebih lanjut warnanya menjadi kecoklatan. Ketika serbuk belerang tersebut mencair maka cairannya dimasukkan dalam air maka akan berubah menjadi plastic seperti mengkristal. Belerang yang berbentuk kristal tadi disebut belerang plastic yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan kedalam air berisi rantai rantai spiral -S. Perubahan belerang yang terjadi pada proses pemanasan dapat dijelaskan sebagai berikut.Ketika belerang mula mula mencair,cairan terdiri dari cincin S8 yang campur aduk.Apabila susu dinaikkan, energy termal gerakan vibrasi atom belerang dalam cincin,maka ikatan belerang belerang mulai putus. Hal ini menyebabkan rantai atom belerang membentuk electron tidak berpasangan pada kedua ujungnya.Apabila pada salah satu ujung atom belerang dari rantai mengikat atom belerang dari rantai lain, maka terbentuk ikatan kovalen yaitu rantai S16. Rangkaian ini dapat berlanjut terus membentuk rantai panjang S24,S32,S40, dan seterusnya yang jalin menjalin dan menyebabkan larutan menjadi sangat kental. Apabila suhu lebih tinggi lagi,maka gerakan atom belerang lebih kuat lagi,menyebabkan putusnya rantai panjang menjadi potongan potongan yang lebih kecil dan larutan kembali menjadi encer. Apabila larutan encer didinginkan dengan cepat, misalnya dengan cara memasukkannya kedalam air dingin, maka
atom belerang tidak mempunyai kesempatan membentuk cincin S8 kembali. Hasilnya adalah terbentuk larutan yang sangat dingin yang disebut belerang amorf atau yang disebut juga belerang plastik yang mempunyai sifat elastic seperti karet. Apabila didiamkan, maka rantai SX dalam belerang amorf perlahanlahan berubah kembali menjadi cincin S8 berbentuk rombik yang sacara
termodainamika lebih stabil. Sifat H2SO4 Pada percobaan mengenali sifat asam sulfat ini dilakukan 5 percobaan. Untuk percobaan pertama asam sulfat direaksikan dengan cara dipanaskan dengan tembaga. Ebelum mendidih, terbentuk endapan berwarna putih (cendrung silver) dan mengeluarkan gas. Gas tersebut merupakan gas SO2 sesuai persamaan reaksi: Cu(s) + H2SO4 (l) CuSO4(aq) + SO2 (g) + H2O(aq) Tabung tersebut ditutup dengan menggunakan kertas saring yang telah ditetesi K2Cr2O7. Setelah beberpa saat, kertas saring yangawalnya berwarna kuning (karena ditetesi K2Cr2O7) menjadi berwarna hijau kecoklatan. Perubahan warna ini merupakan warna hijau yang diakibatkan karena adanya ion Cr 3+ sesuai reaksi redoks pada suasana asam berikut : 3 SO2 + Cr2O72- + 4 H+ 3 SO4 + 2 Cr3+ + 2 H2O Percobaan selanjutnya, menambahkan beberapa tetes H2SO4 ke dalam gula yang ada pada tabung reaksi. Warna gula pada awalnya putih menjadi berwarna hitam. Warna hitam disebabkan karena pada reaksi terbentuk karbon. C6H12O6
H2SO4
6 C + 6 H2O.
Kemudian percobaan ke empat, sebanyak 2 mL alkohol, asam asetat, dan asam sulfat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan memasukkannya dalam air panas yang terdapat dalam gelas kimia. Setelah beberapa saat, tercium bau wangi seperti balon dari tabung reaksi. Bau tersebut merupakan bau khas dari ester. Persamaan reaksinya: CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Dalam hal ini H2SO4 bertindak sebagai pendehidrasi atau sebagai dehidrator yang berfungsi untuk menarik air dari suatu senyawa sehingga pada reaksi di atas dihasilkan air (H2O). Selanjutnya, pada percobaan 5 dilarutkan Na2SO3 pada sedikit air dan ditambahkan BaCl2 menghasilkan larutan yang berwarna putih seperti larutan kapur. Persamaan reaksi ionnya: SO32- + Ba2+ BaSO3 Larutan ini ditambahkan dengan sedikit HCl encer dan kemudian di saring. Pada hasil penyaringan diperoleh ressidu berwarna putih dan pada filtratnya ditambahkan dengan beberapa tetes air brom hingga warna kuning menghilang. H. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Belerang memiliki sifat alotropi yaitu kemampuan suatu zat untuk terdapat lebih dari satu macam bentuk yaitu belerang rombik (S-), belerang monoklin (S-) dan belerang plastis (S-). 2. Asam sulfat bersifat sebagai katalis dan dehidrator atau pendehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA Handoyo, Kristian Sugiyarto. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Nonlogam. Yogyakarta : PMIPA Jurusan Kimia UI Yogyakarta. Rumengan, Stefan Marco. 2010. Laporan praktikum kimia anorganik 1 kimia belerang.Manado: Universitas Negeri manado Rahma, Dwi. 2012. Belerang.(online). http://rahmadwioi.blogspot.com. diakses tanggal 26 November 2013 Pukul 14.18 WITA Sukamto, Kostiawan. 2010. Reaksi pada unsur dan senyawa belerang. (online). http://awanl.blogspot.com Diakses tanggal 7 Oktober 2013 Pukul 16.59 WITA Team, Teaching. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Gorontalo : Jurusan Pendidikan Kimia UNG.