Anda di halaman 1dari 16

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERDASAR TAHAP PERKEMBANGAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998) Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :

1. Data Umum a. Identitas kepala keluarga b. Komposisi anggota keluarga c. Genogram d. Tipe keluarga e. Suku bangsa f. Agama g. Status sosial ekonomi keluarga

2. Aktifitas rekreasi keluarga a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga b. Tahap perkembangan keluarga saat ini c. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi d. Riwayat keluarga inti e. Riwayat keluarga sebelumnya

3. Lingkungan a. Karakteristik rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal c. Mobilitas geografis keluarga d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e. System pendukung keluarga

4. Struktur keluarga a. Pola komunikasi keluarga b. Struktur kekuatan keluarga c. Struktur peran (formal dan informal) d. Nilai dan norma keluarga

5. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif b. Fungsi sosialisasi c. Fungsi perawatan kesehatan

6. Stress dan koping keluarga a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga b. Respon keluarga terhadap stress c. Strategi koping yang digunakan d. Strategi adaptasi yang disfungsional

7. Pemeriksaan fisik a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga c. Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia d. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu: a. Membina hubungan baik

Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga. b. Pengkajian awal Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan. c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua) Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan

menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensiintervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).

Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu: a. Anallisa data Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan. b. Perumusan diagnosa keperawatan Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi: 1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. 2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif. 3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E). 2) Diagnosa ancaman/risiko Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S). 3) Diagnosa nyata/actual/gangguan Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).

Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga. Dalam Friedman (!998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDA Persepsi

Diagnosa Keperawatan

kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah Perilaku mencari sehat Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah Kurang pengetahuan Konflik keputusan

manajemen kesehatan Kognitif-pola latihan Peran-pola persepsi

Peran-pola hubungan

Berduka antisipasi Berduka disfungsional Konflik peran orang tua isolasi social Perubahan dalam proses keluarga Perubahan penampilan peran

Risiko perubahan dalam menjadi orang tua Perubahan menjadi orang tua Risiko terhadap kekerasan Koping pola pola Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan Koping keluarga tidak efektif : menurun Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

toleransi terhadap stress

C. Intervensi Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004). a. Skala prioritas Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut : 1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial) 2) Kemungkinan masalah dapat diubah 3) Potensi masalah untuk dicegah 4) Menonjolnya masalah Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

Kriteria Sifat masalah

Bobot 1 Aktual Risiko Potensial =3 =2 =1 =2 =1

Skor

Kemungkinan masalah untuk dipecahkan

Mudah Sebagian

Tidak dapat = 0 Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya masalah 1 =3 =2 =1

Segera diatasi = 2 Tidak segera diatasi = 1 Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan : 1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot 3) Jumlahkan skor untuk semua criteria 4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b. Rencana Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut : 1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah 2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah. 3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur. 4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.

5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

D. Implementasi dan Evaluasi Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu : 1. Sumber daya keluarga 2. Tingkat pendidikan keluarga 3. Adat istiadat yang berlaku 4. Respon dan penerimaan keluarga 5. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998) Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana : S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif. A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and Practice. Lippincott : California

Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4th Edition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

Pengkajian pd balita: Identitas anak Riwayat kehamilan, persalinan Riwayat kessehatan bayi Pertumbuhan & perkembangan Pemeriksaan fisik Berapa lama waktu bersama orang tua Siapa pengasuh anak Diagnosa Keperawatan Perub hubungan b/d ketidakmampuan kelg merawat anakyg sakit berat Resti hub kelg tdk harmonis b/d ketdk mampuan kelg mengenalmasalah yg terjadi pd anak Meningkatnya kemandirian anak Pemeliharaan kes yg optimal Hubungan kelg yg harmonis Intervensi Diskusikan ttg tugas keluarga Diskusikan penyebab ketidakharmonisan Identifikasi sumber dukungan yg ada Ajarkan cara merawat anak Anjurkan u/ mempertahankan pola komunikasi terbuka Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

a. b. c. d.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi : 1. Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga Yang termasuk dalam pengkajian keluarga adalah : 1. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural 2. Data lingkungan 3. Struktur dan fungsi keluarga 4. Stress dan strategi koping yag digunakan keluarga 5. Perkembangan keluarga Yang termasuk dalam pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah : Fisik Mental Emosi Spiritual 2. Perumusan diagnosa keperawatan 3. Penyusunan rencana keperawatan Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. 4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah. 5. Evaluasi Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan

1. PENGKAJIAN
1. 2. 3. 4. Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode : Wawancara keluarga Observasi fasilitas rumah Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe) Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dsb Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

A. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1. Nama kepala keluarga (KK) 2. Alamat dan telepon 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendidikan kepala keluarga 5. Komposisi keluarga dan genogram 6. Tipe keluarga

7.

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

8.

Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. 9. Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. 10. Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. C. Pengkajian Lingkungan 1., Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat. Sistem pendukung keluarga Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. D. Struktur Keluarga Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. E. Fungsi Keluarga Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

1. 2.

3.

4.

2.

3. 4.

5.

1. 2. 3. 4.

1.

2.

3.

Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu : keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan tarhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kleluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah : Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

a.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ; 1). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah 2). Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga 3). Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami 4). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit 5). Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan. 6). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada. 7). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan. 8). Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ; 1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit. 2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. 3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai. 4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan 5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga 6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang. 7). Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit 8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut. 9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi). 10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan. 4. a. b. c. 5. a. b. Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : Berapa jumlah anak Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah : Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. F. Stress dan Koping Keluarga Stressor jangka pendek dan panjang Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor. Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Strategi adaptasi fungsional Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan c.

b.

1. a. b. 2. 3. 4.

G. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

H. Harapan Keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

II. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA. Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari : - Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan) - Resiko (ancaman kesehatan) - Keadaan sejahtera (wellness) Contoh diagnosa keperawatan keluarga ; Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual Contoh 1 Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi. Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3 unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yang ketiga, akan tetapi dalam merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi tersebut Contoh 2 Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami Contoh 3 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik). Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman) Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb. Contoh Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.

a. b. c.

berhubungan

a. b.

Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi. Contoh Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R

a. b. c.

C. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO 1 2 3 4

KRITERIA Sifat masalah Aktual (Tidak/kurang sehat) Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian Tidak dapat Potensi masalah untuk dicegah Tinggi Sedang Rendah Menonjolnya masalah Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan

SKOR 3 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 0

BOBOT

Skoring : Skor x Bobot Angka tertinggi Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


- Kriteria 1 Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga - Kriteria 2 Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut : Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat - Kriteria 3 Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan : Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. - Kriteria 4 Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

E. IMPLEMENTASI
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ; 1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : 1. Memberikan informasi 2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan 3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara : 1. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan 2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga 3. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan 3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara : 1. Mendemonstrasikan cara perawatan 2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah 3. Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara ; 1. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga 2. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin 5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara : 1. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga 2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

F. EVALUASI
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal : Keluarga mengatakan nyerinya berkurang. O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan. A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan. P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No

Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tujuan Umum Khusus

Kriteria Evaluasi Kriteria Standar

Rencana Intervensi

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan No Keluarga

Tujuan Khusus

Tanggal

Implementasi

Evaluasi

Read more: http://berkaskep.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-keluarga.html#ixzz2NIyAh8so

Anda mungkin juga menyukai