Anda di halaman 1dari 1

1.

Analisis Dan Intrepetasi Paham Negara dan Agama Menurut John Locke

Kritik terhadap pemisahan negara dan agama

Locke merumuskan wewenang negara dan agama dengan amat ketat sehingga keduanya menjadi terpisah dan tidak boleh saling mencampuri wewenang yang lain. Urusan agama adalah keselamatan akhirat sedang urusan negara adalah keselamatan di dunia saat ini, ketika manusia masih hidup. Persoalannya, menurut Simon Petrus L. Tjahjadi, apakah pemisahan itu sesuai dengan pandangan agama itu sendiri? Kebanyakan agama memiliki pandangan bahwa agama harus ikut campur dalam soal-soal publik, seperti keadilan sosial, wewenang pemerintahan, dan tuntutan moral umum. Perwujudan iman setiap pemeluk agama seringkali harus berfungsi juga di dalam persoalan-persoalan umum, sehingga pemisahan antara agama dan agama seperti yang diusulkan Locke dapat melanggar keyakinan agama-agama tertentu dan tidak dapat diterima. Pandangan Locke mengenai agama bersifat deistik. Salah satu kebebasan yang harus dihargai dalam negara adalah kebebasan menganut agama dan keyakinan dalam civil society. Sebuah gagasan toleransi agama yang sejalan dengan pandanganya tentang perjanjian masyarakat dan wewenang kekuasaan negara. Sehingga perlu adanya toleransi timbal balik antara otoritas keagamaan dengan pemerintahan sipil. Konsep John Locke mengenai kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam sebuah negara memang patut untuk diapresiasi, mengingat struktur masyarakat dalam sebuah negara sangat plural. Hanya saja jika konsep toleransi beragama dan berkeyakinan tersebut di identikkan seruang dan sebangun dengan perjanjian masyarakat dan wewenang kekuasaan negara, maka ada hal yang sangat keliru.

Anda mungkin juga menyukai