Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 Pendahuluan

2. 3. 4. 5. 1.4

Mengetahui perkembangan konsep Ketahanan Nasional di Indonesia Mengetahui unsur-unsur ketahanan nasional Mengetahui pembelaan Negara Mengetahui hubungan Indonesia dengan perdamain dunia

1.1

Latar Belakang Setiap bangsa dalam mempertahankan eksistensi dan mewujudkan cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi.Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam konsep Wawasan Nusantara, sedangkan geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsep Ketahanan Nasional. Sesuai dengan bagan paradigma ketatanegaraan Negara Republik Indonesia, maka Ketahanan Nasional (Tannas) merupakan salah satu konsepsi politik dari Negara Republik Indonesia.Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsep geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, geostrategi bangsa Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional. Geostrategi adalah suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan Nasional. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa Indonesia memiliki pengertian bahwa konsep ketahanan Nasional merupakan pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.Ketahanan nasional sebagai suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dari konsepsi ketahanan nasional itu sendiri. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Ketahanan Nasional? 2. Apa hubungannya antara Ketahanan Geostrategi di Indonesia? Sistematika Uraian 1. Mengetahui pengertian Geostrategi Indonesia

Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Ketahanan sebagai geostrategic Indonesia 2. Memahami peran dalam pembelaan Negara

Nasional

1.5

Batasan Masalah 1. Pengertian ketahanan nasional 2. Perkembangan konsep ketahanan nasional di Indonesia 3. Hubungan ketahanan nasional dengan geostrategic Indonesia

di

BAB 2 Tinjauan Teori


A. Pengertian Geostrategi Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau, kini, maupun mendatang.Geostrategi menjadi sangat penting karena, setiap bangsa yang telah menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagaai ruang hidup nasional untuk menentukan kebijakan, kepentingan dan tujuan Nasional.Melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis,ekonomis, sosial budaya dan Hankam.Pengertian geostrategi itu sendiri merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.Geostrategi dapat pula dikatakan sebgai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan

1.2

Nasional

dengan

1.3

Ketahanan

Nasional

sebagai

politik.Sedangkan geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan srana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia member arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera. Oleh karena itu geostrategic Indonesia bukanlah geopolitik untuk kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Dalam pengembangan geostrategi di Indonesia terdapat beberapa tujuan yang mendasarinya diantaranya : 1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis aspek ideologi, politik, sosial, budaya, dan Hankam maupun aspek-aspek lainnya. 2. Alamiah, yaitu untuk upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. 3. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia. B. Pengertian dan Ciri Ketahanan Nasional Rumusam ketahanan nasional yang baku sangat dibutuhkan dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa. Rumusan ketahanan nasional sebagai dasar penerapan harus mempunya pengertian baku agar semua warga negara mengerti serta memahaminya. Adapun pengertian ketahanan nasional itu sendiri merupakan kondisi dinamis bangsa Indonesia yng meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Terdapat pula tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional. Ketiga perspektif tersebut adalah sebagai berikut: C.

1.

2.

3.

Ketahanan nasional sebagai kondisi, perspektif ini melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan, metode atau cara dalammenjalankan suatu kegiatan khususnya dalam pembangunan negara. Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam Garis-garis Besar HAluan Negara (GBHN) agar setiap orang, masyarakat dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya.

Terdapat pula ciri dari ketahanan nasional yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan, maka suatu negara perlu pertahanan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dari luar maupun dari dalam negeri. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu: 1. Mandiri Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.Kemandirian (independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.

2.

Dinamis Ketahanan nasional tidaklah tetap.Ia dapat meningkatkan atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat

bahwa segala sesuatu didunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa pula. Karena itu upaya peningkatan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. 2. 3. Wibawa Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia. Konsultasi dan Kerjasama Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrotatif dan antagonistik, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama dan serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa. 3.

nasional yang dicapai menjadi tolak ukur ketahanan nasional.

Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu Sistem kehidupan nasional mencangkup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Ketahanan nasional mencangkup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa seara utuh, menyeluruh, dan terpadu (komperatif integral). Asas Mawas ke Dalam dan ke Luar Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu , sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut terdapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam maupun keluar. a. Mawas ke Dalam Mawas ke dalam memberikan tujuanuntuk menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilainilai kemandirian yang proposional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasional Indonesia mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. b. Mawas ke Luar Mawas keluar bertujuan untuk mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negri dan menerima

4.

D.

Asas-Asas ketahanan nasional Indonesia Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara, yang terdiri dari: 1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial.Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasioanal. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri. Kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan dalam kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan

kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. E. Sejarah Lahirnya Ketahanan nasional Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (sunardi, 1997). Masa itu adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina.Concern atas fenomena tersebut memengaruhi para pemikir militer di SSKAD.Mereka mengadakan pengamatan atas kejadian tersebut, yaitu tidak adanya perlawanan yang gigih dan ulet di indo Cina dalam menghadapi ekspansi komunis. Pengembangan atas pemikiran awal diatas semakin kuat setelah berakhirnya gerakan G 30 S PKI.Pada tahun 1968, pemikiran dilingkungan SSKAD tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional). Dalam pemikiran Lemhanas tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan konseptual berupa ditemukanya unsure-unsur dari tata kehidupan nasional tang berupa ideology, politik, ekonomi, social, dan militer. Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan Nasional yang menjadi pertanda dari ditinggalkanya konsep kekuatan, meskipun dalam ketahanan nasionalsendiri terdapat konsep kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamis satu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasisegala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang dating dari luar maupun dalam, yang langsung maupun tidak yang membahayakan identitas. F. Ketahanan Nasional dalam GBHN

Konsepsi Ketahanan Nasional untuk pertaman kali dimasukan dalam GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No.IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan nasional dalam GBHN 1973 adalah sama dengan rumusan ketahanan nasional tahun 1972 dari lemhanas. Rumusan mengenai ketahanan nasional dalam GBHN adalah sebagai berikut: 1. Untuk tetap memungkinkan berjalanya pembangunan nasional yang selalu harus menuju ketujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakan dari hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari dalam negeri. 2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. 3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideology, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan social budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan. a. Ketahanan ideology adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideology pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional. b. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945. c. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat. d. Ketahanan social budaya adalah kondisi kehidupan social budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan social budaya. e. Ketahanan Pertahanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan Negara.

Menyimak rumusan mengenai konsepsi ketahanan nasional dalam GBHN tersebut, kita kembali mengetahui akan adanya tiga wujud atau wajah konsep ketahanan nasional, yaitu: 1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatan sebagaimana tercermin dari rumusan pertama. 2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua 3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari rumusan ketiga. G. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL 1. Gatra dalam Ketahanan Nasional Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi kekuatan/ketahanan nasional suatu Negara terdiri atas beberapa aspek.Para ahli memberikan pendapatnya mengenai unsur-unsur kekuatan nasional suatu Negara. a. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou Unsur ketahanan nasional negara terbagi menjadi beberapa faktor, yaitu Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber daya alam Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi, karakter nasional, modal nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi. b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor, yaitu Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industry, dan militer. Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas kepemimpinan. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins

Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tanah, sumberdaya, penduduk, teknologi, idiologi, moral, dan kepemimpinan. d. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tiga, yaitu Alamiah terdiri atas geografi, sumberdaya, dan penduduk; Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral nasional; Lain-lain: ide, inteligensi, dan diplomasi, kebijakan kepemimpinan. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas letak geografi, wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional, dan sifat pemerintahan. Unsur kekuatan nasional menurut Cline Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas sinergi antara potensi demografi dan geografi, kemampuan ekonomi, militer, strategi nasional, dan kemauan nasional. Unsur kekuatan nasional model Indonesia Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra dalam ketahanan nasional Indonesia.Pemikiran tentang gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.

e.

f.

g.

2.

c.

Trigatra Trigatra merupakan komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu: a. Aspek Geografi Aspek Geografi adalah aspek yang berkkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada.Pengaruh

b.

letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasab nusantara) dan geostrategi (Ketahanan Nasional). Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti: Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba daratan (benua) atau yang dikenal dengan Land Locked Country Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang bersifaat archioelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan. Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi olehkondisi wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit) Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis (relatif berimbang) Dalam kaitan dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan komvinasi atau wawasan nusantara. a) Gatra letak geografis Letak geografis Negara Indonesia dikelompokkan dalam 4 gugusan yaitu : Gugusan Papua dan pulau pulau kecil di sekitarnya Gugusan kepulauan Maluku, terdiri dari Halmahera, Ternate, Tidore, Seram Buru , dan pulau-pulau di sekitarnya Gugusan Kepulauan Sunda Kecil , meliputi Pulau Bali, Lombok , Sumbawa dan sekitarnya Gugusan kepulauan Sunda Besar , meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya Sumber Daya Alam

Kekayaan alam merupakan potensi yang mampu mendukung dinamika ketahanan nasional.Pemanfaatan kekayaan alam yang baik dan maksimal sangat diperlukan untuk kelangsungan generasi berikutnya. Kekayaan alam yang terkandung dalam sumberdaya alam ( SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan, yaitu: Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makkanan yang berasal dari binatang. Nabati (flora) adalah sumber daya alam yaang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal daari unsur tumbuh-tumbuhan. Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negra yang berasal dari ekspoorasi dalam bumi. Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkkan pada asas: Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan Negara Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkilanjutan Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas jdan kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asin Untuk mengatasi kesenjangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk maka diupayakan: Menyusun pola pengelolaan SDA Mengembangkan IPTEK Membina kesadaran nasional Mengadakan program pembangunan yang serasi Mengadakan pembentukan modal yang cukup Menciptakan daya beli konsumen yang cukup

c.

Keadaan dan kemampuan penduduk Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tertentu.Penduduk merupkan faktor dominan terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh, karena gatra lain sangat tergantung pada kualitas penduduk.Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah meliputi: Jumlah penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah makin meningkat nya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas,baik dirinya,masyarakat,dan negara. Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia. Jenis kelamin,agama,suku bangsa,dan pendidikan. Distribusi penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah air). Hubungan antargatra didalam trigatra, antara lain : 1. Antara geografi dan kekayaan alam Kekayaan alam baik kualitas maupun kuantitas perlu sekali diinventarisasi. Juga tentang lokasinya karena di dalam perencanaan dan penggunaan sumber alam dan lokasinya saling mempunyai hubungan yang erat. Contoh : Untuk industri baja maka lokasi bijih besi, batu bara, dan minyak bumi berdekatan sangat menguntungkan. Pusat pembangkit tenaga listrik akan sangat menguntungkan jika letaknya berdekatan dengan daerah industri. 2. Antara geografi dan penduduk, Distribusi penduduk sangat penting dan mempengaruhi langsung ketahanan nasional. Mata pencaharian penduduk juga dipengaruhi oleh keadaan geografi sekelilingnya. Distribusi penduduk erat hubungannya dengan masalah transmigrasi dan pusat-pusat pengembangan.

3.

Antara kekayaan alam dan penduduk, Kekayaan alam baru mempunyai manfaat nyata jika telah diolah penduduk yang memiliki kemampuan dan teknologi untuk itu. Penduduk harus mempunyai potensi kekayaan alam yang ada di negaranya dan mampu membina serta melestarikan (mereservasikan) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.

3.

Pancagatra Pancagatra merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehidupan sosial. Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Komponen pancagatra meliputi: a. Ketahanan di Bidang Ideologi Adalah ketahanan nasional yang berintikan pemahaman dan pengamalan nilai ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilakku untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Ketahanan Nasional di Bidang Politik Adalah ketahanan nasional yang berintikan kehidupan politik yang damai, tertib, adil, jjujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi Ketahanan nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapngan kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG , baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam

b.

c.

yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia. d. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi Ketahanan nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia.Melalui adanya ketahanan sosial dan budaya di atas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia. Ketahanan Nasional di Bidang Hankam Ketahanan nasional yang berintikan adanyarasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri.Melalui hal di atas, diharapkan mampu mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia. 5. Hubungan antargatra didalam pancagatra, antara lain: 1. Ideologi sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan idiil negara, bernilai penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya. Karena itu mutlak perlu untuk diaman kan terhadap tiap ancaman, hambatan, dan gangguan yang akan mengubah atau meniadakan ideologi nasional itu. Tingkah laku politik seorang dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu dengan yang laiiinya saling berkaitan. Karena saling berkaitan, maka perubahan disalah satu aspek akan mempunyai pengaruh terhadap aspek lain. Situasi politik yang kacau yang memungkinkan terjadi pertikaian dan

3.

pemberontakan merupakan suatu kerawanan yang mebahayakan ketahanan nasipnal ; sebaliknya keadaan politik stabil dan dinamis memungkinkan pembangunan di segala bidang dan memberikan rasa aman serta memperkokoh ketahanan nasional. Ketahanan ekonomi berhubungan erat dengan ketahanan dibidang ideologi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sebagai penunjang. Sebaliknya keadaan ekonomi stabil dan maju menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan di bidang lain. Kedaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai. Kemegahan sosial suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan nasionalnya, baik fisik, materi, maupun mental kejiwaan. Keadaan sosial yang timpang dengan segala kontradiksi, penuh budaya, dan kepribadian yang tidak terpuji.

4.

e.

Ketahanan pertahanan keamanan memerlukan juga penunjang gatra lain. Keadaan stabil, maju, dan berkembang dibidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya memperkokoh pertahanan keamanan nasional. Sebaliknya dapat dikatakan bahwa tanpa pertahanan keamanan nasional yang memadai akan lemahlah ketahanan nasional suatu bangsa.

4.

2.

Hubungan Antar Gatra Dalam Trigatra dan Pancagatra Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini.Dengan memanfaatkan dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut, dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional. Hubungan antara trigatra dan pancagatra Hubungan antara trigatra dan pancagatra antara lain:

5.

a.

b.

c.

d.

Ketahan nasional hakekatnya bergantung kepada kemampuan bangsa / negara di dalam mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan nasional mengandung pengertian keutuhan di mana terdapat saling hubungan erat antar gatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional. Kelemahan di salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan. Ketahanan nasional bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya secara struktural dan fungsional.

dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional. 3. Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi, peningkatan diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya. Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari dini. Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional. Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi. Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri perlu ditingkatkan.

4.

5.

H.

Implementasi Konsepsi Ketahanan Nasional Dalam Pembangunan Nasional Dalam implementasi konsepsi ketahanan nasional dalam pembangunan nasional dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya : a. Ketahanan Nasional Pada Aspek Politik Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang sehat, dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik. Yaitu dengan mewujudkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang

6.

7.

B.

Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi

2.

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari Iuar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal yaitu antara lain :

1.

Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan monopolistis. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa. Pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasilhasilnya senantiasa memperhatikan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.

2.

terhadap budaya asing yang tidak sesuai kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya berdasarkan Pancasila D. Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara. Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu : 1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan. Sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.

3.

4.

5.

C.

Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya 2.

Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang Iangsung maupun tidak Iangsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi

BAB3 TINJAUAN KASUS Selasa, 09 April 2013 Kasus Sengketa Pulau Sipadan dan Lingitan

Tugas ketiga Politik Internasional

Pulau Sipadan dan Lingitan merupakan objek sengketa internasional antara Indonesia dan Malaysia. Pulau Sipadan dengan luas 10,4 ha terletak 15 mil laut (sekitar 24 km) dari pantai Sabah Malaysia dan 40 mil laut atau 64 km dari pulau Sebatik Indonesia. Sedangkan pulau Lingitan dengan luas 7,9 ha terletak sekitar 21 mil laut atau sekitar 34 km dari pantai Sabah Malaysia dan 57,6 mil laut atau 93 km dari pulau Sebatik Indonesia. Persengketaan antara Indonesia dan Malaysia mencuat pada tahun 1973 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua belah negara, masing masing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan Lingitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Dengan temuan tersebut Indonesia merasa berkepentingan untuk mengukuhkan pulau Sipadan dan Lingitan, maka dicarilah dasar hukum dan fakta historis serta bukti lain yang dapat mendukung kepemilikan dua pulau tersebut. Di saat yang sama Malaysia mengklaim bahwa dua pulau tersebut merupakan miliknya sesuai peta unilateral 1979 Malaysia, serta mengemukakan sejumlah dalil, alasan dan fakta. Namun kedua belah pihak untuk sementara sepakat mengatakan dua pulau tersebut dalam status quo dan pada tahun 1989 masalah pulau Sipadan dan Lingitan mulai dibicarakan kembali oleh dua belah negara.

Mahkamah Memorial pada 2 November 1999 diikuti Counter Memorial pada 2 Agustus 2000 dan Reply pada 2 Maret 2001. Lalu dilanjut dengan proses Oral Hearing dari kedua negara yang bersengketa pada 3 -12 Juni 2002. Special Agreement adalah persyaratan prosedural yang memungkinkan mahkamah memiliki jurisdiksi terhadap kasus yang dibawa ke Mahkamah Internasional. Masalah pokok yang dimintakan dalam Special Agreement adalah Mahkamah Internasional dapat memutus suatu perkara berdasarkan perjanjian-perjanjian, fakta historis dan dokumen-dokumen yang diberikan oleh Indonesia dan Malaysia ke pengadilan. Special Agreement juga mencantumkan tentang kesediaan dua belah negara untuk menerima hasil keputusan dewan juri dengan lapang dada dan menerimanya sebagai keputusan yang bersifat akhir dan mengikat.

BAB4 PEMBAHASAN Untuk mencegah berulangnya kejadian serupa, maka Pemerintah Indonesia harus menangani secara lebih serius masalah wilayah perbatasan dan pulau- pulau yang berbatasan dengan negara tetangga.Bayangkan saja untuk memperjuangkan Sipadan-Ligitan di Mahkamah Internasional harus keluar dana lebih dari Rp16 miliar. Dan itu bukan uang yang sedikit terlebih lagi kehilangan satu pulau berarti ancaman terhadap integritas wilayah Indonesia.Hal ini penting, karena sengketa pulau yang dimiliki Indonesia bukan saja Sipadan-Ligitan, tetapi banyak pulau lainnya.Selain itu, ini juga bisa menjadi preseden buruk terhadap pertanggungjawaban pemerintah untuk mempertahankan eksistensi keutuhan wilayah. Dan pemerintah kita telah berupaya untuk: 1. Menolak argumentasi Malaysia bahwa kedua pulau sengketa pernah menjadi bagian dari wilayah yang diperoleh Malaysia berdasarkan kontrak pengelolaan privat Sultan Sulu dengan SenOverbeck/BNBC/Inggris/Malaysia. Mahkamah juga menolakargumentasi Malaysia bahwa kedua pulau termasuk dalam wilayah Sulu/Spanyol/AS/Inggris yang kemudian diserahkan kepada Malaysia berdasarkan terori rantai kepemilikan (Chain of

Pada tahun 1992, kedua negara sepakat menyelesaikan masalah ini secara bilateral yang diawali dengan pertemuan pejabat tinggi kedua negara.Hasil pertemuan pejabat tinggi menyepakati perlunya dibentuk Komisi Bersama dan Kelompok Kerja Bersama (Joint Commision (JC), Joint Working Group (JWG)).Namun dari serangkaian pertemuan JC dan JWG yang dilaksanakan tidak membawa hasil, kedua pihak berpegang pada prinsipnya masing masing yang berbeda untuk mengatasi permasalahan ini. Pada pertemuan tanggal 6-7 Oktober 1996 di Kuala Lumpur Presiden Soeharto dan PM. Mahathir menyetujui rekomendasi wakil khusus, dan 31 Mei 1997 disepakati Special Agreement for The Submission to the International Court of Justice the Dispute between Indonesia and Malaysia concerning the Sovereignty over Sipadan and Lingitan Island. Special agreement tersebut lalu disampaikan secara resmi ke Mahkamah Internasional pada 2 November 1998. Dengan itu proses ligitasi pulau Sipadan dan Lingitan di Mahkamah Internasional mulai berlangsung. Kedua negara memiliki kewajiban penyampaian posisi masing masing melalui Written Pleading kepada

Title Theory). Menurut Mahkamah tidak satupun dokumen hukum atau pembuktian yang diajukan Malaysia berdasarkan dalil penyerahan kedaulatan secara estafet ini memuat referensi yang secara tegas merujuk kedua pulau sengketa. 2. Menolak argumentasi Indonesia bahwa kedua pulau sengketa merupakan wilayah berada di bawah kekuasaan Belanda berdasarkan penafsiran atas pasal IV Konvensi 1891. penafsiran Indonesia terhadap garis batas 4 10' LU yang memotong P. Sebatik sebagai allocation line dan berlanjut terus ke arah timur hingga menyentuh kedua pulau sengketa juga tidak dapat di terima Mahkamah. Kejelasan perihal status kepemilikan kedua pulau tersebut juga tidak terdapat dalam Memori van Toelichting. Peta Memori van Toelichting yang memberikan ilustrasi sebagaimana penafsiran Indonesia atas pasal IV tersebut dinilai tidak memiliki kekuatan hukum karena tidak menjadi bagian dari konvensi 1891. mahkamah juga menolak dalil alternatif Indonesia mengingat kedua pulau sengketa tidak disebutkan di dalam perjanjian kontrak 1850 dan 1878 sebagai bagian dari wilayah Kesultanan Bulungan yang diserahkan kepada Pemerintah Kolonial Belanda. Penguasaan efektif dipertimbangkan sebagai masalah yang berdiri sendiri dengan tahun 1969 sebagai critical date mengingat argumentasi hukum RI maupun argumentasi hukum Malaysia tidak dapat membuktikan klaim kepemilikan masing-masing atas kedua pula yang bersengketa. Berkaitan dengan pembuktian effectivities Indonesia, Mahkamah menyimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti kuat yang dapat mewujudkan kedaulatan oleh Belanda atau Pulai Sipadan dan Pulau Ligitan. Begitu pula halnya, tidak ada bukti-bukti dan dokumen otentik yang dapat menunjukkan adanya bentuk dan wujud pelaksanaan kedaulatan Indonesia atas kedua pulau dimaksud hingga tahun 1969. Mahkamah tidak dapat mengabaikan fakta bahwa UU No. 4/Prp/1960 tentang Perairan yang ditetapkan pada 18 Pebruari 1960-yang merupakan produk hukum awal bagi penegasan konsep kewilayahan Wawasan Nusantara- juga tidak memasukkan Sipadan-Ligitan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.

Berkaitan dengan pembuktian effectivies Malaysia, Mahkamah menyimpulkan bahwa sejumlah dokumen yang diajukan menunjukkan adanya beragam tindakan pengelolaan yang berkesinambungan dan damai yang dilakukan pemerintah kolonial Inggris sejak 1917. serangkaian upaya Inggris tersebut terwujud dalam bentuk tindakan legislasi, quasi yudisial, dan administrasi atas kedua pulau sengketa, seperti : Pengutipan pajak terhadap kegiatan penangkapan penyu dan pengumpulan telur penyu sejak 1917. Penyelesaian sengketa dalam kegiatan pengumpulan telur penyu di P. Sipadan pada tahun 1930-an. Penetapan P. Sipadan sebagai cagar burung, dan

a.

b.

c.

d.

Pembangunan dan pemeliharaan mercu suar sejak tahun 1962 di P. Sipadan dan pada tahun 1963 di P. Ligitan.

3.

BAB 5 KESIMPULAN

4.

Ketahanan nasional dapat dikatakan kondisi dinamis bangsa Indonesia yng meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.Terdapat hubungan antara ketahanan nasional suatu negara dengan pembelaan negara.Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan nasionaL.Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia.Padahal berdsarkan Pasal 27 dan 30 UUD 1945, masalah bela negara dan pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesai.Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai