Anda di halaman 1dari 56

yos

Selasa, 18 Januari 2011 contoh TA askep tbc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN TBC

DI RUANG BOUGENVILE

RUMAH SAKIT TINGKAT II dr. SOEDJONO

MAGELANG

DISUSUSN OLEH :

Nama : Yos Nur Rasyid

Nis : 08.1554

TUGAS AKHIR

Di susun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti UjianNasional

Tahun Pelajaran 2011/2011

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KESDAM IV/ DIPONEGORO

MAGELANG 2011

PERSETUJUAN

Tugas Ahkir dengan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN TBC DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT TINGKAT II dr. SOEDJONO MAGELANG , telah mendapat persetujuan untuk memenuhi syarat dalam rangka mengikuti Ujian Ahkir Nasional dan Ujian Ahkir Sekolah.

Disahkan Oleh

Kepala Sekolah

Lilis Susiati, SKM

NIP 19680227 199603 2 001

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas ahkir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk syarat mengikuti Ujian Nasional.

Magelang, Januari 2011

Pembimbing I

JOKO PRAYITNO, Amd. Kep

SERKA NRP 21990083230179 Pembimbing II

ISTI EKO RAHAYU, S.Kep

NIP 030243258

Mengetahui

Kepala Ruang Bougenvile

ISTI EKO RAHAYU, S.Kep

NIP 030243258

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..............................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I : :

BAB II : :

BAB III

BAB IV

BAB V

: PENDAHULUAN

A .Latar Belakang................................................................................................

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................

C. Sistematika Penulisan.....................................................................................

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian...................................................................................................

B. Etiologi........................................................................................................

C. Patofisiologi.................................................................................................

D. Gambaran Klinis.........................................................................................

E. Komplikasi...................................................................................................

F. Penatalaksanaan...........................................................................................

G. Diagnosa Keperawatan................................................................................

H. Fokus Intervensi...........................................................................................

TINJAUAN KASUS

A. Biodata

B. a. Keluhan Utama.........................................................................................

b. Riwayat Penyakit Sekarang .....................................................................

c. Riwayat Penyakit Dahulu.........................................................................

d. Riwayat Penyakit Keluarga......................................................................

C. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................

D. Terapi............................................................................................................

E. Pengumpulan Data........................................................................................

F. Analisa Data.................................................................................................

G. Perumusan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas....................................

H. Asuhan Keperawatan....................................................................................

I. Lembar Pengkajian Keperawatan................................................................

PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Pengkajian..................................................................................................

B. Tahap Perencanaan.....................................................................................

C. Tahap Pelaksanaan......................................................................................

D. Tahap Evaluasi.............................................................................................

PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. H dengan Tubekulosis di Ruang Bougenvile Rumkit Tk. II dr.Soedjono Magelang.

Maksud dan tujuan penulis adalah untuk memenuhi salah satu program SMK Kesdam IV/ Diponegoro yaitu sebagai persyaratan mengikuti Ujian Nasional TA. 2010/2011. Laporan ini sebagai bukt sekaligus hasil bahwa telah menempuh pendidikan di SMK Kesdam IV/ Diponegoro.

Dengan selesainya tugas akhir ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, tak lupa dukungan moril serta materiil yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Kolonel CKM dr. Budi Santoso selaku Kepala Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang.

2. Bapak Mayor CKM Muaripin, SE, selaku Kepala Instalasi Pendidikan Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang.

3. Ibu Lilis Susiati, SKM. Selaku Kepala Sekolah SMK KESDAM IV /Diponegoro.

4. Ibu Serka Darsi, S.Kep selaku wali kelas

5. Bapak Serka Joko Prayitno, selaku pembimbing I yang telah memberi arahan , bimbingan dan saran dalam penyusunan Tugas Ahkir ini.

6. Ibu Isti Eko Rahayu, S.Kep, selaku pembimbing II yang telah memberi arahan , bimbingan dan saran dalam penyusunan Tugas Ahkir ini.

7. Ibu Isti Eko Rahayu, S.Kep, selaku Kepala Ruangan Bougenvile yang telah memberi waktu, tempat, kesempatan dan terimakasih atas kerjasamanya dengan penulis untuk menyelesaikan Tugas Ahkir ini di Ruangan Bougenvile.

8. Staf pengajar SMK Kesdam IV/Diponegoro magelang yang telah memberi bimbingan dan arahan selama pendididkan berlangsung.

9. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penyusunan Tugas Akhir ini secara umum dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Akan tetapi penyusun menyadari tugas akhir yang penulis buat jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan waktu dan bekal ilmu yang pengetahuan, pengalaman yang penulis peroleh , sarana dan prasarana yang kurang memadai serta mendukung menjadi hambatan penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tiada gading yang tak retak, dengan segala kerendahan hati penulis minta masukan kritik dan saran sehinga dalam pembuatan selanjutnya lebih baik demi sempurnanya laporan ini . Semoga laporan ini dapat bermafaat bagi penulis dan khususnya para pembaca pada umumnya.

Magelang, Januari 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kirakira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.

Tuberkulosis (TB) diperkirakan sudah ada sejak dulu jaman neolitik. Adapun faktor pendukung timbulnya penyakit TB adalah lingkungan dan pekerjaan si penderita dalam kurun waktu setahunnya dan menurut penelitiaan jumlahnya semakin bertambah setiap tahunnya yang begitu signifikan , terbukti dengan jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Tingkat II Dr. Soedjono pada bulan desember 2010 mencapai 15 orang atau 8% dari total penderita dalam kurun waktu 1 bulan.

Dengan permasalahan yang demikian penulis mengambil kesimpulan TB telah mengalami peningkatan jumlah penderitanya, maka penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus Tuberkulosis.

B. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis merumuskan tujuan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang antara lain:

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sistem pernafasan tuberkulosis terutama pada Tn. H yang dirawat di ruang Bougenvile Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengkaji masalah pasien dengan melakukan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan selanjutnya merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang diperoleh.

b. Mampu merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan memberikan alternatif pemecahan masalah kepada pasien.

d. Mampu mengevaluasi hasil yang telah dicapai berdasarkan tujuan yang telah diterapkan.

C. Sistematika Penulisan

Untuk membuat lebih mudahnya memahami Tugas Ahkir ini penulis memberi batasan gambaran sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan Tugas Ahkir.

BAB II: Tinjauan Teori, meliputi definisi/pengertian, etiologi, pathofisiologi, gambaran klinis, komplikasi, penatalaksanaan, diagnosa keperawatan dan fokus intervensi.

BAB III: Tinjauan kasus, meliputi biodata, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, terapi, pengumpulan data, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan sesuai prioritas, asuhan keperawatan, lembar pengkajian keperawatan.

BAB IV: Pembahasan, meliputi tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB V: Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

1. Suatu infeksi penyakit menahun yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberkulosis (Dep. Kes. RI 1998).

2. Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.

3. Penyakit menular pada sistem pernafasan yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberkulosis yang dapat mengenai bagian paru. Proses penularanya melalui udara atau langsung seperti saat batuk. Kebanyakan menyerang struktur alveolar paru (Suryadi SKP, Rita Yuliani SKP, 2001)

4. Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

B. Etiologi

Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999). Mycrobacterium Tuberkulosis Kuman yang berbentuk batang, panjang 1-4 umm dan tebal 0,3-0,6 umm, dapat tahan terhadap udara kering. Keadaan lembab dan dingin, sifat kuman aerob (soeparman, 1990).

Faktor Resiko

Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara.

Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan.

Bayi dan anak di bawah 5 tahun.

Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.

C. Patofisiologi

Mycrobacterium Tuberkulosis masuk ke dalam manusia melalui udara yang terhisap ke dalam paru paru menempel pada bronchiale atau alveolus dan memperbanyak diri setiap 18-24 jam menyebabkan proliferasi sel epitel disekelilingi basil dan membentuk dinding antara basil dengan organ yang terinfeksi ( tuberkel ). Basil menyebar melalui kelenjar getah bening menuju kelenjar regional dan menimbulkan reaksi eksudasi timbul lesi primer yang menyebabkan kerusakan jaringan atau membentuk pekerjaan di

daerah paru yang meluas dan merusak jaringan paru disekitarnya ( nekrosis ). Jaringan nekrosis tersebut dikeluarkan oleh penderita pada saat batuk, apabila kerusakan yang bertambah berat pada jaringan paru dapat terjadi caverne dan apabila di dalam caverne tersebut terdapat banyak pembuluh darah yang pecah menyebabkan batuk darah (Sylvia. A. Price, 2005).

D. Gambaran Klinis

1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C), seperti demam influensa., namun kadang kadang panas badan yang naik turun, kadang hlang dan timbul, demikian seterusnya (Doenges,1990).

2. Batuk yang terjadi karena adanya iritasi bronkhus yaitu kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh darah).

3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.

4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.

5. Malaise bersifat radang menahun gangguan malaise sering ditemukan berupa anareksi tidak ada nafsu makan ,badan makin kurus, sakit kepala, anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam(Soeparman, 1990)

6. Anemia karena kekurangan sel darah merah.

7. Keadaaan membatukan darah atau mukus yang mengandung darah dari saluran nafas.

E. Komplikasi

1. Meningitis

Inflamasi meningen akibat infeksi oleh mycrobacterium tuberkulosis.

2. Spondilitis

Inflamasi vertebrata atau penyakit rematik yang ditandai oleh vertebrata yang kaku akibat osifikasi ligamen dan sendi.

3. Pleuritis

Inflamasi pleura, bisa kering dan fibrinus ( subtansi tidak dapat larut yang terbentuk oleh kerja trombin pada fibrinogen ) disertai dengan purulen disertai pus.

4. Bronchopneumoni

Inflamasi akut bronkious dari jaringan paru.

5. Atelektasis

a. Ekspansi paru yag tidak sempurna pada bayi yang baru lahir.

b. Pengempisan/atrofi jaringan paru sehingga terjadi penurunan pertukaran gas.

F. Penatalaksanaan

1. Nutrisi yang adekuat.

2. Pemberian obat-obatan OAT.

3. Kombinasi obat anti tuberkulosa dalam satu tablet FDC ( Fixed Drug Combination ).

4. Pembedahan: tergantung organ bagian mana yang terkena.

5. Evaluasi pengobatan lebih lanjut ditujukan terhadap konversi sputum, walaupun kemajuan klinis dan radiologis tetap diperhatikan. Adanya efek samping obat tersebut dan timbulnya resistensi obat harus diwaspadai.

6. Perlunya diagnosis banding dengan pnemonia yang tepat dan cepat.

G. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler ditandai dengan hemoptoe.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan informasi kurang / tidak akurat.

H. Fokus Intervensi

Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.

Kriteria hasil :

Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.

Mendemontrasikan batuk efektif.

Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :

1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.

R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.

3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

4. Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.

5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.

Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.

R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.

6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.

9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian expectoran.

Pemberian antibiotika.

Konsul photo toraks.

R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif.

Kriteria hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :

1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.

3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

o Pemberian antibiotika.

o Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.

o Konsul photo toraks.

o R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria hasil :

Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori

Menu makanan yang disajikan habis

Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan

1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.

R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.

2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.

3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).

R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas.

4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.

R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.

5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.

R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat.

6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut

a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).

b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).

c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).

d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).

R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.

7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.

R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H

DENGAN DIAGNOSA TUBERKULOSIS DI RUANG BOUGENVILE

RUMAH SAKIT TINGKAT II dr. SOEDJONO

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan tanggal 5 Januari jam 17.45 WIB. A. Biodata

a.

Identitas Pasien

Nama : Tn. H Umur: 23 Tahun

Pangkat/Golongan : Prada NRP 3109022345388

Kesatuan : Akmil

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMU

Agama : Islam

Alamat :

b. No Rekam Medik :

c. Tgl Masuk RS :

5 Januari 2011

d. Penanggung Jawab : Tn. A

Pekerjaan :

Alamat :

e. Diagnosa Medis : TBC

B.

a. Keluhan Utama : Pasien merasakan nyeri saat batuk

b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang via poliparu dengan keluhan batuk mulai setengah bulan yang lalu dan kemarin hari senin dan selasa batuk disertai darah serta saat batuk sesek.

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan tidak pernah sakit sama sekali.

d. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

: Sedang

Kesadaran : Composmentis

Tanda Tanda Vital

TD

Nadi

Suhu

RR

BB

TB

IMT

: : : : : : : 120/80

84 kali/menit

36,5 C

32 kali/rmenit

65 kg

178 cm

197,77

b. Kepala

Rambut

Mata

Telinga

Hidung

Mulut :

: Mesocephal.

Tidak ada lesi, warna rambut hitam.

Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.

Pendengaran baik tidak ada serumen.

Tidak ada polip, secret tidak ada, penciuman normal.

Lidah tidak kotor, gigi bersih, bibir kering.

Leher : Tenggorokan tidak ada yang sakit, tak ada kesulitan menelan.

Dada

Paru : Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi :

: Pengembangan paru sama.

Vocal fremitus sama.

Ada akumulasi cairan di rongga thorax sebelah kiri.

Ada wheezing.

Jantung :

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi :

: Ictus cordis tidak tampak.

Ictus cordis teraba pada clavikula sinistra 5+2cm.

Redup.

Suara jantung I dan II reguler.

Abdomen : Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi :

: Datar, super.

Tidak ada pembesaran hepar, nyeri tekan daerah epigastrium

Tympani.

Bising usus 5kali/menit.

Extrimitas : Atas

Bawah :

: Extrimitas kanan atas terpasang infus.

Tidak ditemukanya oedem pada kaki atau tungkai.

Genetalia : Tidak terpasang DC, tidak ada lesi, tidak ada penyakit kelamin.

Kulit : Turgor kulit membalik dalam hitungan kurang dari satu detik, kulit teraba hangat.

D. Terapi

Infus RL

Injeksi Cefotaxime

Injeksi Kalnex

GG

Tampung Sputum

Cek Laboratorium GD I/II LED

18 kali/menit.

2 X 1 gr IV.

3 X 1 IV.

3 X 1.

Sewaktu, pagi, sore (cek BTA).

1 X sehari.

E. Data Penunjang

a . Lab

WBC

Lymph

Mid

Gran

Lymph

Mid

Gran

HGB

RBC

HCT

MCV

MCH

MCH.C

RDW-CV

RDW-SD

PLT

MPV

PDW

PCT

Glukosa

EA

Kreatin

T-ASI

T/ALAT

Tgl. 7-1-2011

8.4 X 10 ^3/uL

4.0 X 10^3/uL

0.9 X 10^3/uL

3.5 X 10^3/uL

47.0 %

11.2 %

41.8 %

13.8 g/dl

5.62 X 10^6/uL

45.3 %

80.7 UM^3

24.5 pg

30.4 g/dl

15.8 %

49.3 UM^3

203 X 10^3/uL

9.1 UM^3

14.9

0.184 %

232 P mg/dl

30.65 mg/dl

0.97 E mg/dl

73.4 U/L

49.2 U/L Normal

3.5 10.0 X 10 ^3/uL

1.2 3.2 X 10^3/uL

0.1 0.9 X 10^3/uL

1.2 6.8 X 10^/uL

17.0 48.0 %

3.0 9.0 %

43.0 76.0 %

11.0 16.5 g/dl

3.80 5.80 X 10^6/uL

35.0 50.0 %

80.0 97.0 UM^3

26.5 33.5 pg

31.5 56.0 UM^3

10.0 - 15.0 %

35.0 56.0 UM^3

150 450 X 10^3/uL

6.5 11.0 UM^3 UM^3

10.0 18.0

0.100 0.500 %

75 115 mg/dl

10 50 mg/dl

0.5 11 mg/dl

0 37 U/L

0 40 U/L

b. Radiologi tanggal

Foto thorax

Pulmones terdapat tanda tanda tuberkulosis

E. Pengumpulan Data

a. Ds

1. Pasien mengatakan sulit bernafas atau kadang sesak nafas.

2. Pasien mengatakan dahak sulit keluar dan terasa nyeri.

3. Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

4. Pasien mengatakan tenggorokan kering dan panas.

5. Pasien mengatakan tidak nyenyak tidur.

6. Pasien mengatakan takut akan penyakitnya tidak dapat sembuh selamanya.

b. Do

1. - Pasien tampak nafas cepat dan dangkal.

- RR 32 kali/menit.

- Nadi 84 kali/menit.

- Posisi semifowler

2. Pasien hanya menghabiskan porsi saja.

- Penurunan BB, awalnya 60 kg menjadi 50 kg.

- BB = 65 kg, TB = 178 cm, IMT = 19,77.

3. Pasien terlihat kesakitan saat batuk.

- Suara pasien terdengar serak karena sputum yang berwarna putih dan kental kecoklatan sukar dikeluarkan.

- Tenggorokan terlihat kemerahan.

4. Pasien tampak cemas.

- Pasien tampak sering terbangun pada malam hari.

- Pola tidur siang = 1jam, malam = 5jam.

5. Pasien terlihat cemas dan selalu gelisah serta berdoa.

- Pasien selalu menanyakan tentang perkembangan penyakitnya.

F. Analisa Data No Data Masalah Etiologi

1. DS :

- Pasien mengatakan sulit bernafas atau sesak saat batuk.

DO :

- Pasien terlihat nafas cepat dan dangkal.

- RR 32 kali/menit.

- Nadi 96 kali/menit.

- Posisi semi fowler. Tidak efektifnya jalan nafas. Sputum yang terlalu kental dan berwarna kecoklatan.

2. DS :

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan.

DO :

- Pasien menghabiskan porsi makanan.

- Penurunan BB awalnya 70 kg menjadi 65 kg.

- BB = 65 kg.

- TB = 178 cm.

- IMT = 19,77. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Anoreksia.

3. DS :

- Pasien mengatakan tenggorokan kering dan sakit saat menelan dan sukar mengeluarkan sekret.

DO :

- Pasien terlihat sakit saat menelan.

- Suara pasien terdengar serak karena sputum yang berwarna kecoklatan dan sulit untuk dikeluarkan.

- Tenggorokan terlihat merah. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran pernafasan atas. Pertahanan primer tidak adikuat.

4.

DS :

- Pasien mengatakan tidak dapat tidur nyenyak.

DO :

- Pasien tampak lemas.

- Pasien sering terbangun pada malam hari.

- Pola tidur siang = 1 jam.

- Pola tidur malam = 5 jam. Gangguan pola istirahat dan tidur. Ssak nafas saat bernafas.

5. DS :

- Pasien mengatakan mempunyai perasaan takut akan resiko penyakit yang dideritanya.

DO :

- Pasien tampak cemas dan selalu berdoa.

- Pasien selalu menyakan tentang perkembangan penyakitnya. Kurang pengetahuan. Kurang informasi tentang penyakitnya.

G. Perumusan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas

a. Tidak efektifya jalan nafas berhubungan dengan sputum yang kental dan berwarna kecoklatan dan agak kehujauan yang ditandai dengan pasien mengatakan slit bernafas atau sesak nafas, nafas cepat dan dangakal, RR 32 kali/menit ,nadi 96 kali/menit dan posisi semi fowler.

b. Gangguan kebutuhan nutrisi: kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan pasienmengatakan tidak nafsu makan, diit yang disajikan hanya menghabiskan seperemapat porsi saja dan penurunan BB yang awalnya 70 kg menjadi 65 kg dengan TB 178 cm serta IMT 19,77.

c. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran pernafasan atas berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat yang ditandai dengan pasien mengatakan tenggorokan kering dan sakit saat menelan dan sukar mengeluarkan secret.

d. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak nafas saat bernafas yang ditandai denagn pasien mengatakan tidak dapat tidur nyenyak, pasien tampak lemas dan pasien sering terbangun pada malam hari. Pola tidur siang = 1jam, malam = 5jam.

e. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit yang ditandai dengan pasien mengatakn mempunyai perasaan takut akan resiko penyakit yang dideritanya, pasien tampak cemas dan selalu berdoa, pasien selalu menanyakan tentang perkembangan penyakitnya.

Diposkan oleh yosnurrasyid di 21.36 Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Pengikut

Arsip Blog 2012 (3) 2011 (4) Mei (2) Januari (2) contoh TA askep tbc smk kesdam contoh TA askep tbc

2010 (3) Mengenai Saya yosnurrasyid seorang yang jelek dan seseorang yang masih bodoh jadi masih banyak belajar Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai