Anda di halaman 1dari 5

Islam dan Teknik Pertambangan

1. Kajian Pertambangan Dalam Islam Dunia pertambangan belakangan ini menjadi suatu perbincangan menarik oleh berbagai kalangan. Adanya pro dan kontra tentang adanya usaha pertambangan menjadi headline pada media. Mereka yang pro pasti menganggap bahwa pertambangan itu perlu karena menghasilkan bahan material yang akan dipakai pada kehidupan sehari hari. Selain itu, dengan adanya usaha pertambangan akan meningkatkan devisa Negara dari hasil penjualan bahan tambang tersebut. Disisi lain, bagi pihak yang kontra pasti akan menganggap bahwa pertambangan hanya akan merusak lingkungan, mengubah bentang alam, dan menggangu keseimbangan ekosistem. Mereka yang menolak adanya usaha pertambangan biasanya hanya berpikir pendek tanpa melihat apa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari yang namanya bahan tambang. Berdasarkan fakta diatas, saya mencoba untuk mengurai masalah pertambangan tersebut dari sudut pandang kajian islam. Dalam QS. Al-Baqarah Ayat 29 dan QS. Jaatsiyah Ayat 13, menerangkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan maksud termasuk menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi. Bahan galian tambang termasuk ke dalam sesuatu yang ada di Bumi. Sebagai awalan, saya berikan ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pertambangan dan bagaimana peran pertambangan dalam dunia Islam. QS. Ali 'Imran Ayat 14 Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) QS. Ar Ra'd Ayat 17 Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan

QS. Al Hadiid Ayat 25 .. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu).. Dari ayat pertama disebutkan bahwa pada dasarnya manusia menyukai hal-hal yang indah dan salah satunya emas dan perak yang notabene adalah mineral yang dihasilkan oleh bahan tambang. Selanjutnya pada ayat kedua disebutkan bahwa Allah memberikan rezeki dari hujan yang diturunkan dari langit yang berupa buih yang nantinya akan menjadi bijih (mineral). Dari mineral tersebut akan dihasilkan bahan tambang yang tidak berguna dan ada yang berguna bagi manusia. Penjelasan yang paling gambling dijelaskan pada ayat ketiga tentang diciptakannya besi (bahan tambang) dengan berbagai manfaat bagi manusia. Jadi, dari ketiga ayat diatas sangat sesuai dengan apa yang ada dalam kenyataan saat ini. Di dalam bumi pasti ditemukan mineral berharga dan tidak berharga dan manusia tahu mana yang harus diambil dan dimanfaatkan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan barang-barang yang dibuat dari bahan tambang, seperti elektronik, panci masak, dll. Tetapi kadang banyak orang yang mengomentari pertambangan hanya pada proses awalnya saja, yaitu saat proses penambangan. Pertambangan awalnya memang merusak lingkungan karena untuk mengambil bahan tambang yang berada didalam bumi memang mengharuskan prosedur produksi seperti demikian. Tetapi proses penambangan yang sesuai ilmu pertambangan akan melakukan reklamasi atau pembenahan lingkungan setelah proses penambangan selesei. Sesuai dengan firman Allah pada : QS. Al araf ayat 56 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah melarang hambanya untuk berbuat kerusakan di muka bumi, tetapi pasti Allah punya maksud dengan diberinya rezeki yang letaknya didalam muka bumi dan untuk mengambilnya harus merusaknya terlebih dahulu. Dari pernyataan tersebut saya berpendapat bahwa Allah menyuruh hambanya untuk mencari rezeki harus dengan usaha yang keras terlebih dahulu dan menyuruh hambanya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap rezeki yang ia dapat. Jadi kesimpulannya, untuk mendapatkan mineral berharga yang letaknya jauh didalam bumi, kita harus berusaha mengambilnya dengan

usaha yang keras walaupun harus merusak pada awalnya tetapi kita harus menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk mengembalikan lingkungan agar tetap terjaga kelestariannya. 2. Perkembangan Ilmu Pertambangan di Masa Islam Tercatat ada beberapa kegiatan penambangan pada masa Islam abad pertengahan, seperti bijih besi, emas, perak, timah, bijih tembaga, tawas, batu mulia dan seterusnya. Bijih besi tercatat sebagai hasil tambang terpenting pada masa itu untuk pembuatan persenjataan. Kemajuan penambangan di bijih besi ini juga dibarengi dengan kemajuan ilmu metalurgi. Perkembangan teknologi pengolahan besi dan baja sangat mendukung kemajuan teknologi persenjataan seperti teknologi pembuatan pedang dan berbagai peralatan militer lainnya pada masa itu. Yang paling fenomenal adalah pembuatan pedang Damaskus yang konon berteknologi nano (dari sudut pandang masa kini) dan pembuatan roket setelah ditemukannya gun powder (gun powder berbahan dasar kalium nitrat pertama kali dikembangkan ilmuwan muslim bernama Khalid bin Yazid (d. 709) pada tahun 709 yang kemudian dikembangkan oleh banyak ilmuwan muslim lainnya seperti Jabbir ibn Hayyan (d. 815) dan Abu Bakr ArRazi (d. 932), namun yang paling terkenal adalah Ibn Bakhtawaih (abad 11) dan Hasan AlRammah (d. 1295). Dalam perkembangannya gun powder atau dikenal juga dengan black powder juga dipergunakan di industri pertambangan untuk memberaikan batuan sejak tahun 1627 di Hungaria). Selain untuk bahan persenjataan, bijih besi pada zaman itu juga dipergunakan untuk membuat alat-alat pertanian seperti cangkul, sekop, bajak dan lain sebagainya. Tercatat juga sebagian hasil tambang bijih besi dari daerah Afrika utara diekspor ke Sisilia. Hasil tambang lainnya yang berperan penting dalam perkembangan peradaban Islam abad pertengahan adalah emas. Yang cukup fenomenal adalah pada jaman Raja Mansa Musa I (1280-1337). Pemimpin Mali ini menguasai jalur industri emas di Afrika Barat. Saking kayanya, Raja Mansa Musa I dinobatkan sebagai orang terkaya dalam 1000 tahun terakhir ini yang ditetapkan beberapa waktu yang lalu oleh Celebrity Net Worth. Diceritakan Raja Musa I dalam perjalanan naik haji pada tahun 1324 membawa serta emas dan membagikannya kepada orang-orang miskin yang ditemui disepanjang perjalanan menuju Mekah. Pembagian emas ini sempat membuat inflasi besar di Mesir. Secara umum, pertambangan emas turut mendongkrak kemajuan ekonomi Islam pada masa itu.

Jika pertambangan begitu penting dalam beradaban dan diijinkan oleh Allah untuk dimanfaatkan, Al-Quran juga menjelaskan pentingnya melestarikan lingkungan dan tidak membuat kerusakan padanya seperti Firman Allah yang tercantum di QS. Al Araf ayat 56. Tidak bisa dipungkiri, kegiatan pertambangan berupa bukaan batuan bisa memberikan efek kerusakan seperti ketidaksetimbangan medan gaya disekitarnya karena adanya perubahan beban dan ataupun distribusi gaya. Dalam hal ini rekayasa batuan sangat berperan penting dalam pengurangan kemungkinan timbulnya efek negatif dari kegiatan pertambangan seperti penentuan metode yang tepat untuk penggalian (rock cutting), teknik pemberaian batuan, stabilitas lereng batuan untuk open-pit mine dan terowongan serta lombong (stoping) untuk underground mine, stabilitas timbunan overburden dan seterusnya (pada masa modern, dikenal juga kegiatan reklamasi paska penambangan). Sebenarnya ilmu mekanika batuan tradisional sudah dikembangkan lama sebelum abad pertengahan dan terus dikembangkan termasuk pada jaman abad pertengahan. Salah satu aplikasi ilmu mekanika batuan pada masa itu adalah qanat. Pembangunan qanat ini disebut sebagai salah satu contoh tersulit dan berbahaya bagi profesi penambang pada jamannya sehingga harus dikerjakan oleh ahlinya (muqanni). Tidak hanya dalam bidang mekanika batuan, bidang geologi dan mineralogi serta metalurgi juga berkembang pesat dalam upaya memanfaatkan dan memberdayakan hasil tambang secara optimal. Sejarah Islam mencatat Ibnu Sina (980-1037) sebagai salah satu pionir dalam pengelompokan mineral yang menjadi dasar bagi perkembangan geologi mineral. Tercatat juga Al-Biruni (973-1048), ilmuwan alam terbesar muslim, kolega korespondensi Ibnu Sina. Beliau berhasil mendeskripsikan lebih dari 100 mineral lengkap dengan varian, genesa, karakteristik dan nilai ekonomisnya. Hal ini sangat bermanfaat dalam dunia pertambangan termasuk proses liberalisasi mineral. Beliau pula yang menemukan cara menentukan berat jenis secara akurat untuk 18 jenis mineral penting. Al-Biruni juga telah meletakkan dasar-dasar keilmuan yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi termasuk ilmu pertambangan seperti cara penambangan emas di kedalaman air. Lebih jauh lagi, AlBiruni juga berperan penting dalam perkembangan ilmu metalurgi, beliau memaparkan tentang metode amalgamasi, proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au Hg). Proses pemurnian dan liberalisasi emas dari mineral ikutan

pertamakali ditulis oleh Al-Hamadani (d. 945), sedangkan uraian tentang penggunaan aqua regia pertama kali ditulis oleh Jabir Ibnu Hayan (721-815).

Anda mungkin juga menyukai