Anda di halaman 1dari 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah dengue mempunyai beberapa definisi, antara lain : 1. Adalah demam virus akut yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam3. 2. Adalah demam disertai perdarahan ba ah kulit, selaput hidung dan lambung disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti 4. 3. Adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. !ada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebo"oran plasma. #eadaan ini disebut dengue shock syndrome $D%%& '. 2.2 Eti ! gi D(D disebabkan oleh virus dengue, termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus), dengan tipe D)* 1, D)* , D)* 3 dan D)* +. ,irus dengan tipe satu dan tiga adalah yang paling banyak berkembang di masyarakat +. -nfeksi yang disebabkan oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe yang homolog tetapi tidak terhadap serotipe yang lain sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis D(D dapat mengalami infeksi lebih dari satu kali seumur hidupnya.. 2." Pat genesis %etelah terjadi infeksi, virus dengue akan bereplikasi di nodus lymphaticus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit, se"ara limfogen maupun hematogen. /ubuh akan membentuk komplek virus-antibodi ke dalam sirkulasi darah yang akan mengaktivasi sistem

komplemen sehingga terjadi pelepasan anafilaktoksin 03a dan 0'a, menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat1. %elain itu, juga terjadi agregasi trombosit yang melepaskan AD!, vasoaktif yang terjadi koagulasi intravaskuler2. Aktiviasi faktor Hageman $faktor 32& yang terjadi kemudian, akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan menambah peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang sebelumnya terjadi1. 2.# $e%a!a DBD !ada demam berdarah dengue $D(D&, gejala klinis bervariasi mulai dari sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal4. Demam, sebagai salah satu gejala penting D(D, tergantung pada umur penderita. !ada bayi dan anakanak biasanya berupa demam yang disertai ruam-ruam makulopapular sedang pada anak-anak yang lebih besar dan de asa, dimulai dengan demam ringan atau tinggi $534o0& tiba-tiba. berlangsung selama 1 hari dan disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah serta ruam-ruam 16. !ada bayi, demam kadang-kadang men"apai +6-+1o0 yang dapat menyebabkan kejang. !enderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri perut. !ada keadaan lebih berat, penderita dapat mengalami perdarahan di ba ah kulit, selaput hidung, lambung dan sebagainya. 2.#.1 &asa In'u(asi 7asa inkubasi berlangsung selama +-. hari.. 2.#.2 )e't r ,irus dengue diba a oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitannya. 8mur Aedes aegypti di alam bebas sekitar 16 hari. #emampuan terbang nyamuk de asa hanya sekitar '6 m dari tempat perindukan. Adanya nyamuk pada jarak sampai km dari tempat perindukan disebabkan oleh pengaruh angin dan transportasi. *yamuk Aedes

aegypti dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosis lengkap. %tadium yang dialami meliputi telur, larva, pupa dan de asa. /elur Aedes aegypti berbentuk lonjong, ber arna hitam dan terdapat gambaran seperti anyaman sarang lebah. Diletakkan oleh nyamuk betina se"ara terpisah-pisah di permukaan air jernih yang tenang. 9arva Aedes aegypti berbentuk seperti "a"ing, aktif bergerak dengan gerakan-gerakan ke permukaan dan turun ke dasar se"ara berulang-ulang. 9arva ini memakan mikroba di dasar genangan. %tadium larva umumnya berlangsung +4 hari. !upa Aedes aegypti mempunyai terompet pernapasan berbentuk segitiga $triangular&. (entuk tubuh seperti koma, bersifat aktif dan sensitif terhadap gerakan dan "ahaya. (iasanya, pupa terbentuk pada sore hari dan berumur hanya 1- hari. !upa Aedes aegypti berukuran lebih ke"il daripada nyamuk rumah, dengan arna dasar hitam berbelang-belang putih pada tubuh dan kaki. !ada bagian dorsal toraksnya ada gambaran putih berbentuk lyre sedangkan Aedes albopictus dibedakan dengan adanya gambaran berupa garis tebal putih pada bagian dorsal toraksnya. *yamuk de asa biasanya menghisap darah pada siang hari dengan pun"ak penghisapannya pada pagi hari pukul 62.66-11.66 dan sore hari pukul 1'.66-11.66. Dalam menghisap darah, nyamuk ini bersifat intermitten $berulang& sebelum merasa kenyang. %ifat inilah yang menyebabkan dalam saat yang lama dapat menginfeksi beberapa orang dalam satu keluarga. /empat perindukan Aedes aegypti adalah tempat penampungan air yang bersifat tetap, tidak mengalir, jernih, pada umumnya untuk keperluan rumah tangga seperti di bak mandi, gentong dan drum penyimpanan air, vas bunga, juga barang bekas di luar rumah seperti yang berisi air hujan misalnya kaleng bekas, botol pe"ah, ban bekas, potongan pohon bambu, lubang pagar, pelepah daun yang berisi air, dan sebagainya +. 2.#." Penu!aran 2.#.".1 &e'anisme Penu!aran

!enderita penyakit D(D dalam darahnya mengandung virus dengue. ,irus ini sudah ada dalam darah selama 1- hari sebelum terjadi demam dan berada dalam darah selama +-1 hari12. Dalam masa inilah, pederita penyakit sebagai sumber penularan, bila digigit nyamuk Aedes maka virus tadi akan terhisap ke tubuh nyamuk yang tersebar di berbagai jaringan dalam kelenjar liur nyamuk. !ada saat nyamuk mengigit, virus dipindahkan kepada orang lain. 2.#.".2 Pusat Penu!aran :aktor yang mempengaruhi derajat penularan virus dengue adalah kepadatan vektor, mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan suseptibilitas penduduk. 7obilitas penduduk memegang peranan penting karena jarak terbang nyamuk sangat terbatas. Dari tahun 14.2 hingga 1442, angka kesakitan dan kematian akibat D(D terus meningkat. !ada tahun 1443-1441, kasus D(D terbesar ada pada kelompok umur '-1+ tahun16. 2.#."." *a'tu Penu!aran 7usim penularan D(D di -ndonesia terjadi pada musin hujan; permulaan musim hujan yaitu pada bulan Desember-7aret16. <al ini terjadi karena populasi nyamuk aedes aegypti meningkat pada saat musim hujan. 2.+ &ana%emen DBD 2.+.1 &ana%emen Kesehatan 7enurut *otoatmodjo, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan kata lain, manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.13 =uang lingkup manajemen kesehatan se"ara garis besar mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan11:

a. 7anajemen sumber daya manusia. b. 7anajemen keuangan $mengurusi cash flow keuangan&. ". 7anajemen logistik $mengurusi logistik-obat dan peralatan&. d. 7anajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen $mengurusi pelayanan kesehatan&. 2.+.2 &ana%emen Kesehatan ,ada Demam Berdarah #ebijakan dalam rangka penanggulangan menyebarnya D(D adalah1+: a. !eningkatan perilaku dalam hidup sehat dan kemandirian masyarakat terhadap penyakit D(D b. 7eningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit D(D ". 7eningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program pemberantasan D(D d. 7emantapkan kerjasama lintas sektor;lintas program. %trategi dalam pelaksanaan kebijakan di atas dilakukan melalui1+: a. !emberdayaan masyarakat 7eningkatnya peran aktif masyarakat dalam pen"egahan dan penanggulangan penyakit D(D merupakan salah satu kun"i keberhasilan upaya pemberantasan penyakit D(D. 8ntuk mendorong meningkatnya peran aktif masyarakat, maka upaya-upaya #-), social marketing, advokasi, dan berbagai upaya penyuluhan kesehatan lainnya dilaksanakan se"ara intensif dan berkesinambungan melalui berbagai media massa dan sarana. b. !eningkatan kemitraan ber a asan bebas dari penyakit D(D 8paya pemberantasan penyakit D(D tidak dapat dilaksanakan oleh sektor kesehatan saja, peran sektor terkait pemberantasan penyakit D(D sangat menentukan. >leh sebab itu, maka identifikasi stakeholders baik sebagai mitra maupun pelaku potensial, merupakan langkah a al dalam menggalang, meningkatkan dan me ujudkan kemitraan. ?aringan kemitraan diselenggarakan melalui pertemuan berkala, guna memadukan berbagai sumber daya yang tersedia di masing-masing mitra. !ertemuan berkala sejak dari tahap peren"anaan sampai tahap pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. ". !eningkatan profesionalisme pengelola program

%D7 yang terampil dan menguasai -!/)# merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan program !2 D(D. !engetahuan mengenai (ionomik vektor, virologi dan faktor-faktor perubahan iklim, tata laksana kasus harus dikuasai karena hal-hal tersebut merupakan landasan dalam penyususnan kebijaksanaan program !2 D(D. d. Desentralisasi >ptimalisasi pendelegasian e enang pengelola kepada kabupaten;kota. !enyakit D(D hampir tersebar luas di seluruh -ndonesia ke"uali di daerah yang di atas 1666 m diatas permukaan air laut. Angka kesakitan penyakit ini bervariasi antara satu ilayah dengan ilayah lain, dikarenakan perbedaan situasi dan kondisi ilayah. e. !embangunan ber a asan kesehatan lingkungan 7eningkatnya mutu lingkungan hidup dapat mengurangi angka kesakitan penyakit D(D karena di tempat-tempat penampungan air bersih dapat dibersihkan setiap minggu se"ara berkesinambungan, sehingga populasi vektor sebagai penular penyakit D(D dapat berkurang. >rientasi, sosialisasi, dan berbagai kegiatan #-) kepada semua pihak yang terkait perlu dilaksanakan agar semuanya dapat memahami peran lingkungan dalam pemberantasan penyakit D(D. 2.+." Tata!a'sana DBD 1. Demam Dengue !asien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dira at. !ada fase demam pasien dianjurkan: /irah baring selama masih demam. #ompres hangat diberikan apabila diperlukan. 8ntuk menurunkan suhu menjadi @ 34A0, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal;salisilat tidak dianjurkan oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. Dianjurkan pemberian "airan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit selama 2 hari. 7onitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.

!asien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. <al ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan D(D pada fase demam. #omplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. >leh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kega atan, sehingga harus segera diba a segera ke rumah sakit. 2. Demam Berdarah Dengue /atalaksana D(D fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD. Adapun pertolongan pertama pada penderita tersangka demam berdarah adalah beri minum sebanyak mungkin, kompres dengan air es, beri obat turun panas, segera ba a pasien ke dokter; puskesmas yang terdekat untuk diperiksa. (ila diduga terserang demam berdarah, penderita akan dikirim kerumah sakit untuk dira at. /atalaksana D(D bersifat simtomatik dan suportif yaitu pemberian "airan oral untuk men"egah dehidrasi. Apabila "airan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka "airan intravena rumatan perlu diberikan. =asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. ?enis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. !asien perlu diberikan minum '6 ml;kg (( dalam +-. jam pertama. %etelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan "airan rumatan 26-166 ml;kg (( dalam 2+ jam berikutnya. (ayi yang masih minum A%-, tetap harus diberikan disamping larutan olarit. (ila terjadi kejang demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif selama demam. #eberhasilan tatalaksana D(D terletak pada bagian mendeteksi se"ara dini fase kritis yaitu saat suhu turun $the time of defervescence& yang merupakan fase a al terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. !emeriksaan kadar

10

hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk penga asan hasil pemberian "airan yaitu menggambarkan derajat kebo"oran plasma dan pedoman kebutuhan "airan intravena. <emokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi. !eningkatan hematokrit 26B atau lebih men"erminkan perembesan plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian "airan. 9arutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai "airan a al pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit. !erhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus dan penurunan jumlah trombosit @ '6.666;p1. %e"ara umum pasien D(D derajat - dan -- dapat dira at di !uskesmas, rumah sakit kelas D, 0 dan pada ruang ra at sehari di rumah sakit kelas ( dan A. ". Sindr m S- ' Dengue %yok merupakan keadaan kega atan. 0airan pengganti adalah pengobatan yang utama yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. !ada penderita %%D dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi @26 mm <g segera berikan "airan kristaloid sebanyak 26 ml;kg ((;jam selama 36 menit, bila syok teratasi turunkan menjadi 16 ml;kg ((. 2.+.# Pen.egahan dan Pem(erantasan %ejauh ini usaha-usaha pen"egahan yang telah dilakukan dapat mengurangi mortality rate sebesar 3-+B, tetapi ke"enderungan kejadian D(D justru menunjukan peningkatan. #arena itu, dibutuhkan peningkatan usaha-usaha pen"egahan untuk mengatasi masalah D(D yang meliputi sektor kesehatan dan sektor non kesehatan11. 2.+.#.1 Se't r Kesehatan Diagnosa dan pera atan yang "epat dan tepat memang penting dalam upaya men"egah dengue shock sysndrome $D%%& yang berisiko tinggi menyebabkan kematian'. Akan tetapi, lebih penting lagi mengurangi insiden D(D memalui prosedur dan implementasi yang tepat. %esuai dengan slogan Cmen"egah

11

lebih baik daripada mengobatiD makan usaha pen"egahan lebih baik dikedepankan daripada tindakan yang dilakukan hanya pada situasi darurat atau pada saat penyakit telah menyerang. Di -ndonesia usaha pengendalian Aedes aegypti dilakukan melalui metode pengendalian kimia, pengendalian fisik, pengendalian biologis dan perlindungan perorangan4. 1. !erlindungan #imia 7etode ini menggunakan insektisida untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti melalui "ara antara lain: 7embunuh larva dengan menggunakan bubuk abate yang dibubuhkan pada tempat penyimpanan air dengan dosis 1 pp $part per million&, yaitu 16 gram untuk 166 liter air. %etelah dibubuhkan abate maka: a& b& %elama 3 bulan bubuk abate dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes aegypti. %elama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan;diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut. "& Air yang telah dibubuhi abate dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum. 7elakukan fogging dengan malthion atau fenitrotion dalam dosis +32 gr;haE dilakukan di dalam rumah dan di sekitar rumah dengan menggunakan larutan +B dalam solar atau minyak tanah. :ogging ditujukan untuk membunuh nyamuk de asa. /indakan pengendalian se"ara kimia memang terbukti dapat menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti, namun hal tersebut membutuhkan biaya yang "ukup tinggi apabila dilakukan se"ara terus menerus. 8ntuk itu, tindakan ini sebaiknya dilaksanakan beberapa saat sebelum mulainya masa penularanan yang diperkirakan. %aat yang "o"ok di -ndonesia ialah pada permulaan musin hujan atau segera sebelum mulainya musim hujan dengan memberikan prioritas pada daerah dengan kepadatan vektor tertinggi disertai ri ayat adanya sebelumnya. abah D(D pada masa-masa

12

%elain pertimbangan biaya, penggunaan dosis pada pengendalian kimia harus diperhatikan karena penggunaan dosis yang kurang tepat dapat menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektisida. 2. !engendalian :isik !emerintah -ndonesia mengeluarkan program pengendalian sektor D(D yang murah, mudah dan amam. !rogram ini meliputi kegiatan-kegiatan yang dikenal dengan singkatan 37, yaitu : 7enguras;mengganti air di tempattempat penampungan air yang terbuka, seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain. !enggantian dilakukan seminggu sekali dengan maksud agar daur hidup nyamuk stadium larva yang memerlukan 2-16 hari tidak ter"apai untuk menjadi de asa. 7enutup rapat tempat penampungan air yang digunakan untuk keperluan memasak dan air minum agar nyamuk tidak dapat memasuk kedalamnya dan meletakan telur. 7engubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi termpat bertelur nyamuk di luar rumah apabila terkena air hujan, seperti kaleng, botol, ban dan lain-lain. #eberhasilan program !%* membutuhkan partisipasi masyarakat. 8ntuk itu perlu dilaksanakan usaha untuk mendorong masyarakat melalui program pendidikan kepada masyarakat. 8ntuk men"egah epidemik D(D berdasarkan 88 tahun 1422 tentang pen"egahan dan pengendalian penyekit infeksi maka semua kasus D(D yang terdiagnosa se"ara klinis daerah terdekat dalam kurun ajib dilaporkan ke kantor Depkes aktu + jam. !elaporan ini harus sesegera mungkin

dilakukan tanpa harus menunggu hasil laboratorium, sehingga bisa segera di ambil tindakan pengendalian di daerah itu. #eterlambatan pelaporan akan menyebabkan keterlambatan tindakan pen"egahan yang selanjutnya dapat menyebabkan kejadian luar biasa $#9(&. 3. !engendalian (iologis

13

7etode ini memanfaatkan predator larva untuk membasmi larva Aedes aegypti seperti ikan pemakan larva, beberapa spesies bakteri dan cyclopoida. 7asyarakat dianjurkan untuk memelihara ikan tempalo di bak-bak penampungan air. -kan tempalo dapat memakan larva nyamuk sehingga digunakan untuk men"egah demam berdarah. +. !erlindungan !erorangan 7etode ini ditujukan untuk men"egah gigitan Aedes aegypti, antara lain dengan pemasangan kasa penolak nyamu, penggunaan mosquito repellent, insektisida aerosol, pemakaian kelambu, pemakaian pakaian yang "ukup melindungi tubuh dan obat nyamuk bakar. !emberian sinar matahari langsung yang lebih banyak menyingkirkan pakaian-pakaian yang tergantung dilakukan untuk meniadakan tempat-tempat persembunyian nyamuk. 2./.#.2 Se't r N n0'esehatan11 %elama ini pengaruh faktor non kesehatan terhadap penyakit belum mendapat perhatian yang "ukup. %ektor ini meliputi pengaruh ekonomi, sosial dan sikap mental yang masih berorientasi pada tindakan emergensi pada saat #9( saja. Agar program pen"egahan dan pengendalian D(D berhasil, maka sektor non kesehatan dapat di"apai melalui "ara-"ara sebagai berikut : 1. o o o 2. o pemutaran film o #elompok : #ader, !## dan lain-lain !eningkatan pendidikan kesehatan masyarakat yang terkait dengan masalah D(D, seperti : %anitasi lingkungan (ahaya dan kompilikasi D(D /indakan pengendalian D(D, temasuk pengendalian sarang nyamuk $!%*& !enyuluhan dapat dilaksanakan melalui pendekatan : 7assa : /,, radio,

14

o lapangan dan rumah ke rumah 3. +. '. .. 1.

-ndividu

: !uskesmas, =%,

!eningkatan alokasi anggaran dana untuk pen"egahan demam berdarah dengue dan program pengendalian air bak. !engikutsertaan media massa dalam meningkatkan ke aspadaan masyarakat terhadap D(D. !rogram kebersihan lingkungan se"ara teratur yang dikoordinir ketuaketua =F. #erjasama berkelanjutan antara institusi pemerintah dan organisasi masyarakat untuk memun"ulkan ke aspadaan terhadap D(D. !enga asan bangunan-bangunan yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

2.+.+. 2a't r0fa't r 3ang &em,engaruhi Tinda'an Pen.egahan DBD 2.+.+.1. Pengetahuan !ada tahun 1444, Departemen !enanggulangan !enyakit 7enular di /hailand mengadakan program untuk men"egah D(D
12

. !ada program ini,

masyarakat diberikan informasi mengenai D(D melalui penyuluhan, poster, kaset, video dan iklan di televisi dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai D(D. <asilnya, pengetahuan berpengaruh terhadap tindakan pen"egahan, tetapi sulit untuk mempertahankannya. 2.+.+.2. Pendidi'an !engaruh tingkat pendidikan terhadap prilaku tindakan pen"egahan D(D sangat kompleks. /ingginya tingkat pendidikan tidak dapat menjamin seseorang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap D(D. %eseorang dengan pengetahuan yang minim terhadap D(D tentunya akan mempunyai ke"enderungan untuk melakukan sedikit sekali tindakan pen"egahan terhadap penyakit tersebut atau bahkan tidak sama sekali. Di lain pihak, seseorang dengan pengetahuan yang tinggi terhadap D(D belum tentu melakukan tindakan pen"egahan tersebut.

15

2.+.+.". Ke(iasaan atau Buda-a !emberantasan nyamuk Aedes aegypti bukanlah sesuatu hal yang mudah. (erbagai "ara telah dilakukan, namun upaya pengendalian diri sangat bergantung pada budaya atau kebiasaan masyarakat itu sendiri. %ampai saat ini area yang paling efektif untuk pengendalian nyamuk ini yaitu melalui upaya pengendalian sarang nyamuk $!%*& seperti program 37. program ini berkaitan dengan budaya atau kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan menampung air bersih. 7engubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan tidak perlu dilakukan bila masyarakat terbiasa mengelola sampah dengan benar. 7embuang di tempat-tempat penampungan sampah sementara $/!%& sebelum dibuang di tempat-tempat penampungan akhir $/!A& menutup dan menguras juga tidak perlu dilakukan apabila masyarakat tidak terbiasa menampung air bersih untuk persediaan. /erlihat jelas bah a semboyan 37 ini "enderung C"ommunity orientedD. Di"iptakan oleh masyarakat untuk dilaksanakan oleh masyarakat. 7asyarakat kita memang sudah terbiasa menampung air bersih sebagai persediaan. Fadah- adah penampungan air sengaja di"iptakan dari berbagai bahan dengan berbagai bentuk dan ukuran. !erilaku menyimpan air ini sangat tergantung kultur setempat dan kebutuhan akan air. 7asyarakat masih terbiasa menyimpan air, karena air dari perpipaan se aktu- aktu tidak mengalir. #ondisi penyimpanan air ini memberikan peluang dan kesempatan terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. %ampai saat ini banyak masyarakat yang belum menyadari bah a beberapa kebiasaan yang dilakukan dapat mema"u tumbuh-kembangnya nyamuk diantaranya pengelolaan sampah yang kurang baik $masyarakat terbiasa membuang sampah sembarangan terutama di depan rumahnya tidak tersedia tempat sampah&, kebiasaan menggantung pakaian, kurangnya frekuensi penggantian air pada vas bunga, tempat minum burung dan sebagainya. 9ain halnya dengan memeliharan ikan tempalo, sebagian masyarakat lebih menyukai "ara ini. %elain harganya murah juga mudah didapatkan. Akan tetapi

16

ada juga yang menyatakan bah a ikan tempalo dapat membuat air berbau amis sehingga mereka tidak mau memeliharannya. 2.+./. Pen-u!uhan :. )spinoGa-Hoems, 0. 7oises <ernades-%uareI dan =. 0oll-0ardenas pada tahun 144.-1441 dengan penelitian yang berjudul Educational campaign versus malathiom spraying for the control of aedes aegypti in olima! me"ico 1+, penelitian yang dilakukan 9-oyd di Ju"atan 7eGi"o tahun 144, dan penelitian 9lyod, =osenbaum di /rinidad dan /obago tahun 144 menunjukkan bah a kampanye pendidikan dan penyuluhan D(D se"ara langsung, yaitu dengan mengunjungi rumah satu-persatu, memiliki efek yang sangat baik dalam usaha pemberantasan sarang nyamuk $!%*&, ditunjukkan dengan angka penurunan jumlah sarang nyamuk yang "ukup tinggi. #etiga penelitian di atas menunjukkan faktor penyuluhan masyarakat se"ara langsung sedikit banyak memberikan pengaruh perubahan perilaku pen"egahan masyarakat terhadap D(D.

Anda mungkin juga menyukai