A2 Skenario 2
A2 Skenario 2
Kelompok A2
Kelompok A2
Friska Juliarty Koedoeboen 10 2008 183
Skenario
Bapak M (40 tahun) memiliki seorang istri (35 tahun) dan 5 orang anak yang masing-masing A (perempuan) 15 tahun, S (perempuan) 13 tahun, As (laki-laki) 10 tahun, Rs (lakilaki) 8 tahun, R (perempuan) 4 tahun. Istri bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan 3 bulan. Anak perempuannya, R saat ini sedang batuk-batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda. Riwayat penurunan berat badan dan keringat malam juga ada. Berat bada R 12 kg, skar BCG +. Karena tidak tahu dan tidak punya cukup uang, anak R hanya diberi jamu-jamuan dan obat warung. Keluarga bapak M tinggal di sebidang rumah 4x10 meter di pemukiman padat penduduk. Sinar matahari sulit masuk ke dalam rumah.
Identifikasi istilah
-
Rumusan masalah
Istri bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru selama
3 bulan. Anak perempuannya batuk-batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda, berat badan turun (12 kg), dan ada keringat malam. Rumah 4 x 10 meter (untuk 7 orang) di pemukiman padat penduduk dan sinar matahari sulit masuk ke dalam rumah.
Mind mapping
Penemuan kasus
Aktif Pasif
Anamnesis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
DOTS
Pengobatan TB anak
Hipotesis
Penularan TB pada kasus ini terjadi karena lingkungan
Penyelidikan epidemiologi
HOST Umur Jenis kelamin Tingkat pendidikan Pekerjaan Kebiasaan merokok Sosial ekonomi ENVIRONMENT Kelembaban udara Ventilasi rumah Pencahayaan rumah Kepadatan penghuni rumah
Kejadian TB Paru
Cara Penularan
Sumber: TB BTA (+) Batuk/bersin/bicara
Penemuan kasus
Pasif (dengan promosi aktif)
Gejala klinis
Batuk berdahak 2-3 minggu / lebih
Pemeriksaan
Pemeriksaan dahak Pemeriksaan dahak mikroskopis S-P-S Pemeriksaan biakan
TB ekstra paru, TB anak, TB BTA (-)
Foto Toraks Hanya 1 dari 3 spesimen yang BTA (+) BTA (-), tidak ada perbaikan setelah antibiotik non-OAT Komplikasi sesak nafas berat dan hemoptisis berat
Pemeriksaan
Uji tuberkulin Komponen protein kuman TB 10-15 mm: positif 5-9 mm: positif meragukan diulang 2 minggu kemudian Keadaan tertentu (imunocompromise dan kontak erat dengan pasien TB dewasa aktif BTA +) 5 mm = positif
Pengobatan
Prinsip OAT kombinasi DOTS oleh PMO Tahap intensif Obat setiap hari Tidak menular dalam 2 minggu BTA (-) dalam 2 bulan
Tahap lanjutan Obat lebih sedikit Jangka waktu lebih lama Membunuh kuman persisten (mencegah kekambuhan)
Pengobatan
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 Obat sisipan (HRZE) Kategori Anak: 2HRZ/4HR
pengawas Tujuan : angka kesembuhan tinggi, mencegah putus obat, atasi efek samping, resistensi
Pencegahan Primer
Agent isolasi penderita TB
Vaksin BCG
Dari M. bovis yang dilemahkan
tuberkulin
Kemoprofilaksis: INH 5-10mg/kgBB/hari selama 6 bulan + BCG
Ventilasi rumah
Cahaya Luas bangunan rumah
Pencegahan Sekunder
Penemuan kasus sedini mungkin dengan: Pemeriksaan sputum Diagnosa dengan tes tuberculin Foto thorax Anamnesa pasien maupun keluarganya
Pencegahan Tersier
Rujukan dalam diagnosis, pengobatan secara sistematis
dan berjenjang Penanganan bagi penderita yang tidak mempan terhadap pengobatan Kadang perlu pembedahan
Kesimpulan
Hipotesis diterima.