Anda di halaman 1dari 32

Seorang anak usia 1 tahun mengalami kejang sebanyak 3 kali dan demam dan Seorang bayi mengalami ikterus

sejak usia 12 jam pascalahir Kelompok 6


Paula Dewi Alamanda "ndra Pratama Dana $anti %idya "shwara Alberto A'rian (usli Arie (e*a +oby Abdul (ahman Donna ,o-ita A .ana /ady (osyanda 1uhammad "sa 2uad A''an Purnamandala Sarah Kamilah Syahre*a 1ane'o 3i-a 3ianaldi 1ohd 2irdaus +in 1ohd "sa ,urul .aslinda +$ 1oh ,or 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 61!2 #11# #2&3 ) 1& ) 3) ) 62 ) )) )112 )101 )166 )1!& )21# )236 )2&0 )2#) )3

P4,DA.5/5A,
1

Kasus 1
Penyakit meningitis (radang selaput otak) umumnya menyerang anak-anak. Meningitis merupakan radang yang mengenai sebagian atau semua lapisan selaput otak sampai sumsum tulang belakang atau jaringan syaraf yang ada di dalam tulang belakang. Penyakit ini bisa menyerang semua usia, dari bayi hingga manula. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar pun ture (pemeriksaan airan selaput otak). Kasus 2 !i "ndonesia, didapatkan data ikterus neonatorum dari beberapa rumah sakit pendidikan. Sebuah studi ross-se tional yang dilakukan di #umah Sakit $mum Pusat #ujukan %asional &ipto Mangunkusumo selama tahun '((), menemukan pre*alensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar +,- untuk kadar bilirubin di atas + mg.dL dan '/,)- dengan kadar bilirubin di atas 0' mg.dL pada minggu pertama kehidupan. #S !r. Sardjito melaporkan sebanyak ,+- bayi ukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin di atas + mg.dL dan '),,- memiliki kadar bilirubin di atas 0) mg.dL. Pemeriksaan dilakukan pada hari (, ) dan +. !engan pemeriksaan kadar bilirubin setiap hari, didapatkan ikterus dan hiperbilirubinemia terjadi pada ,'- dan 0,,1- bayi ukup bulan. Sedangkan pada bayi kurang bulan, dilaporkan ikterus dan hiperbilirubinemia ditemukan pada /+- dan +1- bayi. 2ahun '(() terdapat sebanyak 0', kematian neonatal (,,+-) dari 0+(/ neonatus yang dira3at dengan '4- kematian terkait hiperbilirubinemia. Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang pera3at di salah satu rumah sakit di "nggris. Pera3at tersebut melihat bah3a bayi yang mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih epat menghilang dibandingkan dengan bayi lainnya. &remer (0/+,) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. !ari penelitiannya terbukti bah3a

disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya. 2erapi sinar tidak hanya bermanfaat untuk bayi kurang bulan tetapi juga efektif terhadap hiperbilirubinemia oleh sebab lain. Pengobatan ara ini menunjukkan efek samping yang minimal, dan belum pernah dilaporkan efek jangka panjang yang berbahaya.

/AP6(A, KAS5S
3

Kasus " Seorang anak usia 0 tahun mengalami kejang sebanyak ) kali dan demam. 5ejang baru pertama kali dan tidak ada ri3ayat trauma kepala. Pada pemeriksaan fisis didapatkan berat / kg, somnolen, suhu )/,+6& disertai tanda rangsangan meningeal.

P41+A.ASA,
Kasus "
4

Status pasien %ama 7 8 $sia 7 0 tahun

Keluhan utama 5ejang ) kali dan demam

Pemeriksaan 'isik 7 5esadaran 7 somnolen 9erat badan 7 / kg Suhu 7 )/,+6& 2anda rangsang meningeal

.ipotesis 7 !ilihat dari adanya tanda rangsangan meningeal, hipotesis dari pasien ini adalah meningitis dan ensefalitis. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan 7 Pengukuran lingkar kepala Pemeriksaan 2:2 7 uriga adanya ;titis Media <kut Pemeriksaan laboratorium 7 pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, gula darah #ontgen kepala Lumbal pungsi $ji tuberkulin 7 Meningitis 2uberkulosis
5

Pada pasien didapatkan tanda rangsangan meningeal, hal ini dapat diperiksa dengan pemeriksaan kaku kuduk, tanda 9rud=inki ", 9rud=inki "", dan 5ernig. Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah lumbal pungsi. Lumbal pungsi adalah suatu ara pengambilan airan serebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal. "ndikasi lumbal pungsi adalah 7

"nfeksi pada &%S Subara hnoid hemorrhage 5eganasan Penurunan tekanan &S>

Selain pemeriksaan lumbal pungsi dilakukan juga ??@. "ndikasi ??@ adalah kejang, epilepsi, dan ensefalitis. @ambarannya akan diffuse dan lambat. %amun kurang spesifik untuk meningitis dan tidak memiliki nilai prognosis.(')

$",8A5A, P5S$AKA

2anda rangsang meningeal dapat dapat diperiksa dengan pemeriksaan kaku kuduk, tanda 9rud=inski ", 9rud=inski "", dan 5ernig. (0) Kaku kuduk Pasien telentang, bila leher ditekuk se ara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada, maka dikatakan kaku kuduk positif. +rud*inski " Letakkan satu tangan pemeriksa diba3ah kepala pasien yang telentang, dan tangan lain diletakkan di dada pasien untuk men egah agar badan tidak terangkat, kemudian kepala pasien difleksikan ke dada se ara pasif. 9ila terdapat rangsang meningeal maka kedua tungkai ba3ah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.

+rud*inski "" Pasien telentang, fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan sendi lutut. :asil lebih jelas bila 3aktu fleksi ke panggul sendi lutut dalam keadaan ekstensi.
7

Kernig Pasien telentang dilakukan fleksi tungkai atas tegak lurus, kemudian di oba meluruskan tungkai ba3ah pada sendi lutut. Pada keadaan normal tungkai ba3ah dapat membentuk sudut lebih dari 0)+6 terhadap tungkai atas.

Lumbal pungsi adalah suatu ara pengambilan airan serebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal. "ndikasi lumbal pungsi adalah 7

"nfeksi pada &%S Subara hnoid hemorrhage 5eganasan Penurunan tekanan &S>

5ontraindikasi lumbal pungsi (')7


o

"nfeksi kulit di sekitar daerah tempat pungsi. ;leh karena kontaminasi dari infeksi ini dapat menyebabkan meningitis. !i urigai adanya tumor atau tekanan intrakranial meningkat. ;leh karena pungsi lumbal dapat menyebabkan herniasi serebral atau sereberal.

5elainan pembekuan darah.

Penyakit degeneratif pada join *ertebra, karena akan menyulitkan memasukan jarum pada ruang interspinal.

Pasien tidak kooperatif ontohnya kejang Persiapan lumbal pungsi diperlukan edukasi ke orang tua tentang komplikasi yang dapat

terjadi, dan lakukan inform onsent. <lat yang dbutuhkan untuk lumbal fungsi 7

Sarung tangan, masker, duk berlubang (semua steril) ) buah tabung reaksi steril &unam ke il Aarum pungsi lumbal no. '' dan '( dengan stilet

&ara lumbal pungsi 7


!okter memakai sarung tangan steril <nak ditidurkan miring dan dilengkungkan hingga tulang punggung tampak jelas. 2empat pungsi ialah daerah inter*ertebra, diatas atau diba3ah garis antara ' spina iliaka anterior superior.

!aerah pungsi dibersihkan dengan larutan antisepti , lalu ditutup dengan duk berlubang. 2usukkan jarum pungsi inter*ertebra menyusur tulang *ertebra disebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka keatas, perlahan-lahan sampai terasa menembus duramater. 5emudian stilet dilepaskan perlahan-lahan sehingga airan keluar. &airan yang diambil biasanya 0 .

"nterpretasi Analisa 9airan Serebrospinal $es 1eningitis +akterial 2ekanan Meningkat 1eningitis 3irus 9iasanya normal 1eningitis $+9 9er*ariasi
9

LP 5eruh Barna C 0(((.ml Aumlah sel Aenis sel Protein @lukosa Predominan PM% Predominan M% Predominan M% D 0((.ml 9er*ariasi Aernih Xanthochromia

Sedikit meningkat %ormal.meningkat Meningkat %ormal.menurun 9iasanya normal #endah

5omplikasi lumbal pungsi "nfeksi 7 penanganannya dengan ara diberi antibioti "ritasi =at kimia 2ertusuk saraf akibat jarum pungsi Perdarahan 7 penanganannya dengan ara ditekan untuk menghantikan perdarahan

10

/AP6(A, KAS5S

Kasus ""

Seorang bayi mengalami ikterus sejak usia 0' jam pas alahir. Lahir operasi &aesar dengan berat )'(( g dan langsung menangis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sadar, tidak panas, ikterus. :asil pemeriksaan bilirubin total 0(.+ mg.dl.

11

P41+A.ASA,

Kasus ""
12

Status pasien %ama 7 E $sia 7-

Keluhan utama "kterus sejak usia 0' jam pas alahir

Pemeriksaan 'isik 7 5esadaran 7 sadar Suhu 7 tidak panas "kterus 9erat badan lahir7 )'(( g

.ipotesis 7 !ilihat dari irri- iri ikterus yang sudah mun ul sejak 0' jam pas alahir, kemungkinan pasien ini menderita pathological Jaundice. Pemeriksaan anjuran yang dilakukan 7 Pemeriksaan darah lengkap $ji oomb $ji serologi (2;#&:) $ji tapis en=im @1P!

Diagnosis kerja7
13

"kterus patologis Penatalaksanaan7 >ototherapi "kterus klinis dan hiperbilirubinia indirek berkurang pada pajanan ahaya berintensitas tinggi pada spe trum yang dapat dilihat. 9ilirubin menyerap ahaya se ara maksimal pada kisaran biru (dari 4'( sampai 4F( nm). ()) >ototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan ara memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. :al ini terjadi jika ahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut yang disebut fotobilirubin. >otobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. !i dalam darah, fotobilirubin berikatan dengan albumin dan dikirim ke hati. >otobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan dieksresikan ke dalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh hati. :asil fotodegradasi terbentuk ketika sinar mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urin.

"ndikasi untuk fototerapi antara lain7


o o o o

5adar bilirubin indirek dalam darah lebih dari 0( mgSebelum dan sesudah transfusi tukar "kterus hari pertama pas alahir 5enaikan bilirubin dalam '4 jam sebanyak + mg.dl atau lebih

5ontraindikasi
o o

:iperbilirubin direk Porfiria ongenital


14

<lat-alat7
o o

$nit terapi sinar Lampu, dapat berupa7


o

2abung fluoresense penghasil sinar blue-green spe trum (panjang gelombang 4)(-4/( nm)

o o o o o o o o o

Lampu halogen System fiberopti Lampu gallium nitrit

Pelindung mata Pelindung alat kelamin Pelindung lampu 5otak penghangat atau in ubator 5ain atau tirai putih Pengukur suhu tubuh dan ruangan

Eang perlu dipersiapkan dari teknik terapi sinar7


o o o

Suhu ruangan dikondisikan sekitar ',-)( derajat el ius %yalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens menyala dengan baik Pasang tirai putih dalam in ubator atau bo8 bayi (untuk bayi yang berat badannya lebih dari '((( gr)

15

o o

@anti tabung yang sudah berkedip-kedip @anti tabung setelah '((( jam penggunaan

Pemberian terapi sinar7


o o o o o

Letakkan bayi di ba3ah lampu terapi sinar dengan jarak 4+-+( m $bah posisi bayi tiap ) jam Pastikan bayi terpenuhi kebutuhan airannya Pantau suhu tubuh bayi dan suhu ruangan setiap ) jam Periksa kadar bilirubin serum setiap 1-0' jam pada bayi dengan kadar bilirubin yang epat meningkat, bayi kurang bulan atau bayi sakit. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah 0'-'4 jam terapi sinar dihentikan

:entikan terapi sinar bila kadar bilirubin turun di ba3ah batas

$ntuk post-terapi, yang perlu diperhatikan adalah obser*asi bayi setiap '4 jam, apabila masih tinggi, lakukan kembali penyinaran, apabila sudah normal, pasien dapat dipulangkan.

5omplikasi yang mungkin terjadi pada bayi yang telah dilakukan terapi ahaya antara lain7
o o

!iare (konsistensi tinja yang lembek) 5elainan kulitG hiperpigmentasi, rash


16

o o

!ehidrasi 9ron=e baby syndrome

<pabila telah dilakukan fototerapi, tetap tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan kadar bilirubin beresiko menimbulkan kerusakan di susunan saraf pusat serta adanya kelainan hemolisis pada bayi baru lahir, adanya sepsis dan koagulopati, serta gangguan elektrolit berat maka diindikasikan untuk dilakuakan transfusi tukar.

Peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan transfuse tukar antara lain7
o o o o o o

#adiant 3armer 5ateter 5alsium glukonat %a&l7 heparin 0 $". 2empat pembuangan darah !arah donor sebanyak ' kali *olume darah bayi

2eknik transfuse tukar7


o o

2eknik transfusi tukar7 9ayi ditempatkan di meja resusitasi yang dihangatkan, anggota badan pada posisi istirahat.

o o

5erjakan melalui *ena umbilikalis.*ena sefana magna. @unakan darah segar dari donor darah (DC

17

o o

!arah yang digunakan yaitu darah itrat atau mengandung heparin. 2ransfusi ganti diberikan biasanya ' 8 *olume darah bayi (,( ml.kg 99), yaitu 01( ml.kg 9 (diharapkan dapat menggantikan darah bayi ,F -). Setiap kali menukar.mengambildan memasukkan darah sebesar 0(-'( ml (tergantung toleransi bayi.

o o

9ayi sakit atasi dulu penyakitnya (misalnya7 asfiksia dan hipoglikemia) 9ayi-bayi yang disertai anemia (:2D)+ styleHIICpartial e8 hange dengan P#& ('+-,( ml.kg 99) sampai :2 naik menjadi 4( -. 9ila keadan sudah stabil, lakukan transfusi untuk mengatasi hiperbilirubinemia.

Aika mungkin albumin miskin garam diberikan 0-' jam sebelum transfusi ganti sebanyak 0 g.kg 99.

Pembantu men atat *olume darah yang ditukar, mengobser*asi tanda *ital bayi dan bisa melakukan resusitasi.

o o o o o

Sebelum transfusi ganti, ukur tekanan *ena. !onor darah harus dihangatkan pada suhu 'F-)Fo&. Setiap 0(( ml darah diko ok. <lat steril. !arah segar dipasang dengan infus set. Selanjutnya dihubungkan dengan jarum suntik dan kateter *.umbilikalis.

o o o

Minimalisir efek samping dan tiap tahapan berlangsung )-+ menit. Aika kateter gagal dipasang di *. $mbilikalis, bisa dilakukan di *. Safena magna. 5ateter jangan terbuka terhadap udara.

18

!engan jarum suntik, keluarkan darah bayi '( ml untuk pemeriksaan laboratorium pratransfusiG :b, urea %, elektrolit, kalsium, gula, S@;2,S@P2, osmolaritas, analisa gas darah, dan kultur.

o o o o o

Masukkan darah segar '( ml perlahan, dilakukan sampai selesai. $ntuk darah itrat, setiap 0((ml darah ganti diberi 0 ml kalsium glukonas 0(-. Setelah transfusi selesai, ambil darh bayi untuk pemeriksaan pas a transfusi. 9ayi harus puasa, bila tanda *ital stabil boleh diberi minum. 2ransfusi dihentikan bilaG emboli, hiperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia, gangguan pembekuan, dan perforasi pembuluh darah.

5omplikasi transfusi tukarG gangguan *askular, kelainan jantung, gangguan elektrolit, koagulasi, infeksi, hipotermia, dan hipoglikemia.

5omplikasi yang mungkin mun ul setelah dilakukannya transfuse tukar antara lain7
o o o o o o o o o

"nfeksi dari prosedur ataupun dari darah yang ditransfusikan 5omplikasi *askuler 5oagulopati @angguan elektrolit <sidosis metaboli <lkalosis metaboli ?nterokolitis netrotikans @angguan kardio*askuler Graft versus host disease

19

$",8A5A, P5S$AKA "kterus De'inisi "kterus adalah gambaran klinis berupa pe3arnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Se ara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih + mg.dL.

20

:iperbilirubinemia

adalah

keadaan

kadar

bilirubin

dalam

darah

C0)

mg.dL.

Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis, ke uali7

2imbul dalam '4 jam pertama kehidupan. 9ilirubin total.indirek untuk bayi ukup bulan C 0) mg.dL atau bayi kurang bulan C0( mg.dL.

Peningkatan bilirubin C + mg.dL.'4 jam. 5adar bilirubin direk C ' mg.dL. "kterus menetap pada usia C' minggu. 2erdapat faktor risiko.

?fek toksik bilirubin ialah neurotoksik dan kerusakan sel se ara umum. 9ilirubin dapat masuk ke jaringan otak. ?nsefalopati bilirubin adalah terdapatnya tanda-tanda klinis akibat deposit bilirubin dalam sel otak. 5elainan ini dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronik. 9entuk akut terdiri atas ) tahapG tahap 0 (0-' hari pertama)7 refleks isap lemah, hipotonia, kejangG tahap ' (pertengahan minggu pertama)7 tangis melengking, hipertonia, epistotonusG tahap ) (setelah minggu pertama)7 hipertoni. 9entuk kronik7 pada tahun pertama7 hipotoni, motorik terlambat. Sedang setelah tahun pertama didapati gangguan gerakan, kehilangan pendengaran sensorial. ?tiologi Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena7

:emolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih pendek. >ungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi en=im glukuronil transferase, $!P@.2 dan ligand dalam protein belum adekuat) -C penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan konjugasi.
21

Sirkulus enterohepatikus meningkat karena masih berfungsinya en=im -C glukuronidase di usus dan belum ada nutrien.

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan (ikterus nonfisiologis) dapat disebabkan oleh faktor.keadaan7

:emolisis akibat inkompatibilitas <9; atau isoimunisasi #hesus, defisiensi @1P!, sferositosis herediter dan pengaruh obat. "nfeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin. Polisitemia. ?kstra*asasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir. "bu diabetes. <sidosis. :ipoksia.asfiksia. Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.

'. >aktor #isiko >aktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum7 a. >aktor Maternal

#as atau kelompok etnik tertentu (<sia, %ati*e <meri an,Eunani)


22

5omplikasi kehamilan (!M, inkompatibilitas <9; dan #h) Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik. <S"

b.

>aktor Perinatal

2rauma lahir (sefalhematom, ekimosis) "nfeksi (bakteri, *irus, proto=oa)

>aktor %eonatus

Prematuritas >aktor genetik Polisitemia ;bat (streptomisin, kloramfenikol, ben=yl-alkohol, sulfiso8a=ol) #endahnya asupan <S" :ipoglikemia :ipoalbuminemia

Pato'isiologi 9ilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya peme ahan eritrosit. 9ilirubin mulai meningkat se ara normal setelah '4 jam, dan pun aknya pada hari ke )-+. Setelah itu perlahanlahan akan menurun mendekati nilai normal dalam beberapa minggu.
23

"kterus 'isiologis Se ara umum, setiap neonatus mengalami peningkatan konsentrasi bilirubin serum, namun kurang 0' mg.dL pada hari ketiga hidupnya dipertimbangkan sebagai ikterus fisiologis. Pola ikterus fisiologis pada bayi baru lahir sebagai berikut7 kadar bilirubin serum total biasanya men apai pun ak pada hari ke )-+ kehidupan dengan kadar +-1 mg.dL, kemudian menurun kembali dalam minggu pertama setelah lahir. 5adang dapat mun ul peningkatan kadar bilirubin sampai 0' mg.dL dengan bilirubin terkonyugasi D ' mg.dL. Pola ikterus fisiologis ini ber*ariasi sesuai prematuritas, ras, dan faktor-faktor lain. Sebagai ontoh, bayi prematur akan memiliki pun ak bilirubin maksimum yang lebih tinggi pada hari ke1 kehidupan dan berlangsung lebih lama, kadang sampai beberapa minggu. 9ayi ras &ina enderung untuk memiliki kadar pun ak bilirubin maksimum pada hari ke-4 dan + setelah lahir. >aktor yang berperan pada mun ulnya ikterus fisiologis pada bayi baru lahir meliputi peningkatan bilirubin karena polisitemia relatif, pemendekan masa hidup eritrosit (pada bayi ,( hari dibandingkan de3asa 0'( hari), proses ambilan dan konyugasi di hepar yang belum matur dan peningkatan sirkulasi enterohepatik. 1ani'estasi klinis Pengamatan ikterus kadang-kadang agak sulit apalagi dengan ahaya buatan. Paling baik

pengamatan dilakukan dengan ahaya matahari dengan ara menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan 3arna karena pengaruh sirkulasi. Aika 3arna kulit tetap kuning, berarti kemungkinan bayi kita telah mengalami ikterus, dan kadar bilirubinnya tinggi. "kterus pada bayi baru lahir baru terlihat kalau kadar bilirubin men apai + mg-.
Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya inter*ensi lebih lanjut. 9eberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan serum bilirubin adalah tindakan ini merupakan tindakan in*asif yang dianggap dapat meningkatkan morbiditas neonatus. $mumnya yang diperiksa adalah bilirubin total. Sampel serum harus dilindungi dari ahaya (dengan aluminium foil)

24

9eberapa senter menyarankan pemeriksaan bilirubin direk, bila kadar bilirubin total C '( mg.dL atau usia bayi C ' minggu Penatalaksanaan

>ototherapi "kterus klinis dan hiperbilirubinia indirek berkurang pada pajanan ahaya berintensitas tinggi pada spe trum yang dapat dilihat. 9ilirubin menyerap ahaya se ara maksimal pada kisaran biru (dari 4'( sampai 4F( nm). (0) >ototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan ara memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. :al ini terjadi jika ahaya yang diabsorpsi jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut yang disebut fotobilirubin. >otobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. !i dalam darah, fotobilirubin berikatan dengan albumin dan dikirim ke hati. >otobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan dieksresikan ke dalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh hati. :asil fotodegradasi terbentuk ketika sinar mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urin.

"ndikasi untuk fototerapi antara lain7


o o o o

5adar bilirubin indirek dalam darah lebih dari 0( mgSebelum dan sesudah transfusi tukar "kterus hari pertama pas alahir 5enaikan bilirubin dalam '4 jam sebanyak + mg.dl atau lebih

5ontraindikasi
25

o o

:iperbilirubin direk Porfiria ongenital

<lat-alat7
o o

$nit terapi sinar Lampu, dapat berupa7


o

2abung fluoresense penghasil sinar blue-green spe trum (panjang gelombang 4)(-4/( nm)

o o o o o o o o o

Lampu halogen System fiberopti Lampu gallium nitrit

Pelindung mata Pelindung alat kelamin Pelindung lampu 5otak penghangat atau in ubator 5ain atau tirai putih Pengukur suhu tubuh dan ruangan

Eang perlu dipersiapkan dari teknik terapi sinar7


o o

Suhu ruangan dikondisikan sekitar ',-)( derajat el ius %yalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens menyala dengan baik
26

Pasang tirai putih dalam in ubator atau bo8 bayi (untuk bayi yang berat badannya lebih dari '((( gr)

o o

@anti tabung yang sudah berkedip-kedip @anti tabung setelah '((( jam penggunaan

Pemberian terapi sinar7


o o o o o

Letakkan bayi di ba3ah lampu terapi sinar dengan jarak 4+-+( m $bah posisi bayi tiap ) jam Pastikan bayi terpenuhi kebutuhan airannya Pantau suhu tubuh bayi dan suhu ruangan setiap ) jam Periksa kadar bilirubin serum setiap 1-0' jam pada bayi dengan kadar bilirubin yang epat meningkat, bayi kurang bulan atau bayi sakit. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah 0'-'4 jam terapi sinar dihentikan

:entikan terapi sinar bila kadar bilirubin turun di ba3ah batas

$ntuk post-terapi, yang perlu diperhatikan adalah obser*asi bayi setiap '4 jam, apabila masih tinggi, lakukan kembali penyinaran, apabila sudah normal, pasien dapat dipulangkan.

5omplikasi yang mungkin terjadi pada bayi yang telah dilakukan terapi ahaya antara lain7
o o

!iare (konsistensi tinja yang lembek) 5elainan kulitG hiperpigmentasi, rash


27

o o

!ehidrasi 9ron=e baby syndrome

<pabila telah dilakukan fototerapi, tetap tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan kadar bilirubin beresiko menimbulkan kerusakan di susunan saraf pusat serta adanya kelainan hemolisis pada bayi baru lahir, adanya sepsis dan koagulopati, serta gangguan elektrolit berat maka diindikasikan untuk dilakuakan transfusi tukar.

Peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan transfuse tukar antara lain7
o o o o o o

#adiant 3armer 5ateter 5alsium glukonat %a&l7 heparin 0 $". 2empat pembuangan darah !arah donor sebanyak ' kali *olume darah bayi

2eknik transfuse tukar7


o o

2eknik transfusi tukar7 9ayi ditempatkan di meja resusitasi yang dihangatkan, anggota badan pada posisi istirahat.

o o o

5erjakan melalui *ena umbilikalis.*ena sefana magna. @unakan darah segar dari donor darah (DC !arah yang digunakan yaitu darah itrat atau mengandung heparin.

28

2ransfusi ganti diberikan biasanya ' 8 *olume darah bayi (,( ml.kg 99), yaitu 01( ml.kg 9 (diharapkan dapat menggantikan darah bayi ,F -). Setiap kali menukar.mengambildan memasukkan darah sebesar 0(-'( ml (tergantung toleransi bayi.

o o

9ayi sakit atasi dulu penyakitnya (misalnya7 asfiksia dan hipoglikemia) 9ayi-bayi yang disertai anemia (:2D)+ styleHIICpartial e8 hange dengan P#& ('+-,( ml.kg 99) sampai :2 naik menjadi 4( -. 9ila keadan sudah stabil, lakukan transfusi untuk mengatasi hiperbilirubinemia.

Aika mungkin albumin miskin garam diberikan 0-' jam sebelum transfusi ganti sebanyak 0 g.kg 99.

Pembantu men atat *olume darah yang ditukar, mengobser*asi tanda *ital bayi dan bisa melakukan resusitasi.

o o o o o

Sebelum transfusi ganti, ukur tekanan *ena. !onor darah harus dihangatkan pada suhu 'F-)Fo&. Setiap 0(( ml darah diko ok. <lat steril. !arah segar dipasang dengan infus set. Selanjutnya dihubungkan dengan jarum suntik dan kateter *.umbilikalis.

o o o o

Minimalisir efek samping dan tiap tahapan berlangsung )-+ menit. Aika kateter gagal dipasang di *. $mbilikalis, bisa dilakukan di *. Safena magna. 5ateter jangan terbuka terhadap udara. !engan jarum suntik, keluarkan darah bayi '( ml untuk pemeriksaan laboratorium pratransfusiG :b, urea %, elektrolit, kalsium, gula, S@;2,S@P2, osmolaritas, analisa gas darah, dan kultur.
29

o o o o o

Masukkan darah segar '( ml perlahan, dilakukan sampai selesai. $ntuk darah itrat, setiap 0((ml darah ganti diberi 0 ml kalsium glukonas 0(-. Setelah transfusi selesai, ambil darh bayi untuk pemeriksaan pas a transfusi. 9ayi harus puasa, bila tanda *ital stabil boleh diberi minum. 2ransfusi dihentikan bilaG emboli, hiperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia, gangguan pembekuan, dan perforasi pembuluh darah.

5omplikasi transfusi tukarG gangguan *askular, kelainan jantung, gangguan elektrolit, koagulasi, infeksi, hipotermia, dan hipoglikemia.

5omplikasi yang mungkin mun ul setelah dilakukannya transfuse tukar antara lain7
o o o o o o o o o

"nfeksi dari prosedur ataupun dari darah yang ditransfusikan 5omplikasi *askuler 5oagulopati @angguan elektrolit <sidosis metaboli <lkalosis metaboli ?nterokolitis netrotikans @angguan kardio*askuler Graft versus host disease

30

K4S"1P5/A,
5asus 0 2anda rangsang meningeal dapat dapat diperiksa dengan pemeriksaan kaku kuduk, tanda 9rud=inski ", 9rud=inski "", dan 5ernig. Lumbar pungsi adalah uapaya pengeluaran airan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. "ndikasi lumbal pungsi ialah infeksi pada &%S, subara hnoid hemorrhage, keganasan, dan penurunan tekanan &S>. Lumbar pungsi adalah test diagnosti in*asi*e, dimana &S> dikeluarkan untuk pemeriksaan, dan mengukur tekanan spinal. 5asus ' "kterus adalah gambaran klinis berupa pe3arnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. "kterus dikatakan patologis apabila timbul dalam '4 jam pertama kehidupan, bilirubin total.indirek untuk bayi ukup bulan C 0) mg.dL atau bayi kurang bulan C0( mg.dL, peningkatan bilirubin C + mg.dL.'4 jam, kadar bilirubin direk C ' mg.dL, ikterus menetap pada usia C' minggu, terdapat fa tor resiko. Penanganan ikterus dengan ara fototherapi. >ototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan ara memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. <pabila telah dilakukan fototerapi, tetap tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan kadar bilirubin beresiko menimbulkan kerusakan di susunan saraf pusat serta adanya kelainan hemolisis pada bayi baru lahir, adanya

31

sepsis dan koagulopati, serta gangguan elektrolit berat maka diindikasikan untuk dilakuakan transfusi tukar.

DA2$A( P5S$AKA

0. &orry S, "skandar B, Sudigdo S. !iagnosis >isis pada <nak. Aakarta 7 Sagung Seto. '((/G p.0)0-0)), 0,F. '. <minoff M, @reenberg !, Simon #. &lini al %eurology. Lange medi al books '((/, p. )11-)1, ). %elson B. 2e8tbook for Pediatri s, edisi 0+ J AakartaG ?@&, '(((. p 104-10F 4. Ramesh Agarwal, Aggarwal Rajiv, Ashok Deorari, Paul K Vinod , Aaundi e. < esed on May 0/, '(00. <*ailable at7 http7..333.ne3born3ho .org.pdf.jaundi e.pdf
5. Mayo lini

staff. Infant Jaundice. < esed on May 0/, '(00, a*ailable at

http7..333.mayo lini . om.health.infant-jaundi e.!S((0(F

32

Anda mungkin juga menyukai