Anda di halaman 1dari 25

PERHITUNGAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

JEMBATAN RANGKA BAJA


A. Perencanan Awal
Perencanaan awal jembatan rangka baja meliputi penentuan jenis profil
baja

yang digunakan, mutu bahan, panjang gelagar rencana, lebar jembatan

rencana dan dimensi rangka batang bidang yang akan digunakan.


1. Jenis Rangka Baja
Jembatan didesain menggunakan rangka baja Warren dengan batang
vertikal, tinggi rangka jembatan 6,614 m dengan jarak per titik buhul
4,00 m.
2. Baja Konstruksi
Profil baja yang digunakan pada struktur adalah baja WF dengan mutu
baja BJ 37 pada sambungan baja digunakan plat buhul dengan ketebalan
10 - 20 mm dan alat sambung berupa baut. Baut yang digunakan adalah
baut mutu tinggi, dengan spesifikasi dan ketentuan terlampir.
3. Gelagar komposit
Gelagar komposit direncanakan sebagai konstruksi tanpa penopang
(Unshored Construction) dengan metode perhitungan menggunakan
metode kekuatan batas dan sifat-sifat penampang dihitung menggunakan
metode transformasi luas. Panjang gelagar rencana jembatan adalah 64,0
m karena jembatan menggunakan tiga titik topang ( 2 abutmen dan 1 pier)
maka dalam perencanaan ini panjang gelagar rencana jembatan yang
dihitung adalah 32,0 m dan lebar lantai jembatan rencana 6,0 (tanpa
trotoar), jarak antar gelagar 2,0 m. perhitungan gelagar komposit dibagi
atas perhitungan gelagar memanjang dan perhitungan gelagar melintang.

52

B. Perhitungan Analisis dan Perencanaan Alternatif


Struktur Atas Jembatan
Struktur atas jembatan direncanakan sebagai jembatan dengan rangka baja,
rangka baja tersusun atas gelagar induk dan ikatan angin. Untuk mempermudah
dalam perhitungan, analisis dan perencanaan alternatif struktur atas jembatan
digunakan pedoman sebagai berikut :
1.

Perhitungan Lantai Kendaraan


Meliputi penentuan pembebanan, analisa struktur dan perhitungan tulangan.

2.

Perhitungan Gelagar Komposit dan Alat Sambung Geser


Gelagar komposit terdiri dari gelagar memanjang dan gelagar melintang.

3.

Perhitungan Gaya Batang


Kombinasi gaya batang ekstrim diperhitungkan akibat berat sendiri jembatan
beban D, gaya rem dan beban angin. Selain itu garis pengaruh akibat beban
terpusat P = 1 ton turut dianalisa.

4.

Perhitungan Dimensi Batang


Dilakukan untuk menentukan ukuran batang yang akan digunakan rangka
jembatan, sekaligus mengecek tegangan-tegangan yang terjadi pada batang
rangka.

5.

Perhitungan Sambungan, Alat Sambung dan Landasan


Perhitungan sambungan meliputi perhitungan pada titik buhul, pada
sambungan gelagar induk dan gelagar melintang serta sambungan pada ikatan
angin.
Alat

sambung

yang

digunakan

pada

sambungan

diseragamkan

menggunakan baut mutu tinggi.

53

C. Perhitungan Sandaran, Trotoar, Pelat Lantai Trotoar


dan Kerb
1. Perhitungan Pipa Sandaran
a. Perencanaan Dimensi Pipa
Direncanakan pipa sandaran menggunakan pipa baja diameter
( ) = 2 = 5,08 cm
Tebal pipa baja = 0,5 cm.
t
d

Gambar 4.1. Dimensi penampang pipa sandaran


d = D - 2t = 5,08 - 2.(0,5) = 4,08 cm
Luas penampang pipa

(D2 d2)
= (5,082 4,082)

A =

= 7,1943 cm2
= 7,1943.10-4 m2
baja = 7850 Kg/m3
Berat pipa sandaran = A. baja = 7,1943.10-4.7850
= 5,6475 kg/m
b. Perhitungan Beban Yang Bekerja Pada Pipa Sandaran
Berat sendiri pipa

5,6475 kg/m

Beban vertikal (orang yang duduk)

= 105,6475 kg / m'

100,0000 kg / m'

Jarak antara tiang sandaran (L)


54

L=

Ben tan g Jemba tan


32
=
= 2,00 m
Jumlah tiang rencana 16

Momen maksimum yang terjadi (Mmaks)


M maks =

1 2 1
qL = (105,6475)( 2) 2 = 52,8238 kgm
8
8
= 5282,38 kgcm

Momen tahanan (W)


W=

(D 4 d 4 )
(5,08 4 4,08 4 )
.
=
.
= 7,5152 cm 3
32
D
32
5,08

Tegangan yang terjadi


ytd =

M maks 5282,38
=
= 702,8928 kg / cm 2
W
7,5152

Mutu baja untuk pipa


Fy
= 160 Mpa = 1600 kg/cm2
Fy
= 0,6.F y = 0,6.1600 = 960 kg/cm2

ytd

=702,8928 kg/cm2 < 960 kg/cm2

Ok.
Sehingga pipa baja 2 dapat digunakan sebagai batang sandaran.

55

2. Perencanaan Trotoar
q = 500 kg

15 cm
H2 = 500 kg/m'

20

20
19 mm

19 mm
357 mm

50

Gambar 4.2. Beban rencana yang terjadi pada trotoar


a. Beban-beban Bekerja Tiap Meter Panjang
1. Beban mati terfaktor
Berat sendiri plat

= 1,2 (0,20.0,50.1,0.2400) = 288,00 kg

Berat beton pengisi

= 1,2 (0,20.0,35.1,0.2200) = 184,80 kg

Berat kerb

= 1,2 (0,20.0,15.1,0.2400) = 86,40 kg

2. Beban hidup terfaktor


Beban hidup pada trotoar

= 1,6 (0,5.1.500) = 400 kg

Berat horisontal pada kerb

= 1,6 (500.1)

= 800 kg

Momen yang terjadi pada tumpuan


Mu = 288.0,25+184,80(0,35/2)+86,40(0,15/2)+400.0,25+800.0,40
= 72+32,34+6,48+100+320
= 530,82 kgm

56

b. Penulangan Pelat Lantai Trotoar

200

As

d'
Direncanakan :
Selimut beton

= 30 mm

untuk lentur

= 0,80

= 0,2m = 200 mm

= 1000 mm

= (200-30)-12/2 = 164 mm (digunakan tulangan

(ditinjau per-meter panjang)

D12)
Mu = 530,82 kgm = 5207344,20 Nmm
Mn =

Mu 5207344,20
=
= 6509180,25 Nmm

0,80

Rn =

Mn 6509180,25
=
= 0,2420
bd 2
1000.164 2

m=

fy
350
=
= 13,7255
0,85 f ' c
0,85.30

1
1 1 2Rn.m
m
fy

1
1 1 2.0,2420 .13,7255
13,7255
350

= 0,0007

Jadi < min =

1,4
= 0,004
350

Maka dipakai min = 0,004


As perlu = bd = 0,004.1000.164 = 656 mm2
57

Digunakan tulangan D12 (A s = 113,04 mm2)


656

Jumlah tulangan perlu : n = 113,04 = 5,8033 6 batang


Jarak tulangan :

1000 1000
=
= 200 mm
n 1 6 1

Digunakan tulangan D12-200


d. Perhitungan Tulangan Susut dan Suhu (Tulangan Bagi)
Untuk f

= 350 Mpa diambil = 0,0020

A s perlu =0,0020 bh =0,0020.1000.200 = 400 mm2/m


Digunakan tulangan D12 (A s = 113,04 mm2)
400

Jumlah tulangan yang dibutuhkan : n = 113,04 = 3,5380 4 batang


Jarak tulangan :

1000 1000
=
= 333,333mm
n 1
3

Digunakan tulangan susut dan suhu D12-250 mm (A s = 452,2 mm)


3.

Perhitungan Kerb
15

P = 500 kg /m'

20

Pembebanan untuk jembatan diambil per 1 meter panjang


Momen maksimum : (500).(1.0),(20)
Momen rencana

: 1,6.(100)

= 100 kgm

= 160 kgm = 1,5696 kNm

Data perencanaan sebagai berikut:


Selimut beton

= 25 mm

untuk lentur

= 0,80

b = 1000 mm (ditinjau per-meter)


d = 200-25-12/2 = 169 mm (digunakan tulangan D12)
d = 200-169 = 31

58

m = 13,7255
Rn =

Mn
1,5696 .10 6
=
= 0,0687
bd 2 0,80.1000 .169 2

1
1 1 2.0,0687 .13,7255
13,7259
350

= 0,0002 < min = 0,004

As perlu = bd = 0,004.1000.169 = 676 mm2/m


676

Jumlah tulangan yang dibutuhkan : 113,04 = 5,9802 6 batang


Jarak tulangan :

1000 1000
=
= 200mm
n 1 6 1

Jadi digunakan tulangan D12-200 (As = 565,2 mm2)


Digunakan tulangan susut dan suhu D12 (As = 113,04 mm2)
As perlu = 0,0020.(1000).(200) = 400 mm2
1000

Jumlah tulangan yang dibutuhkan : 113,04 = 3,5386 4 batang


Jadi digunakan tulangan 4 D12
Sketsa Penulangan Lantai Trotoar dan Kerb
D12-200

4D12
D12-200

D12-250

59

D. Perhitungan Lantai Kendaraan


Direncanakan :
Tebal plat lantai

: 20 cm

Tebal lapisan aspal

: 5 cm

Tebal lapisan air hujan

5 cm

1. Pembebanan
a. Beban Mati
1. Plat lantai
Berat plat

: (0,20).(1,00).(2400) = 480,0 kg/m

Berat lapisan aspal

: (0,05).(1,00).(2000) = 100,0 kg/m

Berat lapisan air hujan

: (0,05).(1,00).(1000) = 50,0 kg/m


qD1

= 630,0 kg/m

2. Trotoar dan Kerb


Berat sendiri trotoar

: (0,20).(0,35).(2200) = 154,0 kg/m

Berat sendiri kerb

: (0,20).(0,15).(2400) = 72,0 kg/m

Berat plat lantai di bawah trotoar

(0,20).(0,50).(2400) = 240,0 kg/m


qD2

= 466,0 kg/m

b. Beban Hidup
Pada trotoar

: qLU1 = (500).(0,5) = 250 kg/m

Pada lantai kendaraan : T = 10 ton


Perhitungan kekuatan lantai kendaraan menggunakan beban T
10 ton dengan ukuran dan kedudukan seperti gambar 5a.
Lapisan aspal dianggap struktural, sehingga penyebaran beban
roda berawal dari lapisan atas aspal lantai kendaraan ke tengah tebal

60

plat lantai untuk tinjauan saat 2 truk saling berpapasan, penyebaran


beban roda digambarkan seperti dibawah ini.

45

15

45

50

45

45

15

15

80 cm

50

15

80 cm

45 45

30

15

5 cm
20 cm

15

60 cm

Gambar 4.3. Penyebaran beban roda saat 2 truk berpapasan.


Sehingga tekanan tiap roda per 1 m2 adalah :
P=

F
10
=
= 208333 ton / m 2
A 0,60.0,80

Dengan nilai faktor beban 100% untuk perhitungan tiap 1 m,


diperoleh nilai beban roda :
qLU2 =20,8333 100% . 1,0 = 20,8333 ton/m
2.

Perhitungan Momen
Untuk menentukan momen maksimum yang terjadi pada lantai
kendaraan digunakan metode Cross, dengan data pembebanan sebagai
berikut :
q1 = Beban Mati Plat Lantai

= qDU1 = 630 kg/m = 0,630 t/m

q2 = Beban Mati Trotoar dan Kerb

= qDU2 = 466 kg/m = 0,466 t/m

q3 = Beban Hidup Trotoar

= qLU1 = 250 kg/m = 0,250 t/m

q4 = Beban Hidup Lantai Kendaraan

= qLU1 = 20,8333 t/m

Koefisien distribusi = 1 dan 0,5 (angka kekakuan seragam)

61

Pelat dihitung sebagai balok terlentur satu arah dalam tiga kondisi
pembebanan oleh kendaraan, yaitu :
a. Momen Akibat Beban Mati
Gambar 4.4. Pembebanan akibat muatan mati

q1 = 0,630 t/m'

q2 = 0,466 t/m'

A'

D'
B

A
0.5

2.0

C
2.0

0.5

2.0

Momen Primer
-MoAA = MoDD = .q2.L2 = (0,466)(0,5)2 = 0,0614 tm
MoAB = -MoBA = MoBC = -MoCB = MoCD = -MoDC = 1/12.q1.L2
= 1/12(0,630)(2)2
= 0,2100 tm

62

b. Momen Akibat Beban Hidup


Beban hidup pada lantai kendaraan diperhitungkan akibat posisi
kendaraan saat melintasi jembatan yang akan menimbulkan momen
kritis dan ditinjau dalam 2 (dua) kondisi, yaitu :
Kondisi 1 : Posisi satu kendaraan di tengah bentang
1,75 m
q4 = 20.8333 t/m'

q3 = 0,2500 t/m'

q4

q3

A'

D'
B

A
0,50 m

1,775 m

0,475 m
0,225 m

C
1,05 m

0,475 m
0,225 m

D
0,50 m

1,775 m

Gambar 4.5. Pembebanan akibat posisi kendaraan kondisi 1

Momen Primer
MoAA = -MoDD = .q3.L2 = 0,0313 tm
MoBA = -MoCD =
WL
qaL
m(3m 2 8m + 6) =
(3m 2 8m + 6) = 0,6508 tm
12
12

MoAB = -MoDC =

WL 2
qaLm 2
m (4 3m) =
( 4 3m) = 0,0647 tm
12
12

MoBC = -MoCB =

Wa
q.2a.a
(3L 2a ) =
(3L 2a ) = 0,3575 tm
12 L
12 L

63

64

Kondisi 2 : Posisi satu kendaraan di tengah bentang dengan satu roda


simetris di tengah bentang
1,75 m
q3 = 0,2500 t/m' q4 = 20.8333 t/m'

q
4

q3

A'

D'
A

0,50 m

B
0,6 m

0,80 m

0,6 m 0,35 m 0,80 m

0,85 m

D
0,50 m

2,00 m

Gambar 4.6. Pembebanan akibat posisi kendaraan kondisi 2


Momen Primer
MoAA = -MoDD = 0,0313 tm
MoAB = -MoBA =
MoBC =

W
q .b
(3L2 b 2 ) = 4 (3L2 b 2 ) = 3,9444 tm
24 L
24 L

W
[e3 ( 4 L 3e) c 3 ( 4 L 3c)]
2
12 L b

q4b 3
[e ( 4 L 3e) c 3 ( 4 L 3c)] = 4,4937 tm
12 L2b

-MoCB =

W
[ d 3 (4 L 3d ) a 3 ( 4 L 3a )]
2
12 L b

q 4b
[ d 3 (4 L 3d ) a 3 ( 4 L 3a)]
2
12 L b

= -2,8739 tm

65

66

Kondisi 3 : Posisi 2 kendaraan di tengah bentang saat berpapasan

q3 = 0,2500 t/m'

1,75 m

1,75 m
q4 = 20,8333 t/m'

q
4

q3

A'

D'
A

0,50 m
0,80 m
0,25 m

0.95 m

0,80 m 0,40 m 0,80 m

D
0.95 m

0,80 m
0,50 m
0,25 m

Gambar 4.7. Pembebanan akibat posisi kendaraan kondisi 3


Momen Primer :
MoAA = -MoDD = .q3.L2 = 0,0313 tm
MoBA = -MoCD = 2,3875 tm
MoAB = -MoDC = 4.4807 tm
MoBC = -MoCB = 4,8888 tm

67

Freebody akibat beban mati


Bentang BC :
0,2397

q1 = 0,630 t/m'

0,2397
C

2,0 m

68

MC = 0
RB.2 0,2397 + 0,2397 .q1.22 = 0
RB =

1,26
= 0,630 t
2

Mmaks = RB.1 + 0,2397 0,630.1 = 0,2397 tm


Bentang AB
0,0614

q1 = 0,630 t/m'

0,2397
B

2,0 m

MB = 0
RA.2 + 0,0614 0,2397 0,630.2 = 0
RA =

1,4383
= 0,7192 t
2

MX = RA.x + 0,0614 .q1x2


dMx
= RA - qx = 0,7192 0,630x = 0 Dx = 0,7192 0,630x
dx

x = 1,1416 m
Mmaks = 0,7192.1,1416 + 0,0614 .0,630.1,14162 = 0,4719 tm
Free body akibat beban hidup
Beban hidup pada kondisi 2
Bentang BC:
5.6293

q4 = 20,8333 t/m'

1,1452
C

0,35 m

0,80 m

0,85 m

MC = 0
Rb.2 -5,6294+,1452 20,8333.0,8(0,8/2 + 0,85) = 0
69

Rb

25,2743
= 12,6372 t
2

= Rb(0,35 + x) - 5,6294 1/2.q.x2

Mx

= 12,6372(0,35 +x) -5,6294 10,1665x2


= 4,4230 + 12,6372x 10,1665x2
= 12,6372 10,1665x x = 1,2464 m

Dx

Mmaks = 1,2532 tm
Bentang AB
0,0313

q4 = 28,5714 t/m'

5,6294
B

0,65 m

0,70 m

0,65 m

MB = 0
RA.2 - 0,0313 +5,6294 20,8333.0.8(0,8/2 + 0,6) = 0
RA =

11,0686
= 5,5353 t
2

MX = RA(0,6 + x) - 0,0313 1/2qx2


= 3,3206 + 5,5343x - 0,0313 10,1665x2
= 3,2893 + 5,53434x 10,1665x2
D x = 5,5343 10,1665x = 0 x = 0,5444 m
Mmaks = 3,2890 tm
Beban hidup pada kondisi 3
Bentang AB:
0,0313

q4 = 20,8333 t/m'

4,7782
B

0,25 m 0,80 m

0,95 m

70

MB = 0
RB. 2 - 0,0313 + 4,7782 20,8333.0.8 ( 0,8 2 + 0,95) = 0
RB = 8,8765 t
M x = RB ( 0,25 + x ) - 0,0313

= 8,8765 ( 0,25 + x ) - 0.0313

qx2
1

q x2

= 2,2191 + 8,8765x - 0,0313 10,1665x2


= 2,1878 + 8,8765 x 10,1665x2
Dx = 8,8765 10,1665x
x = 0,8731 m
Mmx = 2,1880 tm
Batang BC :
MC = 0
4,7782

q4 = 20 ,8333 t/m'

0,80 m

0,40 m

4 ,7782

0,80 m

RC 2 - 4,7782 + 4,7782 20,8333.0,8 ( 0,8 2 + 1,2 ) 20,8333.0,8 (


0 ,8

)=0

RC 2 - 26,6667 - 6,6667 = 0
RC = 16,667 t
Mmx = RC ( 0,8+x ) 20,8333.0,8 ( 0,8 2 +x ) - 4,7782
= 16,6667 ( 0,8+x ) 16,6667 ( 0,4 + x ) - 4,7782
= 13,3333 + 16,6667x 6,6667 16,6667x - 4,7782
= 1,8885 tm

71

Berdasarkan perhitungan momen di atas, diperoleh momen maksimum


yang terjadi akibat beban mati dan beban hidup adalah :
Beban mati (M Dl ):
M tump = 0,2397 tm ; M lap = 0,4719 tm
Beban hidup (M ll ) :
M tump = 1,2532 tm ; M lap = 3,2890 tm
+

Pada kondisi 2, pada bentang yang tidak menerima beban roda akan
terjadi momen lapangan negatif (M ll - ) akibat beban hidup yang
bekerja di sebelahnya : M lap

= 1,6667 tm

Momen Rencana (Mu) :


M

= (1,2).(0,4719) + (1,6).(3,2890)

= 5,8297 tm

= (1,2).(0,4719) + (1,6).(1,6667)

= 3.2330 tm

Mtump = (1,2).(0.2397) + (1,6).(1,2532)

= 2,2927 tm

lap +

Mlap-

Perhitungan Tulangan
a. Penulangan Lapangan (+).
Mu

= 5,8287 tm = 51,1795 kNm

Tebal Plat = 0,20 m


Digunakan :
Tebal selimut beton = 30 mm
d = 200 30 16/2

= 162 mm

Tulangan Utama D 16
Lebar plat/1m, b = 1000 mm
Mutu beton fc = 30 Mpa
Mutu baja fy

= 350 Mpa

72

k=

Mu
51,1795.10 6
=
= 2,7230 MPa
b d 2 0,8.1000(162) 2

m=

fy
350
=
=13,7255
0,85. f ' c
0,85.30

Rasio Tulangan :
=

1
2mk
1 1

m
fy

1
2.13,7255.2,7230
1 1
13,7255
350

min =

= 0,008

1,4
1,4
=
= 0,004
fy
350

maks = 0,0293
maks < aktual, digunakan = 0,008
As

= .b.d = 0,008. 1000 . 162 = 1312 mm2

Ab= 162

= 200,96 mm2

Jarak tulangan perlu =

200,96.1000
= 153,14 mm 125 mm
1312

Digunakan tulangan D16 125 (As = 1344 mm2)


b.

Lapangan Negatif
Mu

= 3,2330 tm = 31,7157 kNm

Tebal Plat

= 0,20 m

Digunakan :
Tebal selimut beton = 30 mm
d = 200 30 16/2

= 162 mm

Tulangan Utama D 16
Lebar plat/1m, b = 1000 mm
Mutu beton fc = 30 Mpa
Mutu baja fy

= 350 Mpa
73

k=

Mu
31,7157.10 6
=
= 1,4739 MPa
b d 2 0,8.1000(162) 2

m=

fy
350
=
= 13,7255
0,85.f ' c
0,85.30

Rasio Tulangan :
=

1
2.13,7255.1,4739
1 1

13,7255
350

min =

= 0,0043

1,4
1,4
=
= 0,004
fy
350

As

=.b.d = 0,0043. 1000 . 162 = 705,2 mm2

Ab

= ..162

= 200,96 mm2

Jarak tulangan perlu =

200,96.1000
= 284,9 mm 250 mm
705,2

Digunakan tulangan D16 250 (As = 705,2 mm2)


c. Penulangan Tumpuan
Mu

= 2,2927 tm = 22,4914 kNm

Tebal Plat

= 0,20 m

Digunakan :
Tebal selimut beton = 30 mm
d = 200 30 16/2

= 162 mm

Tulangan Utama D 16
Lebar plat/1m, b = 1000 mm
Mutu beton fc = 30 Mpa
Mutu baja fy
k=

= 350 Mpa

Mu
22,4914.10 6
=
= 1,0712 MPa
b d 2 0,8.1000(162) 2

m=

fy
350
=
= 13,7255
0,85.f ' c
0,85.30

Rasio Tulangan :
74

1
2.13,7255.1,0712
1 1

13,7255
350

min =

= 0,003

1,4
1,4
=
= 0,004
fy
350

As

=.b.d = 0,004. 1000 . 162 = 648 mm2

= ..162

= 200,96 mm2

Jarak tulangan perlu

200,96.1000
648

= 250 mm

Digunakan tulangan D16 250 (As = 648 mm2)


d. Tulangan Bagi (Susut dan Suhu)
Untuk fy = 350 Mpa digunakan As = 0,0019 b.h.
As

= 0,0019 . 1000 . 200

= 380 mm2

Digunakan tulangan D10 (Ab = 78.5398 mm2)


Jarak tulangan =

78,5398 .1000
= 206,6837 200mm
380

Digunakan tulangan bagi susut D10 200


Sketsa Penulangan Plat
D10-200

D16-125

D16-250

D16-250

D16-250
D16-250
D16-250
D16-125

D10-200

i.

D16-250

Gambar 4.7. Sketsa penulangan plat

75

76

Anda mungkin juga menyukai