Anda di halaman 1dari 1

May 13

II. TINJAUAN PUSTAKA Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai. Berbagai tipe sistem irigasi sprinkler telah dikembangkan sebagai respon terhadap kondisi tenaga kerja, kondisi topografi, kebutuhan pemberian air secara khusus, dan ketersediaan sumberdaya air lahan. Sistim sprinkler yang paling awal dirancang adalah sprinkler putar kecil yang beroperasi simultan, mulai populer tahun 1930-an dan masih digunakan sampai sekarang. Sprinkler jenis ini bekerja dengan tekanan rendah sampai medium (2 ~ 4 bar) dan mampu mengairi suatu areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan panjang sampai 300 m untuk setiap settingnya (0,3 ~ 0,7 ha). Laju aplikasi bervariasi dari 5 ~ 35 mm/jam. Pada sistim sprinkler terdapat 3 tipe utama yakni (a) sistim berpindah (portable system), (b) sistim solid atau permanen, dan (c) sistim semi-permanen. A. Komponen Sistem Meskipun ada banyak perbedaan dalam sistem irigasi sprinkler, istilah, dan komponen teetentu pada umumnya ada semua sistem. Air untuk irigasi sprinkler harus bertekanan, apakah tekanan tinggi [830 sampai 1035 kPa (120 sampai 150psi)] untuk sistem big gun, tekanan sedang [275 sampai 585 kPa (40 sampai 70 psi)] untuk impact sprinkler atau tekanan rendah [105 sampai 210 kPa (15 sampai 30 psi)] untuk rotating nozzels. Tekanan sumber air tersebut, apakah dikembangkan gaya gravitasi dari ketinggian sumber air atau diperoleh berasal dari output sebuah pompa, adalah merupakan bagian yang menyeluruh dari sistem irigasi sprinkler.

Anda mungkin juga menyukai