Anda di halaman 1dari 27

KBK TEKNIK MATERIAL

LINEAR ELASTIC FRACTURE MECHANICS (LEFM)

FATIGUE

By HENDRI CHANDRA Mechanical Engineering De ar!"en! Fac#l!y $% Engineering Uni&er'i!y $% Sri(i)aya *++,

KBK TEKNIK MATERIAL

FATIGUE LIFE -REDICTI.N (Strategi Prediksi Umur Lelah/Sisa umur alat)


Ir. Hendri Chandra, MT Staf D sen !el m" k #idang !eahlian Material Uni$ersitas Sri%i&a'a

(. P)*D+HULU+* Fatigue adalah salah satu jenis kerusakan/kegagalan yang diakibatkan oleh beban berulang. Ada 3 fase didalam kerusakan akibat fatigue yaitu ; pengintian retak (crack initiation), perambatan retak (crack propagation) dan patah static (fracture). Formasi dipicu oleh inti retak yang dapat berawal dari lokasi yang paling lemah kemudian terjadi pembebanan bolak balik yang menyebabkan local plastisitas banyak terjadi didunia sehingga terjadi perambatan retak hingga yaitu kira kira !"# dari semua mencapai ukuran retak kritis dan akhirnya gagal. Kerusakan jenis ini paling teknik kerusakan/kegagalan yang sering terjadi. $uatu komponen mesin/konstruksi dapat mengalami pembebanan dalam beberapa %ariasi beban seperti fluktuasi beban, fluktuasi regangan atau fluktuasi temperatur. &ahkan tidak jarang konstruksi mengalam tegangan gabungan maupun kontaminasi dengan lingkungan yang korosif yang tentunya akan menyebabkan suatu konstruksi akan lebih terancam keamanannya. 'iga siklus umum yang dapat menunjukkan suatu siklus tegangan fatigue yaitu yang pertama adalah fluktuasi tegangan terjadi mulai dari tegangan rata rata nol dengan amplitude yang konstan. (ang kedua yaitu fluktuasi tegangan dimulai diatas garis rata rata nol dengan amplitude konstan. )an yang ketiga fluktuasi tegangan yang acak/random. 'iga siklus tersebut ditunjukan pada *ambar.+

KBK TEKNIK MATERIAL

Kerusakan atau kegagalan akibat fatigue berawal pada pengintian retak dengan beban yang bolak balik, yang menyebabkan deformasi plastis local berupa slipyang ditunjukkan dengan terbentuknya intrusi dan ekstrusi sebagai cirri terjadinya slip yang menyebabkan local deformasi. Kejadian ini ditunjukkan pada *ambar ,.

*ambar.+. 'iga tipe umum siklus pembebanan pada fatigue

-a.

-b.

*ambar.,. -a.. /kstrusi dan intrusi dalam bidang slip sebelum awal retak, 3

KBK TEKNIK MATERIAL

-b.. Foto mikroskop ekstrusi dan intrusi

Awal retak terbentuk pada daerah slip. 0ertumbuhan retak secara kritalografi terorientasi sepanjang bidang slip dalam jarak yang pendek. 1aktu yang pendek tersebut ditunjukkan sebagai pertumbuhan retak tahap pertama. Arah dari pertumbuhan retak secara makroskopik menjadi normal atau tegak lurus terhadap tegangan tarik. 2al ini ditunjukkan sebagai perambatan retak tahap kedua, yang dinyatakan sebagai umur perambatan retak. $iklus relatif selama pengintian dan perambatan retak bergantung pada tegangan yang dialami. &ila tegangan menjadi naik maka fase pengintian retak menjadi turun. Fatigue dapat dibagi menjadi dua katagori yaitu fatigue siklus tinggi dan siklus rendah. 0ada fatigue siklus rendah retak terjadi sangat lama sedangkan pada fatigue siklus tinggi retak terbentuk lebih awal. Ada perbedaan yang tampak secara %isual antara fatigue siklus rendah -high stress. dan fatigue siklus tinggi -low stress.. 0ada fatigue siklus rendah slip bands yang terbentuk akan lebih kasar sedangkan pada fatigue siklus tinggi slip bends yang terbentuk lebih halus. ,. !U-.+ T)/+*/+* 0 SI!LUS ( S 0 * ) )ata fatigue biasanya disajikan dalam kur%a tegangan dan siklus, dimana tegangan adalah $ dan siklus adalah 3. 4umlah siklus adalah siklus mulai dari pengintian retak samapiperambatan retak. &ila tegangan turun maka jumlah siklus untuk terjadi kegagalan menjadi naik, sedangkan bila tegangan naik maka julmlah siklus menjadi berkurang. 0ada baja sebagai ferrous alloy, terdapat batas tegangan dimana kegagalan fatigue tidak terjadi atau terjadi pada siklus yang amat panjang (infinite). 3ilai batas tersebut terlihat sebagai suatu aimptotik yang menunjukkan nilai fatigue limit atau endurance limit. Endurance limit adalah tegangan dimana tidak terjadinya kegagalan atau fracture didalam range 107 cycles. &erbeda 4

KBK TEKNIK MATERIAL

dengan material nonferrous seperti paduan aluminium dan lainnya tidak memiliki fatigue limit. 5ntuk melihat perbedaaan antara kedua paduan tersebut dapat ditunjukkan pada *ambar.3. )engan memahami karakteristik suatu konstruksi atau komponen mesin yang mengalami fatigue, maka suatu perencanaan atau desain dipertimbangkan dari aspek endurance limit suatu material. perlu

*ambar.3. Kur%a $ 3 untuk paduan fero dan nonferro

1. 2+!T3-42+!T3- 5+*/ M)MP)*/+-UHI FATIGUE LIFE 1.(/ S!re'' C$ncen!ra!i$n 0emicu pemicu terjadinya konsentrasi tegangan seperti fillet, notch, alur pasak, positas, inklusi dan lain lain akan menyebabkan menurunnya umur fatigue/fatigue life. 0engaruh pengaruh notchs dapat di e%aluasi dengan membandingkan antara data dengan notch dengan data tanpa notch,

KBK TEKNIK MATERIAL

5ntuk menentukan hubungan tegangan siklus untuk spesimen dengan notch, maka diperlukan tegangan nominal -net stress.. 0erbandingan antara fatigue limit dengan notch dan fatigue limit tanpa notch disebut fatigue norch faktor -Kt..
Fatigue Limit , Unnotch Fatigue lim it , notched

Kt =

Atau dari nilai Kt, dapat dihitung notch sensiti%itas dengan symbol 6
q = Kt 1 Kt 1

)imana 7 Kt 8 faktor konsentrasi tegangan &ila kekuatan tarik , radius notch dan ukuran penampang naik, dan bila ukuran butir turun maka nilai 9 akan naik. /fek dari radius notch terhadap notch sensiti%itas untuk beberapa material ditunjukkan pada *ambar. :. /fek kekuatan tarik dipengaruhi oleh kekasaran permukaan. Kekuatan tarik yang meningkat akan diikuti oleh ketahanan fatigue yang meningkat.

*ambar.:. efek radius notch pada notch sensiti%itas

KBK TEKNIK MATERIAL

1.,. DIM)*SI (SI0E) &ila ukuran spesimen bertambah maka ketahanan fatigue kadang kadang menurun. 2al ini ada beberapa alasan, Kegagalan akibat fatigue biasanya dimulai dari permukaan. 4adi bila penambahan si;e dilakukan maka memberikan kemungkinan menimbulkan keberadaan cacat. Akibatnya retak berawal pada cacat tersebut. 1.1. )2)! P)-MU!++* Ketahanan fatigue sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan. Kondisi permukaan tersebut adalah sifat permukaan seperti perlakuan permukaan seperti surface hardening dan tegangan sisa permukaan. /fek dari surface finishing atau kekasaran permukaan secara 6ualitatif juga mempengaruhi ketahanan fatigue suatu material seperti yang ditunjukkan pada 'abel.+. 'abel.+. 2ubungan kehalusan permukaan terhadap ketahanan fatigue Finishing operation &ubut $ebagian polish 0olish penuh *rinda *rinda dan polish $urface finish -< inch. +"= > = ? , Fatigue life -cycles. ,:.""" !+.""" +3?.""" ,+?.""" ,3:."""

0erlakuan perlakuan permukaan yang akan merubah sifat mekanik permukaan juga akan mempengaruhi ketahanan fatigue bahan. $eperti perlakuan ; /lektroplating sering akan menurunkan ketahanan fatigue. 2al ini dapat menimbulkan tegangan tarik sisa pada permukaan akibat proses tersebut, sehingga dapat memicu rerak pada permukaan. seperti dekarburisasi dapat mengurangi ketahanan 0erlakuan lain fatigue. 3amun

sebaliknya proses pengerasan permukaan seperti karburisasi, nitridasi, induksi dan flame hardening dapat meningkatkan ketahanan fatigue.
KBK TEKNIK MATERIAL

'egangan sisa (residual stress) terutamanya tegangan sisa tekan akan memberikan peningkatan ketahanan fatigue. 'egangan sisa ini dapat dikembangkan dengan melakukan deformasi plastis yang tidak seragam pada suatu penampang. 2al ini dapat diterangkan pada *ambar.=.

*ambar.=. )istribusi tegangan sisa

1.6. T)/+*/+* -+T+ 4 -+T+ (MEAN STRESS) 'egangan rata rata -mean stress. juga mempengaruhi ketahanan fatigue. 'egangan ini ditunjukkan dengan amplitudo tegangan yang dinyatakan dengan ratio tegangan @ 8

min/ maks. 5ntuk @ 8 + artinya amplitudo

tegangan tarik sama dengan amplitudo tegangan tekan. &ila nilai @ cendrung menjadi positif maka ketahanan fatiguenya menjadi turun. 0engaruh ratio tegangan ditunjukkan pada *ambar.>.
KBK TEKNIK MATERIAL

*ambar.>. /fek tegangan rata rata terhadap @ -ratio tegangan.

1.7. 2+!T3- M)T+LU-/I 5+*/ M)MP)*/+-UHI !)T+H+*+* 2+TI/U) Kelelahan bahan /fatigue sangat sensitif terhadap desain struktur. Ada beberapa faktor metalurgi yang berpengaruh terhadap ketahanan fatigue/fatigue life. Ukuran 8utir 5kuran butir akan mempengaruhi ketahanan fatigue terutama untuk material nonfero dan baja yang dianil. &ila ukuran butir semakin halus maka ketahan fatiguenya akan meningkat. 3amun tidak untuk baja yang tanpa notch yang diperlakukan panas, hal ini tidak ada pengaruh. Struktur mikr

KBK TEKNIK MATERIAL

0erubahan

struktur

mikro

akan

mempengaruhi

perubahan

ketahanan fatigue, hal ini dikarenakan bila terjadi perubahan struktur mikro berarti akan terjadi perubahan fasa pada bahan. Karena
KBK TEKNIK MATERIAL

ber%ariasinya fasa fasa pada material maka akan memberikan perbedaan pengaruh terhadap ketahanan fatigue. $ebagai contoh perlit yang kasar akan memberikan dampak rendah dibandingkan dengan karbida partikel/spheroidal microstructure. &entuk karbida yang bulat meningkatkan ketahan fatigue, hal ini dikarenakan karbida bulat meiliki efek konsentrasi tegangan yang rendah. Aontoh lain pada baja yang di 6uench yang memiliki sturktur mikro martensit temper akan memilki ketahanan fatigue yang sangat baik dibandingkan strukturmikro campuran seperti martensit bainit atau ferit. 3rientasi Baterial yang mengalami pengerjaan logam/ metal working seperti proses roll akan memiliki orientasi arah butir yang searah dengan arah pengerolan. 4adi dalam hal ini ketahanan fatigue bersifat anisotropic. Ketahanan fatigue akan meningkat bila arah pembebanan searah dengan arah longitudinal atau searah dengan arah pengerolan. $ebaliknya ketahanan fatigue akan rendah bila pembebanan diberikan tegak lurus dengan arah pengerolan.

6. P)-+M#+T+* -)T+! (CRACK -R.-AGATI.N) 0erambatan retak adalah tahap kedua dari ketiga tahap proses kegagalan/kerusakan. )alam tahap ini retak tumbuh dan menjalar hingga mencapai batas kritis (critical size). )ari data perambatan retak suatu prediksi umur lelah -fatigue life. dapat dikembangkan.
KBK TEKNIK MATERIAL

10

)ari konsep fracture mechanics ,laju pertumbuhan retak dinyatakan dengan da/d3yang merupakan fungsi dari sifat material, panjang retak, dan tegangan operasi. )ari 0aris law dapat di interpretasikan bahwa laju perambatan retak sebagai ;
KBK TEKNIK MATERIAL

da/d3 8 A - K.m dimana 7 K 8 range faktor intensitas tegangan A 8 konstanta material m 8 material constant, Caju perambatan retak merupakan fungsi dari faktor intensitas tegangan,. @etak berawal dari daerah yang paling lemah, kemudian berkembang seiring dengan berjalannya siklus pembebanan. )idalam suatuipercobaan biasanya perambatan retak dapat diukur secara %isual dengan alat teleskop.atau bisa dilakukan dengan alat ultrasonik ataupun dengan alat pengubah resisti%itas listrik. 0ertumbuhan retak adalah perubahan panjang retak terhadap siklus. 4ika panjang retak a di plot dengan siklus N, maka dapat ditunjukkan oleh *ambar.?.

KBK TEKNIK MATERIAL

11

*ambar.?. 0anjang retak %ersus siklus

da/d3 die%aluasi pada suatu panjang retak , kemudian K untuk panjang retak tersebut. )engan mengasumsi bahwa panjang retak a pada suatu panjang konstan dan hanya tegangan yang ber%ariasi. 2al ini ditunjujkkan untuk suatu kalibrasi K sederhana ; K 8

K 8 K 8
dimana ;

P A

8 range tegangan

P 8 range beban
KBK TEKNIK MATERIAL

12

A a

8 penampang 8 panjang retak

2ubungan antara perambatan retak dan range factor intensitas tegangan serta pengaruhnya terhadap arah orientasi ditunjukkan pada *ambar.D

13

*ambar.D. -a.. Erientasi bahan, -b.. Caju pertumbuhan retak fatigue

7. CI-I P+T+H L)L+H

14

KBK TEKNIK MATERIAL

secara makroskopi kegagalan akibat fatigue selalu ditunjukkan dengan adanya deformasi plastis yang sedikit yang terlihat rata dan diikuti oleh patah statik. $ecara makro kegagalan akibat fatigue sering ditandai dengan adanya beach mark atau garis pantai. &each mark adalah garis yang menunujukkan hubungan siklus selama pembebanan. Cokasi dan bentuk dari beach mark ber%ariasi terhadap kondisi pembebanan. @etak selalu dimulai dari daerah konsentrasi teganganseperti fillet dan alur pasak pada poros. )engan bergantung pada kondisi pembebanan, maka retak awal dapat berawal dari beberapa tempat. $eperti yang ditunjukkan pada *ambar. ! dan +".

*ambar.!. 0ermukaan patah fatigue dengan multiorigin

15

KBK TEKNIK MATERIAL

*ambar.+". Awal retak pada selinder dinding tebal

0engaruh kondisi pembebanan fatigue akan mempengaruhi karakteristik permukaan patahnya , seperti yang ditunjukkan pada *ambar.++

16

*ambar.++. 0ermukaan patah fatigue terhadap kondisi beban

9. C-+C! P-3P+/+TI3* +PP-3+CH I* LI2) P-)DICTI3*

17

KBK TEKNIK MATERIAL

5ntuk memprediksi umur lelah suatu komponen yang memiliki cacat, defect awal, atau dikontinuitas, maka konsep mekanika retakan -fracture mechanics. dikembangkan dan banyak digunakan baik secara analitis, eksperimen maupun numeric. Ada tiga tahap dalam kegagalan adalah 7 terbentuknya retak awal, pertumbuhan retak dan patah akhir. 5ntuk menge%aluasi suatu struktur yang memiliki cacat/flaw, salah satu pendekatannya dengan memprediksi umur dari perambatan retak . 5ntuk kasus fatigue, maka metode Cinear elastic fracture mechanics -C/FB. biasa digunakan. 2al ini dikarenakankasus fatigue terjadi pada kondisi elastis. 3amun demikian konsep mekanika retakan juga bisa diaplikasikan pada kondisi plastis dengan metode /lastis plastis fracture mechanics -/0FB.. STRESS INTENSIT1 FACT.R )i dalam Cinear /lastic fracture mechanics -C/FB., ketangguhan suatu komponen, atau umur dari pertumbuhan retak dikarakteristikan dengan suatu parameter yang disebut dengan stress intensity factor, KF. 3ilai K menyatakan suatu ukuran dari besaran medan konsentrasi tegangan disekitar ujung retak. Anggap bahwa suatu struktur yang memiliki retak dikenai tegangan tarik yang tegak lurus pada bidang retak. $eperti pada *ambar. +,.

18

KBK TEKNIK MATERIAL

*ambar.+,. Komponen tegangan mode F 'egangan yang terjadi pada ujung retak adalah sebagai berikut
KI 3 cos [1 sin sin ] 2 2 2 2r KI 3 cos [1 + sin sin ] 2 2 2 2r KI 3 sin cos cos ] 2 2 2 2r

x =

-+.

y =

-,.

xy =

-3.

$tress intensity factor pada modus ini adalah KF yang merupakan fungsi dari panjang retak -a. dan tegangan kerja. 'etapi ber%ariasi terhadap type retak dan beban.
KBK TEKNIK MATERIAL

19

4adi KF dinayatkan dengan rumus ;


. KF 8 a . f

-:.

)imana 7

8 'egangan nominal
a 8 panjang retak f 8 faktor bentuk

*ambar.+3. $tress intensity factor untuk kondisi tarikan dan bending FRACTURE T.UGHNESS $ifat ketangguhan bahan didalam menahanlaju retakan dinyatakan sebagai nilai ketangguhan/toughness %alue dari bahan ,Kc. $epertinya sifat bahan pada kondisi statis dimana dinyatakan sebagai yield strength atau ulltimate strength.
KBK TEKNIK MATERIAL

20

$uatu gambaran yang prnting didalam memprediksi laju retak yang terkait dengan prediksi umur lelah , nilai Kc digunakan untuk menge%aluasi ketahanan retak dengan membandingkan nilai KF dan nilai Kic. 4ika nilai KF berharga jauh dari Kic maka dapat dikatakan bahwa suatu konstruksi masih bisa sikatakan aman. )an sebaliknya bila nilai KF mendekati nilai Kic maka dapat dikatakan suatu konstruksi akan mengalami gagal/patah. Ada tiga modus pergeseran permukaan patah yaitu modus F -tarikan., modus FF-geseran. dan modus FFF sebagai robekan seperti ditunjukkan pada *ambar.+:.

*ambar.+:. Bodus pergeseran permukaan retak


KBK TEKNIK MATERIAL

21

FATIGUE CRACK GR.2TH 5ntuk memprediksi laju pertumbuhan retak diperlukan data laju pertumbuhan retak dari material yang dibebani secra fatigue, seperti yang ditunjukkan pada *ambar.+=. dan +>

*ambar.+=. $kematik laju pertumbuhan retak

*ambar.+>. &eban fatigue yangmenyebabkan pertumbuhanretak

22

KBK TEKNIK MATERIAL

4ika data da/d3

K tersedia, hal ini mempermudah untuk memprediksi

pertumbuhan retak untuk %ariasi beban, tipe retak dan sebagainya. 5ntuk beberapa material yang digunakan untuk paduan struktur biasanya data tersebut sudah ada. 5ntuk material yag belum ada datanya sebaiknya harus di generalisasi denganmenge%aluasi secara fracture mechanics. Aontoh beberapa material yang memiliki data antara laju pertumbuhan retak dan range stress intensity factor seperti ; 5ntuk baja ferit perlit ;
K) 3 da/d3 8 >.! G +" +, -

-=. ->.

5ntuk baja martensitik


K ) ,.3 da/d3 8 +.: G +" +" -

5ntuk material material yang belum memiliki rumus empirisnya perlu dilakukan e%aluasi secara fracture mechanics dan dilakukan pengukuran melalui eksperimen laboratorium. )ata laju pertumbuhan retak tersebar pada ;one atau tahap FF dari kur%a sigmoid huungan antara da/d3 pada *ambar. +>

K seperti yang ditunjukan

*ambar.+> Kur%a sigmoidal da/d3 K


KBK TEKNIK MATERIAL

23

)ari kur%a yang ditunjukkan pada *ambar.+> di atas sangatlah penting untuk menjadi acuan didalam memprediksi laju pertumbuhan retak mulai dari retak awal hingga mengalami perambatan dan akhirnya patah statik. $etiap perkembanganpertumbuhan retak selalu diikuti oleh nilai stress intensitas tegangan KF yang berbeda beda sesuai dengan panjang retaknya. 0atah terjadi pada panjang retak yang kritis dimana material tidak bisa lagi menahan beban yang diberikan. 0atah terjadi ketika nilai ketangguhan retak /fracture toughness Kic bahan tercapai. Artinya nilai K+ 8 K+c, AE3'E2 0/@2F'53*A3 $'@/$$ F3'/3$F'A$ FAK'E@ +. 2itung stress intensitas factor untuk campact tension specimen -A'.bila dengan mengasumsi beban 3+=" lb dan dimensi ketebalannya +.3? in, lebar ,." in dengan panjang retak +."D in. $olusi ; a/w 8 +."D/, 8 ".=: f -a/w. 8 ++ dari *ambar 3.,= atau didapat dari pers empiris yang biasa didapat
P . f ( a / w) B ( w) 0.5

K+ 8

-?.

3.150 .x 11 1.37 x 2 0.5

8 +?.! ksi-in.".= 8 +!.? B0a -in.".=


KBK TEKNIK MATERIAL

24

,. $uatu pelat terbuat dari baja A=+: mengandung retak sisi awal a 8".,: in. Fracture toughness bahan +:" ksi !in. ".=. 0elat dikenai tegangan tarik yang berfluktuasi sebesar ," ksi minimum dan =" ksi maksimum. 2itung jumlah siklus mulai retak awalhingga patah.H 0erhitungan nilai stress intensity factor dengan formula K+ 8 +.+, - () 0.5 S (a ) 0.5 0anjang retak kritis adalah ; acr 8 ".,= - K+c/$ maks., 8 ".,= -+:"/="., 8 +.!> in - =" mm. @ange tegangan 8 $ maks I $ min 8 =" ," 8 3" ksi -,?".B0a
K1 =

atau K+ 8 , $ -a.".=

S ) -a a%g. ".= s -

8 >" -a a%g.".= Caju perambatan retak persiklus diberikan dengan persamaan


K1) ,.,= da/d3 8 ".>> G +" D -

d3 8

0.12 0.66 x 10 8 ( K1) 2.25

)engan bantuan integrasi numerik yang dilakukan pada formula di atas


KBK TEKNIK MATERIAL

ai (in)

a:r (in)

a a$g (in)

K1

N (siklus

N ( siklus )

) 25

".,: ".3> ".:D ".>" ".?, ".D: ".!> +."D +.," +.3, +.:: +.=> +.>D +.D"

".3> ".:D ".>" ".?, ".D: ".!> +."D +.," +.3, +.:: +.=> +.>D +.D" +.!>

".3" ".:, ".=: ".>> ".?D ".!" +.", +.+: +.,> +.3D +.=" +.>, +.?: +.DD

3,.! 3D.! ::.+ :D.? =3." =>.! >".> >:.+ >?.3 ?".= ?3.= ?>.: ?!.+ D,.3

>!:: :?>3 3=!, ,D?3 ,3?= ,",: +?=? +=:D +3DD +,=" ++3D +":3 !>= DD,

>.!:: ++.?"? +=.,!! +D.+?, ,".=:? ,,.=?+ ,:.3,D ,=.D?> ,?.,>: ,D.=+: ,!.>=, 3".>!= 3+.>>" 3,.=:,

a 8 8 ".>> G +" - >,.!. 2.25 8 ".""""?: N

+.!> I ".,: 8 +.?, +.?,/".""""?: 8 ,3.,:3 siklus. 4am Eperasi perhari ,,,,,,,,,,,jam Aatatan 7 +. Basukan contoh kasus dan gambar ,. stress konsentrasi tegangan 3. diktat kikuchi :. penentuan siklus dari )ieter

-)2)-)*C)S

26

Chandra, H. (;;1. +nalisis !egagalan 2eed Tu8e Centrifuge. Thesis. IT#. #andung #r ke, D., thn<.)lementar' f 2ra:ture Me:hani:s +SM $ l,,, thn,<<<<. Masan ri, !. ,===. 2ra:ture Me:hani:s. S:ien:e Uni$ersit' f Te:hn l g'. T k' , >a"an.

27

Anda mungkin juga menyukai