OLEH :
Imanuddin
NIM 010030189- B
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
Pembimbing Klinik
SUMARSINI
NIP.
Pembimbing Akademik:
SRI MURYATI
NIP. 140 051 600
Nama Mahasiswa
: Subhan
Ruangan
NIM
: 010030170 B
Jam
: Neonatologi
: 08.00 wib
I. IDENTITAS KLIEN:
Nama
: By. S. P
Jenis Kelamin
: Perempuan
: 4 hari
Anak Ke
: Satu (pertama)
Nama Ayah
: Tn. W
Nama Ibu
: Ny. S. P
: SLTA
Agama
: Kristen
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
Tanggal MRS
: 4 hari.
1.3 Akibat timbulnya keluhan : bayi dirawat terpisah dari ibu secara intensif.
1.4 Faktor yang memperberat : tidak ada.
1.5 Upaya untuk mengatasi
1.6 Lainnya
: ibu eklamsi.
: tidak ada.
2.3 Alergi
: tidak ada.
: belum diimunisasi.
2.8 Psikososial
2.9 Psikosexual
2.10
Interaksi
2.11
Lainnya
tidak dikaji
3.3 Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga: ayah tamatan SLTA &
bekerja
swasta
dengan
: adat Jawa.
: tidak dikaji.
(Khusus Neonatus)
1.1 Reflek moro
: positif.
2.
: positif.
: kuat.
2.4 Mata
2.5 Telinga
2.6 Hidung
: dapat bersin
2.7 Mulut
: mukosa kering.
2.10 Dada
: LD= 30 cm.
2.11 Paru-paru
2.12 Jantung
2.13 Abdomen
IV.
2.14 Ginjal
2.15 Genetalia
2.16 Rektum
2.17 Extremitas
2.18 Punggung
2.19 Neurologi
2.20 Endokrin
2.
Eliminasi
: BAB/BAK biasa.
3.
4.
: lemah.
5.
Lainnya
: tidak dikaji.
V.
Laboratorium :
-
GDA= 82 mg/L.
Diff Eosinofil:
SC= 73
Ly= 27
Thrombosit= cukup.
2.
Foto
3.
VI.
: tidak ada.
PROGRAM TERAPI
Tanggal 24 Juli 2001:
-
Thermoregulasi.
1x12 jam I.
1x 24 jam II.
ANALISA DATA
No/
Tgl
1.
DATA
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
S: Bayi tidak Immaturitas, transisi Risiko
MASALAH
O:
lingkungan,
DIAGNOSA
hipo- Risiko
ekstra termia.
hipotermia
berhubungan
ngan
de-
immaturitas,
36oC.
transisi lingkungan
-RR=
38x/mnt,
natus.
-HR= 140x/
mnt.
-Kulit
dingin.
2.
sekunder Ketidakefektif
24/7/
ta cengeng
200
O: -Reflek me-
ngisap
bayi.
akibat prematuritas.
Ketidakefektifan
ma-sih
dengan
le-
thargi sekunder a-
lemah.
kibat prematuritas.
-NGT terpasang.
-BB= 2000
gr.
-Ada muntah 5-10 cc.
3.
S= tidak dikaji.
Kerentanan
kitar
kemerahan
kungan sekunder.
kulit.
-Lembab
pada
kerusakan
dae-
kerentanan
dengan
terha-
efek
rah genital
lingkungan
& anus.
der.
iritan
sekun-
-BAB/BAK
4.
+.
S: Klien agak Immaturitas, radiasi Ketidakseim-
Ketidakseimbang-
25/7/
200
1
ce-ngeng.
bir kering.
cairan
berhu-
bungan
dengan
immaturitas,
radi-
-Turgor kulit
asi
masih baik.
kehilangan melalui
-BB= 2000
lingkungan,
kulit/paru.
gr.
-Klien
mendapat
fototherapy pada tgl.
26
Juli
2001
sebanyak 2
5.
seri.
S: tidak dikaji.
Kerentanan
terhadap
infeksi
200
ning.
ya lingkungan, luka
ba-
sah.
lahir
prema-tur.
-Belum mendapat imunisasi.
rentanan
bayi/im-
maturitas,
bahaya
lingkungan,
-Umur 4
hari,
berhubu-
luka
ASUHAN KEPERAWATAN
No/
Tgl
1.
DIAGNOSA
Risiko
RENCANA INTERVENSI
hipotermia 1.
berhubungan
de-
Tempatkan bayi di 1.
bawah
24/7/
ngan immaturi-tas,
2001
transisi ling-kungan 2.
ekstra
RASIONAL
suhu
tubuh
Pertahankan
ruang perawatan.
Agar
tidak
lingkungan
Tujuan:
tidak
Kaji
suhu 3.
Untuk
bila per-lu.
da
perubahan
di
S/D
4.
Kaji
status
yang
Mempertahan-kan
stress dingin.
kungan
normal.
infant 4.
menunjukkan
Untuk
emantau
lakukan
5.
tetap
5.
Hindarkan meletak-
suhu
lingkungan.
M
mengetahui
enghindarikan
bayi
dari
riwayat/keadaan
dengan me-makaikan
yang
ling-
-Akral hangat.
sebagian.
dapat
tindakan.
Kriteria Hasil:
36,7oC.
klien= 36,4oC.
memantau
suhu=
terjadi.
ngat,
inM
kondi-si klien.
3.
suhu
kubator.
0820
mempengaruhi
S: tidak dikaji.
M
engatur
suhu 2.
EVALUASI
24 Juli 2001:
0715
neonatus.
suhu
IMPLEMENTASI
pemanas/inkubator.
u-terus
Hipotermia
Agar
Jam
dingin
1020
1040
sumber
kering.
-
P:
Teruskan
ren-
cana intervensi.
Bayi
tidak
ke-
dinginan.
secara
menda-dak
akibat
terbuka.
lingkungan.
emberikan
pengaruh
ma-kan
emberikan
susu
melalui botol.
M
engkaji
kebutu-han
nutrisi klien.
2.
Ketidakefektifan
1.
Kaji
pola
pemberian
bayi
24/7/
makan
bayi
nutrisi.
2001
hubungan
lethargi
akibat
ber-
pola
&
makan 1.
kebutuhan
pola
sekunder
2.
prematuri- 2.
Diskusikan dengan
orangtua
3.
ma-kan
engganti
Berikan
intervensi
sangat
3.
Agar
kemampuan
dapat
katkan
per oral.
dilakukan
popok/
bila
oral, 40 cc +
extra.
emberikan
pada
1120
bayi
-Reflek menghi-sap
daerah
yang A:
tertekan.
1230
basah.
pakaian
1115
S: tidak dikaji.
M
&
Keterlibatan
orangtua
mengenai
pemberian ASI.
pemberian
24 Juli 2001:
tas.
Pola
dapat
dengan
Tujuan:
Agar
Masalah
belum
teratasi seluruh-nya.
M
enimbang BB (2000
P:
Rencana
inter-
efektif
sonde.
meneri-ma 4.
Bayi
nutrisi
de-ngan
melalui
4.
pemberi-an
tanpa
ban-tuan
makin
Meningkatkan
ke-
M
engkaji TTV:
per oral.
penurunan
ruskan.
Tingkatkan
oral
adekuat.
selain
gr).
mnt.
makan
efektifnya
bayi
sonde.
mulut
Reflek
mengi-sap
bayi
terus
meningkat
se-
hingga dapat di
berikan per oral.
3.
Risiko
kerusakan 1.
integritas
24/7/
berhubungan
2001
ngan
kulit
de-
kerentanan
Ganti
popok/pakaian
1.
Untuk
mencegah
bayi
Untuk menghindari
25 Juli 2001
S: tidak dikaji.
M
O: - Kulit disekitar
anus
klien
kemerahan/iri-tasi.
&
suhu
masih
terhadap
infeksi 2.
nosokomial,
iritan
efek
lingkungan
iritasi
popok/pa3.
Masase
dengan
kulit
anus/
Kriteria Hasil:
kondisi/
yang ter-jadi.
- Popok/pakaian
M
Untuk merangsang
sirkulasi.
apakah
terda-pat
stress
terhadap P:
M
Agar
dapat 0920
engganti
terus
pakaian
perubahan
basah.
in-tervensi secepatnya.
1030
popok/
bayi
yang
M
perineal mi-nimal.
Popok/pakaian
tidak
1120
jam.
dibiarkan
elakukan
masase
1210
punggung bayi.
M
12
45
sebagian.
Rencana
vensi
dingin.
4.
selalu diganti.
yang
Tujuan:
4.
sekitar
lingkungan.
perineal.
sekunder.
lem-but
pada
daerah
kaian.
3.
terutama
enghitung kebutu-han
cairan bagi kli-en.
inter-
tetap
teruskan.
di
HR=
endiskusikan de-ngan
orangtua
apa-kah
langsung
dari
Ketidakseimbangan
cairan
25/7/
bungan
2001
immaturitas,
asi
berhu-
dengan
radi- 2. Timbang BB setiap hari.
lingkungan,
kulit/paru.
menghindari terjadi-nya
0725
S: tidak dikaji.
M
O: -Klien menda-pat
terapi
cairan.
terapi seba-nyak
memantau
pabila terjadi
3. Monitor & catat intake
26 Juli 2001:
ketidakseimba-ngan
2. Untuk
kehilangan mela-lui
mencegah/
han,
sehingga
a-
perubadapat
0845
membe-suk
foto-
2 seri.
-Intake ditingkatkan,
PASI
output
setiap
bandingkan
hari,
segera diatasi.
jumlah 3. Upaya
Tujuan:
untuk
menentukan
sedini
Mempertahankan
status
ketidakseimba-
terjadi
keseimbangan
ngan.
pencegahan
mungkin
bila
0935
S/D
ketidakseim-
cairan
kehilangan
karena
pe-
pusat
1025
ningkatan/penurunan
suhu tubuh.
pencegahan
nanganan
&
sedini
1100
pe-
gram.
&
setepat mungkin.
onitor
tanda-tan-da
terjadinya gang-guan
sis.
Asfik
sia & hipoksia.
M
enimbang BB= 2000
Sep
tan-da-
volemik shock.
-
serta
me-
tanda infeksi.
popok/pakaian
keseimbang-an
S/D
cairan.
M
elakukan
tindakan
klien ce-ngeng.
Masalah
belum
teratasi.
mengganti P:
mencegah
cc
-Mukosa ke-ring,
A:
Se
tiap
terjadinya
peningkatan kebutuhan
4. Untuk
tanda-tanda
extra.
5. Kaji
perhatian.
emberikan susu botol
suhu
mal.
12x40
bangan.
4. Pertahankan
Rencana
vensi
inter-
tetap
teruskan.
di
6. Monitor laboratorium.
sesuai
prosedur
kembangan/peruba-han
pencegahan
yang
seperti:
terjadi
se-cepat
infeksi,
ada
kecu-rigaan
terjadinya
ke-
&
tidakseimbangan
ca-
memegang klien.
iran.
sesu-dah
Membatasi/mengurangi inte-raksi
dengan klien.
1130
1245
Menerapkan
teknik
steril
seti-ap
melakukan
prosedur
pada
klien.
M
engambil
spesi-men
darah.
-
onitor
TTV:
37,1oC,
suhu=
HR=
140x/
Risiko
terhadap 1. Berikan
infeksi
berhubu-
25/7/
ngan
dengan
2001
rentanan
bayi/im-
maturitas,
bahaya
lingkungan,
ke-
27 Juli 2001:
0710
cuci
engganti
S/D
dapat
di
0910
lakukan/terapkan
teknik
steril
2. Untuk
perubahan
suhu
hasil
peme-
riksaan laboratorium.
mengetahui
encuci
tangan
belum
&
se- A:
P:
M
terjadi.
+ extra.
3. Untuk
apabila
mengetahui
terjadi
secara dini.
infeksi
Masalah
belum
sesudah teratasi.
0920
-Leukosit= 6600.
melakukan tinda-kan
2. Kaji
RR= 40 x/mnt.
memegang klien.
saat
pada bayi.
popok/
protap
klien
-Suhu= 37,2oC,
pakaian bayi.
menyentuh klien.
-Tubuh
terlihat kuning.
tangan
Ikuti
O:
sebe-lum
S: tidak dikaji.
M
luka
pembe-rian
Rencana
inter-
tanda-tanda
fototerapi.
1255
gr.
bservasi
keadaan
HR=
144x/