Anda di halaman 1dari 3

1. 2. http://www.scribd.com/doc/50424542/bbs-task 2.6.2.

Klasifikasi berdasarkan Skill ( S ) /Kemampuan Rule (R) / Aturan Knowledge (K) /Pengetahuan Perbedaan dari pengaruh berbagai proses informasi dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjadikembangkan oleh J Rasmussen of the Riso laboratory di Denmark. Skema yang digunakan dapatberguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan identifikasi beberapa tipe kesalahan yang mungkinterjadi pada situasi yang berbeda, atau dengan beberapa aspek yang berbeda pada tugas, hal ini dapatterjadi ketika informasi proses yang diberikan berbeda walaupun pekerjaannya sama. System kalisifikasimelalui pendekatan, Skill, Rule, Knowledge Based ( SRK ) dipublikasikan oleh Rasmussen pada tahun1979, 1982 dan oleh Reason pada tahun 1990.Istilah Pendekatan berdasarkan: Kemampuan, Aturan dan Pengetahuan ( Skill, Rule & KnowledgeBased ) adalah pengolahan informasi yang mengacu pada tingkat kesadaran yang dilatih oleh setiapindividu pada masing- masing aktivitas mereka.Pada model Knowledge Based ( berdasar pengetahuan ), seseorang menyelesaikan tugas dengankesadaran yang penuh. Hal ini akan terjadi bila seorang pemula sedang mengerjakan tugasnya ( sepertipekerja dalam masa training ) atau seorang yang berpengalaman dihadapkan dengan situasi yang samasekali baru baginya, dalam kasus ini, seseorang harus mempersiapkan mental yang cukup untukmenilai situasi, dan responnya cenderung lambat.The Skill Based Mode , dan ,

( Model pendekatan berdasarkan kemampuan ) mengacu pada pelaksanaan yangmulus dan praktis, sebagian besar adalah tindakan fisik dan tidak ada kontrol kesadaran. Pendekatanberdasarkan kemampuan biasanya dipacu oleh beberapa peristiwa yang spesifik, sebagai contohkebutuhan untuk mengoperasikan klep, yang dipacu oleh bunyi alarm, prosedur, atau individu lainnya.Kemungkinan besar pada praktiknya, valve dibuka diluar kesadarannya.Kategori pengolahan lain seperti yang telah kita kenal adalah Penggunakan aturan ( rules based-mode ). Aturan ini mungkin telah dipelajari dari hasil interaksi di plant ( pabrik ), melalui pelatihan formal,atau bekerjasama dengan pekerja yang sudah berpengalaman. Tingkat kendali kesadaran merekaberada di level pertengahan diantara Knowledge based dan Skill based 3. Pada dasarnya, perekayasaan suatu sistem kerja harus mempertimbangkan prinsip human-centered design. Prinsip human-centered design tersebut berarti manusia harus ditempatkan sebagai fokus utama dalam perekayasaan suatu sistem kerja.

Konsep utama yang perlu dipahami adalah bahwa tingkat beban suatu pekerjaan tidak boleh melebihi kapasitas utama dari pekerja tersebut. Konsep ini perlu dipahami secara benar agar pekerja tidak diperlakukan secara tidak manusiawi. Karena pada dasarnya manusia memiliki kapasitas tetap atas suatu pekerjaan yang apabila didisain suatu sistem kerja yang melebihi batas kapasitas tersebut dapat mengakibatkan risiko yang bisa berakibat fatal bagi pekerja dalam jangka panjang.

Perekayasaan suatu sistem kerja sebenarnya tak lain adalah dalam rangka memanusiakan pekerja. Agar pekerja tidak dihadapkan pada pekerjaan yang dapat membahayakan bagi mereka secara jangka panjang. Nyeri pinggang bawah merupakan salah satu risiko akibat pekerjaan yang tidak didisain secara baik. Disain sistem kerja tersebut tidak memanfaatkan prinsip perekayasaan suatu sistem kerja.

4. Satisficing Theory
Sarah W. Nelson
Classical decision-making theory presumes decision makers to be rational actors who seek optimal or maximum solutions. This model, also known as rational choice, suggests that decision makers follow a linear sequence to arrive at a solution: 1. Identify desired outcome(s) in light of the organization's goals and objectives. 2. Consider all possible alternatives. 3. Consider the consequences of each alternative. 4. Select the alternative that will most likely result in the desired outcome. Inherent in this model is the assumption that a decision maker is capable of knowing all possible solutions ..

Anda mungkin juga menyukai