TREN INVESTASI DI INDONESIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh: Khhusaini, S.Pd., MSE.1
Abstrak
Studi ini bertujuan mengeathui dan menganalisis perkembangan investasi di Indonesia. engan menggunakan teknik studi dokumentasi dan interpretasi data sekunder, !aitu 1" investasi di Indonesia menunjukkan kondisi !ang #luktuati#$ dan %" ekspektasi investor baik domestik dan luar negeri memiliki perilaku !ang sama dalam memandang kondisi Indonesia untuk peluang berinvestasi. &erdapat #aktor !ang tidak pasti dan sulit diprediksi sehingga men!ebabkan kegiatan investasi mengalami perlambatan pertumbuhan. 'ntuk itu dierlukan paket kebijakan investasi !ang didukung oleh kebijakan(kebijakan lainn!a, seperti kebijakan meneter, kebijakan #iskal, kebijakan perdagangan luar negeri, kebijakan industrialisasi, kebijakan perburuhan, dan lainn!a. i samping itu, terdapat tiga hal mendasar dan utama !ang diinginkan oleh investor dan pengusaha, !akni pen!ederhanaan sistem dan peri)inan, penurunan berbagai pungutan !ang tumpang tindih, serta transparansi bia!a peri)inan. Sa!angn!a pengalaman di Indonesia selama ini, dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan(kebijakan ekonomi menunjukkan paling tidak dua masalah !ang belum menunjukkan tanda(tanda akan membaik. Pertama, seringkali terjadi tumpang tindih atau benturan antara dua *atau lebih" kebijakan !ang men+erminkan tidak adan!a koordinasi !ang baik antara departemen,kementrian dalam perumusan kebijakan mereka masing( masing. Kedua, dalam pelaksanaan suatu kebijakan, juga tidak ada koordinasi !ang baik antar sub(departemen atau antara pusat dan daerah di dalam sebuah departemen !ang sama dalam mengeluarkan kebijakan tersebut.
Kata kunci: investasi, tren dan pertumbuhan, PMA dan PMDN I. P n!a"u#uan Investasi memegang peranan penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Investasi dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Anggaran Pembiayaan Pembangunan dan investasi s asta!masyarakat. Investasi yang dilaksanakan pemerintah terutama untuk mendorong pen"iptaan iklim usaha yang kondusi#, penyediaan sarana dan prasarana, serta pemberdayaan ekonomi rakyat. $edangkan investasi s asta!masyarakat baik yang berupa penanaman modal asing maupun penanaman modal dalan negeri, dilaksanakan terutama untuk meningkatkan peman#aatan sumber daya lokal menjadi kekuatan ekonomi riil yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi, membuka kesempatan kerja, serta menunjang pendapatan daerah.
&uru $MAN ' Tangerang dan Dosen Tetap (ayasan pada F)IP *NI$ Tangerang
Di Indonesia, pada periode %+,-.an hingga pertengahan %++-.an menunjukkan bukti bah a investasi, khususnya PMA menjadi #aktor pendorong yang sangat krusial bagi pen"apaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Terutama jika melihat kenyataan bah a sumber perkembangan teknologi, perubahan struktural, diversi#ikasi produk, dan pertumbuhan ekspor di Indonesia selama periode tersebut, sebagian besar karena kehadiran PMA di Indonesia. Namun, perkembangan investasi di Indonesia sejak terjadinya +urren+! atta+t pada pertengahan tahun %++' sampai dengan /--0 dapat dikatakan mengalami penurunan. 1anyak sekali #aktor.#aktor yang sebagian besar saling terkait satu sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan lambatnya pemulihan investasi di Indonesia hingga saat ini. Faktor.#aktor tersebut mulai dari yang sering disebut di media masa yakni masalah keamanan, tidak adanya kepastian hukum, dan kondisi in#rastruktur yang buruk, hingga kondisi perburuhan yang semakin buruk. 2adi dari uraian di atas, pokok permasalahan yang menjadi pembahasan utama dari tulisan ini adalah iklim investasi yang sangat kompleks, yang implikasinya adalah bah a kebijakan investasi tidak bisa berdiri sendiri. Dalam kata lain, bagaimanapun bagusnya suatu kebijakan investasi, e#ektivitas dari kebijakan tersebut akan tergantung pada banyak #aktor lain di luar ilayah kebijakan investasi, karena #aktor.#aktor tersebut sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan investasi atau membukan usaha baru di Indonesia. 3ebih spesi#ik, tulisan ini akan membahas masalah, tantangan dan potensi investasi di Indonesia. Dalam penulisan ini didukung oleh penggunaan data yang diperoleh dari berbagai penerbitan yang dibuat oleh 1)PM, 1P$, dan 1I. Penggunaan data sekunder ini diharapkan dapat mendukung analisa tentang investasi di Indonesia dan #aktor. #aktor yang mempengaruhinya. II. In$ stasi !i In!%n sia !an P r&asa#a"ann'a. &ambar % menunjukkan bah a setelah krisis %++, jumlah proyek baru PMA, paling tidak berdasarkan data persetujuan dari 1)PM, sempat mengalami peningkatan. Namun setelah tahun /---, jumlahnya menurun dan "enderung akan berkurang terus. $atu hal yang menarik dari data 1)PM tersebut adalah bah a sejak krisis, jumlah proyek baru PMA rata.rata per tahunnya lebih besar daripada jumlah proyek baru PMDN 4penanaman modal dalam negeri5. Ini menandakan bah a bagi perkembangan investasi langsung!jangka panjang di dalam negeri, khususnya dalam periode pas"a krisis, peran PMA jauh lebih penting daripada PMDN. Namun demikian, dilihat dari nilai nettonya 4arus investasi masuk 6 arus keluar5, gambarannya setelah krisis lebih memprihatinkan7 alaupun pada tahun /--/ dan /--8 sempat kembali positi# 4Tabel %5.
3ebih banyaknya arus PMA keluar daripada masuk men"erminkan buruknya iklim investasi di Indonesia. Terutama perusahaan.perusahaan asing di industri.industri yang si#at produksinya #ootloose seperti elektronik, tekstil dan pakaian jadi, sepatu, dan lainnya, yakni yang tidak terlalu tergantung pada sumber daya alam atau bahan baku lokal di Indonesia akan dengan mudahnya pindah ke negara.negara tetangga jika melakukan produksi di dalam negeri sudah tidak lagi menguntungkan. Tab # ( Ni#ai N t% Arus PMA k In!%n sia) (**+,-++. /0uta !%##ar AS1
$umber9 1ank Indonesia9 Indonesian -inan+ial Statisti+s, beberapa terbitan berturut.turut sampai Februari /--: dan Tulus Tambunan 4/--05 .atatan: arus masuk PM/ termasuk privatisasi 0'M1 kepada pihak asing, dan restrukturisasi perbankan, terutama penjualan asset(aset bank ke investor asing. 1uruknya daya saing Indonesia dalam menarik PMA lebih nyata lagi jika dibandingkan dengan perkembangan PMA di negara.negara lain. Misalnya dalam kelompok A$;AN, Indonesia satu.satu negara yang mengalami arus PMA negati# sejak krisis ekonomi %++,7 alaupun nilai negati#nya "enderung menge"il sejak tahun /---. <al ini ada kaitannya dengan iklim politik yang semakin baik dibandingkan pada periode %++,. %+++, yang memperke"il keraguan "alon."alon investor untuk menanam modal mereka di Indonesia. $e"ara sederhana dapat dikatakan bah a iklim investasi men"erminkan sejumlah #aktor yang berkaitan dengan lokasi tertentu yang membentuk kesempatan dan insenti# bagi pemilik modal untuk melakukan
usaha atau investasi se"ara produkti# dan berkembang. 3ebih konkritnya lagi, iklim usaha atau investasi yang kondusi# adalah iklim yang mendorong seseorang melakukan investasi dengan biaya dan resiko serendah mungkin di satu sisi, dan bisa menghasilkan keuntungan jangka panjang setinggi mungkin, di sisi lain 4$tern, /--/5. $ebagai "ontoh, beberapa studi menunjukkan bah a di =hina dan India, sebagai hasil dari perbaikan. perbaikan iklim investasi pada dekade ,-.an dan +-.an yang menurunkan biaya dan risiko investasi sangat drastis, maka investasi s asta sebagai bagian dari produk domestik bruto 4PD15 meningkat hampir /-- persen. 1erdasarkan data dari 1)PM menunjukkan, nilai persetujuan PMDN 4Penanaman Modal Dalam Negeri5 pada tahun %++' ter"atat sebesar >p %%+ triliun dengan jumlah proyek '%+ unit. Pada tahun %++, merosot menjadi tinggal >p :, triliun dengan ?/? proyek. Dan pada pada tahun /--/ terbukti tinggal >p /: triliun dengan %+0 proyek persetujuan ren"ana investasi atau turun sebesar /',8%@ dari tahun /--%. Meskipun pada tahun /---, ren"ana persetujuan investasi mengalami peningkatan '?,08@ dibanding tahun %+++, dengan nilai investasi >p +: triliun dan jumlah proyek sebanyak 8%: unit. Masih menurut data yang dikeluarkan oleh 1)PM, bah a pada tahun /--? terjadi peningkatan %+,+-@ atau naik 80 unit dengan tingkat kenaikan yang signi#ikan nilai proyek sebesar >p :: triliun. $ementara pada tahun /--8, persetujuan ren"ana investasi kembali mengalami penurunan %8,8'@ atau turun %8 unit dengan jumlah nilai proyek >p 88 triliun atau turun %+,0:@. Penurunan jumlah investasi domestik ini diakibatkan oleh situasi politik yang pada aktu itu terjadi pemilu legislati# dan kepemimpinan nasional yang telah dilakukan se"ara demokratis. )eadaan ini terbukti masih belum menarik investor domestik untuk menanamkan modalnya di negeri sendiri. $edangkan pada tahun /--: jumlah proyek yang disetujui kembali meningkat sebesar %8,8'@ atau /%, unit dengan nilai proyek sebesar >p :triliun atau naik %?,0%@ dari periode sebelumnya. Dengan mengkomparasikan penelitian Ades dan Di Tella dan hasil survei &ransparen+! International 4/--/5 tentu tidaklah mengherankan ketika kita mengetahui bah a tingkat angka persetujuan investasi menurun di Indonesia, baik penanaman modal dalam negeri 4PMDN5 maupun penanaman modal asing 4PMA5. $ebagaimana yang diketahui dua jenis investasi ini mengalami kemerosotan tajam selama semester pertama tahun /--/ dibandingkan dengan periode yang sama tahun /--%. PMDN angkanya anjlok hingga '/ persen, yakni dari >p ?+,',, triliun dengan %?- proyek menjadi >p %%,%%8 triliun dengan ,- proyek.
Ga&bar ( P rk &ban2an In$ stasi D%& stik /PMDN1 !an Asin2 /PMA1 (*34 5 6( 7u#i -++3
140,000.0 120,000.0 Nilai Proyek (RP/US$) 100,000.0 80,000.0 60,000.0 40,000.0 20,000.0 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
$umber9 1)PM 4/--05 $ementara investasi asing yang melalui PMA pada tahun %++' men"apai *$A ??,, milyar dengan ',? unit proyek, dan pada tahun %++, merosot tinggal *$A %?,0 milyar atau turun :+,:-@ dengan jumlah proyek sebanyak +:, unit proyek. <ingga tahun /--0 4?% 2uli /--05, se"ara umum nilai PMA telah mengalami penurunan, ke"uali tahun /---, /--?, dan /--:. Pada tahun tersebut, terjadi kenaikan masing.masing sebesar 8'@, 88,-?@, dan ?-,??@. Adapun jumlah proyek pada tahun tersebut masing.masing %::+, %/8/, dan %08, unit proyek. )endati demikian, se"ara umum PMA tetap masih mengalami penurunan pas"a krisis ekonomi pada pertengahan %++'. 1erdasarkan gambar di atas, juga dapat ditunjukkan bah a terdapat peningkatan sekitar ??,88@ jumlah persetujuan PMA atau meningkat sebesar 8%? proyek jika dibandingkan pada tahun /--8. Peningkatan ini bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi sebesar antara : . 0@ sejak akhir /--8. Pada paruh pertama /--0, PMA yang telah disetujui sebanyak +'0 proyek 4data per ?% 2uli /--05 dengan nilai proyek sebesar *$ A '.8+:,% juta. $ementara, Negara seperti Inggris, 2epang, =ina, <ong )ong, $ingapura, Australia, dan Malaysia adalah sumber.sumber PMA yang dianggap penting. Menurut data statistik 1)PM 4/--05 jumlah total arus masuk PMA yang diseujui di Indonesia adalah *$A %-.8%+,/ juta pada tahun /--8. sebelumnya *$A +.+0:,' juta pada tahun /--/, *$A ??.00:,' juta pada tahun %++' dan *$A /+.0%-,% pada tahun %++0, serta jumlah nilai tertinggi PMA yang dietujui oleh pemerintah selama kurun %+0' 6 /--0
adalah pada tahun %++: dengan nilai proyek *$A ?+.0:',: atau '0+ proyek Btahun pun"akC. Perusahaan.perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam menguasai pasar 4baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru mun"ul5 dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. =ontoh DklasikD PMA sema"am ini misalnya adalah perusahaan.perusahaan pertambangan )anada yang membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sa it Malaysia yang mengambil alih perkebunan.perkebunan sa it di Indonesia. =argill, ;EEon, 1P, <eidelberg =ement, Ne mont, >io Tinto dan Freeport M"Mo>an, dan IN=F semuanya memiliki investasi di Indonesia. Namun demikian, kebanyakan PMA di Indonesia ada di sektor manu#aktur di 2a a, bukan sumber daya alam di daerah.daerah. Dari gra#ik di atas, dapat diketahui bah a baik PMDN maupun PMA tampak memiliki pola yang sama. <al ini mengindikasikan bah a investor asing dan domesti" mempunyai ekspektasi yang sama. (ang menarik adalah aliran investasi asing langsung yang negati# masih terus berlanjut bahkan setelah tahun /---. Dibandingkan dengan Negara.negara A$;AN lainnya, Indonesia adalah Negara yang paling terpukul 4 sho+k5 akibat krisis ekonomi. Dan satu.satunya Negara yang mempunyai pertumbuhan FDI 4 #oreign dire+t investment5 yang negati# 43P;M dan 2;T>F, /--?5. Akibatnya ada banyak pertanyaan penting khususnya investor asing mengenai daya saing Indonesia dalam menarik modal asing. $tabilitas politik dan keamanan dalam negeri dapat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia untuk saat ini dan yang akan datang. Masih menurut studi 2;T>F 4/--?5 dalam )un"oro 4/--85 juga menunjukkan bah a iklim investasi Indonesia jauh lebih buruk dibandingkan dengan =hina 4Tiongkok5, Thailand, Gietnam, dan Negara. negara A$;AN lainnya. Faktor penyebabnya adalah masalah perburuhan 4meningkatnya biaya buruh dan demostrasi buruh5, masalah pabean, tak adanya insenti# #is"al, dan berbagai kebijakan yang tidak pro.bisnis. $tudi 2;T>F ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh )PPFD 4/--:5 tentang daya tarik investasi menurut persepsi dunia usaha menunjukkan bah a #aktor kemanan, sosial budaya mempunyai bobot terbesar dalam mempengaruhi daya saing investasi sebagian besar daerah di Indonesia, yakni men"apai /',8@. )emudian disusul #a"tor ekonomi daerah 4//,0@5, #aktor tenaga kerja 4%,,?@5, #aktor in#rastruktur #isik 4%0,'@5, dan #aktor kelembagaan 4%:@5.
Ga&bar 7u&#a" R ncana Pr%' k In$ stasi D%& stik /PMDN1 !an Asin2 /PMA1 (*34 5 6( 7u#i -++3
1.600 1.400 1.200 Jumlah Proyek 1.000 800 600 400 200 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1.800 1.600 1.400 1.000 800 600 400 200 Jumlah Proyek 1.200
$umber9 1)PM 4/--05 &ambar / menunjukkan perbandingan persetujuan jumlah ren"ana proyek investasi PMDN dan PMA periode %+0' 6 ?% 2uli /--0. 2umlah proyek investasi yang meliputi proyek baru, perluasan, dan alih status7 tidak termasuk migas, lembaga keuangan non bank, asuransi, leasing, se a guna usaha. Pertambangan dalam juga tidak termasuk data % 4satu5 persetujuan ren"ana investasi PMDN yang dikeluarkan oleh 1)PM bulan 2uni /--: di bidang Industri Pupuk H )imia Pada periode tersebut, jumlah proyek PMDN tetinggi yaitu pada tahun %++- sebesar %.??+ unit dan terendah adalah pada saat a al dikeluarkannya *ndang.*ndang Penanaman Modal Asing No. % Tahun %+0' oleh Presiden $oekarno. $edangkan jumlah persetujuan ren"ana proyek investasi asing 4PMA5 ada ke"enderungan mengalami peningkatan dan men"apai pun"aknya pada tahun /--:, yaitu sebanyak %.08, unit proyek. 2ika dibandigkan dengan jumlah proyek PMDN, maka PMA lebih besar ?-+ unit proyek. <al ini menunjukkan bah a peran PMA dalam perkembangan ekonomi Indonesia adalah sangat besar. Namun se"ara umum jumlah investasi di Indoensia dapat dikatakan mengalami penurunan, karena pergerakan ekonomi nasional sejak akhir tahun %+++ hingga saat ini masih lebih didorong oleh pertumbuhan konsumsi 4+onsumption driven5, bukan oleh pertumbuhan investasi 4investment driven5 yang signi#ikan. <al ini menunjukkan bah a Indonesia sangat tergantung pada arus modal asing, baik dalam bentuk pinjaman, bantuan 4hibah5, dan investasi dalam bentuk penanaman modal
asing 4PMA5 maupun port#olio investment. Mengingat, Indonesia sangat membutuhkan dana yang besar untuk investasi, sementara dana dari dalam negeri sangat terbatas. $ementara perkembangan realisasi investasi usaha 4iIin usaha tetap5 PMDN selama periode %++- 6 ?% Desember /--0 menunjukkan rata.rata pertumbuhan realisasi proyek PMDN yang positi# sebesar %,?0@. 2umlah realisasi proyek tertinggi pada periode tersebut adalah tahun %++8 yang men"apai :,/ unit proyek dengan nilai investasi sebesar >p %/,, triliun. Namun, realisasi proyek PMDN setelah krisis ekonomi %++' mengalami pertumbuhan yang negati# hingga tahun %+++. <al ini diakibatkan oleh adanya ketiakpastian usaha dan kondisi politik tahun %+++. Ga&bar 6 R a#isasi Ni#ai In$ stasi D%& stik /PMDN1 !an Asin2 /PMA1 (*34 5 6( 7u#i -++3
3".66!," 3.## ,2 !.$!",$ 6.698,$ 3."9", 3.# 3,$ 3.!"9,$ !.6!3, 22."38," 8.628,8 8.6"9,# 6.! 2,! 6.286,# !.26$,# 2.!""," .$!8,3 .89"," 9.89",8
2""6 2""! 2""$ 2""3 2""2 2"" 2""" 999 998 99# 996 99! 99$ 993 992 99 99" %
8.9 $,6
Tahun
$umber9 1)PM 4/--05 Mulai tahun /---, tingkat pertumbuhan realisasi nilai investasi domesti" mulai meningkat lagi pada tahun /--/ yang men"apai /0,?,@ dengan nilai investasi sebesar >p %/,: triliun. Ironisnya pada periode berikutnya realiasasi nilai investasi bertumbuh negati# sebesar 8,,,@, meskipun realisasi proyek PMDN mengalami peningkatan %% unit proyek. >ealisasi nilai investasi pada tahun /--? menjadi sebesar >p %%,, triliun. $eiring dengan membaiknya stabilitas ekonomi makro mendorong peningkatan realisasi nilai investasi yang men"apai >p %:,/0 triliun atau /,,?,@. $ementara untuk tahun /--:, realisasi nilai investasi meningkat lebih dari %--@, dengan jumlah nilai investasi PMDN sebesar >p ?-,00: triliun. Namun, pada tahun /--0, jumlai realisasi investasi PMDN kembali mengalmi penurunan sebesar 0/,0?@ dengan nilai >p %%,80 triliun. <al ini disebabkan data yang ter"atat baru sampai paruh pertama tahun /--0. 2ika melihat stabilitas indikator ekonomi makro nasional, diperkirakan realisasi
".""","
2".""","
3".""","
$".""","
!".""","
nilai investasi PMDN akan kembali meningkat pada paruh kedua tahun /--0. Pada periode tersebut, jumlah proyek yang telah dilaksanakan men"apai %-8 unit proyek, tetapi jika dibandingkan dengan tahun /--:, mengalami penurunan sebesar %-- unit proyek atau :%,8-@.
Ga&bar . P rtu&bu"an R a#isasi In$ stasi D%& stik /PMDN1 !an Asin2 /PMA1 (*34 5 6( 7u#i -++3
250"0 200"0 Per)um*uhan Nilai &n'e()a(i 150"0 100"0 50"0 1995 1990 1991 1992 1993 1994 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 (50"0) (100"0) Tahun Nilai PMDN (Rp) Nilai PMA (U !) 2006
$umber9 1)PM 4/--05 $ementara itu, tingkat realisasi proyek penanaman modal asing 4PMA5 selama periode %++- hingga ?% 2uli /--0 terjadi pertumbuhan rata. rata %0,+?@. $edangkan tingkat realisasi nilai invesatsi dalam bentuk mata uang *$A telah terjadi pertumbuhan rata.rata selama periode tersebut men"apai /,,,,@. Dalam kurun aktu tersebut, setelah terjadi krisis ekonomi %++' telah terjadi peningkatan jumlah relaisasi proyek. 2umlah tertinggi proyek adalah pada tahun /---, yakni sebesar 0?, unit proyek dengan tingkat realisasi nilai investasi sebesar *$A +,,'' juta. 2umlah ini lebih ke"il jika dibandingkan dengan tahun /--: yang men"apai +-+ unit proyek atau lebih besar /'% unit proyek. Adapun jumlah nilai investasi PMA sebesar *$A ,,+%8 juta. 2ika dilihat dari perbandingan antara jumlah dan nilai persetujuan ren"ana investasi dan realisasi investasi baik PMDN maupun PMA terdapat perbedaan yang relati# besar. Misalnya pada tahun /--8, telah disetujui ren"ana proyek investasi PMDN sebesar /-% unit proyek senilai >p 88,: triliun, tetapi yang terealisasi hanya %/+ unit proyek senilai >p ?-,0 triliun. Terjadi kesenjangan antara persetujuan ren"ana pryek dengan realisasi proyek disebabkan oleh investor domestik dan asing masih kha atir untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah meskipun kondisi perekomian nasional relati# sudah membaik.
$ebab lain adalah ketidakpastian kebijakan, korupsi 4oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat5, periIinan usaha, dan regulasi pasar tenaga kerja 41ank Dunia, /--85. 1anyak studi menemukan bah a pelaksanaan otonomi daerah sejak /--% telah memperburuk iklim investasi di Indonesia 4misal9 <o#man, et al. /--?7 $M;>*, /--%7 >ay, /--?, /--/5. Masih rendahnya pelayanan publik, kurangnya kepastian hukum, dan berbagai peraturan daerah 4perda5 yang tidak probisnis diidenti#ikasi sebagai bukti iklim bisnis yang tidak kondusi#. Pelayanan publik yang dikeluhkan terutama terkait dengan ketidakpastian biaya dan lamanya aktu berurusan dengan periIinan dan birokrasi. Ini diperparah dengan masih berlanjutnya berbagai pungutan, baik resmi maupun liar, yang harus dibayar perusahaan kepada para petugas, pejabat, dan preman. $tudi )un"oro bersama Pusat $tudi Asia Pasi#ik *&M 4/--85 menunjukkan masih adanya grease mone! dalam bentuk pungutan liar 4pungli5, upeti, dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dari sejak men"ari bahan baku, memproses input enjadi output maupun ekspor. <asil studi tersebut menunjukkan lebih dari separuh responden berpendapat bah a pungli, periIinan oleh pemerintah pusat dan daerah, kenaikan tari# 411M, listrik, dan sebagainya5 merupakan kendala utama yang dihadapi para pengusaha yang berorientasi ekspor. >ata.rata persentase pungli terhadap biaya ekspor setahun adalah ',: persen, yang diperkirakan sebesar >p ? triliun atau sekitar %:? juta dollar A$J 3okasi yang dituding ra an terhadap pungli terutama jalan raya 4ba"a9 jembatan timbang5 dan pelabuhan. 3ingkungan periIinan Indonesia memang terus disorot. $urvei *N=TAD 4/--85, dalam Korld Investment >eport /--8, men"atat peringkat Indonesia berada dalam papan terba ah nomor dua dari %8- negara dilihat dari indeks kinerja investasi. 1etapa tidak, aktu untuk mengurus iIin investasi masih dikeluhkan terlalu lama, prosedur ekspor yang lambat dan kompleks sehingga membuat biaya logistik dan transpor menjadi tidak kompetiti#, ditambah korupsi yang masih berlanjut di bea "ukai dan pelabuhan. )estabilan makro ekonomi Indonesia yang ditandai dengan menurunnya tingkat suku bunga $1I, stabilnya nilai tukar rupiah, serta naiknya I<$& ternyata tidak serta merta memberi dampak positi# terhadap ekonomi riil. 2ika kondisi ini berlarut.larut maka ini akan mengakibatkan #enomena buble e+onom! yang menjadi sebab a al berulangnya tragedi krisis %++'. Membaiknya indikasi makro yang tidak diikuti menggeliatnya sektor riil serta tidak ber#ungsinya se"ara baik peran bank sebagai lembaga intermediasi menandakan ada sesuatu yang salah dengan iklim investasi di negeri ini. *kuran paling objekti# dari tingkat kondusi#itas iklim investasi adalah nilai bersih Penanaman Modal Asing 4PMA5 atau net +ash #lo2 -oreign ire+t Investment.
1aru.baru ini 1ank Dunia mempublikasikan laporannya yang berjudul oing 0usiness %334: 5o2 to 6e#orm tentang kemudahan menjalankan bisnis tahun /--0 yang menempatkan Indonesia di urutan %?: dari %'- negara di dunia. Ini berarti mengalami pemburukan dari tahun sebelumnya yaitu pada ururtan %?%. *ntuk ka asan Asia Timur dan Pasi#ik Indonesia hanya menempati urutan /- dari /? negara dan hanya lebih baik dibanding )amboja, 3aos dan Timor.3este. )ondisi tersebut jauh berbeda dengan Thailand, negara tetangga yang juga merasakan dampak krisis ekonomi %++'. Thailand menempati peringkat %, untuk dunia dan ? untuk ka asan Asia Timur dan Pasi#ik setelah $ingapura dan <ong )ong. *niknya hantaman badai krisis tidak pernah membuat negeri gajah putih itu mengalami kasus negative +ash #lo2 atau +apital #light seperti yang dialami Indonesia dari tahun %++, sampai dengan /--?. Dan mungkin kondisi inilah yang menjadi salah satu resep mujarab segera pulihnya perekonomian Thailand dari krisis. Tingkat investasi PMDN menurut sektor yang dikelompokkan menjadi sektor primer, sekunder, dan tersier. Pengelompokan ini diluar investasi sektor minyak dan gas bumi, perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, se a guna usaha, pertambangan dalam rangka kontrak karya, perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara, serta investasi yang periIinannya dikeluarkan oleh instansi teknis!sektor, investasi porto #olio 4Pasar Modal5 dan investasi rumah tangga. Data tabel di ba ah ini tidak termasuk data % 4satu5 persetujuan ren"ana investasi PMDN yang dikeluarkan oleh 1)PM bulan 2uni /--: di bidang industri pupuk H kimia dasar Frganik yang bersumber dari minyak bumi dan gas bumi serta pembangkit tenaga listrik di Provinsi Papua dengan nilai ren"ana investasi >p. %0/,/' trilyun. Data tahun /--/ s!d /--8 berubah dari data 1)PM periode laporan 2uni /--0 disebabkan bulan 2uli /--0 1)PM menerima $urat Persetujuan >en"ana Investasi yang diterbitkan oleh daerah. Adapun data sementara, termasuk persetujuan ren"ana investasi yang dikeluarkan oleh daerah yang diterima 1)PM sampai dengan tanggal ?% 2uli /--0. Tab # P rk &ban2an P rs tu0uan R ncana Pr%' k /I0in Usa"a T ta81 PMDN M nurut S kt%r -++( 5 6( 7u#i -++3 S kt%r Primer Growth $ekunder Growth Tersier -++( /, ( %80 ( +0 -++%, 78.419 %%: %1.%79 0? -++6 /8 779 %8/ %79 0+ -++. /1:.439 %-: %:.19 '0 -++9 /, ;39 %/% 18.%9 0+ -++3 %, 78.49 08 ;4.19 /+
Growth ( 7;.7<9 139 14.;=9 Total /'%+0 /?: /-% Growth ( (%4.;9 1=.=9 (1;.89 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah
1erdasarkan tabel di atas, menunjukkan perkembangan atau tren persetujuan investasi domestik 4PMDN5 menurut sektor primer, sekunder, dan tersier untuk tahun /--% sampai dengan ?% 2uli /--0. *ntuk PMDN, total investasi domestik menunjukkan pertumbuhan yang positi# pada tahun /--? yaitu %+,+@ dan tahun /--: yang hanya men"apai ,,:@. $edangkan tingkat pertumbuhan negati# total menurut sektor terjadi pada tahun /--% yakni /'.8@, /--8 sebesar negati# %8.:@, dan tahun /--: sebesar negati# 8+,%@. 2ika ditinjau dari masing.masing sektor, sektor sekunder masih merupakan sektor yang #avorit atau pilihan investor domestik dengan lebih dari 0-@ total PMDN yang diajukan pada sektor ini. $ub sektor yang menjadi #avorit investor dalam negeri untuk sektor sekunder adalah industri kimia dan #armasi, industri makanan, serta industri kertas dan per"etakan. $umbangan sektor tersier dan primer relati# tetap masih rendah pada periode tersebut, yaitu masing.masing di ba ah ?-@ dan %:@. Tab # 6 P rk &ban2an P rs tu0uan R ncana In$ stasi /I0in Usa"a T ta81 PMDN M nurut S kt%r -++( 5 6( 7u#i -++3 S kt%r -++( -++-++6 -++. -++9 :,8'0 111.8;9 /0,,-, =.439 %,,/+8 ;.8<9 :-,:'' 17.:9 -++3 :,:,+ %.3849 '?,%,: 1479 ,,%?+ (88.819 ,0,+%? 41.<9
Primer /,:%8 /,//: ?,-8: /,:,+ Growth ( 11.;49 7:.<89 1;.==9 $ekunder 8:,80? %0,0', 88,%:+ /8,8?' Growth ( :7.719 1:;.449 ;;.::9 Tersier %%,+// %%,-'%%,',0 %',8+/ Growth ( (;3.=49 1:.889 117.%<9 Total :+,,++ /:,+8% ::,8-0 88,:%, Growth ( .:0.'9 117.:9 (1=.489 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah
Pada tahun /--% sub sektor industri kimia dan #armasi menumbang nilai invesatasi sebesar >p //, ?, triliun, industri makanan sebesar %/,/? triliun. $edangkan sub sektor yang menyumbang paling rendah terhadap nilai total investasi sektor sekunder sebagai sektor #avorit investor dalam negeri adalah instrumen kedokteran, presisi H optik dan jam yang hanya men"apai >p :/,8 milyar. Dalam kurun aktu tersebut nilai tertinggi yang pernah di"apai ren"ana investasi sektor sekunder adalah pada tahun /--0
yang men"apai >p '?,%, triliun. $ub sektor yang menyimbang terbesar pada tahun /--0 adalah industri kertas dan per"etakan yang mampu men"apai >p 8?,:, triliun atau lebih dari 0/@. $ementara sektor primer menjad penymbang terendah yaitu hanya men"apai >p :,:, triliun dan sektor tersier lebih besar dari sektor primer yakni >p ,,%? triliun.
&ambar :a. &ra#ik 2umlah >ealisasi IIin *saha Tetap /--% 6 ?% 2uli /--0
300 JU.-+, &J&N US+,+ T/T+P 250 200 150 100 50$umber9 0
20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06
#$%&R #$UND#R ' e(o)*ary e(+or #$%&R PR,M#R ' Pri-ary e(+or %&%A.
1)PM 4/--05
%&%A.
1erdasarkan kedua usaha e(+or gra#ik di atas, tingkat realisasi jumlah ijin e(+or T+,UN tetap didominasi oleh sektor sekunder dengan tingkat T+,UN ke"enderungan yang relati# menurun selama periode /--% 6 /--0. )etiga sektor tersebut, memiliki ke"enderungan pola yang relati# juga sama. $ektor primer tetap menjadi penyumbang terendah jika dibandingkan dengan sektor sekunder dan sektor tersier. Namun jika dilihat dari tingkat realisasi investasi dalam negeri, sektor sekunder juga masih tetap mendominasi total investasi sektoral. 1ahkan konstribusi sektor ini men"apai lebih dari '-@ dari total realisasi investasi sektoral di Indonesia. *ntuk meningkatkan agar investor domestik lebih yakin dan memiliki kepastian yang tinggi, maka pemerintah harus menjaga stabilitas ekonomi makro, mennetukan kebijakan yang pro bisinis, menekan tingkat korupsi, mengurangi beban biaya yang tidak jelas bagi pengusaha, serta memberikan insenti# pajak bagi pengusaha atau investor dalam negeri dalam negeri. 1ahkan rekomendasi dari hasil penelitian )PPFD 4/--:5 untuk menjaga iklim investasi diperlukan peningkatan atau perbaikan pelayanan publik, lebih meningkatkan intensitas keterlibatan dunia usaha dan stakeholders lainnya dalam perumasan kebijakan publik, serta perbaikan in#rastruktur sebagi pendukung kegiatan usaha. Perkembangan persetujuan ren"ana investasi PMA menurut sektor selama periode /--% 6 ?% 2uli /--0, menunjukkan tingkat pertumbuhan yang negati#, ke"uali pada tahun /--: yaitu bertumbuh ??.8@ dengan jumlah proyek sebanyak %,08, unit proyek yang disetujui. Pertumbuhan total sektor negati# terjadi pada tahun /--/ yakni sebesar .+,',@. Penurunan ini diakibatkan oleh turunnya persetujuan ren"ana investasi seluruh sektor pada
N&-+&
tahun tersebut. $edangkan untuk tahun /--? dan /--8 masing.masing tumbuh negati# sebesar -.?/@ dan -.0@. $ektor primer menyumbang pertumbuhan negati# sebebar %/@ dan sektor sekunder hanya menyumbang penurunan pertumbuhan sebesar :@. Investor asing lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di sektor tersier. <al ini ditunjukkan oleh pertumbuhan positi# sektor tersier pada tahun /--?, yakni tumbuh sebesar /@. $edangkan pada tahun /--8 hanya sektor primer yang memiliki pertumbuhan positi# sebesar :-@ atau meningkat sebanyak %, unit proyek PMA. $emnetara, pada tahun /--0, seluruh sektor juga mengalami pertumbuhan yang negati#. <al ini disebabkan data yang diperoleh dari 1)PM belum memasukkan persetujuan ren"ana investasi pada semester kedua tahun /--0 4data hingga ?% 2uli /--05. Tab # . P rk &ban2an P rs tu0uan R ncana In$ stasi PMA M nurut S kt%r -++( 5 6( 7u#i -++3 S kt%r -++( -++-++6 -++. :8 839 ??/ (:.89 '0' (3.%9 %,/?: (3.:9 -++9 %-<8.%9 8?0 71.79 %,%%/ 719 %,08, 77.;9 -++3 ,/ (1<9 //8 (;;9 0:(;1.89 +'0 (;3.<9
Primer :? 8% ?0 Growth ( (%%,:;9 (1%9 $ekunder 8:% ?'8 ?:: Growth ( (14.349 (89 Tersier ,'' ,?% 0?' Growth ( (8.%89 %9 Total %,?,% %,/80 %,/8/ Growth ( (=.4<9 (3.7%9 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah
2ika investor dalam negeri lebih tertarik untuk berinvestasi pada sektor sekunder. Namun, investor asing 4PMA5 lebih tertarik menanamkan modalnya pada sektor tersier. )arena investor asing lebih suka terhadap penggunaan teknologi mutakhir dan skill dari tenaga kerja. $ehingga menyebabkan perubahan pola sumbangan atau kontribusi PMA untuk sektor primer, sekunder, dan tersier. Tingkat kontribusi sektor tersier terhadap total persetujuan ren"ana investasi rata.rata 0-@ selama periode /--% 6 /--0 4antara :-@ hingga 0'@5. $ementara kontribusi sektor sekunder terhadap total sektor rata.rata /',:@ atau antara //@ hingga ?/@. $edangkan kontribusi sektor primer hanya diba ah +@. )ontribusi sub sektor tersier PMA yang paling besar untuk mendorong perekonomian nasional adalah perdagangan dan reparasi yang mendominasi lebih dari :-@. $edangkan yang kontribusi terendah terhadap
sektor tersier adalah sub sektor listrik, gas, dan air. Mun"ul pertanyaan, mengapa subsektor ini kurang menarik investor asingL $ebenarnya banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di industri ini, tetapi karena ada *ndang.*ndang Dasar %+8: pasal ?? ayat / dan ayat ?, yang menghambat masukknya investor asing di sektor ini.
Tab # 9 Share P rs tu0uan R ncana In$ stasi PMA M nurut S kt%r T r"a!a8 T%ta# -++( 5 6( 7u#i -++3 S kt%r Primer Share $ekunder Share Tersier Share Total -++( :? 7.<;9 8:% 7%.::9 ,'' :7.839 %,?,% -++8% 7.%=9 ?'8 73.3%9 ,?% ::.:=9 %,/80 -++6 ?0 %.=39 ?:: %<.8<9 0?' 81.%=9 %,/8/ -++. :8 ;.749 ??/ %:.<<9 '0' :%.119 %,/?: -++9 %-:.349 8?0 %:.;:9 %,%%/ :4.;<9 %,08, 133 -++3 ,/ <.;39 //8 %%.=89 0:::.:39 +'0 133
133 133 133 133 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah
1erdasarkan tabel di ba ah ini, tingkat pertumbuhan realisasi investasi PMA menurut sektor bila dilihat rata.ratanya adalah bertumbuh positi#. Pertumbuhan positi# terjadi pada tahun /--? yakni %%?.0@, tahun /--: sebesar%?.0@, dan tahun /--0 sebesar '%.,@. $edangkan pertumbuhan negati# realisasi investasi PMA menurut sektor terjadi pada tahun /--/ yang men"apai :0.'@ dan tahun /--8 yang men"apai minus %+.':@. *ntuk sektor tersier yang menjadi promadona investor asing pada tahun /--% telah terealisasi senilai *$A %%,+/ juta. Namun, pada tahun /--/ mengalami penurunan sebesar 8-.+'@ dengan nilai realisasi investasi sebesar *$A %%,-' juta, selanjutnya pada tahun /--? meningkat %0.::@ dengan nilai investasi sebesar *$A %%,', juta. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun /--8 yaitu men"apai lebih dari %--@ dengan jumlah niali investasi sebesar *$A %',8+ juta. $edangkan hingga pertengahan tahun /--0, nilai investasi untuk sektor tersier baru men"apai *$A ,,%? juta. *ntuk sektor sekunder pertumbuhan realisasi nilai investasi PMA menurut sektor tertinggi terjadi /--0 yaitu bertumbuh %'? @ dari tahun sebelumnya. 2umlah nilai realisasi investasi pada tahun tersebut men"apai *$A '?,%, juta. $edangkan pertumbuhan negati# sektor sekunder terjadi pada tahun /--/ dan /--8, yaitu masing.masing bertumbuh minus 0?,?%@
dan minus 88.00@. *ntuk sektor primer pertumbuhan tertinggi di"apai pada tahun /--:, yakni bertumbuh sebesar %%%.:8@ dan nilai realisasi investasi pada tahun /--: adalah sebesar *$A :,8' juta.
Tab # 3 P rk &ban2an R a#isasi In$ stasi /I0in Usa"a T ta81 PMA M nurut S kt%r -++( 5 6( 7u#i -++3 /US: 0uta1 S kt%r Primer Growth $ekunder Growth Tersier -++( /,:%8 ( 8:,80? ( %%,+// -++/,//: 11.;49 %0,0', (:7.719 %%,-'-++6 ?,-8: 7:.<89 88,%:+ 1:;.449 %%,',0 -++. /,:,+ (1;.==9 /8,8?' (;;.::9 %',8+/ -++9 :,8'0 111.8;9 /0,,-, =.439 %,,/+8 ;.8<9 :-,:'' 17.:9 -++3 :,:,+ %.3849 '?,%,: 1479 ,,%?+ ( 88.819 ,0,+%? 41.<9
Growth ( (;3.=49 1:.889 117.%<9 Total :+,,++ /:,+8% ::,8-0 88,:%, Growth ( .:0.'9 117.:9 (1=.489 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah
Investor asing 4PMA5 lebih tertarik menanamkan modalnya pada sektor tersier dan sekunder, mengakibatkan sektor tersier dan sekunder ini menjadi pilihan terbaik untuk mengembangkan modalnya di Indonesia. *ntuk itu, pemerintah harus memberikan pelayanan optimal dan kepastian berinvestasi yang terbebas dari persoalan politik dan kemanan. Para investor hanya ingin berinvestasi dengan aman. Mengingat kontribusi nilai investasi sektor dalam bentuk mata uang dolar sangatlah besar. 1erdasarkan tabel di ba ah ini, tingkat kontribusi sektor tersier terhadap total realisasi investasi PMA menurut sektor rata.rata 8:@ selama periode /--% 6 /--0 4antara ?8@ hingga 0/@5. $ementara kontribusi sektor sekunder terhadap total sektor mengalami peningkatan selama tahun /--% 6 /--0. 1ahkan pada tahun /--: dan /--0 sudah mendekati nilai investasi tersier. )ontribusi sub sektor tersier PMA yang paling besar untuk mendorong perekonomian nasional adalah perdagangan dan reparasi yang mendominasi lebih dari :-@. $edangkan yang kontribusi terendah terhadap sektor tersier adalah sub sektor listrik, gas, dan air.
Tab # 4 Share R a#isasi In$ stasi PMA M nurut S kt%r T r"a!a8 T%ta# -++( 5 6( 7u#i -++3/US: 0uta1 S kt%r Primer Share $ekunder Share Tersier Share Total -++( :-+./ 7.78 :,//'.:7;.7< +,8'-./:%.%< %:,/-0.+ -++:/'., 8.73 ?,?%-.?77.%% 0,%/'.::1.;= +,+0:.0 -++6 /,?.+ 1.=< 0,0+/.%;:.:1 ',?,%.%81.;1 %8,?:'.% -++. 8%-./ 7.=; 0,?+'.8:1.;3 ?,0%%.07;.:: %-,8%+./ -++9 %,?,%.013.14 0,-/, ;;.7= 0,%';8.;7 %?,:'+./ 133 -++3 :8%.-4.%% ?,80?.,;:.%1 ?,8+-.?;:.84 ',8+:.% 133
133 133 133 133 Sumber : 0KPM *%33:", 71 >uli %33:, ata diolah III. Fakt%r,Fakt%r Yan2 M n!%r%n2 In$ stasi.
Ada sejumlah #aktor yang sangat berpengaruh pada baik.tidaknya iklim berinvestasi di Indonesia. Faktor.#aktor tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas politik dan sosial, tetapi juga stabilitas ekonomi, kondisi in#rastruktur dasar 4listrik, telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan5, ber#ungsinya sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja 4termasuk isu.isu perburuhan5, regulasi dan perpajakan, birokrasi 4dalam aktu dan biaya yang di"iptakan5, masalah good governan+e termasuk korupsi, konsistensi dan kepastian dalam kebijakan pemerintah yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keuntungan neto atas biaya resiko jangka panjang dari kegiatan investasi, dan hak milik mulai dari tanah sampai kontrak. Masalah Freeport dan lamanya pemerintah mengambil keputusan dalam kasus ;EEon di =epu baru.baru ini juga sangat mempengaruhi iklim berinvestasi jangka panjang di Indonesia. Di dalam suatu laporan 1ank Dunia mengenai iklim investasi 4Korld 1ank, /--:a5, diantara #aktor.#aktor tersebut, stabilitas ekonomi makro, tingkat korupsi, birokrasi, dan kepastian kebijakan ekonomi merupakan empat #aktor terpenting. Kalaupun sedikit berbeda dalam peringkat kendala investasi antar negara, hasil survei 1ank Dunia tersebut didukung oleh hasil survei tahunan mengenai daya saing negara yang dilakukan oleh &he ?orld
E+onomi+ -orum 4K;F5 yang hasilnya ditunjukkan di dalam laporan tahunannya, &he @lobal .ompetitiveness 6eport. $eperti yang dapat dilihat di gambar 0 tentang MFaktor.#aktor Penghambat 1isnis dalam &he @lobal .ompetitiveness 6eport %338(%33:A berdasarkan persentase dari responden, ternyata tiga #aktor penghambat bisnis yang mendapatkan peringkat paling atas adalah berturut.turut birokrasi yang tidak e#isien, in#rastruktur yang buruk, dan regulasi perpajakan. <asil survei dari 2;T>F mengenai #aktor.#aktor penghambat pertumbuhan bisnis atau investasi di sejumlah negara di Asia menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. $eperti yang dapat dilihat di tabel ,, untuk Indonesia 4ID5, #aktor paling besar adalah upah buruh yang makin mahal, disusul dengan sistem perpajakan yang sulit dan rumit. Di Malaysia 4M5 dan $ingapura, upah yang mahal juga merupakan permasalahan paling besar yang dihadapi pengusaha. Di Thailand 4Th5 #aktor terbesar adalah prosedur perdagangan yang rumit, sedangkan di Filipina 4F5, Gietnam 4G5, dan India 4In5, #aktor terbesar adalah kondisi in#rastruktur yang buruk. Masalah perburuan, mulai dari tingkat upah yang terus meningkat akibat penerapan kebijakan upah minimum, kualitas sumber daya manusia yang rendah, termasuk rendahnya penguasaan atas teknologi, hingga hubungan industrial memang belakangan ini semakin memperburuk keunggulan komparati# Indonesia dalam tenaga kerja. $urvei yang dilakukan lP;M di tahun /--: menunjukkan bah a biaya untuk mengatasi masalah tenaga kerja men"apai :@ dari biaya produksi tahunan. Dari sekitar 0-responden, %/,0@ menyatakan mengalami perselisihan dalam penentuan upah, :.,@ mengalami masalah dengan jaminan sosial tenaga kerja, dan ,,8@ mengalami masalah dengan serikat buruh 4I$;I, /--05. <ubungan industrial merupakan salah satu titik ra an dalam daya saing perekonomian Indonesia. Kalaupun se"ara kuantitas jumlah pemogokan di Indonesia tidak menunjukkan peningkatan yang drastis sejak re#ormasi dimulai tahun %++, lalu tetapi risiko ketidakpastian yang ditimbulkan oleh hubungan industrial yang adversial merupakan #aktor penting yang membuat daya tarik Indonesia untuk investasi menjadi rendah dibandingkan =ina dan Gietnam. $ering terjadinya pemogokan akan membuat kerugian besar bagi perusahaan.perusahaan, dan hal ini jelas akan menghilangkan niat "alon investor untuk berinvestasi di Indonesia. Ga&bar 3 Fakt%r,;akt%r P n2"a&bat <isnis !a#a& The Global Competitiveness Report 2005-2006.
$umber9 KKF 4/--:5 dalam Tulus Tambunan 4/--05 Tab # = Pr%b# & Uta&a !a#a& In$ stasi />1
$umber9 2etro 4dikutip dari )ompas, /--05 dalam Tulus Tambunan 4/--05. Faktor lain yang tidak kalah serius adalah peningkatan biaya melakukan bisnis yang timbul karena ekses pelaksanaan otonomi daerah. )eterbatasan anggaran dan lemahnya prioritas kebijakan menyebabkan timbulnya tekanan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah tanpa memperhitungkan daya dukung perekonomian lokal dan nasional. Pengenaan pungutan atas lalu lintas barang dan penumpang antar propinsi atau antar kabupaten hanya merupakan satu "ontoh. Peningkatan hambatan birokrasi perijinan dan beban retribusi baru yang diundangkan berbagai pemerintah daerah dengan alasan untuk meningkatkan penerimaan asli daerah 4PAD5 menimbulkan peningkatan biaya bisnis, yang berarti juga memperbesar risiko kerugian bagi investasi, dan merupakan lahan subur bagi praktek.praktek korupsi. <asil survei 3P;M di tahun /--: menunjukkan penurunan biaya in#ormal yang harus dibayarkan perusahaan.perusahaan yang telah beroperasi kepada aparat pemerintah daerah dari sekitar %-,,@ di tahun /--% menjadi 0,8@ di tahun /--:. Kalaupun demikian, untuk pemain yang baru masuk entr! +ost tetap tinggi yaitu sekitar +@ dari nilai modal a al. 1iaya.biaya ini sebagian besar digunakan untuk mendapatkan ijin lokasi dan AMDA3 4I$;I, /--05.
Mahalnya memulai bisnis memang merupakan salah satu penyebab memburuknya iklim investasi di Indonesia. $uatu laporan dari 1ank Dunia di tahun /--: menunjukkan bah a Indonesia termasuk negara paling mahal, baik dalam arti biaya maupun jumlah hari dalam melakukan bisnis. $eperti yang ditunjukkan di Tabel ?, untuk mengurus semua periIinan usaha, seorang pengusaha memerlukan sekitar %:% hari, dan besarnya biaya dan modal minimum yang diperlukan berkisar sekitar, masing.masing %?-,'@ dan %/:,0@ dari pendapatan per kapita di Indonesia. 1anyaknya iIin dan jumlah hari yang diperlukan di Indonesia juga ditunjukkan oleh hasil penelitian dari 3P;M.F;*I tahun /--0. Tab # * In!ikat%r K &u!a"an M #akukan <isnis !i < b ra8a N 2ara
=atatan9 N O sebagai @ dari pendapatan per kapita. $umber9 Korld 1ank 4/--:5, Pur anto 4/--05, Tulus Tambunan 4/--05 Perihal pemborosan atau e#isiensi dalam pengeluaran pemerintah, yakni apakah pemerintah menyediakan barang.barang dan jasa.jasa kebutuhan pokok bagi dunia usaha yang tidak disediakan oleh pasar, termasuk in#rastruktur dasar, posisi Indonesia juga memburuk. Dalam hal beban yang harus ditanggung oleh pelaku bisnis dari regulasi.regulasi pemerintah pusat, yakni dalam memenuhi persyaratan.persyaratan administrasi berkaitan dengan periIinan, pelaporan, dsb.nya, sebelumnya Indonesia berada pada posisi yang relati# baik dari %-8 negara menjadi lebih buruk. Perbedaan ini mengindikasikan bah a distorsi pasar domestik semakin besar dalam satu tahun terakhir ini akibat regulasi.regulasi pemerintah pusat. *ntuk tingkat birokrasi, peringkat Indonesia sangat rendah, yang memberi kesan bah a tingkat e#isiensi dari birokrasi di Indonesia sangat rendah dan ini merupakan salah satu sumber penting dari iklim bisnis yang distorti# in Indonesia. Faktor lainnya yang juga sangat berpengaruh dalam
arti bisa merupakan insenti# atau disinsenti# bagi keinginan untuk melakukan bisnis atau investasi adalah pajak, dan untuk ini Indonesia relati# baik dan dalam satu tahun terakhir sedikit membaik, yang artinya se"ara relati# dibandingkan banyak negara lain di dalam sampel, pajak di Indonesia bukan merupakan sumber distorti# yang besar terhadap iklim bisnis. Dalam hal pembayaran ekstra tidak ter"atat atau terdokumentasi atau penyuapan yang berkaitan dengan kegiatan.kegiatan ekspor dan impor, dan pemakaian utilitas publik, peringkat Indonesia juga sangat rendah, dan hal ini bisa merupakan salah satu masalah yang harus dihilangkan untuk men"apai e#ektivitas dari kebijakan.kebijakan dari pemerintah selama ini yang bertujuan memulihkan kegiatan usaha dan meningkatkan investasi di Indonesia. Mungkin untuk negara.negara yang sudah lama melakukan investasi di Indonesia jadi sudah sangat kenal keadaan di Indonesia atau untuk perusahaan.perusahaan multina"ional dengan kekayaan perusahaan yang sangat besar kondisi seperti ini tidak menjadi masalah serius sampai menghambat investasi mereka di dalam negeri. Tetapi untuk perusahaan. perusahaan skala menengah dan dari negara.negara baru, kondisi seperti ini bisa menakutkan atau membuat pemilik modal menjadi ragu akan kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan jika berinvestasi di Indonesia. <al yang lebih menarik adalah jika posisi Indonesia dalam kelembagaan publik dibandingkan dengan posisi dari negara.negara A$;AN lainnya, seperti yang ditunjukkan di Tabel indikator kemudahan investasi. Dapat dilihat bah a untuk sejumlah indikator di tabel tersebut, posisi Indonesia relati# buruk di dalam kelompok A$;AN, alaupun bukan yang terburuk. <al ini menandakan bah a kelembagaan publik di Indonesia se"ara relati# dibandingkan di negara.negara A$;AN lainnya tidak kondusi# bagi kegiatan bisnis!investasi. *ntuk beberapa indikator Indonesia bersama. sama dengan Filipina dan Gietnam termasuk negara anggota yang kelembagaan publiknya buruk. Malaysia dan $ingapura termasuk yang bagus, terutama $ingapura yang untuk semua indikator tersebut nomor satu 4%5 di dalam kelompok A$;AN. 1ahkan untuk beberapa indikator, peringkat negara pulau ini paling tinggi dari %-8 negara yang disurvei. Melihat ini, tidak heran kenapa $ingapura selama ini merupakan salah satu negara di dunia yang sangat menarik bagi PMA. Faktor lainnya yang juga sangat bertanggung ja ab terhadap memburuknya kondisi investasi di Indonesia adalah kondisi in#rastruktur, tidak hanya dalam kuantiPtas yang terbatas dibandingkan volume mobilisasi manusia dan barang, tetapi juga dalam koalitas yang buruk dari in#rastruktur yang sudah ada, khususnya jalan raya. )ombinasi dari kedua aspek ini tentu sangat menghambat kelan"aran produksi dan perdagangan di dalam negeri maupun kegiatan ekspor, yang selanjutnya berarti beban biaya bagi perusahaan.perusahaan. $uatu laporan dari 1ank Dunia 4Korld 1ank, /--:b5 menunjukkan buruknya kinerja in#rastruktur di Indonesia, bahkan sangat buruk di dalam kelompok A$;AN. *ntuk jaringan telepon tetap,
posisi Indonesia berada pada peringkat terba ah diantara %/ negara A$;AN. 2uga untuk kelistrikan, kondisi Indonesia nomor / dari ba ah. $e"ara umum, dapat dikatakan bah a dari sisi in#rastruktur, Indonesia merupakan negara A$;AN yang sangat tidak menarik bagi investasi. 3aporan dari K;F 4/--8, /--:5 juga menunjukkan hal yang sama, dimana kualitas in#rastruktur se"ara keseluruhan periode /--8./--:, Indonesia berada pada peringkat ke 88 dari %-8 negara yang masuk di dalam sampel, dan posisinya bertambah buruk untuk periode /--:./--0 yang menurun ke 00 dari %%' negara. $ementara kualitas in#rastruktur, posisi Indonesia jika dibandingkan negara.negara A$;AN lainnya untuk kualitas keseluruhan menunjukkan kondisi Indonesia juga buruk7 bahkan sangat buruk untuk misalnya kualitas telepon!#aE dan jumlah jaringan telepon per %--- penduduk. IV. K si&8u#an Dari uraian di atas, menunjukkan bah a tren investasi di Indonesia menunjukkan kondisi yang #luktuati#. $edangkan ekspektasi investor baik domestik maupun luar negeri memiliki prilaku yang relati# sama dalam memandang kondisi di Indonesia. 1elum lagi, #aktor yang bersi#at tidak pasti dan sulit diprediksi menyebabkan kegiatan investasi mengalami perlambatan pertumbuhan. *ntuk itu diperlukan Paket )ebijakan Investasi yang didukung oleh kebijakan.kebijakan lainnya seperti kebijakan moneter, kebijakan #iskal, kebijakan perdagangan luar negeri, kebijakan industrialisasi, kebijakan perburuhan, dan lainnya. Di samping itu, terdapat tiga hal mendasar dan utama yang diinginkan investor dan pengusaha9 penyederhanaan sistem dan periIinan, penurunan berbagai pungutan yang tumpang tindih, serta transparansi biaya periIinan. $ayangnya, pengalaman Indonesia selama ini dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan.kebijakan ekonomi menunjukkan paling tidak dua masalah yang belum menunjukkan tanda.tanda akan membaik. Pertama, sering kali terjadi tumpang tindih atau perbenturan antara dua 4atau lebih5 kebijakan, yang men"erminkan tidak adanya suatu koordinasi yang baik antara departemen!kementerian dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan.kebijakan mereka masing.masing. )edua, dalam pelaksanaan suatu kebijakan, juga tidak ada koordinasi yang baik antar sub.departemen atau antara pusat dan daerah di dalam sebuah departemen yang sama yang mengeluarkan kebijakan tersebut. Da;tar Pustaka Aghion, P., >. 1urgess, $. >edding, dan F. Qilibotti. /--?. The ne!ual "##e$ts o# %iberali&ation' Theor( and "viden$e #rom )ndia. resear"h paper, 3ondon9 =enter #or ;"onomi" Poli"y >esear"h.
Ahlu alia, M. /--/. "$onomi$ Re#orms in )ndia Sin$e *++*' ,as Gradualism -or.ed/. >ournal o# E+onomi+ Perspe+tive, %04?59 0'.,,. =hen, $. dan (. Kang. /--%. China0s Growth and Povert( Redu$tion' Trends between *++0 and *+++. Korld 1ank Poli"y >esear"h Korking Paper $eries /0:%, Kashington, D.=.9 Korld 1ank. 2;T>F. /--?. 1apanise-2##iliated 3anu#a$turers in 2sia' Surve( 2002. Maret <o#man, 1., )ai, ). dan &unther, &.$. /--?. Cooruption and 4e$entrali&ation . International =on#eren"e on De"entraliIation and its Impa"t on 3o"al &overnment and $o"iety. Mei. %: 6 %'. I$;I. /--0. Re.omendasi Kebi5a.an Pemerintah. %an6.ah-%an6.ah Strate6is Pemulihan ".onomi )ndonesia. 2akarta9 Ikatan $arjana ;konomi Indonesia. )ompas. /--0. 4a(a Sain6 )ndustri Kritis Tanpa Perbai.an. 1isnis H )euangan, >abu, %: Februari, hal. %+. )un"oro, Mudrajad. /--8. Re#ormasi ).lim )nvestasi 7ew. http9!! .kompas."om!kompas."etak!-0-/!-8!Fokus!/8-+800.htm )ompas, $abtu 8 Februari /--0 RRRRRRRRR /--8. 8tonomi dan Pemban6unan 4aerah' Re#ormasi9 Peren$anaan9 Strate6i9 dan Peluan6. ;rlangga. 2akarta )PPFD. /--8. Peluan6 dan 4a(a Tari. )nvestasi menurut Persepsi 4unia saha. )PPFD.Asia Fondation. 2akarta RRRRRRRRR. /--:. Peluan6 dan 4a(a Tari. )nvestasi menurut Persepsi 4unia saha. )PPFD.Asia Fondation. 2akarta 3P;M dan 2;T>F. /--?. Impediments to oing 0ussines in Indonesia Porter, M.;. %++,a. The Competitive 2dvanta6e o# 7ations' -ith a 7ew )ntrodu$tion. Ne (ork9 The Free Press. Porter, M.;. %++,b. 8n Competition. 1oston9 <arvard 1usiness $"hool Press.K;F 4/--85, &he @lobal .ompetitiveness 6eport %33;(%338, FE#ord *niversity Press. Pur anto, Antonius. /--0. Pen6urusan )&in Rumit dan 3ahal . Kompas, 1isnis H )euangan, $elasa, /% Februari, halaman /%. Sian, (. /--?. ,ow Re#orm -or.ed in China. dalam D. >odrik 4ed.5, In Sear+h o# Prosperit!: /nal!ti+ 1arratives on E+onomi+ @ro2th , Prin"eton, N.2.9 Prin"eton *niversity Press. >odrik, D., A. $ubramanian, dan F. Trebbi. /--/. )nstitutions Rule' The Prima$( o# )nstitutions over Geo6raph( and )nte6ration in "$onomi$ 4evelopment. =ambridge, Mass9 <arvard *niversity Press. $tern, N.<. /--/. 2 Strate6( #or 4evelopment. Kashington, D.=.9 Korld 1ank. $M;>*. /--%. Re6ional 2utonom( and :usiness Climate' Three Kabupaten Case Stud( #rom 7orth Sumatran. 2akarta. Mei 4Mimeo5 >ay, D. /--/. 7ote on 4omesto$ Trade and 4e$entrali&ation. *npublished Paper #or ;"onomi" &ro th. 2akarta Desember. RRRRRRR. /--?. Re6ulator( Re#orm and %o$al Government in )ndonesia . Paper presented at the :th I>$A International =onveren"e, %, 6 %+ 2uli /--?. 1andung Indonesia. Tambunan, Tulus. /--0. ).lim )nvestasi di )ndonesia' 3asalah9 Tantan6an9 dan Potensi. )adin Indonesia.2etro. .kadin.indonesia.or.id
Siaran P rs N%.=?9*?PSHM?Hu&as. Pr%s8 k P r k%n%&ian In!%n sia -++4: OPTIMIS SEMAKIN <AIK. 2akarta, // November /--0. .bi.or.id .bkpm.go.id! . 1adan )oordinasi Penanaman Modal Indonesia http9!! . orldbank.org!data . #a+ts and #igures indikator pembangunan .un"tad.org!T . sejumlah laporan tentang ke"enderungan investasi global dan regional, .oe"d.org! . ke"enderungan investasi asing global, +ountr! investment guides .opi".gov!T .opi".gov! . Futline dari berbagai program asuransi dan pendanaan yang tersedia bagi perusahaan.perusahaan A$ yang berinvestasi di luar negeri. *N=TAD 4/--85, -orld )nvestment Report 200;, Ne (ork H &eneva9 *N. Korld 1ank 4/--85, 4oin6 :usiness in 2005' Removin6 8bsta$les to Growth , Kashington, D.=. Korld 1ank 4/--:a5, ).lim )nvestasi (an6 %ebih :ai. ba6i Setiap 8ran6, 3aporan Pembangunan Dunia /--:, The Korld 1ank, 2akarta9 Penerbit $alemba ;mpat. Korld 1ank 4/--:b5, U2vertin6 an )n#rastru$ture CrisisM, In#rastru"ture Poli"y 1rie#, 2anuary, 2akarta