Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME KE- 11 KU 4078 STUDIUM GENERALE

BERANI GAGAL
Pembicara: Dr. Sammy Sumargo (CEO Polygore Singapore)

Disusun Oleh: Asrielsya Buya Bamariesha 15110007 Teknik Geodesi dan Geomatika 085740163062

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Tema Pembicara Hari/tanggal Tempat Resume:

: : : :

BERANI GAGAL Dr. Sammy Sumargo (CEO Polygore Singapore) Sabtu, 23 November 2013 Aula Barat ITB

Kuliah Umun Studium Generale yang ke 11 ini mengusung tema berani gagal dengan pembicara Pak Dr. Sammy Sumargo seorang alumni jurusan elektro ITB 1964 dan saat in imenjabat sebagai CEO Polygore Singapore. Sebelum kuliah umum dimulai, didahului terlebih dahului sambutan oleh pak Sandro yang menjabat sebagai Sekretaris Bisang Kesejahteraan Mahasiswa dan Pak Suwarno yang menjabat sebagai Chairman of Achieve Report ITB. Beliau mengawali kuliah umunya dengan menjelaskan tentang IQ (intelligence quotient ) EQ (emotional quotient) dan AQ (adversity quotient). Dimana IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. EQ adalah kemampuan untuk memahami dan bertindak bijaksana dalam menghadapi atau berhubungan dengan orang lain sedangkan AQ adalah kecerdasan kita pada saat menghadapi segala kesulitan. Ketiga hal ini merupakan ukuran kecerdasan manusia. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg & Slater (1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif. Namun banyak perusahaan yang hanya menggunakan nilai ukuran IQ dalam menentukan kualitas karyawannya. Dari beberapa istilah tersebut AQ merupakan istilah yang paling asing dan baru terdengar. Seperti yang dijelaskan diatas, AQ merupakan kemampuan manusia dalam menghadapi situasi sulit dan mencari cara untuk mengatasinya. Dalam hidupnya pasti manusia tidak bisa terlepas dari kegagalan dan kesulitan. Disini konsep AQ untuk mengetahui bagaimana untuk mengahadapinya. Jika tidak memiliki kecakapan dalam AQ maka akan mudah stress dan depresi. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa IQ dan EQ memiliki kekurangan masing-masing yaitu jika IQ sendiri mudah untuk diukur namun sulit dalam peningkatan nilainya sedangkan EQ sulit untuk dilakukan pengukuran secara kuantitatif namun mudah dalam memperbaikinya. Konsep AQ tersebut merupaka penggabungan dari kelebihan yang dimiliki IQ dan EQ dimana AQ mudah dalam

pengukurannya dan mudah pula dalam memperbaiki nilai dari AQ tersebut. Banyak pakar menganggap konsep AQ ini lebih berguna dalam bermasyarakat dfan berorganisasi. Namun konsep AQ ini belum banyak diterapkan di perusahaan di Indonesia. Sedangkan di Amerika sudah banyak dikembangkan untuk mencari tenaga kerja. Konsep AQ membagi kecerdasan manusia menjadi 3 jenis yaitu Climber, Campers dan Quitters yang dianalogikan sebagai seorang pendaki gunung. Tipe yang pertama adalah Climber yaitu memiliki kepribadian yang kuat, berusaha keras dan yang pasti berani gagal. Tipe kedua adalah Campers yaitu sudah berusaha namun di tengah jalan menyerah. Tipe ini biasanya di dalam proses menuju berhasilnya terhambat karena telah menemukan zona nyamannya sehingga usahanya terhenti. Tipe ketiga adalah Quitters yaitu orang yang takut kegagalan, tidak berani berusaha dan cepat menyerah.

Anda mungkin juga menyukai