Anda di halaman 1dari 2

Audiometri Pemeriksaan Air Conduction (AC) Mulai pada telinga yang lebih baik Frekwensi : Mulai pada 1000

000 Hz, kemudian naik setiak 1 oktaf ke 8000 Hz, dan kembali lagi ke 500 Hz dan 250 Hz. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada frekwensi 1000 Hz.

Bila terjadi perubahan 20 dB atau lebih, antar oktaf perlu dilakukan pemeriksaan pada oktaf. Intensitas awal diperoleh dengan memberikan sinyal yang terdengar jelas (50 dB atau 60 dB) Bila tidak terdengar, naikkan 20 dB secara gradual hingga memperoleh respon Bila ada respon, turunkan 10 dB hingga tidak terdengar Bila telah tidak tidak terdengar, naikkan 5 dB hingga terdengar. Lakukan berulang hingga diperoleh ambang terendah Ambang terendah diperoleh pada respon terhadap 2 kali perangsangan ulangan dengan cara yang sama (turun 10 dB, naik 5 dB)

Lakukan cara tersebut pada semua frekwensi

Pemeriksaan Bone Conduction (BC) Hanya dilakukan bila ambang AC meningkat. Bila AC berada dalam batas normal, BC tidak diperlukan Vibrator harus dipasang pada mastoid pasien dengan baik, dengan sedikit penekanan Cara pemeriksaan sama dengan AC, tetapi dengan frekuensi dan intensitas yang terbatas (500 Hz s.d. 4000 Hz, hanya sampai 45 dB 80 dB)

Tympanometri

Pertama, dilakukan pemeriksaan otoskopi untuk memastikan tidak adanya sumbatan pada telinga dan membran timpani tidak perforasi Probe dimasukkan ke dalam liang telinga timpanometer akan mengubah tekanan di dalam telinga dialirkan bunyi nada murni dilakukan pengukuran respons dari membran timpani terhadap bunyi dengan tekanan berbeda-beda Probe, setelah dipasangi tip yang sesuai, dimasukkan ke dalam liang telinga sedemikian rupa sehingga tertutup dengan ketat. Mula-mula ke dalam liang telinga yang

tertutup cepat diberikan tekanan 200 mmH2O melalui manometer. Membrana timpani dan untaian tulang-tulang pendengaran akan mengalami tekanan dan terjadi kekakuan sedemikian rupa sehingga tak ada energi bunyi yang dapat diserap melalui jalur ini ke dalam koklea. Dengan kata lain, jumlah energi bunyi yang dipantulkan kembali ke dalam liang telinga luar akan bertambah.(Sedjawidada,1978) Tekanan kemudian diturunkan sampai titik di mana energi bunyi diserap dalam jumlah tertinggi; keadaan ini menyatakan membran timpani dan untaian tulang pendengaran dalam compliance yang maksimal. Pada saat compliance maksimal ini dicapai, tekanan udara dalam rongga telinga tengah sama dengan tekanan udara dalam liang telinga luar. Jadi tekanan dalam rongga telinga tengah diukur secara tak

langsung.(Sedjawidada,1978) Tekanan dalam liang telinga luar kemudian diturunkan lagi sampai -400 mmH2O. Dengan demikian akan terjadi lagi kekakuan dari membrana timpani dan untaian tulangtulang pendengaran, sehingga tak ada bunyi yang diserap, dan energi bunyi yang dipantulkan akan meningkat lagi.(Sedjawidada,1978)

5. Mengubah suatu bentuk hafalan, tulisan, atau angka menjadi suatu konsep, diagram, gambar, singkatan atau suatu pengertian yang mudah dipahami oleh individu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai