Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belankang Penulisan Makalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat peting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Melalui pembelajaran IPA siswa sekolah dasar dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya, pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran IPA hendaknya ditekankan pada pemberian pengalaman langsung agar siswa mempunyai kesempatan untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Cahaya, lensa, dan warna merupakan bagian dari materi dalam pembelajaran IPA yang harus dipelajari dan dikusai oleh siswa di sekolah dasar. Pengetahuan tentang materi tersebut sangat penting untuk dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Cahaya menyebabkan manusia dapat melihat benda-benda yang ada di sekitarnya, selain itu juga banyak kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Pada pelaksanaan pembelajaran tentang cahaya, lensa, dan warna tentunya tidak cukup siswa diajarkan konsepnya saja, tetapi konsep tersebut juga harus dibuktikan melalui percobaan, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa serta tidak bersifat verbalisme. Kenyataannya, tidak semua guru memahami hal ini, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya pada materi cahaya, lensa, dan warna, guru hanya meminta siswa menghafalkan konsep-konsepnya saja tanpa memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Akibatnya, pembelajaran IPA kurang bermakna dan kurang diminati siswa. Selain itu, juga dapat memunculkan anggapan siswa bahwa IPA itu sulit untuk dipelajari. Hal ini berdampak pula pada hasil belajar siswa, yaitu cenderung rendah dan tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah.

Bertolak dari permasalahan di atas, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran tentang cahaya, lensa, dan warna. Pembelajaran IPA pada siswa dengan pendekatan terpadu melalui percobaan sangat sesuai apabila diterapkan pada siswa sekolah dasar khususnya pada materi cahaya, lensa, dan warna. Oleh karena itu, melalui makalah ini, penulis akan membahas tentang bagaimana mengajarkan siswa tentang cahaya, lensa, dan warna dengan pendekatan terpadu melalui percobaan. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari dan menyajikan pembelajaran IPA khususnya tentang cahaya, lensa, dan warna.

B. Topik Bahasan Topik yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut: 1. Apa itu Cahaya? 2. Kecerahan Cahaya 3. Cahaya dapat Dipantulkan 4. Cahaya dapat Dibiaskan 5. Warna 6. Ilusi Optik

C. Tujuan Penulisan Makalah Makalah ini dimaksudkan untuk membahas bagaimana mengajarkan anak tentang cahaya, lensa, dan warna menggunakan pendekatan terpadu melalui percobaan.

BAB II PEMBAHASAN A. APA ITU CAHAYA? (PERISTIWA 8-A, 8-B, 8-C) Kejadian Paradoksal dan Investigasi Siswa Peristiwa 8-A. Garis-garis yang Bertambah Banyak. Irislah sebuah garis kecil di sebuah foil (kertas timah) dengan sebuah pisau atau cutter. Melalui celah (irisan) tersebut lihatlah ke arah sumber cahaya. Lalu dekatkan ke mata anda dan secara perlahan jauhkan, lakukan ini selama beberapa kali. Jika anda melakukannya dengan banar, anda akan melihat garis kabur yang bertambah banyak bergerak disepanjang celah tersebut. Dari manakah datangnya mereka? (perhatian: lakukan hanya dengan menggunakan sumber cahaya yang aman, seperti lampu neon atau dengan sumber cahaya yang lembut lainnya). Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Mengobservasi garis cahaya gelap yang berada di celah. 2. Mengukur jarak antara kertas dan mata pada titik dimana garis terlihat jelas. 3. Membuat dugaan (secara tidak benar) bahwa garis cahaya tersebut disebabkan oleh obstruksi (gangguan) yang terdapat pada celah. 4. Melakukan generalisasi bahwa garis cahaya tersebut merupakan bukti dari karakteristik gelombang cahaya. Peristiwa 8-B. Cahaya Tak Terlihat. Buatlah bagian dalam kotak sepatu (atau kotak lainnya) menjadi gelap dengan tinta hitam atau dengan kertas berwarna gelap. Buatlah sebua lubang di ujungnya (untuk membuat cahaya masuk) dan lubang di atas (untuk melihat). Nyalakan sebuah cahaya dari senter ke arah lubang di kotak dan perhatikan (lihat gambar 8-1). Sinar tidak akan terlihat meskipun tepat berada dibawah mata kita. Kemana perginya sinar tersebut?
Gambar 8-1. Melihat cahaya tak terlihat melalui kotak beberapa inci di bawah mata. Gambar ini menunjukkan sisi yang dihapus

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memeriksa lubang tersebut memastikan bahwa tidak ada menghalangi jalur masuknya cahaya. 2. Mengukur untuk melihat apakah lubang tempat melihat cahaya tepat berada di atas jalur masuknya cahaya 3. Membuat dugaan (secara tidak benar) bahwa cermin digunakan untuk mengalihkan jalur cahaya dari lubang tempat melihat. Peristiwa 8-C. Tembus Pandang, Tembus Cahaya. Lakukan sekali lagi observasi yang dapat dialkukan di dalam ruangan. Sediakan siswa dengan beragam material untuk diujinya. Mintalah mereka untuk mengklasifikasikan benda-benda yang transparan (tembus pandang), translusen (tembus cahaya), dan yang tidak tembus cahaya (opaque). Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Mengidentifikasi material-material yang membuat Anda dapat melihat benda dengan jelas melalui material tersebut. 2. Mengidentifikasi material-material yang dapat membuat cahaya yang

menembus material tersebut namun tidak bersifat tembus pandang. 3. Mengidentifikasi benda-benda yang tidak tembus cahaya. 4. Mengklasifikasikan material berdasarkan pancaran cahayanya. Peristiwa 8-A, 8-B, dan 8-C Penjelasannya secara Kontekstual (Apa Cahaya Itu?) GELOMBANG ATAU PARTIKEL? Teori-teori mengenai sifat-sifat cahaya akan membawa kita kembali ke masa lalu. Zaman dimana cahaya dipercaya sebagai sebuah obyek akan mengirimkan sedikit gambaran tentang dirinya ke mata dan lalu, kita akan dapat melihatnya. Meskipun demikian, teori tersebut memiliki kelemahan besar. Hal tersebut tidak menjelaskan mengapa obyek tersebut berhenti mengirimkan gambaran tentang bentuknya ketika gelap? Pada abad ke 15 ilmuwan mulai membentuk sebuah teori yang modern tentang cahaya, namun teori tersebut memiliki dua cabang yang

saling bertentangan apakah cahaya terbuat dari gelombang atau partikel? Pada tahun 1655 Robert Hooke dan Christian Huygens merupakan eksponen pendahulu yang berpendapat bahwa cahaya adalah sebuah gelombang, dan pada tahun 1666 Isaac Newton adalah pioner pertama yang mewakili teori bahwa cahaya merupakan sebuah partikel atau yang membuat teori corpuscular. Newton mendukung teori partikel. Dia menjelaskan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel yang akan bergerak dalam sebuah garis lurus dan menghasilkan bayangan serta gambar dengan sudut yang tajam. Jika sebuah cahaya berjalan dalam gelombang, menurutnya, maka sinar yang

bergeleombang/tidak lurus akan mengaburkan sudut yang dihasilkan. Dia memperlihatkan bahwa gambar akan tetap tajam meskipun diperbesar dengan menggunakan lensa. Meskipun dengan bukti yang telah diperlihatkan oleh Newton, permasalahan tentang cahaya masihlah belum terpecahkan. Bahkan, tidak lama pada tahun 1800, terdapat banyak bukti ilmiah yang bergerak mengarah pada teori gelombang. Augustine Fresnel, dengan bantuan lensa pembesar yang lebih kuat, memperlihatkan bahwa sudut sebuah bayangan dan gambar tidaklah tajam. Bahkan, mereka memiliki sudut yang merumbai- sesuatu yang hanya dapat dijelaskan dengan teori gelombang. Sudut yang merumbai akan membatasi kekuatan pembesaran sebuah teleksop dan mikroskop. Sebuah teleskop memiliki fungsi untuk

memperbesar sekitar 50 kali dari diameter lensa obyektifnya. Yang berarti bahwa jika lensa obyektif sebuah teleskop berukuran 2 inchi, maka teleksop tersebut akan memiliki pembesaran sebesar 100 kali. Salah satu contoh tentang studi yang dikajukan oleh Fresenl dapat dilihat pada peristiwa 8-A, Garis-garis yang Bertambah Banyak. Ketika membuat sebuah celah pada kertas foil dan melihat melalui celah tersebut ke sebuah sumber cahaya, maka kita akan dikejutkan karena menemukan sebuah garis kabur atau yang merumbai. Akan membutuhkan ketelitian dan latihan untuk dapat melihat garis tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya campur tangan / interferensi gelombang cahaya.

INTERFERENSI GELOMBANG Ketika dua gelombang mencapai sebuah obyek pada waktu yang sama, maka efeknya dapat menjadi lebih besar atau lebih berkurang dibandingkan ketika kedua gelombang tersebut mencapai sebuah obyek secara terpisah. Hal tersebut akan bergantung pada apakah ujung dari salah satu gelombang sejalan dengan ujung gelombang yang lain. Jika ujung gelombang tersebut mencapai sebuah titik bersamaan, maka mereka akan bergabung untuk membentuk sebuah ujung yang lebih besar. Gerkan gelombang ini disebut dengan interferensi konstruktif. Pada contoh lainnya, ketika salah satu ujung gelombang sejalan dengan ujung gelombang yang lain, maka kedua gelombang tersebut dapat saling menggagalkan gerakannya. Gerakan ini disebut dengan interferensi destruktif.

Gambar 8-2. Ujung gelombang bertemu gambar sisi atas untuk membuat gelombang lebih besar. Ujung gelombang bertemu dalam gambar yang bawah untuk membatalkan gelombang.

Pada interferensi destruktif, peristiwa tersebut akan terjadi pada percobaan 8-A ketika kita melihat sebuah garis kabur, gelap, yang kita temui ketika kita melihat melalui celah. Ketika cahaya melalui celah tersebut, mereka bergerak saling menggagalkan, meskipun demikian, mereka tidaklah tiba secara bersamaan ketika mencapai mata kita. Cahaya yang datang melalui ujung sebuah celah akan berjalan lebih jauh dibandingkan dengan cahaya yang datang melalui bagian tengah celah. Dengan begitu, beberapa gelombang akan tiba secara tidak bersamaan dengan gelombang yang lain dan akan saling menggagalkan antara satu dnegan yang lainnya. Area-area tersebut akan terlihat gelap atau kabur ketika kita melihat sebuah cahaya datang melalui celah yang kita buat.

Teori gelombang cahaya menjadi populer pada tahun 1801 ketika Thomas Young membuktikan bahwa cahaya merupakan hasil dari sebuah pergerakan gelombang. John Jonas Angstrom melangkah lebih jauh lagi. Dia mengukur panjang gelombang cahaya dan menemukan bahwa panjang gelombang sebuah cahaya bervariasi dan bergantung pada warnanya. Satu angstrom adalah satuan gelombang cahaya sepanjang 0.0000001 mm (sepuluh juta angstrom dalam satu meter). Spektrum cahaya yang terlihat jelas adalah sebuah gelombang dengan panjang sebesar 4000-7000 angstrom. Pada tahun 1865 James Maxwell menemukan bahwa cahaya merupakan bagian dari sebuah spektrum elektromagnetik. Dengan begitu, cahaya merupakan bagian yang terlihat dari sebuah spektrum cahaya yang lebih panjang yang mencakup gelombang-gelombang radio pada satu sisinya dan gelombang sinar-x (sinar elektromagnetik) di ujung lainnya. Sebuah diagram elektromangnetik akan diperlihatkan pada gambar 8-3.

Gambar 8-3. Cahaya terlihat hanya sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik.

Meski terdapat banyak sekali bukti yang memperlihatkan bahwa cahaya berjalan dalam sebuah gelombang namun masih tedapat keraguan dalam hal ini. Sebagai contohnya, teori gelombang cahaya tidak dapat menjelaskan efek fotoelektris atau bahkan sesuatu yang sederhana seperti benda panas. Pada efek foto eektris elektron akan mengalami kerenggangan dalam substansi tertentu ketika dilewati oleh cahaya. Menurut teori gelombang cahaya, semakin terang cahaya, maka akan semakin besar energi yang dielpaskan oleh elektorn. Meskipun demikian, hal ini tidaklah terjadi. Terlepas dari intensitas elektron-elektronnya, elektron yang terbebas masih memiliki energi yang sama. 7

Pada akhirnya, di awal tahun 1900, kebingungan ini terpecahkan oleh Max Plan dan Albert Einstein. Mereka memperlihatkan bahwa cahaya sebenarnya memiliki properti baik berupa gelombang dan partikel. Kedua properti tersebut dianggap sebagai hal yang mustahil dan bertentangan. Namun pada kenyataanya mereka memiliki sifat ini. Cahaya memiliki ikatan energi diskret yang disebut dengan foton. (foton ini mengingatkan kita pada hukum Newton). Foton memancarkan dan menyerap cahaya, dan mereka juga bergerakan sebagai gelombang. Tidak heran mengapa kita membutuhkan waktu ratusan tahun untuk memecahkan kebingungan ini. Sebagai sebuah partikel, cahaya merupakan sebuah substansi riil dan memiliki beratnya sendiri. Dengan kata lain, cahaya juga terpengaruh oleh gravitasi seperti halnya benda-banda lainnya. Proerti lain dari cahaya adalah bahwa ketika mengenai sebuah benda, maka akan mengeluarkan sebuah gaya, seperti halnya sebuah benda yang tertabrak oleh sebuah bola. CAHAYA TIDAK TERLIHAT Cahaya akan dapat dilihat hanya dalam dua peristiwa: 1) ketika menjadi sumber cahaya (benda yang memancarkan cahaya) dan 2) ketika dipantulkan oleh sesuatu (benda yang disinari cahaya). Salah satu contoh bahwa cahaya bersifat tidak terlihat adalah ketika kita melihat ke langit pada malam hari yang cerah. Cahaa matahari melewati bumi di semua sisinya dan memenuhi langit, namun tidak akan terlihat sampai cahaya tersebut menabrak sesuatu (seperti bulan atau planet). Sumber cahaya yang lain yang terlihat adalah bintang, yang merupakan sumber cahaya. Peristiwa 8-B. Cahaya Tidak Terlihat memperlihatkan bahwa cahaya tidak dapat dilihat ketika berjalan. Sumber cahaya akan dapat dilihat (senter), dan benda yang dipantulkan juga akan dapat dilihat (tangan ada yang memegang memegangsumber cahaya ); tapi cahaya tetap tidak terlihat meski melewati hanya beberapa cm dibawah mata anda. Bahkan anda tidak perlu membuka kotak tersebut untuk membuktikan bahwa cahaya tidak terlihat. Angkatlah senter dan tangan anda lalu arahkan ke tangan maka anda tetap tidak akan melihat cahaya hanya yang mengenai tangan anda yang akan terlihat.

KECEPATAN CAHAYA Untuk waktu yang lama kita percaya bahwa cahaya bergerak dari sumber ke obyek secara cepat; dan tidak terdapat jeda waktu. Hal tersebut tidak lagi dipercaya sampai tahun 1675 ketika Olaus Roemer menemukan bahwa kecepatan cahaya juga memiliki batas. Roemer menghitung gerhana pada Io, salah satu satelitterdekar jupiter. Io menghilang secara teratur dibelakang jupiter setiap 48 jam dan 28 menit dengan sebuah teka-teki yang membingungkan. Io selalu terlambat satu tahuan cahaya dan sedikit lebih cepat 6 bulan kemudian. Total perbedaannya dalam 6 bulan adalah 22 menit. Setelah melakukan penghitungan selama 4 tahun, roemer akhirnya menyimpulkan bahwa perbedaan waktu tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan jarak. Akan membutuhkan waktu 22 menit lebih lama bagi cahaya untuk mencapai bumi dalam satu tahun cahaya dibandingkan dengan benda lainnya. Lihat pada gambar 8-4 untuk melihat posisi bumi. Ketika bumi di posisi A, maka cahaya harus berjalan sejauh 300.000.000km lebih jauh diandingkan ketika bumi berada di titik B.
Gambar 8-4. Bumi di posisi A 300juta km lebih jauh dari Jupiter daripada ketika Bumi di posisi B. Ini membutuhkan 1000 detik cahaya untuk menempuh jarak ini.

Roemer mengambil jarak 300.000.000km dan membaginya dengan 1000 detik (22 menit waktu ketertinggalan), dan dia menyimpulkan bahwa cahaya berjalan sekitar 300.000 km per detik. Dan perhitungan yang dilakukan oleh Roemer sangatlah akurat. B. KECERAHAN CAHAYA (PERISTIWA 8-D DAN 8-E) Faktor-faktor ini diperiksa dalam kegiatan 8 D, Mengubah Noda dan 8 - E. Mengubah Lampu. Dalam setiap peristiwa obyek yang diamati adalah jenis fotometer - alat yang digunakan untuk mengukur kecerahan cahaya.

Ketika kertas didekatkan ke sumber cahaya, noda minyak terlihat lebih terang dari kertas di sekitar noda. Ini berarti bahwa cahaya lebih terang di belakang noda itu. Ketika kertas ditekan, noda tampak gelap, menunjukkan bahwa cahaya lebih terang di depan noda. Noda akan hampir hilang ketika cahaya sama terangnya pada kedua sisi kertas. Untuk membandingkan kecerahan dua sumber cahaya, pindahkan kertas bernoda minyak dengan bolak-balik antara dua sumber sampai noda menghilang. Kotak dengan lubang pada dasarnya bekerja dengan cara yang sama. Jika lampu kamar menyala, lubang tampak gelap, tetapi ketika lampu kamar dimatikan lubang terlihat cerah. Jika kotak bergerak mendekat dan menjauh dari sumber cahaya, ada titik di mana lubang hampir tampak menghilang. Pada saat itu kecerahan lampu di luar dan di dalam kotak adalah sama . Fotometer lain dapat dibuat dengan sepotong foil antara dua blok lilin (atau parafin) yang diikat jadi satu bersama oleh karet gelang. Blok lilin yang menerima cahaya yang paling terang muncul bila dilihat dari samping. (Lihat Gambar . 8-6 . )
Gambar 8-6 Sebuah Parafin (lilin) fotometer (dari samping) digunakan untuk mengukur kecerahan cahaya

tin

par a

C. CAHAYA DAPAT DIPANTULKAN (8-F SAMPAI 8-I) Kejadian Paradoksal dan Investigasi Siswa Peristiwa 8-F. Lilin Berhantu. Pasanglah sebuah cermin di selembar kertas seperti yang dipelrihatkan pada gambar 8-7. Gambarlah sebuah garis di sudut kanan cermin, dan letakkan sebuah lilin di kiri yang berjarak hanya beberapa cm dari cermin. Beralihlah ke sisi kanan dari kertas dan lihatlah pada permukaan kertas yang berada di bayangan cermin.
Gambar 8-7. Letakkan lilin ke dua di belakang cermin. Ukurlah jarak antara bayangan dengan cermin

10

Letakkan lilin kedua dibelakang kaca untuk mempelrihatkan dimana pantulan dari lilin pertama akan terlihat. Ukurlah sudut dan jarak dari cermin ke lilin, bandingkan sudut dan jarak dari lilin pertama dengan sudut dan jarak dari lilin kedua. Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Mengukur jarak antara lilin pertama dan cermin 2. Mengukur jarak antara lilin kedua dan kaca 3. Mengukur sudut-sudut yang digunakan pada kedua lilin 4. Membuat aturan tentang pantulan cahaya Peristiwa 8-G. Perhatikan Kedipan Itu. Lihatlah pada sebuah cermin datar dan kedipkan mata kanan anda. Mata sebelah
Gambar 8-8. Lihat pada cermin dan kedipkan mata kanan anda. Bayangan mata sebelah mana yang berkedip? Cobalah susun dua cermin dengan sudut 90 derajat.

mana yang terlihat berkedip pada cermin? Susunlah dua buah cermin dengan sudut yang tepat agar saling berhadapan, seperti pada ganmbar 8-8. Sesuaikan cermin agar anda dapat melihat bayangan pada kedua bagian cermin. Lalu kedipkan mata anda, mata mana yang anda lihat bekedip?

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan bahwa katika mata kiri anda erkedp maka yang berkedip pada bayangan dicermin adalah mata kiri 2. Memperhatikan bahwa ketika anda mengedipkan mata kanan maka yang terlihat pada 2cermin yang disusun sedemikian rupa adalah keuda mata anda 3. Mementuk sebuah teori (yang mungkin salah) bahwa bayangan yang berada di cermin benar-benar terbaik (mereka hanya terbail dari kiri ke kanan, bukan dari atas ke bawah). 4. Menggeneralisasikan tentang prinsip-prinsip dari cahay yang dipantulkan.

11

Peristiwa 8-H. Kotak X-Ray. Buatlah sebuah kotak khusus seperti pada gambar 8-9 (pejelasan detil akan diberikan di akhir bagian ini. Lihatlah melalui posisi pengamat dan lihatlah tanda X yang dilekatkan di dinding, tempatkan sebuah buku pada bagian yang terbuka diantaradua tabung dan sekali lagi perhatikan. Dapatkah anda melihat tanda X tersebut menembus buku yang diletakkan ditengah?
Gambar 8-9. Bagaimana kotak special ini membebaskan orang untuk melihat melalui buku? Tanda X menunjukkan tempat di dinding.

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan X seelum dan setelah meletakkan buku diantara kedua tabung. 2. Membuat dugaan bahwa X terletak di salah satu tabung. 3. Menduga bahwa kita tidak benar-benar melihat tanda x menembus buku tetapi kita bisa melihatnya karena adanya prinsip yang lain. Peristiwa 8-I. Memberikan Anak-Anak Kotak Tersenyum. Buatlah sebuah kotak khusus sepeerti yang dipelrihatkan pada gambar 8-10. Rekatkan sebuah gambar anak tersenyum membelakangi tembok dan dibawah pintu A dan sebuah gambar anak yang muram di bawah pintu B. Mulailah dengan membuka pintu B. Lihatlah melalui lubang dan anda akan melihat gambar anak yang sedang muram. Lalu tutuplah pintu B dan buka pintu A untuk melihat anak tersenyum, bagaimana

mungkin aktivitas membuka dan menutup pintu dapat mungubah ekepresi anak?
Gambar 8-10. Bagaimana kotak special ini mengubah gambar?

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut):

12

1. Memperhatikan bahwa bayangan akan berubah ketika pintu terbuka. 2. Memperhatikan bahwa gambar yang terlihat di pintu A lebih jelas dibandingkan dengan pintu B. 3. Menemukan bahwa kketika kedua pintu dibuka, maka bayangan gambar A lebih mendominasi. 4. Membuat dugaan tentang hubungan diantara bayangan dan pantulan cahaya. Peristiwa 8-F sampai 8-I Dijelaskan secara Kontekstual (Cahaya dapat Dipantulkan) PANTULAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA Salah satu properti utama dari cahaya adalah bahwa mereka bisa dipantulkan. Cahaya akan dipantulkan pada cermin dan dinding. Pada kasus cermin, anda dapat melihat bayangan didalamnya. Bahkan, jika cermin tersebut cukup berkualitas, maka anda akan sulit untuk melihat kacanya. Anda hanya akan dapat melihat bayangan yang terpantulkan. Sebuah dinding juga memantulkan cahaya, namun tidak ada bayangan yang terlihat disana, anda hanya akan melihat tembok itu saja. Cermin dan tembok
Gambar 8-11. Pemantulan sempurna membuat Anda melihat bayangan (seperti di cermin) Pemantulan tidak sempurna hanya menunjukkan permukaan cahaya yang dipantulkan

merepresentasikan contoh-contoh dari dia cara cahaya akan dipantulkan. Cermin akan merepresentasikan

pantulan sempurna dan tembok pantulan tidak sempurna.

Pemantulan sempurna terjadi ketika permukaan begitu halus yang menyebabkan semua sinar terpental pada sudut yang sama. Pemantulan tidak sempurna terjadi ketika permukaan cukup kasar untuk menyebarkan sinar yang mencolok itu. Tentu saja, "kekasaran " dapat menjadi begitu halus sehingga tidak muncul kasar saat disentuh , namun menyebarkan cahaya efektif . Sebagian besar permukaan dinding tampak halus, tetapi jika dilihat melalui mikroskop, mereka memiliki permukaan kasar . Itulah sebabnya mereka menyebarkan sinar.

13

Singkatnya, dalam sebuah pemantulan sempurna kita bisa melihat gambar tapi tidak ada permukaan, dalam pemantulan tidak sempudn kita melihat permukaan pantulan tapi tidak ada gambar. SUDUT DATANG SAMA DENGAN SUDUT PANTUL Bagaimana sebuah sinar akan memantul dari permukaan halus? Sinar tersebut akan terpental seperti basket di lantai. Jika Anda memantulkan sinar cahaya lurus ke bawah, cahaya itu akan langsung kembali. Jika dipantulkan pada sudut 45 derajat, sinar akan terpental pada 45 - derajat, seperti yang ditunjukkan pada garis BC pada Gambar. 8-12. Garis A akan terpental jauh seperti yang ditunjukkan pada garis D. Sudut sinar masuk (datang) adalah sama dengan sudut sinar keluar (pantul). Prinsip ini dapat ditunjukkan di ruang gelap dan menyinari titik sumber cahaya terhadap cermin. Sinar tidak terlihat, tentu saja, sampai Anda meniup debu kapur ke arah sinar. Kemudian sinar datang dan sinar pantul menjadi terlihat. Sudutsudut yang mempengaruhi bayangan dan bayangan dapat kita lihat di peristiwa 8-F. Lilin Berhantu. Jika garis tersebut ditarik secara benar, maka jarak dan sudut juga identik dengan gambar aslinya. Ketika dua cermin dihadapkan pada sudut yang tepat (saling berhadapan) seperti pada peristiwa 8-G Perhatikan Kedipan Itu maka bayangan yang dipantulkan oleh salah satu cermin akan sekali lagi dipantulkan oleh cermin yang lain. Pantulan ganda akan membuat pantulan dari kedipan kita di mata kanan terlihat di cermin juga di sebelah kanan. Fakta bahwa cahaya juga dapat direfleksikan juga dpat direfleksikan pada peristiwa 8-H Kotak X-Ray. Kotak tersebut sebenarnya tidaklah membuat kita dapat melihat tanda X menembus buku. Sebaliknya, empat cermin yang digunakan, seperti pada gambar 8-13 akan dapat merefleksikan cahaya disekitar buku.
Gambar 8-12. Sudut datang (sinar masuk) sama dengan sudut pantul (sinar keluar)

14

Gambar 8-13. Sudut datang (sinar masuk) sama dengan sudut pantul (sinar keluar)

Kotak sinar-x tidak mudah untuk dibuat. Dibutuhkan kesabaran yang cukup besar dan percobaan dan salah meletakkan cermin dengan benar. Bahkan sedikit salah ukurannya: satu cermin akan memunculkan hasil dengan tepi lebar. Kami telah menemukan bahwa pekerjaan menjadi lebih mudah dengan melekatkan blok kayu kecil di dalam kotak sehingga setiap cermin sesuai posisi yang diperkirakan. Kemudian cermin dapat diamankan dan disesuaikan dengan mengganjal dengan potongan spons antara cermin dan blok. Secara bertahap cermin akan selaras dan ditahan dengan aman tapi lembut. Pemantulan juga akan dapat dilihat pada peristiwa 8-I Memberikan Anak-anak Kotak Tesenyum. Sebuah potongan cermin diletakkan pada sudut 45derajat didepan lubang untk melihat. Ketika pintu ditutup, maka kegelapan akan membuat plat cermin bertindak sebagai pemantul. Dengan begitu Anda akan dapat melihat wajah anak muram di pintu B. Ketika pintu A dibuka, Anda akan dapat melihat melalui cermin dan wajah yang tersenyum. Aktivitas lain juga dapat digunakan untuk memperlihatkan beberapa prinsip pemantulan seperti : 1. Kaleidoskop. Susunlah dua cermin kecil dengan sudut yang tepat agar dapat saling berhadapan. Letakkan sebuah kertas berwarna diantara kedua cemrin tersebut dan sesuaikan letak cermin ketika cermin sedikit dirubah posisinya, maka bayangan akan terpantulkan beberapa kali dan menghasilkan sebuah efek kaleidoskop. Kemudian cobalah dengan tiga cermin. 2. Membuat uang! Susunlah dua buah cermin kecil agar saling berhadapan. Letakkan sebuah koin diantara kedua cermin dan lihatlah pantulannya yang menjadikan lebih banyak gambarnya. Cobalah dengan benda-benda lain.

15

D. CAHAYA DAPAT DIBIASKAN (PERISTIWA 8-J SAMPAI 8-O) Kejadian Paradoksal dan Investigasi Siswa Peristiwa 8-J. Memperlihatkan Baut Dibawah Permukaan Air. Letakkan sebuah baut didasar akuarium atau sebuah mangkuk yang berisikan air. Lihatlah ke bawah pada baut yang terletak di dasar dari sisi samping. Sambil tetap berada di posisi ini, estimasikan seberapa jauh baut dan peganglah pensil diatas baut tersebut. Kemudian, perhatikan pensil ketika di udara dan baut yang berdaa di air. Lalu, peganglah pensil dengan kuat, berdiri lalu cek hasilnya. Apakah anda melihatnya sejajar (jika anda melakukannya dengan benar, maka anda akan melihat pensil tersebut menjadi tidak lurus. Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. 2. Melakukan eksperimen untuk memverifikasi hasil. Memperhatikan bahwa pensil terlihat lebih dekat dengan pengamat dibandingkan dengan baut. 3. Membuat dugaan bahwa air yang menyebabkan cahaya mengubah jarak benda. 4. Mengeneralisasikan tentang observasi yang dilakukan dan pembelokan cahaya. Peristiwa 8-K. Koin yang Menghilang. Letakkan sebuah koin dibawah sebuah gelas kimia atau gelas yang berukuran besar. Mintalah siswa untuk melihat koin melalui sisi samping gelas. Jangan melihat langsung dari atas atau dari permukaan meja. Katakan pada siswa bahwa anda memiliki sebuah larutan penghilang dan tuanglah ke dalam gelas. Perhatikan bagaimana koin menghilang (lihat gambar 8-15).

Gambar 8-15. Mengapa koin itu bisa menghilang ketika air dituangkan ke dalam gelas?

16

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan bahwa koin menghilang dari pandangan ketika cairan dituangkan ke dalam gelas. 2. 3. Memeriksa apakah koun masih ada di dalamnya. Memverifikasi bahwa air memiliki efek yang sama dengan larutan penghilang. 4. Menduga bahwa air membuat bayangan koin tersebut menghilang. Peristiwa 8-L. Penampakan Koin. Setelah menghilangkan koin pada peristiwa sebelumnya, maka kali ini kita akan memunculkan sebuah koin. Letakkan sebuah uang koin didasar sebuah mangkuk (didalam mangkuk, bukan dibawahnya) dan berdirilah cukup jauh sehingga koin tersebut tidak terlihat lagi. Lalu mintalah seseorang untuk mengisi mangkuk dengan air. Mengapa koin ikut terlihat di permukaan air? Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Mememperhatikan bahwa koin menjadi terlihat ketika air dituangkan ke dalam mangkuk 2. 3. Membentuk sebuah teori bahwa air menyebabkan cahaya membias Mengeneralisasikan bahwa semua peristiwa di bagian ini berhubungan dengan pembelokan cahaya Peristiwa 8-M. Melihat pada Lensa. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok yang berisikan 2- 3 orang sediakan tiap kelompok dengan sebuah lensa cembung atau lensa cekung (jangan menyebutkan jenis lensa pada saat ini). Berikan mereka waktu satu atau dua menit untuk mencari tahu tentang lensa sebisa mungkin. Sekarang bagikan sebuah lilin ketiap kelompok dan mintalah mereka untuk menyusun lilin, lensa dan cermin. Mintalah siswa untuk menggunakan lensa untuk memproyeksikan api lilin ke sebuah screen (dapat berupa karton atau kertas). Hanya satu diantara kedua lensa tersebut yang akan dapat melakukannya. Biarkan mereka menemukan yang mana.

17

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Menemukan bahwa salah satu lensa lebih tebal di bagian dengan tengah dan satunya lebih cekung. 2. Meneliti untuk menemukan bahwa salah satu lensa membuat gambar lebih besar dan satunya membuat gambar menjadi lebih kecil 3. Melakukan eksperimen untuk menemukan bahwa lensa cembung dapat digunakan untuk memproyeksikan api lilin 4. 5. Menemukan bahwa api lilin dibalikkan di screen Menggambar sebuah diagram untuk melacak jalur cahaya dari lilin ke screen. Peristiwa 8-N. Membalikkan Arah Panah. Gambarlah sebuah deret panah disebuah kertas. Lalu perlahan gerakkan kertas tersebut dibelakang sebuah botol yang berisi air. Lakukan beberapa kali gerakan dengan kertas menyentuh botol. Lalu gerakkan kertas ke belakang sekitar 10-20 cm, dan lakukan beberapa kali. Apa yang anda lihat? Ke arah
Gambar 8-16. Mengapa botol membalikkan arah panah?

mana panah tersebut mengadap pada tiap percobaan? Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan bahwa arah panah bergerak pada arah yang sama pada beberapa percobaan pertama 2. 3. Melihat bahwa arah panah bergerak terbalik pada percobaan yang trakhir Membuat dugaan tentang adanya hubungan antara pergerakan panah dan jarak antara panah dibelakang botol. 4. Melakukan generalisasi dari observasi bahwa botol bertindak sebagai lensa untuk membalikkan sebuah bayangan. Peristiwa 8-O. Tes Mata Instan. Perhatikan dengan seksama siswa di kelas yang memakai kacamata. Perhatikan dengan benar melalui sebuah lensa (dari kaca mata tersebut) sudut dari wajah murid tersebut. Jika anda melihat

18

degan benar, maka anda akan dapat mengatakan bahwa siswa tersebut rabun jauh / rabun dekat. Katakan kepada siswa tentang apa yang anda perhatikan. Mintalah kepada mereka untuk menebak bagaimana anda melakukannya (hal ini akan berlaku hanya kepada mereka yang memakai kacamata bukan lensa kontak). Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan bahwa mata dari beberapa orang akan terlihat lebih kecil ketika dilihat melalui kacamata mereka. 2. Memperhatikan bahwa mata orang lain terlihat lebih besar ketika dilihat melalui kacamata mereka. 3. Menemukan bahwa bayangan melalui lensa tidaklah sama dengan bayangan yang terdapat dibawah dan diatas lensa. 4. Memprediksi bahwa salah satu jenis ketidaksejajaran disebabkan oleh adanya pengaruh rabun jauh / dekat. Peristiwa 8-J 8-O Dijelaskan secara Kontekstual (Cahaya dapat Dibiaskan) PEMBIASAN MENGUBAH PENAMPAKAN BENDA-BENDA Peristiwa-peristiwa pada bagian ini semuanya berhubungan dengan fakta bahwa cahaya juga dapat dibiaskan. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya yang terjadi ketika cahaya melalui sebuah medium ke medium yang lainnya pada sudut tertentu. Pembiasan terjadi karena cahaya merambat pada kecepatan yang berbeda di berbagai media. Cahaya merambat paling cepat dalam hampa ruang (300.000 kilometer per detik). Cahaya merambat lebih lambat melalui udara, kaca, atau air . Tapi untuk membuat pembiasan terjadi, dua kondisi yang harus dipenuhi: ( 1 ) Cahaya harus melewati satu medium ke yang lain dan ( 2 ) cahaya harus masuk atau keluar pada suatu sudut. Ketika cahaya melalui sebuah medium secara langsung ke medium laiinya (bukan melalui sebuah sudut), seperti pada peristiwa 8-J, maka cahaya tidak akan membelok. Meski demikian, sesuatu yang lain terjadi,

19

lihatlah dimana anda memeletakkan pensil, itu adalah jarak seberapa dekat anda dengan baut yang terlihat dalam air ketika dilihat melalui air. Peristiwa 8-K. Koin yang menghilang disebabkan oleh pembiasan karena ketika air ditambahkan dalam wadah, maka cahaya dari koin akan dibalikkan keatas sehingga akan menghilang ke arah atas kelas. Dengan begitu, jika cahaya berasal dari koin tidak keluar dari gelas, maka koin menjadi tidak telrihat ketika dilihat dari sudut tersebut. Pembiasan juga terjadi pada peristiwa 8-L. Penampakan Koin pada kasus ini terjadi ketika air ditambahkan, cahaya akan dibelokkan ke bawah sehingga koin menajdi terlihat, sekali lagi, peristiwa ini memperlihatkan bahwa cahaya akan dibelokkan ketika berjalan melewati sebuah sudut dari satu medium (udara) ke medium yang lain (air). LENSA Setiap pembahasan tentang pembiasan tidak akan lengkap jika tidak menekankan tentang lensa. Lensa bekerja karena adanya pembiasan. Bahkan, karena lensa dibentuk secara khusus, maka pembelokan cahaya akan terkontrol. Hal ini akan terlihat pada peristiwa 8-M. Melihat Melalui Lensa. Ketika siswa melihat pada lensa maka mereka akan menemukan bahwa salah satu lensa bagian tengannya akan lebih tebal dan lebih cekung. Lensa yang lebih tebal tenganya disebut dengan cembung dan cahaya yang melewati lensa ini akan berkumpul ke sebuah fokus, atau bersifat konvergen. Ketika memegang sebuah lensa cembung dekat dengan obyek, maka obyek akan terlihat lebih besar. Jenis lensa yang lain yang lebih cekung dibagian tenganya adalah lensa cekung, cahaya yang melalui lensa tersebut akan diuraikan, atau bersifat divergen. Ketika melihat melalui lensa tersebut, maka benda akan menjadi lebih kecil. Sinar konvergen dan divergen dari dua lensa ditunjukkan pada Gambar . 8-17.

Gambar 8-17.

20

Siswa juga harus menemukan bahwa hanya lensa cembung yang dapat digunakan untuk memproyeksikan nyala lilin ke layar. Siswa biasanya terkejut menemukan bahwa citra api terbalik. Mereka bisa melihat mengapa dengan hanya mengikuti sinar atas dan bawah pada Gambar . 8-18 . Sinar atas bengkok ke bawah melalui titik fokus dan muncul di bagian bawah layar . Sebaliknya, sinar dibengkokkan bawah ke atas, melewati titik fokus dan akhirnya muncul di atas layar . Hasilnya adalah sebuah gambar terbalik.

Gambar 8-18 Lensa cembung memproyeksikan bayangan objek pada layar

Siswa juga dapat melihat efek pembalikan yang disebabkan oleh lensa cembung dengan melakukan percobaan 8-N. Membalikkan Arah Panah Botol air akan berfungsi sebagai lensa cembung, jika anda memegang kertas bergambar panah dekat dengan botol, maka arah panah akan tetap sama, namun arah panah akan berubah terbalik ketika anda menjauhkannya dari botol. Anda harus kembali ke titik fokus untuk membalikkna lagi bayangannya. Catatan : titik poin sebuah lensa cembung yang cukup tebal (seperti botol) sangat dekat dengan lensa (botol). Dengan pengetahuan tentang lensa ini maka kita akan dapat memahami bagaimana peristiwa 8-O. Tes Mata Instan. Kacamata adalah sebuah lensa yang dibuat secara khusus, dengan begitu mereka akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh lensa. Kacamata akan membuat benda tampak lebih besar atau kecil. Mereka yang memiliki rabun jauh adalah mereka yang penglihatannya dalam jarak dekat relatif baik. Namun penglihatan mereka pada jarak jauh cukup buruk. Mereka memakai lensa cekung untuk meningkatkan penglihatannya mereka. Siswa seringkali bingung bagaimana lensa dapat membantu mereka, karena seperti yang dinyatakan sebelumnya, lensa cekung akan membuat benda terlihat semakin kecil. Jawabannya adalah bahwa lensa membantu penglihatan pemakai kacamata dengan menghilangkan kekaburan.

21

Jadi bukan ukuran obyeknya, namun bagaimana seberapa jelas kacamata dapat membantu penglihatan. Mereka yang mengalami rabun dekat memiliki penglihatan jarak jauh yang relatif baik. Mereka memakai lensa cembung, yang membuat bendabenda tampak lebih besar. Sekali lagi bukanlah ukuran dari obyek yang akan membantu penglihatan, namun fakta bahwa lensa membawa sinar cahaya ke fokus retina menjadi lebih tajam. Karena lensa akan membuat benda nampak lebih besar atau lebih kecil, maka anda dapat melihat perubahan pada garis tepi wajah yang terlihat melalui kacamata (percobaan 8-O). Jika bayangan yang terlihat melalui kacamata masuk ke dalam, maka kacamata tersebut untuk mereka yang memiliki rabun dekat, namun jika bayangannya mencembung keluar, maka kacamata tersebut pasti untuk penderita rabun jauh.

Gambar 8-18 Lihat tepi wajah melalui kacamata. Bandingkan wajah di atas dan di bawah lensa. Orang itu penderita rabun jauh.

Ada sejumlah kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa cahaya dapat dibiaskan : 1. Pensil yang Patah. Isi gelas kaca dengan air dan sebatang pensil ke dalamnya. Bila dilihat dari samping, pensil terlihat rusak di garis air. Cahaya mencapai mata Anda melalui media yang berbeda (udara dan air) dan sebagai hasilnya, pembengkokan cahaya yang berbeda untuk masingmasing medium. 2. Menuang Cahaya. Ini hanya bekerja di ruang yang gelap. Juga, tidak dapat diamati untuk kelompok besar karena jarak penglihatan terbatas. (Bagian bawah wastafel tidak mudah dilihat oleh lebih dari beberapa murid) Namun, di mana dapat digunakan, peristiwa tersebut merupakan kejutan bagi siswa .

22

Arahkan lampu senter ke bagian atas kaleng yang tinggi bisa sekitar setengah penuh air. Amati air mengucur dari lubang ke wastafel . Jika ruang cukup gelap, aliran harus terlihat dari samping, dan bagian bawah wastafel harus sedikit diterangi. 3. Jelaga Perak. Rebus telur dan tutup dengan lapisan tebal debu hitam dari nyala lilin. Ketika benar-benar menghitam, masukkan telur ke dalam segelas air. Telur tampak keperakan . Kenapa? Jawabannya adalah bahwa jelaga menangkap beberapa udara dan mengubah pembengkokan cahaya sehingga sinar tidak meninggalkan air. Hasil akhirnya adalah bahwa telur terlihat agak seperti cermin perak melengkung . Catatan : Lapisan jelaga harus sangat tebal untuk efek keperakan muncul.

E. WARNA (PERISTIWA 8-P SAMPAI 8-V) Kejadian Paradoksal dan Investigasi Siswa Peristiwa 8-P. Warna dari Putih. Gelapkan ruangan dan nyalakan sebuah lampu yang memiliki nyala yang cukup terang seperti proyektor. Peganglah sebuah prisma dan letakkan ke sinarnya lalu gerakkan secara perlahan sampai sekumpulan warna muncul. (perhatian : jangan melihat secara langsung ke sumber cahaya yang kuat). Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan pembentukan sebuah kumpulan warna di dinding. 2. Mencatat di buku catatan mereka warna apa saja yang terbentuk. 3. Membuat dugaan bahwa cahaya berwarna putih terdiri dari beberapa warna. Peristiwa 8-Q. Warna Putih dari Cahaya. Buatlah sebuah lingkaran yang berdiameter 10 hingga 25 cm. Buatlah lingkaran tersebut dari sebuah kardus atau kartu. Berhati-hatilah ketika membagi lingkaran menjadi potongan-potongan lalu warnailah seperti yang terlihat pada gambar 8-24. Carialah cara untuk memutar lingkaran tersebut dan perhatikan.

23

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. 2. Memprediksi apa yang akan terjadi ketika lingkaran tersebut diputar. Memperhatikan ketika waran-warna tersebut secara bertahap membaur dan berubah menjadi putih ketika lingkaran tersebut berputar. 3. Membuat dugaan bahwa warna putih terdiri atas beberapa warna. Percobaan 8-R. Mencampur Warna. (perhatian : percobaan ini sangatlah menarik jika dilakukan dengan filter waran yang berkualitas dan proyektor diletakkan dalam sebuah ruangan yang gelap. Selain itu, cahaya senter tidak akan bekerja dengan baik, dan karenanya percobaan sebaiknya tidak dilakukan dengan menggunakan senter). Kombinasikan cahaya hijau dan merah sehingga mereka secara parsial saling tumpang tindih dalam sebuah screen berwarna putih. Warna apa yang dihasilkan? Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan bahwa ketika dua warna digabungkan, maka warna yang lebih cerah akan dihasilkan 2. Mencatat hasilnya dalam sebuah tabel sederhana sebagai berikut : Merah dan hijau=............ Merah dan biru = ............... Biru dan kuning=................... 3. Membentuk sebuah teori bahwa pencampuran warna terkadang menghasilkan putih,namun tidak hitam.

Peristiwa 8-S. Warna yang Tidak Bisa Hilang. Perhartikan secara intens kurang lebih selama 30 detik pada sebuah kertas yang berwarna terang. Lalu lakukan juga pada sebuah kertas kosong tanpa membiarkan mata anda berkedip. Bayangan apa yang anda lihat pada permukaan kertas kosong tersebut (kan membantu untuk membuat sebuah titik-titik warna di tengah kertas yang berwarna dan juga pada kertas kosong, warna tersebut akan membantu anda untuk dapat memandang dengan intens)

24

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan adanya sebuah lingkaran berwarna yang terbentuk disekitar warna asli yang sedang dilihat. 2. Menemukan bahwa terdapat sebuah warna yang berbeda ketika pandangan dipindahkan ke kertas ksong. 3. Membentuk sebuah teori bahwa warna asli pasti diambil dari warna putih ketika pandangan dialihkan. Peristiwa 8-T. Campuran Dua Warna. Campurlah beberapa tetes pewarna makanan berwarna merah ke dalam sebotol air. Perhatikan botol botol yang disinari dengan cahaya terang dari posisi anda. Warna apakah air tersebut? Lalu lihat botol yang mendapatkan cahaya tersebut dari belakang. Warna apa yang anda lihat sekarang? Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan warna merah ketika disinari dengan cahaya jika dilihat dari belakang. 2. Memperhatikan warna hijau yang disinari dengan cahaya ketika dilihat dari depan. 3. Melakukan generalisasi tentang perubahan-perubahan warna yang disebabkan oleh transmisi dan pantulan cahaya. Peristiwa 8-U. Pencampuran Pigmen. Pilihlah kapur dari sembarang warna dan campurlah mereka denga kapur lain yang telah dihancurkan. Campurlah kapur tersebut dengan air untuk menghasilkan sebuah pasta berwarna. Lalu campurlah kapur dengan beragam warna tersebut secara bersamaan dan perhatikan hasilnya. Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan ketika mencampurkan dua warna, maka warna ketiga akan terbentuk. 2. Mencatat beberapa percobaan untuk menentukan warna mana yang menghasilkan campuan terbaik.

25

3. Membentuk sebuah teori untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan yang diamati Peristiwa 8-V. Warna yang Mencurigakan. Pilihlah beberapa obyek seperti pakaian yang berwarna-warni dan kertas foil yang berwarna, lalu mintalah siswa untuk mengidentifikasi warna-warnanya ketika dilihat dalam sebuah sinar yang berwarna. Gunakan ruangan yang gelap dan gunakan sebuah selembar plastik berwarna (sebagai filter) di sebuah OHP. Jangan membiarkan siswa untuk melihat obyek dalam cahaya yang berwarna putih sampai mereka telah menyelesaikan observasi mereka. Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut): 1. Memperhatikan warna benda-benda ketika dilihat dengan menggunakan cahaya yang berwarna 2. Menemukan bahwa beberapa benda memiliki warna yang berbeda ketika dilihat dalam warna yang natural. 3. Membentuk sebuah teori untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan yang diamati. Peristiwa 8-P Sampai B-V Dijelaskan secara Kontekstual (Warna) WARNA PUTIH MENGANDUNG SEMUA WARNA Ketika kita melihat di lingkungan sekitar, maka kita dapat melihat beragam warna. Dari manakah warna-warna tersebut? Mungkin akan mengejutkan bagi beberapa siswa ketika mereka menemukan bahwa semua warna dapat ditemukan pada cahaya yang berwarna putih. Jika cahaya putih mengenai sebuah benda, maka benda tersebut mungkin akan menyerap atau merefleksikan semua bagian cahaya tersebut, sehingga akan menghasilkan sejumlah warna kecuali hitam. Fakta bahwa cahaya putih terdiri dari beberaa warna dapat diperlihatkan dalam sebuah prisma seperti pada percobaan 8-P. Warna dari Putih Anda harus melakukan eksperimen dengan benar seperti memposisikan prisma. Pegang prisma dalam seberkas cahaya dan perlahan-lahan balikkan. Berkas warna akan muncul di dinding, langit-langit, atau lantai, tergantung pada bagaimana Anda memegang prisma . Anda juga dapat menggunakan sinar matahari sebagai sumber

26

cahaya jika tersedia di kamar Anda. Bukalah tirai sedikit untuk memungkinkan sinar tipis cahaya untuk memasuki ruangan. Berkas berwarna dibentuk oleh prisma karena setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda, dan masing-masing panjang gelombang dibengkokkan berbeda saat masuk ke dalam prisma dan kemudian keluar lagi. Hasilnya adalah menekuk masing-masing warna berbeda, membentuk sebuah berkas. ( Lihat Gambar . 8-19)
Gambar 8-19 Warna putih terbagi menjadi warna pelangi ketika melalui sebuah prisma.

WARNA ADITIF Kita telah melihat ketika cahaya putih bersinar dan melewati prisma, maka akan terurai menjadi beberapa warna. Dapatkah kita balikkan prossedur tersebut? Dapatkah warna lain ditambahkan untuk menghasilkan sebuah warna putih. Ya Peristiwa 8-Q, warna putih yang dihasilkan dari beberapa warna memperlihatkan salah satu cara untuk menghasilkan warna putih. Ketika sebuah lingkaran / cakram yang berisikan beberapa warna diputar, maka akan menghasilkan sebuah warna putih. Kemampuan mata untuk mempertahankan sebuah bayangan di mata disebut dengan persistensi penglihatan (visi). Cara lain untuk mendapatkan pencampuran warna putih ditampilkan dalam percobaan 8 - R Mencampur cahaya. Pertama, ingatlah bahwa sebuah screen berwarna putih dan dapat merefleksikan semua warna. Dengan begitu, ketika warna biru menabrak warna screen tersebut, maka screen akan berubah menjadi biru. Kemudian jika lampu kuning juga ditampilkan pada layar , juga akan mencerminkan kuning. Biru dan kuning berisi semua panjang gelombang cahaya, jadi ketika mereka tumpang tindih di layar, mereka bergabung untuk menghasilkan putih. Jika semua obyek menyerap semua warna yang megenainya, maka obyek tersebut berarti dapat memantulkan cahaya. Sebagai ahsilnya, maka akan terlihat

27

gelap. Jika tidak dapat menyerap cahaya dan memantulkan semuanya, maka akan terlihat putih. Kebanyakan objek di suatu tempat di tengah. Sebuah objek merah, misalnya, menyerap semua warna kecuali merah. Hal ini mencerminkan merah, sehingga merah adalah satu-satunya warna yang terlihat pemirsa .

WARNA KOMPLEMENTER Kebanyakan dari kita telah melihat banyak kombinasi warna di rumah dan dipakaiian. Seringkali kita mendengar bahwa satu warna akan melengkapi (komplementer) warna yang lain. Dalam kehidupan sehari-harikita menggunakan warna-warna komplementer tersebut seperti warna-warna yang terlihat menarik ketika dilihat bersama. Dalam sains, akan terdapat definisi yang lebih tepat untuk warna-warna tersebut. Biasanya, warna komplementer adalah warna-warna yang terdiri dari dua warna yang ketika digabungkan akan menghasilkan warna putih. Sebagai contohnya, warna komplementer dari biru terang adalah kuning, warna komplementer lainnya adalah hijau dan magenta, dan merah dan cyan. Warna komplementer yang terbentuk pada percobaan 8-S

memperlihatkan bahwa ketika anda melihat ke warna putih, maka anda akan melihat warna komplementer. Dengan kata lain, anda melihat warna yang ditinggalkan setelah warna aslinya dikurangkan dari putih. Misalnya, bahwa Anda menatap objek biru untuk sementara waktu . Mata menjadi lelah karena warna itu. Kemudian, ketika melihat sebuah permukaan putih, biru (dalam putih) tidak terdaftar sampai mata pulih dari kelelahan (15 sampai 30 detik). Biru dikurangi dari warna yang dipantulkan putih. Warna yang tersisa adalah kuning. Warna komplementer juga diperoleh dengan melakukan percobaan 8-T Cairan Dua Warna. Ketika cahaya bersinar melalui cairan, hanya warna kemerahan yang ditransmisikan. Anehnya, keseimbangan warna (warna komplementer ) sering tersebar dan akan muncul sebagai hijau.

28

WARNA SUBSTRAKTIF Siswa dapat melakukan eksperimen dengan warna dengan melakukan percobaan 8-C. Mencampur pigmen (zat warna). Ketika kuning dan biru dicampur, sebagai contohnya, maka warna hijau akan terbentuk. Semakin banyak anda mencampurkan sebuah warna, maka sepertinya warna hitam yang akan terbentuk. Keanehan ini dapat dijelaskan dengan mengingat bahwa obyek yang berwarna akan menyerap warna dan memantulkan warna yang lainnya. Ingatlah ketika pigmen warna merah yang menyerap semua warna. Dengan begitu, ketika waran merah dicampur dengan hijau, maka merah akan menyerap hijau, lalu hijau, pada akhirnya, akan menyerap merah. Sebagai hasilnya, warna-warna tersebut akan saling menyerap dan campurannya akan terlihat hitam. Bila lebih dari dua pigmen dicampur bersama-sama , hitam lebih mungkin untuk diproduksi daripada jika hanya dua dicampur. Warna-warna utama biru, merah, dan kuning akan menghasilkan warna hitam . ( Lihat Gambar . 8-20)

Gambar 8-20 Warna utama dari cat adalah substraktif. Ketika dikombinasikan, mereka menghasilkan warna yang ditunjukkan area yang berpotongan pada lingkaran.

Secara singkat, ketika kita mencampur sebuah pigmen, maka banyak warna yang akan terserap, atau berkurang (subtraksi), dari spektrum. Karena itulah mengapa pencampuran sebuah pigmen kadang disebut sebagai proses subtraktif warna. Warna juga dapat disubtraksikan pada percobaan 8-V. Jika anda melihat pada benda berwarna merah pada sebuah cahaya yang berwarna hijau, maka akan terlihat hitam akrena benda yang berwarna merah tersebut hanya merefleksikan warna merah. Benda tersebut menyerap (melakukan subtraksi) cahaya hijau. Karenanya, jika tidak ada cahaya merah yang tersedia, maka merah tidakakan

29

dapat dipantulkan. (perhatikan : akan penting untuk menggunakan ruangan yang gelap karena jika terdapat cahaya terang yang emmasuki ruangan, maka akan mudah untuk mendeteksi warna yang sedang diselidiki) F. ILUSI OPTIK (PERISTIWA 8-W DAN 8-X) Kejadian Paradoksal dan Investigasi Siswa Peristiwa 8-W. Si Jangkung dan Si Pendek. Lihatlah pada gambar 8-21 dan pilihlah laki-laki manakah yang lebih tinggi. Lalu ambilah sebuah penggaris dan ukurlah ketinggian dua lak-laki tersebut. Bagaimana anda akan memahami perbedaan ukuran pada kedua obyek tersebut?
Gambar 8-21 Ukurlah tinggi orang pada gambar. Yang mana yang lebih besar?

Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkin melibatkan proses-proses berikut):

1. Memperhatikan bahwa laki-laki yang dibelakang mungkin akan terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki didepannya 2. Mengukur untuk mencari tahu apakah mereka memiliki ketinggian yang sama 3. Melakukan eksperimen dengan garis-garis dibawah obyek untuk melihat efeknya terhadap penampakan ukuran dan jarak. Peristiwa 8-X. Ikan dalam Mangkuk.

Siapkan sebuah kartu kecil dengan sebuah diagram bergambar ikan di satu sisi dan diagram bergambar mangkuk di sisi lainnya. Masukkan sebuah benang ke ujung kartu tersebut seperti yang dipelrihatkan pada gambar 8-22. Lalu tariklah benang tersebut dan biarkan berputar, sehingga akan menyebabkan kartu berputar secara cepat. Apa yang anda lihat? Investigasi yang dilakukan oleh siswa (mungkiln melibatkan proses-proses berikut):
Gambar 8-22 Letakkan ikan di dalam mangkuk. Putar kartu bergambar ikan pada satu sisi dan mangkuk di sisi yang lain

30

1. Memperhatikan bahwa ikan terlihat berada dalam mangkuk ketika kartu sedang berputar 2. Melakukan eskperimen dengan kartu dan gambar yang lain untuk memverifikasi percobaan 3. Membentuk sebuah teori bahwa kedua gambar saling menyatu untuk menghasilkan sebuah penampakan ikan di dalam mangkuk 4. Membuat dugaan bahwa gambar-gambar tersebut mempengaruhi

/memberikan efek terhadap retina mata Peristiwa 8-W dan 8-X Dijelaskan secara Kontekstual (Ilusi Optik) Pada percobaan 8-W merupakan contoh bagaimana mata kita dapat tertipu dimana siswa akan merasa kebingungan dan tidak mengerti bagaimana mereka bisa melihat sebuah ilusi optik Ilusi optik bekerja karena pengalaman di masa lalu kita membantu mebentuk sebuah penilaian. Sebagai contohnya, kita tahu bahwa sebuah benda di kejauhan akan terlihat lebih kecil dibandingkan dengan benda yang sama dengan jarak yang lebih dekat. Kita menggunakan pengalaman ini dengan menggunakan sebuah gambar dua dimensi sederhana untuk memperlihatkan penampakan dari benda secara tiga dimensi hanya dengan menggambar obyek yang lebih jauh dengan penampakan yang lebih kecil. Meskipun dua orang dalam gambar ketinggian yang sama, sosok di sebelah kanan tampak lebih besar. Mata kita mengimbangi "efek menjauhkan" dengan mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu yang jauh harus cukup besar untuk tampil begitu menonjol dalam suatu tampilan. Peristiwa 8-X. Ikan di dalam Mangkuk merupakan salah satu contoh lain dari ilusi optik. Ikan dan mangkuk terlihat seperti meajdi satu gambar ketika kartu diputar. Ini merupakan salah satu contoh lain dari persistensi visi yang telah kita diskusikan sebelumnya pada percobaan 8-Q warna putih berasal dari bermacam-macam warna. Salah satu gambar akan tetap dan jika kartu diputar secara cepat maka gambar yang baru akan terlihat sebelum gambar yang lama menghilang. Dengan begitu mereka akan menyatu menjadi satu gambar yang menyerupai sebuah ikan dalam mangkuk.

31

Fakta bahwa gambar bertahan memungkinkan kita untuk melihat " gerak " dalam serangkaian gambar diam. Inilah yang terjadi di film film. Dalam satu umum format 16 gambar yang muncul di layar setiap detik. Setiap gambar berturut sedikit berbeda sehingga gambar yang digabung tampak bergerak . Banyak hal yang sama terjadi untuk memungkinkan kita untuk melihat gerak di televisi. Pada layar televisi gambar berubah 30 kali per detik . "Membalik" gambar juga menghasilkan gerakan. Gambarlah sebuah diagram pada halaman terakhir dari buku catatan. Lanjutkan untuk membuat gambar pada halaman sebelumnya, hanya membuat sedikit perubahan setiap kali. Kemudian baliklah halaman dan gambar tampak bergerak! Ada banyak lagi ilusi optik. Berikut adalah beberapa contoh ilusi optik: 1. Garis panjang dan pendek-I. Manakah garis yang lebih panjang pada gambar.8-23? Pertimbangkan hanya bagian tengah garis, bukan ujungnya. Garis yang atas tampaknya lebih panjang karena garis akhir luar -siku tampaknya memperpanjang garis. Namun, kedua pusat garis adalah sama panjang. 2. Garis panjang dan pendek-II. Manakah garis yang lebih panjang pada gambar 8-24? Garis A - B, atau garis B - C? Anehnya, garis tersebut sama panjang. Garis lain dari jajargenjang dikombinasi agar
Gambar 24. Gambar 23.

membuat garis AB tampak lebih panjang Tepi horisontal muncul lebih pendek karena panjangnya dibagi antara beberapa garis vertikal. Garis vertikal, bagaimanapun, tak putus-putusnya, memberi tampilan yang lebih tinggi. 3. Atas Topi. Lihatlah bagian atas topi pada Gambar. 825. Apakah bagian atas tersebut lebih tinggi daripada yang lebarnya? Anehnya, tidak. Kedua dimensi tersebut sama. Tepi horisontal muncul lebih pendek karena panjangnya dibagi antara beberapa garis

Gambar 25.

32

vertikal. Garis vertikal, bagaimanapun, tidak putusputusnya memberikan kesan yang lebih tinggi . 4. Jari yang Mengambang! Sentuh jari telunjuk Anda bersama-sama, ujung ke ujung .Tahan sekitar 1/3 meter yang di depan Anda, dan melihat hanya melewati mereka ke sebuah obyek di dinding yang jauh. Ketika Anda melihat objek, Anda masih bisa melihat jari-jari Anda dengan penglihatan tepi. Apa yang Anda lihat? Ujung jari Anda akan muncul untuk memegang jari berujung ganda ditangguhkan antara mereka. Sekarang tarik jari Anda sedikit demi sedikit. Jari berujung ganda akan muncul melayang. (Lihat Gambar. 8-26) Ilusi disebabkan oleh paralaks . Artinya, ketika mata terfokus pada sebuah objek yang jauh mata tidak, pada saat yang sama, fokus pada objek dekat . Sebenarnya, mata kiri memiliki satu gambar , dan mata kanan telah lai . Dua gambar yang tumpang tindih menghasilkan penampilan dua jari runcing di tengah. Efeknya hanya bekerja jika Anda memfokuskan mata pada sebuah objek yang jauh, dan Anda melihat obyek dekat hanya dengan penglihatan tepi . 5. Lubang di tangan! Gulung selembar kertas ke dalam tabung dan tahan di samping telapak tangan Anda. Lihat melalui tabung dengan mata kiri Anda di obyek di sudut ruangan. Pegang tangan kanan Anda di samping tabung, telapak terbuka dan menghadap Anda, dengan jari-jari mengarah ke atas. Biarkan kedua mata tetap terbuka. Tampaknya seolah-olah Anda sedang melalui sebuah lubang di tangan Anda. Di sini sekali lagi, mata Anda melihat dua gambar terpisah, dan otak Anda menggabungkan mereka untuk memberikan ilusi. Terkadang siswa akan mengalami kesulitan melihat ilusi. Jika demikian, tanyakan. Pertanyaan-pertanyaan ini: "Apa yang Anda lihat dengan mata kiri? Apa yang Anda lihat dengan mata kanan Anda? "Alasan mereka gagal untuk melihat ilusi adalah bahwa mereka memungkinkan satu mata
Gambar 26.

33

lebih mendominasi. Dengan mengajukan dua pertanyaan, Anda bisa memaksa mereka untuk menggunakan kedua matanya, satu per satu. (Pastikan untuk menunggu jawaban dari setiap pertanyaan). 6. Lengkungan Paralel! Lihatlah Gambar. 8-27. Apakah dua garis horizontal tampak lurus atau melengkung? Letakkan di bawah atau ujung lurus sepanjang cek lampu horisontal. Garis sebenarnya lurus, tapi mereka tampak melengkung karena garis yang saling
Gambar 27.

berpotongan melintas di sudut berbeda.

34

BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa: siswa akan dapat menemukan sendiri konsep tentang cahaya, sifatsifat cahaya, jenis dan sifat lensa, dan warna setelah mengamati berbagai peristiwa yang bersifat paradoksal serta melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut. Selain itu, dari kegiatan ini siswa dapat memperoleh pengetahuan baru tentang cahaya, lensa, dan warna sekaligus dapat membetulkan kesalahan pemahaman dari konsep yang mereka pahami sebelumnya.

B. Saran Pembaca disarankan untuk menggunakan makalah ini sebagai referensi dalam mempelajari konsep tentang cahaya, lensa, dan warna. Pembaca juga disarankan untuk menggunakan makalah ini sebagai alternatif dalam menyajikan pembelajaran IPA khususnya pada materi cahaya, lensa, dan warna dengan menerapkan pendekatan terpadu melalui percobaan, supaya pembelajaran lebih efektif dan bermakna bagi siswa.

Daftar Pustaka Freidl, Alfred E. 1993. Teaching Science to Children An Integrated Approach. McGraw-Hill

35

PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA TENTANG CAHAYA, LENSA, DAN WARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN TERPADU MELALUI PERCOBAAN

Oleh: Lulu Anggi Rhosalia 137855083

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDKAN DASAR 2013

36

Anda mungkin juga menyukai