Longsoran baji merupakan longsoran dengan bidang-bidang diskontinuitas memiliki arah strike (jurus) yang membuat sudut dengan bidang lereng (strike dari lereng), dengan gelinciran terjadi pada bidang pertemuan antar dua bidang diskontinuitas tersebut.
4.1
Gambar 4.1 Kondisi geometri yang harus dipenuhi untuk longsoran baji.
4.2
4.2.1
Pada simplifikasi perhitungan kestbilan lereng ini diasumsikan gelinciran terjadi hanya dipengaruhi oleh friksi, dengan besaran sudut geser dalam ( ) sama pada kedua bidang, yang diberikan pada rumus:
(
(1)
dan merupakan gaya normal pada bidang A dan bidang B yang terlihat pada Gambar 4.2a (yang merupakan penampang tegak lurus garis potong bidanag A dan B). Komponen berat pada garis perpotongan bidang A dan B adalah . Gaya dan dicari dengan memecahnya pada komponen normal dan parallel dari garis perpotongan bidang A dan B yaitu: ( ( ) ) ( ( ) ) (2) ..(3)
Nilai
dan
Yang merupakan:
Dengan merupakan faktor keamanan pada baji (wedge) yang hanya memiliki nilai friksi, dan merupakan faktor keamanan pada bidang keruntuhan (gelinciran) dimana bidang gelincir (dengan sudut geser dalam , miring pada kemiringan yang sama dengan bidang perpotongan A dan B (sudut ). Nilai dapat didekati dengan grafik pada Gambar 4.3.
4.2.2
Analisis kinematik longsoran baji umumnya (tipikal) memasukkan juga parameter: kohesi, sudut geser dalam (yang bisa berbeda antar dua bidang diskontinuitas), dan tekanan pori dari air.
Persamaan faktor keamanan yang diberikan adalah (Hoek et.al., 1973): ( Dengan: = Kohesi bidang diskontinuitas A = Kohesi bidang diskontinuitas B = Berat isi batuan = Berat isi air = Tinggi keseluruhan dari baji yang terbentuk = ( = ( = ( ( = ( ( = Dip bidang diskontinuitas A = Dip bidang diskontinuitas B = Plunge dari garis perpotingan bidang diskontinuitas A dan B Sudut-sudut lain dapat dilihat pada stereonet pada Gambar 4.4 ( ) ( )
Gambar 4.4 stereoplot data yang dibutuhkan untuk analisis kestabilan longsoran baji