Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

LONGSORAN BAJI (WEDGE FAILURE)

Longsoran baji merupakan longsoran dengan bidang-bidang diskontinuitas memiliki arah strike (jurus) yang membuat sudut dengan bidang lereng (strike dari lereng), dengan gelinciran terjadi pada bidang pertemuan antar dua bidang diskontinuitas tersebut.

4.1

Persyaratan Umum Terjadinya Longsoran Baji


1. Terdapat dua bidang lemah atau lebih yang berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng (Gambar 4.1a). 2. Sudut lereng lebih besar dari sudut garis potong kedua bidang lemah ( pada Gambar 4.1a dan b. 3. Garis perpotongan dua bidang lemah harus mengarah ke luar dari lereng (Gambar 4.1d).

Gambar 4.1 Kondisi geometri yang harus dipenuhi untuk longsoran baji.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021) Semester II 2012/2013


I-1

4.2
4.2.1

Analisis Longsoran Baji


Simplifikasi keruntuhan baji

Pada simplifikasi perhitungan kestbilan lereng ini diasumsikan gelinciran terjadi hanya dipengaruhi oleh friksi, dengan besaran sudut geser dalam ( ) sama pada kedua bidang, yang diberikan pada rumus:
(

(1)

dan merupakan gaya normal pada bidang A dan bidang B yang terlihat pada Gambar 4.2a (yang merupakan penampang tegak lurus garis potong bidanag A dan B). Komponen berat pada garis perpotongan bidang A dan B adalah . Gaya dan dicari dengan memecahnya pada komponen normal dan parallel dari garis perpotongan bidang A dan B yaitu: ( ( ) ) ( ( ) ) (2) ..(3)

Gambar 4.2 Gaya-gaya pada simplifikasi kestabilan lereng longsoran baji.

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021) Semester II 2012/2013


I-2

Nilai

dan

didapatkan dari persamaan (2) dan (3), menjadi: ..(4)

Dengan mensubtitusikan persamaan (4) pada persamaan (1) didapatkan persamaan:

Yang merupakan:

Dengan merupakan faktor keamanan pada baji (wedge) yang hanya memiliki nilai friksi, dan merupakan faktor keamanan pada bidang keruntuhan (gelinciran) dimana bidang gelincir (dengan sudut geser dalam , miring pada kemiringan yang sama dengan bidang perpotongan A dan B (sudut ). Nilai dapat didekati dengan grafik pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Faktor K sebagai fungsi dari geometri baji

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021) Semester II 2012/2013


I-3

4.2.2

Longsoran Baji Tipikal

Analisis kinematik longsoran baji umumnya (tipikal) memasukkan juga parameter: kohesi, sudut geser dalam (yang bisa berbeda antar dua bidang diskontinuitas), dan tekanan pori dari air.

Persamaan faktor keamanan yang diberikan adalah (Hoek et.al., 1973): ( Dengan: = Kohesi bidang diskontinuitas A = Kohesi bidang diskontinuitas B = Berat isi batuan = Berat isi air = Tinggi keseluruhan dari baji yang terbentuk = ( = ( = ( ( = ( ( = Dip bidang diskontinuitas A = Dip bidang diskontinuitas B = Plunge dari garis perpotingan bidang diskontinuitas A dan B Sudut-sudut lain dapat dilihat pada stereonet pada Gambar 4.4 ( ) ( )

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021) Semester II 2012/2013


I-4

Gambar 4.4 stereoplot data yang dibutuhkan untuk analisis kestabilan longsoran baji

Praktikum Geologi Teknik (GL- 3021) Semester II 2012/2013


I-5

Anda mungkin juga menyukai