IKA YULIARTANTI
12/19/2013
12/19/2013
Ossicles
Cochlea
Sensorineural System
Impulse
12/19/2013
CNS
N. VIII
Jalur Auditori
Impuls dari koklea (N.akustikus)
Nukleus koklearis dorsalis & ventralis Kompleks olivarius superior Lemniskus lateralis Kolikulus inferior Ganglion Genikulatum medial Korteks pendengaran (Lobus temporalis)
12/19/2013 5
Afferent Pathways
12/19/2013
DEFINISI
Audiometri subjektif : menilai pendengaran berdasarkan respon subjektif terhadap berbagai rangsang suara
12/19/2013
Audiometri Subjektif:
Dewasa: Bisik, Garputala, Audiometri + Masking, Audiometri tutur Anak: Behavioral Observation Audiometry (BOA), Visual Reinforcement Audiometry (VRA), Play Audiometry Khusus: Short Increment Sensitivity Index (SISI), Alternate Binaural Loudness Balance Test (ABLB), Tone decay, Audiometri tutur, Audiometri Bakessy
12/19/2013 8
TES SUARA
Tes yg dipakai secara klinis Dipakai: bisik, suara percakapan, teriak Pemeriksa berdiri di samping penderita Hasil (+): penderita dapat mengulang secara benar 50% stimulus yg diberikan Jarak: 60 cm (2 feet) dan 15 cm (6 inches) klinik gangguan dengar dan bicara: 1 meter normal: penderita dapat mendengar bisikan sejauh 10 meter
12/19/2013 9
TES SUARA
Berbicara pada jarak 30 inci Kehilangan pendengaran -----------------------------------------------------------------------------
Mengerti bisikan perlahan < 30 dB Mengerti bisikan keras < 45 dB Mengerti suara sedang < 60 dB Mengerti suara keras < 70 dB -----------------------------------------------------------------skurr, B .1991
12/19/2013 10
12/19/2013
TES RINNE
Prinsip : - perbandingan keras suara AC & BC
POSITIF: AC > BC NORMAL/ SENSORINEURAL (gangguan telinga dalam)
NEGATIF: AC < BC KONDUKTIF (gangguan telinga luar atau tengah)
12/19/2013
12
12/19/2013
13
Tes Weber
Ernst Heinrich Weber tahun 1834 Garpu tala pada dahi , batang hidung, vertex, incisor atas Sulit dinilai pada kasus tuli campur
12/19/2013
14
NORMAL
: LATERALISASI (-)
15
Tes schwabach
Dagabard schawabach tahun 1890 Menilai persepsi dengar mel HT antara px & pemeriksa normal
12/19/2013
16
Tes Bing
Alfred Bing tahun 1891 Dasar: fenomena Wheatstone 1827 oklusi CAE BC > keras Lebih sensitif dari tes Rinne Kurang reliabel Sulit bagi pasien dan pemeriksa
12/19/2013
17
Normal jika terdapat lateralisasi (> keras) pd telinga yg ditutup CAE nya. tdk ada lateralisasi CHL
12/19/2013
18
tes Gelle
dasar : fenomena wheatstone prinsip : tekanan CAE BC alat: Politzer bag atau otoskop pneumatik syarat : - Membran timpani utuh - osikula normal >>dipakai pada otosklerosis
12/19/2013 19
tes Lewis
pada tuli campur dengan komponen konduktif yang minimal dan membran timpani utuh kombinasi dengan Tes Gelle dan tes Bing
12/19/2013
20
Tes garpu tala pada tuli nonorganik - Tes Teal - Tes Stenger
12/19/2013
21
Tes Teal
mendengar HT , menyangkal HU mata tertutup 2 garpu tala : 1 di mastoid 1 di depan telinga
12/19/2013
22
tes Stenger
dasar : Fenomena Tachanow urbanschitsch : modifikasi 2 garpu tala dengan intensitas yang berbeda
12/19/2013
23
12/19/2013
24
12/19/2013
25
12/19/2013
27
HANTARAN UDARA (BC): getaran bunyi masuk melalui liang telinga, menggetarkan m.timpani dst membutuhkan keutuhan fungsi telinga bagian luar, tengah, dalam dan syaraf VIII
12/19/2013 29
Derajat ketulian
lndeks Fletcher: ambang dengar ( AD )= AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz + AD 4000 Hz ------------------------------------------------------------------------------4
12/19/2013
30
SKURR, I991
12/19/2013 31
TEKNIK PEMERIKSAAN
pemeriksaan liang telinga Memberikan Instruksi Memasang Headphone Seleksi telinga Urutan frekuensi Posisis pemeriksaan Pemberian sinyal
12/19/2013
32
12/19/2013
33
AUDIOGRAM
PENDENGARAN NORMAL
AC dan BC dalam batas normal: antara 0 - 25 dB
12/19/2013
34
AUDIOGRAM
12/19/2013
35
12/19/2013
36
Ambang BC meningkat lebih dari 25 dB AC lebih besar dari BC dan terdapat gap
12/19/2013
37
PRESBIAKUSIS
GANGGUAN PENDENGARAN BERSIFAT SENSORINEURAL, BILATERAL SIMETRIS, MULAI PADA NADA TINGGI DISEBABKAN PROSES DEGENERASI DALAM KOHLEA-NEURALSENTRAL
12/19/2013 38
MASKING
Definisi: mengaburkan suatu bunyi dengan bunyi lainnya atau peninggian ambang suatu sinyal yang diakibatkan sinyal kedua. paling efisien untuk masking nada murni adalah bising frekuensi sempit (Narrow Band)
12/19/2013
39
masking << , masih terjadinya pendengaran pada telinga yang tidak diuji masking >> , akan menghasilkan ambang pendengaran yang salah
12/19/2013
40
12/19/2013
41
Tabel . Besar interaural attennuation I IA minimum rata-rata tiga jenis transduser sebagai petunjuk kapan mulai terjadi cross over hearing . Dikutip dari Stach
------------------------------------------------------------------Jenis transduser Besar IA ------------------------------------------------------------------ Supra-aural earphones 40 dB Insertphones 50 dB Bone -conduction vibrator OdB
--------------------------------------------------------------------------------
12/19/2013
43
cross over hearing pada pengunaan vibrator BC dapat terjadi setiap saat, oleh karena stimulus tidak mengalami pengurangan / attenuation pada waktu menyeberang ke telinga sisi yang lain
Frekuensi ( Hz )
125
250
500
1000
2000
4000
800
35
40
40
40
45
50
50
12/19/2013
46
12/19/2013
47
Problem masking
- central masking - oclussion effect - overmasking
12/19/2013
48
12/19/2013
49
12/19/2013
50
12/19/2013
51
12/19/2013
52
12/19/2013
53
12/19/2013
54
12/19/2013
55
12/19/2013
56
Play Audiometry
usia 2-4 tahun tujuan tes : untuk memperkirakan ambang nada murni dengan frekuensi yang spesifik menggunakan earphone tekan tombol bila mendengar suara gambar akan menyala
12/19/2013 57
12/19/2013
58
Audiometri khusus
12/19/2013
59
Audiometri khusus
Recruitment
suatu fenomena terjadi peningkatan sensitifitas pendengaran yang berlebihan di atas ambang dengar . - khas pada tuli koklea - pada kelainan koklea pasien dapat membedakan bunyi 1 dB (normal 5 dB)
decay/fatigue
merupakan adaptasi abnormal. - pada tuli retrokoklea
12/19/2013
60
12/19/2013
61
12/19/2013
62
12/19/2013
63
Tone decay
kelelahan saraf karena dirangsang terusmenerus. tanda : tidak dapat mendengar lagi 2 cara : -TTD (Treshold Tone Decay) -STAT ( Supra Treshold Adaptation Test)
rangsang suara diberikan selama 60 detik tdk terdengar < 60 kelelahan +
12/19/2013
64
Speech Audiometry
dipakai kata-kata yang disusun dalam silabus ( suku kata) - monosilabus : satu suku kata - bisilabus : dua suku kata pasien diminta mengulang kata-kata melalui kaset recorder pada tuli saraf koklea : sulit membedakan bunyi S, R, N, C, H, CH pada retrokolea : lebih sulit lagi
12/19/2013
65
speech discrimination score - 90-100 % : normal - < 50% : tuli berat manfaat : untuk menilai kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari SRT (speech Reception Tes): kemampuan untuk mengulang kata yang benar 50% SDS ( Speech Discrimination Score): skor tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang pada intensitas tertentu
12/19/2013 66
Audiometry Bekessy
menilai ambang pendengaran prinsip : - menggunakan interupted sound dan continous sound hasil : -grafik seperti gergaji -normal : amplitudo 10 dB -rekrutmen : amplitudo <
12/19/2013
67
12/19/2013
68
In the disease otosclerosis, the footplate of the stapes becomes calcified in its socket at the oval window. In the early stages, despite the stiffening, high-frequency vibrations can still be transmitted relatively well, but low-frequency transmission is quite effective. At later stages, with firm calcification, the condition is similar to, or worse than tympanic perforation and ossicular disarticulation. Since this is a conductive disorder, bone conduction remains normal in either early or late stages.
12/19/2013
69
12/19/2013
70