Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH KELOMPOK C : HEPI(11-001) DODI PARIANTO(11-003) SITI HARDIYANTI M(11-005) IRA MAIRANI(09-009) SILVI FITRIYANI (10-053) ADILA ARDHA(10-009) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 2013
ANASTESI UMUM
nyeri secara sentral yang dihasilkan ketika pasien diberikan obat-obatan untuk amnesia, analgesia, kelumpuhan otot, dan sedasi Ideal: analgesi, amnesia,hilang kesadaran,relaksasi otot skellet,menekan reflek somatik,otonom, endokriin,stabilitas hemodinamikdietil eter
Mekanisme kerja
berdasarkan perkiraan bahwa anastesi umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anastesia.
INHALASI
1.Induksi halotan 2.Induksi sevofluran 3.nduksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau desfluran
Klasifikasi Anestesi inhalasi 1. Onset lambat 2. Tidak menyenangkan 3. untuk pasiien Menggunakan sungkup (masker) 4. Gas : niitros oksiida (N2O) 5. Cair: dietileter, hallotan,enflluran, isofluran & metoksiflluran
STADIUM ANESTESI
1.Stadium I Disebut juga stadium analgesi atau stadium disorientasi. 2. Stadium II Disebut juga stadium delirium atau stadium exitasi 3.Stadium III Disebut juga stadium operasi - Plane I: Dari nafas teratur sampai berhentinya gerakan bola mata. - Plane II: Dari berhentinya gerakan bola mata sampai permulaan paralisa otot interkostal. - Plane III: Dari permulaan paralise otot interkostal sampai paralise seluruh otot Interkostal. - Plane IV: Dari paralise semua otot interkostal sampai paralise diafragma 4. Stadium IV, Dari paralisis diafragma sampai apneu dan kematian. Juga disebut stadium over
terhadap hepar/dosis obat diturunkan Jantung obat-obat yang mendespresi miokard/ menurunkan aliran darah koroner Ginjal obat yg diekskresi di ginjal Paru obat yg merangsang sekresi Paru Endokrin hindari obat yg meningkatkan kadar gula darah/ hindarkan pemakaian obat yang merangsang susunan saraf simpatis pada diabetes penyakit basedow, karena bias menyebabkan peninggian gula darah
Ada 4 golongan obat yang bisa diberikan pada premedikasi: Analgetika opioiid mengurangi ansietas, nyeri & takikardi (morfin, petidin, atau fentanil IM, IV). Sedatif sedasi (golongan benzodiazepin atau barbiiturat). Antikolinergik mengurangii hipersalivasi (atropiin). Antiansietas.
ANASTESI LOKAL
- Anesteti local ialah obat yang menghasilkan blockade konduksi atau blockade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer
INDIKASI A.L
1. Anestesi Regional a. Topikal (anestesi permukaan) b. Infiltrasi lokal c. Blok saraf perifer d. Blok IV (Bier`s block) e. Blok epidural & Caudal blok f. Blok spinal 2. Anti kejang meningkatkan ambang kejang 3. Mencegah peninggian TIK 4. Sebagai analgesia 5. Mencegah/anti aritmia
Kontraindikasi A.L
1 .Pada daerah-daerah tempat masuknya jarum terdapat inflamasi. 2. Pada keadaan yang mengenai periodontal membran misalnya pada perisementitis, dimana tidak memungkinkan pemberian anestesi local yang sempurna. 3. Anak-anak dibawah umur, yang tidak mengerti dan mengetahui sebab-sebabnya akan terjadi anestesi. 4. Pada penderita neurasthenic (lemah syaraf) dan penderita apprehensive (penakut) 5. Pasien yang tidak dapat membuka mulutnya cukup lebar oleh Karena misalnya : Trismus Temporomandibulair ankilosis Fraktur tulang rahang Perikoronitis akut suppuratif pada molar tiga mandibular Jarum suntik yang putus
Kontraindikasi A.L
6.Pada insisi untuk drainase selulitis submaksilaris atauservikalis pada muka yang hebat dan mengeras. Selulitis = radang dari pada jaringan dibawah kulit 7.Pasien yang alergi terhadap procain 8.Pasien dengan hepatitis karena keadaan umum nya lemah, kalau kronis kadang-kadang dapat diberikan 9.Pasien dengan kardiovaskuler disease, hipertensi dapat dilakukan apabila sudah diberi premedikasi
MACAM-MACAM A.L
1.Topikal anestesi (superfisialis) -Fisis -Khemis 2.Infiltrasi anestesi A.Soft tissue (jaringan lunak) anestesi a. Submukus infiltrasi anestesi b. Deep infiltrasi anestesi B. BoneTissue anestesi - Intra osseus anestesi 3. Blok anestesi (conduction anestesi : stam anestesi) -Nerver blok anestesi : Mandibular anestesi Infra orbital anestesi Tuber anestesi N.naso palatinal anestesi N.palatinus anestesi -Field Block Anestesi Lumbal anestesi
Tdk miritasi jaringan saraf scr permanen Tdk merusak jaringan saraf scr permanen Batas keamanan cukup lebar Mula kerja singkat Masa kerja cukup lama Larut dlm air Stabil dlm larutan Stabil dgn proses sterilisasi
MEKANISME KERJA
Blokade kanal Na+ Pean permeabilitas membran istirahat & pot. aksi Hambatan pbtkan & konduksi impuls saraf
Konsentrasi minimal anestetika local dipengaruhi oleh: 1. Ukuran, jenis dan mielinisasi saraf (Tabel 2.2) 2. pH (asidosis menghambat blockade saraf ) 3. Frekuensi stimulasi saraf
Mula kerja bergantung beberapa factor, yaitu: 1. pKa mendekati pH fisologis sehingga konsentrasi bagian tak terionisasi 2. meningkat dan dapat menembus membrane sel saraf sehingga menghasilkan mula kerja cepat. 3. Alkalinisasi anestetika local membuat mula kerja cepat. 4. Konsentrasi obat anestetika local. Lama kerja dipengaruhi oleh: 5. Ikatan dengan protein plasma, karena reseptor anestetika local adalah protein. 6. Dipengaruhi oleh kecepatan absorbs. 7. Dipengaruhi oleh ramainya pembuluH darah perifer di daerah pemberian.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Distribusi (ik. dgn prot. plasma) Degradasi/biotransformasi
mpengaruhi toksisitas
Toksisitas me bila : absrp cepat destruksi lambat 55-95% terikat 1-glikoprotein (me pd ca, trauma, merokok, uremia; me pd pemakaian pil KB)
imunologi
- Frekuensi jarang, < 1% - Ester lebih sering menimbulkan reaksi alergi
dibandingkan dengan amide PABA (+), merupakan hasil metabolisme gol ester - Metil paraben merupakan bahan pencampuran preparat komersil - Cross sensitivity (+) alergi terhadap ester dan amide - Gejala : rash, urtikaria, edema laring, hipotensi, spasme bronkus
CDV
-
Lebih resisten Otot jantung :depresi Pembuluh darah : dilatasi Mekanisme : Blok cardiac sodium channel Conduction and automaticity Prolongation : P-R interval QRS kompleks
Ester Prokain Kloroprokain 1 (rendah) 3-4 (tinggi) Cepat (fast) Sangat cepat (very rapid) 45-60 30-45 Rendah Sangat rendah
8-16 (tinggi)
Lambat (slow)
60-180
Sedang
60-120 240-480
Sedang Sedang
Prilokain
Mepivakain Bupivakain Ropivakain Levobupivakain
1-8 (rendah)
1-5 (sedang) 4-8 (tinggi) 4 (tinggi) 4 (tinggi)
Lambat
Sedang (moderate) Lambat Lambat Lambat
60-120
90-180 240-480 240-480 240-480
Sedang
Tinggi Rendah Rendah
* Procaine * Chloroprocaine - Intermediate : * Lidocaine * Mepivacaine * Prilocaine * Cocaine - Long and High : * Bupivacaine * Tetracaine * Etidocaine
PROCAIN
- Interaksi : * sulfonaride (menurunkan efek) * Succinylcholine
* Anticholinesterasetoksisitas - Metabolisme : cholinesterase - Dosis : * solution 1% atau 2% + epinefrin * max 250 mg * Spinal 5 % - Dosis : 200-400 mg, tanpa epinefrin 500 mg dengan epinefrin - Efek anti aritmia (+) 1-1,5 mg/kgBB - Toksisitas (+) bila plasma level >5g/ml kejang (+) > 10g/ml - Metabolisme di liver : Oxidative dealkylation monoethylglycinexylidide xylidide
INFILTRASI LOKAL
- Memberikan obat anestesia lokal secara ekstravaskular
Terima kasih.