Anda di halaman 1dari 26

KONJUNGTIVITIS

KELOMPOK 8

Anggota

Chindy Deka Muthia Pinasthika Aisah Sabrina Raisa Najmah Nur Islami Miranda Alina Nugrahananti Dinta Rachmawati

Intan Ayu Pawestri Tri Sandy Wibawa Mukti Geety Shopyah Maya Apriani Adhitya Pranajati Dimas Nugroho W Putik Arsiani

Overview case

Anak laki-laki 5 tahun, KU : mata merah & gatal,Keluhan penyerta : mata berair keluar kotoran benang (virus/alergi) Pemfis : Keadaan umum : DBN Pem.oftalmologi : VOD : 6/6 VOS : 6/6 Palpebra : DBN Konjungtiva injeksi (+) menandakan gangguan di A.konjungtiva superior

OVERVIEW CASE
Cts : giant papil (+) -> cobblestone Kornea : jernih Bilik mata depan : sedang,flare/sel -/Pupil : Bulat Iris : sinekia Funduskopi ODS : DBN Pem.ekstraokular : DBN Pem. Apus darah tepi : eosinofil (tanda alergi) DD : Konjuntivitis vernal konjungtivitis atopik DK : Konjungtivitis Vernal Konjungtivitis papil raksasa oculi dextra sinistra Konjungtivitis hay-fever

Peta Konsep

ANATOMI
ANATOMI Konjungtiva adalah membran mukosa transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata dan permukaan anterior sklera. Bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak mata dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva dibagi tiga berdasarkan letaknya, yaitu : Konjungtiva palpebralis : Menutupi permukaan posterior dari palpebra Marginal Tarsal : Melekat kuat pada kelopak atas Orbital : Bagian transisi jaringan ikat longgar yang menyambungkan antara tarsal dengan forniks; membuat palpebra mudah digerakan. Konjungtiva bulbaris : Menutupi sebagian anterior dari palpebra Forniks : Bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterio-palpebra dan bola mata.

Vaskularisasi : Artery : Opthalmic artery percabangan dari arteri carotis. Vena : Vena opthalmicus superior dan inferior yang bermuara di sinus cavernosum. Pembuluh limfe : Antibodi (Ig). Pleksus superfisial dan pleksus profunda

Inervasi : Terminal nerve: Opthalmic nerve Nasocilliary nerve Lacrimal nerve Frontal nerve Maxillary nerve Mandibular nerve

HISTOLOGI
Lapisan sel 2-5 lapisan sel epitel silindris bertingkat,superfisial dan basal Lapisan epitel konjungtriva di dekat limbus, di atas karunkula, dan dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel epitel superficial : terdapat sel goblet Sel epitel basal : mengandung pigmen vaughan Stroma konjungtiva Lapisan adenoid (superfisialis) terdapat jaringan limfoid, folikel tanpa sentrum germinativum Lapisan fibrosa (profundus) Jaringan penyambung melekat pada lempeng tarsus. Tersusun longgar pada bola mata. Terdapat saraf dan pembuluh darah.

FISIOLOGI

FISIOLOGI Pertahanan terhadap infeksi Epitel yang intak sebagai sumber elektrolit dan air Kandungan imunoglobulin Flora bakteri normal Musin Aktivitas enzimatik Conjunctiva Associated Lymphoid Tissue Sekresi musin oleh sel goblet

Fungsi musin : Menjaga integritas permukaan okular Pertahankan imunitas lokal Berperan dalam mekanisme pembersihan mata Berperan saat terjadi respon inflamasi Fungsi sekresi Konjungtiva : sel epitel Na, Cl, air sel goblet musin

Penyembuhan luka konjungtiva terjadi dalam 4 tahap fase bekuan fase proliferasi fase granulasi fase kolagen

FAKTOR RISIKO

Usia 3-25 tahun Mempunyai riwayat keluarga (alergi) Riwayat penyakit asma, eksema, alergi musiman Laki-laki

ETIOLOGI
Alergen: -Yang memicu rhinitis (konjungtivitis sama dan konjungtivitis nasal) -Airborne antigen (serbuk sari, rumput, dedaunan) -House Hold Allergen (mite, dust, asap rokok, dll)

FAKTOR RISIKO

Alergi serbukan sari Debu Tungau rumah Bulu kucing Makanan Panas sinar matahari/angin

Patofisiologi

PENATALAKSANAAN
Non farmakologi : Menghindari penyebab pencetus Kompres dingin Farmakologi : - Anti inflamasi : dexametason Mekanisme kerja : mempengaruhi kecepatan sintesis protein Dosis : dewasa : 0,5-10 mg/hari Anak-anak : 0,08 mg -0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis

Efek samping : 1.Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak. 2.Penimbunan garam, air, dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan glucocorticoid lainnya. 3.Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi

Topikal : siklosporin Mekanisme kerja : imunosupresif, mencegah degranulasi dan lepaskan substansi vaso aktif. Dapat mengatasi gejala kemerahan dan edema pada konjungtiva

Anti histamine : CTM Mekanisme kerja : antagonis reseptor H1 yang akan menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos, selain itu dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat Dosis : usia 2-5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam maksimal 6 mg per hari Efek samping : kadang-kadang menyebabkan rasa kantuk

Pencegahan : Mencuci mata untuk mengurangi iritasi Menghindari bahan yang dapat menyebabkan alergi Menghindari lensa kontak

Aspek Bioetika dan Humaniora

Medical Indication Beneficence: Golden Rule Principle Dokter mendiagnosis Konjungtivitis Vernal berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Patient Preference Autonomy: Informed Consent Pasien yang masih berusia 5 tahun, kategorinya anakanak dan masih belum kompeten dalam menerima informed consent. Jadi, membutuhkan orang tua untuk menerima informed consentnya.

Contextual Features Justice : mendistribusikan keuntungan dan kerugian pada pasien

Quality of Life Beneficence: meminimalisir akibat buruk Menetapkan prognosis Non Maleficence: mencegah komplikasi

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai